| |
MIMBAR GEREJA 1 MIMBAR GEREJA 2 MIMBAR GEREJA 3 MIMBAR GEREJA 4 MIMBAR GEREJA 5 MIMBAR GEREJA 6 MIMBAR GEREJA 7 MIMBAR GEREJA 8 MIMBAR GEREJA 9 MIMBAR GEREJA 10 MIMBAR GEREJA 11 MIMBAR GEREJA 12 MIMBAR GEREJA 13 MIMBAR GEREJA 14 MIMBAR GEREJA 15 Tema : DALAM TANGAN TUHANNats : Mazmur 81 Penulis : Yusman Liong Tujuan : Agar jemaat dapat menyerahkan beban hidupnya pada Tuhan dan mau menaruhkan pengharapannya pada tangan Tuhan, sehingga seluruh hidupnya berada dalam pimpinan dan kuasa Tuhan yang melindungi. (boleh juga dipakai untuk khotbah awal tahun 2002, atau kebaktian pengucapan syukur karena bebas dari beban berat) Pendahuluan: Kabut berubah TerangHidup pergumulan terasa dalam kabut tebal, menutupi perjalanan hidup, bagai gurun pasir luas nan tak berujung, namun, tatkala Fajar merekah, beban dan pergumulan hidup lama, sirna bersama kabut tebal, merekah fajar menandakan awal selesainya pergumulan, kabut berubah terang. Sinar asa datang bersama Fajar merekah dalam jiwa, Hati bersuka penuh asa. Sair diatas adalah kutipan dari pengalaman hidup seorang anak manusia. Penyair ingin menuliskan pengalaman pergumulan hidupnya yang tiada putus, namun ada pengharapan ketika seberkas cahaya fajar datang, kabut yang adalah kesulitan hidup telah dikalahkan. Apakah sair diatas merupakan gambaran pergumulan hidup anak manusia ? Tentu sekali, sebagai anak Tuhan yang memiliki pengharapan dalam Tuhan, jelas ada asa dalam hidup bersama Tuhan. Anak Tuhan harus percaya bahwa ada lembaran baru yang selalu Tuhan bukakan dalam hidupnya. Karena itu kita patut selalu (di tahun yang baru, pada bulan dan hari yang baru ini patut kita) meniup sangkakala. Seperti dalam Maz 81:4 Bahkan menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan. “Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib: keselamatan telah dikerjakan kepada Nya oleh tangan kananNya, oleh lenganNya yang kudus.” Maz 98:1 Tanpa terasa tahun demi tahun, bulan demi bulan telah berakhir, demikian juga dalam perngumulan hidup yang kita hadapi, hari ini hari di mana kita merasa menang dan terbebas dari pergumulan hidup yang berat. Saudara yang kekasih, siapakah yang akan menyangka, jika kita masih diizinkan oleh Tuhan untuk menikmati hidup yang ada ? Bukankah kita merasa hari-hari yang lalu demikian gelap tertutup kabut hitam ? Memang hidup itu seperti Nabi Musa katakan dalam Mazmur 90: 10 “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan, sebab berlalunya buru-buru dan kami melayang lenyap.” Apa yang dapat dibanggakan oleh anak manusia dalam hidupnya ? Pengalaman hidup yang penuh dengan kesukaran dan penderitaan yang tiada habis-habisnya, itulah yang dibanggakan dalam kehidupannya. Sehingga, terkadang dalam keletih lesuan hidup, ia mengeluh, aduh, buat apa semuanya ini ? Sungguh, bukankah seperti itu yang kita keluhkan dalam keletihan kita ? Hari ini kita berjuang sampai keringat sebesar kacang tanah, kita katakan, demi anak-anak, tetapi ketika kita melihat anak-anak mulai menginjak dewasa dan kurang ajarnya mulai nampak, apa yang kita keluhkan ? Bukankah kita tidak menemukan arti untuk perbuatan yang telah kita lakukan? Kelihatannya, semua yang telah dikorbankan hanya sia-sia belaka, yang terasa adalah kecapekan, kekecewaan, putus asa. Kita bersyukur, jika anak-anak kita kelak jadi orang, tetapi bukalah mata kita, coba kita perhatikan anak-anak muda yang berada disekitar lingkungan kita. Mereka ngisap ganja, makan pil XTC, makan Putaw, dan sebagainya. Mengapa hari ini banyak anak muda dan para eksecutif muda atau wanita yang ingin langsing suka makan Putaw atau pil XTC ? Karena adanya kekosongan dalam jiwa mereka. Sebagai orang tua, banyak yang hanya mencari hal-hal duniawi yang tiada habis-habisnya, siapakah yang berkepentingan memperhatikan kebutuhan jiwa anak dan diri sendiri ? Adakah orang tua zaman kini yang mengisi jiwa anak-anaknya dengan pesan-pesan moral ? Sebagai suatu contoh, banyak pasangan muda dibawah 40 tahun pada masa kini yang bekerja, suami-isteri bekerja, ketika sudah sampai di rumah bukankah masih harus memperhatikan rumah tangga? Membantu anak-anak mengerjakan pr , masak atau mungkin masih harus nyuci pakaian. Hari Sabtu sekalipun tidak bekerja tetapi harus membersihkan rumah, ngepel dllnya. Tentu kita akan berpikir, waduh, jika demikian terus belum usianya mati, juga bakalan cepat mati. Dalam keletihan dimalam hari, ketika membaringkan diri di ranjang, mungkin kita akan berpikir, saya harus mencari pembantu , nggak kuat aku mengerjakannya. Contoh diatas adalah gambaran keletihan jasmani/tubuh kita. Tahukah kita akan keletihan jiwa/ rohani kita ? Oh, banyak orang tidak merasa akan