sumber kristen

                                                                  www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

MIMBAR GEREJA 1      MIMBAR GEREJA 2      MIMBAR GEREJA 3

MIMBAR GEREJA 4      MIMBAR GEREJA 5      MIMBAR GEREJA 6

                                                              MIMBAR GEREJA 7      MIMBAR GEREJA 8     MIMBAR GEREJA 9

     MIMBAR GEREJA 10    MIMBAR GEREJA 11    MIMBAR GEREJA 12   

   MIMBAR GEREJA 13    MIMBAR GEREJA 14   MIMBAR GEREJA 15

 

Tema                : APA SIH CINTA ITU ?

Nats                 : Kidung Agung 8:5-7,

Penulis              : Yusman Liong.

Tujuan              : Agar kaum muda gereja lebih mengerti bahwa berpacaran menuju rumah tangga memang sangat memerlukan cinta, tetapi juga memerlukan pengertian terhadap cinta itu sendiri.

 

Pendahuluan:

 

Penulis Kidung Agung (dalam terjemahan bahasa Indonesia sehari-hari) berkata dalam pasal 8:5-7.

Siapakah itu yang datang dari padang gurun, bersandar pada kekasihnya?  Jadikanlah aku buah hatimu, jangan memeluk siapa pun selain aku; karena cinta itu sekuat maut, dan nafsu berkuasa seperti kematian. Nyalanya seperti nyala api yang berkobar dengan dahsyat. Air yang banyak tak mampu memadamkan cinta, dan banjir tak dapat menghanyutkannya. Jika seorang memberi segala hartanya untuk membeli cinta, pasti hanya penghinaan yang didapatnya.

Penulis Kidung Agung tentu pernah muda dan pernah juga merasakan apa artinya gejolak jiwa muda dalam percintaan. Pada ayat 5 sepertinya ia ingin berkata tentang seseorang dan memang orang itu adalah putri Sulam yang menolak cintanya.

Keinginan dan  kerinduan hati putri Sulam  yang luar biasa terhadap sang kekasih telah dia tulis dalam kata-kata yang demikian puitis dan dalam suatu kenyakinan yang teguh. Apapun yang terjadi, terjadilah, tetapi aku tidak akan mengubah rasa cintaku pada sang kekasih yaitu Sang Gembala. Mungkin dapat saya katakan  sekalipun terjadi kiamat, dia tidak akan menggadaikan cintanya, sekalipun diganti dengan dunia dan isinya, jangan harap akan diberikan cintanya padanya.

1.    Cinta membuat kesadaran akan diri.

Cinta bukanlah apa yang telah menjadikan kita, tetapi apa yang sudah ada dalam diri kita.

Cinta adalah menemukan diri sendiri di dalam diri orang lain, dan merasa bahagia dengan penemuan itu. Penemuan cinta membuat kesadaran akan diri, bahwa diri haruslah menjadi berharga, menarik, dan berguna bagi yang mencintai.

Bukan cinta yang telah menjadikan kita, cinta hanya ada dalam diri kita, dan cinta itu  yang telah membentuk kepribadian menjadi seorang yang sangat ingin mencintai dan dicintai. Tanpa seseorang yang membuat kita  tertarik, cinta tidak ada artinya,  tetapi jika hanya sepihak saja  yang sangat tertarik  juga tidak ada artinya. Pada saat seseorang mulai merasakan cinta bersemi dalam dirinya, seketika itu rasanya kesadaran diri timbul secara dahsyat, langsung rasanya cermin dan alat kosmetik sebagai sahabat  yang paling akrab. Hidup ini terasa demikian bahagianya, menemukan cinta berarti menemukan harga diri, jati diri, bukankah ini sesuatu yang sangat bahagia?

