| |
|
MIMBAR GEREJA 1 MIMBAR GEREJA 2 MIMBAR GEREJA 3 MIMBAR GEREJA 4 MIMBAR GEREJA 5 MIMBAR GEREJA 6 MIMBAR GEREJA 7 MIMBAR GEREJA 8 MIMBAR GEREJA 9 MIMBAR GEREJA 10 MIMBAR GEREJA 11 MIMBAR GEREJA 12 MIMBAR GEREJA 13 MIMBAR GEREJA 14 MIMBAR GEREJA 15 Harga yang Harus DibayarNats Alkitab : Lukas 9:57-52 Tujuan : Setiap orang yang mau ikut Yesus sepenuhnya, ia harus “Membayar Harga” Penulis : Mary
PendahuluanSaudara-saudara saya mempunyai seorang teman yang begitu tergila-gila kepada bintang film Hongkong, “ Liu Te Hua “ atau lebih dikenal dengan “Andy Lau”. Teman saya itu begitu tergila-gilanya sampai ia berusaha untuk mendapatkan semua foto-foto dari si Andy Lau itu. Setiap ada kaset-kaset rekaman baru dan setiap buku-buku yang memuat info-info atau gosip-gosip yang terbaru dari bintang film kesayangannya itu pasti dibelinya. Suatu ketika ia mengetahui bahwa Andy Lau akan mengadakan konser di Singapore, ia berusaha mati-matian untuk membujuk orang tuanya agar membiayainya, sehingga dia juga hadir dalam konser itu. Untuk hal-hal yang bersifat sementara saja, teman saya berani untuk membayar harga, ia berani mengorbankan waktu yang ia miliki, tenaganya dan sejumlah uang yang cukup besar yang harus ia keluarkan untuk melihat bintang film kesayangannya itu. Bagaimana dengan kita setiap orang Kristen di dalam mengikut Tuhan ? Beranikah saudara-saudara membayar harga untuk mengikuti Tuhan sepenuhnya ? Dari Lukas 9: 57-62, kita dapat melihat bahwa Tuhan Yesus berbicara mengenai harga-harga yang harus dibayar oleh setiap orang Kristen yang mau mengikuti Dia sepenuhnya.
Isi KhotbahHarga-harga yang harus dibayar oleh setiap orang yang mau mengikut Yesus sepenuhnya : 1. Ia harus berani untuk tidak diterima oleh dunia (ay 57 ) Dalam ayat 57 disebutkan bahwa ada seorang yang datang mencari Yesus. Menurut Matius, orang ini adalah seorang ahli Taurat. Ia datang dengan penuh semangat dan berkata : “Aku akan mengikut Engkau kemana saja Engkau pergi”. Ini merupakan kalimat pernyataan yang amat indah. Pernyataan ini tercetus sebagai bentuk pengekspresian penghargaannya terhadap Yesus. Ia melihat bahwa Yesus mengajar dengan penuh hikmat dan Yesus dapat melakukan berbagai mujizat, sehingga timbul dalam hatinya suatu perasaan yang menggebu-gebu untuk mengikut Yesus. Seharusnya ini merupakan langkah awal yang baik dan pernyataannya yang ia ucapkan merupakan keinginan dan keputusannya sendiri dan seharusnya Tuhan Yesus merasa senang dengan pernyataan orang ini, tetapi apabila kita melihat jawaban Yesus kepadanya dalam ayat 58 “ Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya “ Jawaban Yesus ini menggambarkan bahwa Ia adalah seperti seorang pengembara yang tidak mempunyai rumah atau tempat kediaman yang tetap. Dan lebih jauh lagi kita melihat bahwa dalam ayat 58 ini mengandung pengertian yang lebih dalam yaitu Yesus sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Ia ( Anak Manusia ) tidak akan mendirikan kerajaan di dunia ini dan diam dalam sebuah istana, tetapi ini menunjukkan bahwa Ia akan ditolak, Ia tidak akan diterima oleh dunia, Ia akan dihukum , Ia akan menderita dan mati. Yesus memperingati orang ini, bahwa mengikut Dia, ia harus berani untuk ditolak oleh dunia seperti Yesus sendiri juga ditolak oleh dunia. Orang ini harus jelas bahwa mengikut Yesus bukan untuk mendapatkan suatu penghargaan, kehormatan dan kesenangan yang dapat diperolehnya di dunia. Tetapi mengikut Yesus berarti harus melepaskan diri dari berbagai ikatan yang memberi keamanan dan ketentraman, bukan dipuji dan disambut dengan penuh penghormatan oleh orang-orang lain, namun sebagai seorang musafir yang dianggap sebagai orang asing yang tidak disukai dan ditolak. Saudara-saudara, dalam PL, kita dapat melihat ada anak-anak Tuhan yang mengikut Tuhan, mereka berani membayar harga, bukan saja ditolak oleh dunia tetapi juga mereka harus menghadapi tantangan kematian. Mereka adalah Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Ketika Raja Nebukadnezar memerintahkan semua orang untuk menyembah patung emas yang telah didirikannya, Sadrakh, Mesakh dan Abednego tidak mau menyembah patung itu, mereka tetap memegang teguh pada komitmen mereka yaitu hanya mau menyembah pada Allah yang benar. Mereka bukannya tidak tahu akan konsekuensi yang harus mereka terima. Mereka tahu dengan benar bahwa mereka akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala, tetapi mereka tetap berpegang pada iman mereka biarpun taruhannya ialah nyawa mereka. Ini menunjukkan bahwa mereka berani membayar harga di dalam mengikut Tuhan. Saudara-saudara, di dalam mengikut Tuhan, kita juga akan menghadapi berbagai tantangan. Mungkin kita akan ditolak oleh keluarga kita, kekasih kita, teman-teman kita, atau mungkin juga lingkungan kita tidak menerima kita. Apakah yang harus kita lakukan ? Mari kita belajar dari teladan Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang tetap mengikut Tuhan sekalipun tidak diterima oleh dunia.