keletihan jiwanya, tetapi sangat merasa akan adanya tekanan dan beban dalam pikirannya, Saudara inilah yang disebut dengan beban jiwa/rohani dalam kehidupan ini. Tahukah Saudara akibat tekanan jiwa/rohani dalam hidup ini ? Terkadang hanya sedikit masalah saja telah membuat kita menjadi panik, penuh ketakutan, membuat kita menjadi stress, hidup ini terasa tertekan, tidak ada damai sejahtera, hidup ini lebih terasa dikuasai oleh emosi, emosi yang sepertinya mau meledak saja. Mungkin, secara luarnya terlihat Ooh … alangkah bahagianya kehidupan kita, isteri atau suami ada, anak bertumbuh dengan sehat, harta cukup, pekerjaan menjamin masa depan, yang dirindu selalu terpenuhi, namun ….. siapa yang tahu hati kita ? Tidak ada damai sejahtera, badan dibawa ke tempat ramai, mulut diisi dengan makanan mahal, pulang….selalu membawa beberapa kantong kresek penuh barang, tetapi siapa yang tahu hati kita tetap kosong ? Kelihatannya bahagia sekali, sebenarnya tidak, hidup ini penuh dengan pergumulan yang panjang, hati selalu terasa kosong. Saudara, hati manusia dapat di ibaratkan seperti drum/tong yang kosong, lalu diisi dengan air satu gayung, di isi lagi dengan satu gayung, apakah tong tersebut menjadi penuh ? Drum/Tong itu tetap kosong, tidak menjadi penuh. Sebab drum/tong itu demikian besar, air hanya satu dua gayung bagaimana mungkin menjadikannya penuh? Hati manusia, jika hanya di isi dengan satu gayung makanan, hati itu tidak akan pernah puas, di isi dengan satu gayung VCD, ingin melihatnya hingga 10 gayung VCD, pergi ke Mall, jalan-jalan, melihat sana-sini, akhirnya beli demikian banyak barang, dan kemudian kita sendiri jadi bingung sebenarnya barang-barang tersebut harus ditaruh/pajang di mana. Akhirnya, setelah dilihat lagi, kita simpan di gudang saja, sebab inilah tempat yang paling cocok. Ada seorang pedagang di kota S, sebenarnya dia cukup kaya dan memiliki apa yang dia inginkan, suatu kali pedagang ini berkata, modal saya sekarang baru 2 milyar, saya ingin menjadikannya 20 milyar. Tahukah saudara, pedagang ini karena kurang tidur, terus memonitor bursa saham dikomputer, kerja keras, matanya jadi rabun sekali, sering perih, keluar air. Apakah hidupnya puas ? Apakah dia bahagia dengan hartanya yang banyak ? Apakah jiwanya tenang ? Dia selalu tegang, apalagi dengan dollar yang terus fluktuasi, alias naik turun, hati juga naik turun tanpa ada ketenangan, dia sering mengeluh dan mengeluh terus dengan ekonomi yang tidak stabil. Akhirnya Saudara, pedagang tersebut karena hidup terus menerus dalam keadaan yang tegang, stress, dalam tekanan jiwa yang kuat…..dia menjadi setengah gila. Mengapa mereka minum alkohol, minum XTC, Putaw, ngisap ganja ? Karena adanya kekosongan dalam jiwa/rohani, mereka ingin terlepas dari tekanan jiwa, ingin melepaskan diri dari segala macam masalah yang membuat hidupnya stress, ingin santai sejenak dengan melupakan semua tekanan dan ketegangan yang ada. Pemazmur 81:1-6, mengerti artinya memuji TUHAN, karena itu dia mengajak agar menaikan mazmur, bersorak sorai bagi Allah, menaikan lagu pujian bagi Allah, membunyikan rebana, kecapi dan gambus yang merdu. Pemazmur berkata tiuplah sangkakala. Mengapa harus demikian bergembira? Jika kita membaca ayat 7,8, kita tahu mengapa demikian senangnya Pemazmur tsb ! Sebab TUHAN telah mengangkat beban dari bahunya, tangannya telah bebas dari keranjang pikulan, TUHAN telah menjawab semua persoalan hidupnya, ayat 7,8. Pemazmur mempunyai pengalaman bersama TUHAN, karena itu dia mengajak umat Israel untuk memuji TUHAN ayat 1-6, dengan memuji TUHAN berarti dekat dengan TUHAN, jiwanya bebas dari segala ketakutan dan tekanan yang menyusahkannya. Pada ayat 9-14 TUHAN mengingatkan, sejarah bapak bangsa yang tidak mendengar dan setia pada TUHAN, namun, jika mereka setia dan mendengar suara TUHAN, maka musuh-musuh yang membebani jiwa yang mengakibatkan kerusakan kerohanian akan sirna. TUHAN akan melawan mereka. Ayat 17, apa yang TUHAN katakan ? Ooh luar biasa sekali, TUHAN akan memberikan makanan rohani yang terbaik, Roti Surgawi. Air madu hutan yang menyegarkan jiwa. Apakah Saudara mengerti ? Apa yang akan membuat hati/jiwa kita menjadi puas ? Tuhan Yesus berkata:”Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Matius 11:28. Undangan Tuhan Yesus ini adalah untuk kita, maukah kita menyerahkan kehidupan kita ini kedalam tangan Tuhan ? TUHAN akan memeberikan kelegaan, sentosa, damai sejahtera pada orang yang datang padanya, Maukah engkau dilepaskannya ? Maukah engkau dipuaskan oleh gandum dan air madu dari TUHAN ? Dia akan mencurahkan RohNya pada Saudara ! HARI KELABU SEGERA BERLALU ==========================
| |