Ketika putri Sulam  menemukan sang kekasih, ia berkata: “Jika seorang memberi segala hartanya untuk membeli cinta, pasti hanya penghinaan yang didapatnya.” Baginya, sang kekasih lebih berharga dari segalanya, karena  telah membangkitkan kegairahan hidupnya, membuatnya menemukan dirinya. Memang, karena cinta itu sekuat maut, dan nafsu berkuasa seperti kematian. Nyalanya seperti nyala api yang berkobar dengan dahsyat. Air yang banyak tak mampu memadamkan cinta, dan banjir tak dapat menghanyutkannya.

Namun ada cerita karena cinta seorang profesor menjadi pikun, jika cerita ini sudah pernah didengar, anggaplah saudara belum pernah mendengarnya, mau dengar ceritanya?

ilustrasi :

Profesor pikun.

Orang yang sedang jatuh cinta seperti seorang Profesor pikun.  

Suatu hari, seorang Profesor sedang mengadakan penelitian tentang mengapa dirinya jatuh cinta dengan seorang mahasiswinya. Dalam keasyikannya menulis, meneliti, mengevaluasi, tiba-tiba terasa tulisan yang ada didepannya menjadi kabur, ini karena terlalu capek. Katanya dalam hati: Oh, ya, dari tapi saya tidak pakai kacamata tentu saja kabur, tetapi dimana ya kacamata saya? Profesor tiba-tiba jadi, jadi pikun, padahal ia sedang memakai kaca mata tetapi seisi kantor diobrak-abrik untuk mencari kacamata yang tergantung dihidungnya. Karena sedang asyik meneliti cintanya sehingga lupa bahwa dirinya sedang memakai kacamata. Aduh apa yang sedang terjadi dengan sang profesor ? Aah, dia hanya terlalu asyik saja,  sehingga lupa segalanya, lupa jati dirinya, yang dicari ada didepan mata, tetapi tidak kelihatan. Karena itu profesor banyak tiori tetapi sampai akhirnya lupa menikah. Jadi bujang lapuk. 

Ilustrasi: Suatu sore, seorang ibu begitu mengetahui (karena suara sepeda motor) anaknya sudah pulang kerja, langsung berteriak memanggil. Rudy, sini, tolong ibu sebentar, kamu ke warung  belikan kecap manis cap bango ya. Warung hanya sekitar 1 km dari rumah. Rudy berkata : Aduh ibu, orang baru pulang kerja badan masih pegel linu, mandi aja belum, sudah suruh pergi ke warung.

Tiba-tiba suara telepon berbunyi, sang ibu segera mengangkat gagang telpon terdengar suara merdu diseberang sana, Tante selamat sore, apa kabar tante, Rudy sudah datang belum? Rud, ini telepon dari Nonik Ellen. Gagang telepon dipegang terdengar suara bla, bla, blaaaa, Rudy senang sekali seperti mendapat Undian berhadiah, begitu telepon diletakan, mulutnya langsung bersiul menuju kamar mandi.  Lima menit, Rudy sudah keluar dengan pakaian yang rapi. Motor didorong keluar lagi  dan langsung berangkat. Ibunya berpikir anak ini koq tiba-tiba jadi baik begitu!

Eeeh, setengah jam, kecapnya belum juga datang, kemana sih anak ini ? pikir sang ibu. Nggak tahu dia, anaknya sedang disandra oleh calon menantu.

Susah ya, kalau sudah jatuh cinta. Sekalipun badan capek, letih, lesu, begitu terdengar suara si doi, langsung bersemangat lagi. Ibarat baterei baru di cas lagi. Sadar bahwa dirinya lagi diperlukan oleh sang kekasih. Cinta lebih kuat dan mengalahkan  kasih sang ibu, ataukah si pemuda telah belajar bahwa menjadi seorang kekasih harus menjadi kekasih yang setia, sekalipun badan letih lesu,  cinta harus terus dikobarkan. Cinta membangkitkan kegairahan hidupnya, lebih kuat dari maut, lebih dahsyat dari air bah.  