Yang kedua harga yang harus dibayar untuk mengikut Yeseus sepenuhnya ialah : 2. Ia harus berani untuk tidak menunda waktu mengikut Yesus ( ayat 60 ) Bila kita melihat pada ayat yang ke 59a, maka ini merupakan suatu kalimat ajakan, dimana Yesus berkata pada seseorang “ Ikutlah Aku”. Menurut Matius, orang yang diajak Tuhan Yesus ini adalah seorang murid Yesus, dan Yesus memanggilnya untuk ikut bergabung dalam pelayananNya. tetapi orang ini menjawab, “Tuhan ijinkan aku pergi dahulu menguburkan bapaku” (ayat 59b) Menurut para penafsir, kalimat tersebut menunjukkan bahwa ayah dari orang tersebut masih belum meninggal dan sepertinya orang ini mengatakan, “ Aku mau mengikut Engkau Tuhan sesudah ayahku meninggal “ atau mungkin juga ia ingin mengatakan “ Aku mau mengikut Engkau, tetapi aku masih mempunyai ikatan-ikatan dengan keluarga dan tanggung jawab yang manahanku, aku tidak dapat mengikut Engkau ketika ayahku masih hidup “. Hal ini juga menunjukkan bahwa ia hendak menunda-nunda waktunya dalam mengikut Tuhan, hanya ketika ayahnya sudah mati dan dimakamkan baru dia mau mengikut Tuhan secara tetap/konstan. Permintaan dari orang tersebut dijawab Yesus dengan jawaban yang bijaksana : “ Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah dimana-mana. “ (ayat 60). Apa maksud dari perkataan Tuhan Yesus ini ? Bagaimana mungkin orang mati dapat menguburkan orang mati ? Dalam hal ini Yesus bukan berbicara mengenai orang yang mati secara fisik, tetapi orang yang mati secara rohani. Perkataan ini juga berarti “ Biarlah tugas kewajiban itu mengurus dirinya sendiri atau serahkanlah tugas itu kepada orang yang mati secara rohani “. Tuhan Yesus ingin menekankan bahwa orang yang menunda-nunda panggilan yang diberikan kepadanya adalah orang yang telah mati secara rohani. Pekerjaan Kerajaan Allah tidak dapat ditunda karena merupakan tugas yang sangat mendesak dan Allah menuntut kepatuhan yang segera. Seorang pejabat Inggris bercerita mengenai seorang Arab muda yang cemerlang, yang kepadanya diberikan beasiswa untuk melanjutkan studi ke Oxford atau Cambridge. jawaban anak muda itu adalah “Saya akan menerima tawaran itu sesudah saya menguburkan bapa saya “. Saya merasa bahwa orang muda ini bodoh sekali. Kesempatan yang begitu baik ia sia-siakan. saya yakin sekali bahwa anak muda itu tidak akan pernah mendapatkan kembali kesempatan yang telah diberikan kepadanya. Sekali tawaran itu diberikan kepadanya dan ia menolaknya, maka kesempatan itu hilang, dan tidak pernah diperolehnya kembali. Saudara-saudara, jika saat ini Tuhan memanggil kita untuk turut bergabung di dalam pelayananNya dan pekerjaanNya, apakah jawaban kita ? Akankah kita menundanya ? Layakkah kita melepaskan panggilan Tuhan itu untuk hal-hal duniawi ? Melaksanakan tanggung jawab sosial dan adat istiadat itu bukan merupakan hal yang salah, tetapi hal itu jangan sampai mempengaruhi tugas dan tanggung jawab kita yang utama terhadap Tuhan. karena ketika kita mengijinkan hal-hal duniawi untuk mengambil alih waktu kita, maka hal itu akan menjadi jerat bagi kita. Kita harus mengetahui hal yang lebih penting dan lebih berharga, jangan menunda waktu kita untuk mengikut Tuhan dan bergabunglah dalam pelayananNya, karena panggilan Tuhan itu merupakan anugrah dan pekerjaan Kerajaan Allah itu mempunyai nilai yang kekal.
Harga yang ketiga, saudara-saudara yang harus dibayar oleh setiap orang yang mengikut Yesus sepenuhnya adalah : 3. Ia harus berani untuk melupakan masa lalunya dan mengarahkan dirinya ke masa depan (ayat 62) Bila kita melihat orang yang ketiga yang dengan sukarela mau mengikut Yesus, yaitu pada ayat ke 61, orang itu berkata :” Aku akan mengikut Engkau Tuhan, tetapi ijinkanlah aku pamitan dulu dengan keluargaku “ Perkataan ini merupakan perkataan yang masuk akal namun perkataan ini jelas menunjukkan bahwa hati orang ini belum mau menyerahkan hidupnya sepenuhnya untuk terlibat dalam pelayanan Yesus. Hatinya masih terikat kepada masa lalunya, terikat kepada keluarganya. Sepertinya orang ini ingin menggabungkan dua hal yaitu : ia mau mengikut Yesus, tetapi ia juga mau tetap menyimpan kenang-kenangan keluarganya dalam hatinya. Jawaban yang Yesus berikan kepada orang ini cukup keras, yakni: “ Setiap orang yang siap untuk membajak, tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah “ Sepertinya Tuhan Yesus ingin mengatakan “ Ikutlah Aku ! atau Pulanglah ke rumahmu ! Seperti seorang pembajak, ia tidak dapat melihat ke belakang atau ke sekelilingnya, tetapi ia harus mengarahkan perhatiannya sepenuhnya kepada pekerjaan membajak itu. Kita dapat melihat bahwa Yesus tidak mau menerima pelayanan dengan setengah hati. Tuhan Yesus di dalam pelayananNya tetap mengarahkan pandanganNya ke depan yaitu ke Yerusalem. Biarpun Yesus tahu apa yang akan Dia alami di Yerusalem, namun Yesus tidak pernah menoleh ke belakang. Ia terus melihat ke depan menuju ke arah penderitaanNya, kematianNya untuk menggenapi pekerjaanNya bagi Kerajaan Allah. Dalam hal ini Tuhan Yesus ingin menekankan bahwa untuk menjadi pengikut Yesus dan pelayan dari pekerjaanNya, ia haruslah seseorang yang menyerahkan hidupnya sepenuhnya, bukan seperti seseorang yang selalu melihat kepada masa lalunya, sebab Kerajaan Allah itu adalah perkara masa kini dan masa depan. Ketika saya masih kuliah semester pertama, saya mempunyai keinginan yang sangat besar untuk pulang. Saya begitu rindu pada keluarga saya, saya rindu kepada teman-teman saya. Apalagi ketika masalah dan tugas-tugas yang begitu banyak itu datang, seakan-akan saya merasa beban saya begitu berat, saya tidak kuat lagi untuk menanggungnya, saya merasa saya sungguh-sungguh tidak mampu lagi. Waktu itu saya teringat akan hal-hal indah di masa lalu, kenang-kenangan yang membuat saya terhanyut didalamnya. Saat itu saya menangis, saya mengeluh dan bertanya mengapa Tuhan, saya harus berada di sini, bukankah di Medan saya juga dapat melayani Engkau dengan baik? Jika Engkau ingin saya melayani dengan sungguh-sungguh dan lebih keras lagi, saya juga mau Tuhan. Namun saat itu, Tuhan menegur saya. Tuhan berkata, “ Kamu ada di sini untuk dididik dan dibentuk menjadi hamba yang berkenan kepadaKu. Jika untuk menghadapi hal-hal yang begitu saja kamu tidak sanggup bertahan, bagaimana kamu dapat melakukan hal-hal yang lebih sulit untuk Aku “ Saat itu saya sadar, jika saya terus menerus mengingat hal-hal yang indah di masa lalu dan membiarkan hal itu menjerat saya, maka saya tidak layak untuk kerajaanNya. Saudara-saudara arahkanlah pandangan kita ke depan, jangan biarkan masa lalu kita menjadi penghalang, menjerat dan menjerumuskan kita, sehingga kita tidak dapat menjadi pengikutNya yang dengan setia dan sepenuh hati mengikutiNya.
KesimpulanSaudara-saudara yang kekasih di dalam Tuhan, untuk dapat menjadi pengikut yang berkenan kepadaNya, kita harus berani untuk ditolak oleh dunia, kita harus berani untuk tidak menunda waktu mengikut Tuhan dan kita harus berani melupakan masa lalu kita dan mengarahkan pandangan kita ke masa depan. Harga ini bukan merupakan harga yang murah atau mudah untuk dilakukan. akan tetapi pasti akan banyak air mata, kesusahan dan kedukaan yang harus kita hadapi. Seperti sebuah peribahasa kuno yang mengatakan : “ Tangisan tidak harus menghentikan pekerjaan dan kedukaan tidak harus menghalangi jalan kita “ Demikian pula dengan hal mengikut Tuhan. Janganlah harga yang harus dibayar itu membuat kita mundur. tetapi ingatlah bahwa dibalik semuanya itu kita akan memperoleh hadiah yang kekal yaitu mahkota kehidupan. Jadi, saudara-saudara untuk memperoleh mahkota kehidupan itu, kita harus berani membayar harga untuk mengikut Yesus sepenuhnya.
|