Yang lain boleh ditunda, apalagi kecap cap bango, yang terpenting adalah ketemu ………

 

2. Cinta sekuat maut.

Cinta sekuat maut, nyalanya seperti nyala api yang dahsyat, siapa yang dapat mengalahkannya? Tentu kalimat ini tidak menggambarkan nafsu birahi, tetapi ingin menggambarkan bahwa cinta itu begitu kuat, mautpun tidak dapat mengalahkannya, demi cintanya Tuhan Yesus, Rasul Paulus, para Martir,  mereka rela berkorban. Karena demikianlah besarnya kasih Allah akan dunia ini sehingga dikaruniakan anak-Nya yang tunggal dan mati diatas kayu salib. Allah karena kasihNya pada manusia rela mengorbankan AnakNya yang tunggal demi keselamatan manusia.

Rasul Paulus tersiksa, teraniaya, demi kasihnya pada Tuhan dan orang percaya., demikian juga para martir.

Yakub begitu mencintai Rahel, sekalipun harus menunggu 7 tahun,  Yakub berkata seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel Kej.29:20. Kemudian Yakub harus menebus Rahel dengan 7 tahun bekerja pada mertuanya, Alkitab mengatakan tetap saja dia tunggu. Bagi Yakub cintanya pada Rahel sekuat maut, tidak bisa ditawar lagi, dahsyatnya lebih hebat dari api yang membakar hutan rimba. Rintangan, tantangan, hambatan, semuanya berlalu, luar biasa sekali. Tekadnya sudah pasti Rahel harus didapat, tidak boleh jatuh ketangan orang lain.

Apakah ada  kaum muda zaman sekarang yang memiliki tekad yang demikian kuat? Siapakah yang sanggup menunggu demikian lama? Bukankah banyak kaum muda yang baru berkenalan tidak lebih dari satu hari, sudah seperti kerbau yang ditarik sang gembala. Diminta apa saja oleh di doi diberi tanpa berpikir panjang, bahkan mahkotanya juga rela diberikan.  Koq murahan banget ya…. Lho bukankah sudah cinta ? Apakah benar  ada cinta ? Saya pikir ini bukan cinta yang ada hanya nafsu, bukan kasih sayang, bukan juga cinta kasih. Hanya nafsu.

 

Ilustrasi:

Ada cerita klasik yang terkenal di Tiongkok yaitu cerita Liong Sam Pek dan Cu Eng Tay, Kedua muda mudi ini tidak direstui oleh orang tua, namun mereka tidak putus asa, karena suatu penyakit Liong Sam Pek meninggal. Akhir dari cerita ini mengatakan ketika Cu Eng Tay  berziarah ke kubur, tiba-tiba kuburan terbelah dua dan Cu Eng Tay terjun masuk ke dalamnya, perbuatannya untuk membuktikan pada orang tuanya bahwa dia demikian mencintai,  sekalipun sang kekasih sudah mati, dia tetap ingin bersamanya. 

Ini berbeda dengan cerita klasik Mesir yaitu Cleopatra, ratu Mesir yang konon katanya sangat cantik, adalah seorang penakluk laki-laki, beberapa raja besar pada masa itu dia taklukan dengan api cintanya. Mungkin Marlin Monroe artis yang terkenal sexy, cantik dan  penggoda  juga kalah sexynya, cantiknya, hanya Presiden Amerika JF Kennedy saja yang bodah sehingga takluk padanya godaan Marlin Monroe yang kemudian berakhir dengan kematiannya.

Sejarah mencatat kehebatan dari Cleopatra, godaannya menghancurkan negara. Tetapi apa artinya ? Akhir riwayat hidup mereka mengatakan kehancuran, ditaklukan oleh maut bukan sekuat maut lagi. Juga bukan meninggalkan nama yang harum, nama mereka identik dengan kejijikan.

Cinta yang benar bukanlah cinta murahan, tetapi yang dapat mengalahkan rintangan, tantangan ataupun segala hambatan. Yang ada dalam cinta sejati, adalah semangat yang mengalahkan apapun yang menghalanginya, bukan dengan nafsu. Paulus telah merumuskannya dengan luar biasa sekali. I Kor 13: 4-7. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.  Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.  Adakah cinta dalam diri kita?

 

3. Cinta membuatnya menjadi penyair.

Plato seorang filsuf yang sangat terkenal pernah  juga ikut berkomentar tentang cinta, apa katanya? OLEH SENTUHAN CINTA SEMUA ORANG MENJADI PENYAIR. Plato tidak jadi pikun tetapi menjadi penyair, masih lumayanlah. Ada seorang dalam keputusasaannya mungkin karena cinta, patah hati telah menulis sebuah sair yang pendek nanum penuh makna:

Text Box: “AKU HERAN”
Aku hidup
Entah untuk apa
Aku pergi
Entah kemana
Aku mati
Entah kapan
Aku heran
Mengapa aku ada di sini.
 
Aku hidup untuk apa, ya ? Untuk mencintai dan dicintai, kalau tidak ada yang mencintai apakah akan  jadi masalah? Yang terpenting aku bisa mencintai setiap orang, bukankah itu pesan Tuhan Yesus?

Aku pergi entah mau kemana, orang berkata dunia tidak selebar daun kelor, buat apa putus asa,  dunia demikian luasnya, kemana saja boleh. Tetapi ingatlah, sekalipun sudah seluas dunia ini kita jalani, pada akhirnya kita tetap berjalan ditempat yaitu hanya 2 X 1 meter, kuburan. Oleh karena itu carilah tempat yang mendatangkan ketenangan bagi jiwa yang merana, yaitu rumah Tuhan. Pergilah ke rumah Tuhan, bersekutulah dengan Tuhan, mohonlah padaNya anugerah, agar dalam hidup ini penuh gairah kasih Tuhan Yesus. 

Aku mati entah kapan, orang putus asa apalagi kalau sudah putus cinta, hanya satu yang selalu  dia pikirkan,  yaitu mati. Apakah dengan mati menyelesaikan masalah?

Jika sudah cinta lupa makan, lupa pulang, lupa orang tua, pokoknya lupa segalanya, yang dia ingat hanya ingin membahagiakan orang yang telah memberinya kebahagiaan.

William Shakespeare berkata: Setelah  bersama. Kini satukanlah tangan kalian, dan dengan tangan kalian, hati kalian.

William Shakespeare berkata dengan benar, sekalipun hanya dalam bentuk sair saja, jika tangan sudah bersatu maka rumah tangga dapat dibangun bersama, dan jika hati telah bersatu maka rumah tangga akan penuh kebahagiaan. Cinta membuat hati penuh sair, tapi cinta tidak akan bertumbuh hanya dengan sair saja, cinta perlu dibina sehingga hati menyatu, bukan dengan nafsu, atau dengan janji kosong, bukan juga dengan nyanyian  gombal, tetapi dengan ketulusan hati, kesungguhan hati.

Penutup:

Mengapa kedua jenis makhluk ini saling merindukan tanpa henti-hentinya ? Bagaimana ini dapat dijelaskan bahwa mereka saling tertarik satu dengan yang lain seperti daya tarik magnetis? Jawabnya ialah: Mereka ciciptakan dari dua unsur yang sama, yaitu darah dan daging. Mereka adalah bagian-bagian dari suatu keseluruhan yang selama ini terpisah serta sekarang ingin kembali menjadi utuh, ingin saling memenuhi, ingin jadi sedaging kembali.

Apa sih cinta itu?

Pusing kepala !

Yang terpenting yang perlu kita pahami tentang cinta adalah bahwa cinta itu bagian dari sifat yang illahi, karena itu jangan sekali-kali kita dimafaatkan oleh si Lusifer yng jahat,  sehingga diubahnya menjadi nafsu yang menakutkan!  Amin.