SUDAH GENAP!
Perkataan Keenam dari Kristus di atas kayu
salib*
Pdt. Dr. Stephen Tong
"Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang,
yang telah
dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut
Yesus. Sesudah
Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: 'Sudah selesai.' Lalu Ia
menundukkan kepala-Nya dan
menyerahkan nyawa-Nya."
Injil Yohanes 19:29 - 30 (TB-LAI)
Kalimat-kalimat yang diucapkan Tuhan Yesus di atas kayu salib mempunyai arti
tertentu yang unik
dan berhubungan begitu erat dengan seluruh penebusan bagi manusia. Waktu kita
menguraikan,
memikirkan, dan merenungkan ketujuh kalimat ini, maka seolah-olah kita
menjelajah masuk ke dalam
tempat Maha Suci Allah.
Apa yang dianggap habis oleh manusia adalah satu permulaan dari tindakan Allah.
Pada waktu
manusia mengalami kesulitan yang terbesar, timbullah pengharapan yang baru. Pada
waktu manusia
sudah mengalami satu kepedihan yang paling tuntas, di situlah kemenangan hidup
rohani tiba kepada
orang itu. Tuhan Allah berfirman: "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan
jalanmu
bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi,
demikianlah
tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu" (Yes.
55:8,9). Bagi konsep
manusia, setiap hari di mulai dari pagi, lalu siang dan diakhiri dengan malam.
Bagi Tuhan Allah, setiap
hari dimulai dari malam diakhiri dengan siang. Konsep ini adalah filsafat dan
pikiran dari Tuhan Allah
sendiri. Cara manusia hidup dalam dunia adalah mulai dengan pagi, diakhiri
dengan malam yang gelap,
tetapi cara Allah adalah kebalikannya. Kitab Kejadian menuliskan hal ini dengan
kalimat "...jadilah
petang (malam) dan jadilah pagi, maka itulah hari pertama...dst."
Manusia memulai dengan sukacita, diakhiri dengan dukacita. Manusia berbuat dosa
sebanyakbanyaknya,
akhirnya dihukum di dalam neraka. Cara Allah memulai adalah dari kegelapan
malam, lalu
diakhiri dengan terang siang. Kristus lahir di dunia pada malam yang gelap dan
mati pada waktu siang.
Barangsiapa yang mengerti cara Allah bekerja, orang itu akan mengerti perkataan
Kristus yang keenam
di atas kayu salib: "Sudah genap!" Jika Kristus tidak mengalami kesulitan dan
malam yang paling gelap,
maka tidak ada sinar cahaya yang bisa datang kepada-Nya. Jikalau Kristus tidak
mengalami sengsara
dan kematian, maka tidak ada kebangkitan yang datang kepada Dia. Jikalau Kristus
tidak mengalami
pengaliran darah dan penyerahan jiwa, maka tidak ada mahkota kemenangan atas
kematian yang bisa
diberikan kepada-Nya. Hanya sesudah Kristus berteriak: "Eloi, Eloi, lama
sabakhtani?", barulah Ia bisa
Page 1 of 7 SUDAH GENAP - Pdt. Dr. Stephen Tong
mengatakan: "Tetelesthai! Sudah genap!"
Setelah mengatakan: "Sudah genap!", tidak lama kemudian Yesus Kristus
menundukkan kepada,
menghembuskan nafas terakhir dan hari mulai senja. Pada waktu hari mulai senja,
kemenangan mulai
dinyatakan. Pada waktu kegelapan akan datang, Dia sudah bersedia menjelajah ke
dalam kemenangan
yang agung. Kristus berseru pada waktu matahari mulai turun, Dia berseru pada
waktu matahari mulai
terbenam: "Tetelesthai!" Pada waktu pukul 9 di mana matahari mulai naik, Ia
meminta pengampunan
bagi manusia (Luk. 23:24). Pada waktu jam 12, di mana matahari bersinar paling
terik, Dia mengalami
kegelapan yang terbesar dan berteriak: "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau
meninggalkan
Aku?" (Mrk. 15:34). Pada waktu pukul 3 sore di mana matahari mulai turun, Dia
mengatakan: "Sudah
genap!" (Yoh. 19:30). Kemuliaan dan kemenangan Allah di dalam Kristus, bukan
dinyatakan sesudah
Kristus bangkit, tetapi sudah dinyatakan sebelum Kristus menghembuskan nafas
yang terakhir. Jikalau
Kristus mati di dalam kegagalan dan setelah itu baru ada cerita tentang
kebangkitan, maka kita boleh
ragu-ragu akan kebangkitan dalam Kristus. Tetapi kebangkitan orang percaya dalam
Kristus merupakan
satu hal yang pasti terjadi, karena sebelum mati Kristus sudah mengatakan:
"Sudah genap!" Ucapan
keenam ini merupakan ucapan yang amat bermakna dan berharga.
Sebelum menyerahkan jiwa-Nya kepada Allah, Kristus yang agung, berani, dan
berhasil, sudah
melihat kemenangan-Nya di dalam kepedihan dan kebahayaan yang paling dahsyat.
Jikalau kita
membandingkan perkataan Kristus di atas kayu salib dengan perkataan semua orang
yang paling agung
di dunia pada segala zaman, maka kita akan menemukan perbedaan yang terlalu
besar. Bandingkanlah
semua perkataan dari Hannibal, Mao Tse Tung, Stalin, Kennedy, Genghis Khan,
Charlemagne,
Napoleon, atau perkataan terakhir siapapun dengan perkataan terakhir dari
Kristus. Kristus berkata:
"Sudah genap!".
Di dalam perkataan keenam tersimpanlah segala pengharapan orang Kristen yang
beriman kepada
Yesus Kristus. Ucapan: "Tetelesthai!" bukan berarti sudah hancur atau habisnya
sesuatu, tetapi satu
teriakan kemenangan. Seperti teriakan seorang pelari yang mencapai garis akhir
dan memenangkan
perlombaan. Sepanjang jalan yang letih dan payah di dalam perlombaan yang penuh
dengan keringat
dan kecapaian di dalam seluruh urat, daging dan seluruh tubuh, pada waktu
melewati saat terakhir
melewati batas akhir, berhentilah segala letih lesu dengan perkataan: "Sudah
genap!" Inilah kalimat
teragung yang pernah diucapkan oleh manusia di dalam seluruh sejarah. Di dalam
perkataan "Sudah
genap!" ini, air mata Anda harus berhenti, beban Anda harus diletakkan, sikap
hidup yang pesimis harus
berubah menjadi penuh dengan pengharapan, karena Kristus mengatakan kalimat ini
di atas kayu salib.
Perkataan pertama Tuhan Yesus di kayu salib adalah: "Bapa, ampunilah mereka,
sebab mereka
tidak tahu apa yang mereka perbuat." Di sini kita melihat akan cinta kasih yang
tidak ada bandingnya.
Kalimat keempat: "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Mat.
27:46),
menyatakan siksa yang tidak ada bandingnya. Kalimat keenam: "Sudah genap!",
merupakan
kemenangan yang tidak ada bandingnya. Kasih yang tidak ada bandingnya, sengsara
yang tidak ada
bandingnya dan akhirnya datanglah kemenangan yang tidak ada bandingnya.
Dari sudut yang lain, kita dapat mengerti akan perkataan pertama dalam arti
kemurahan Allah yang
luarbiasa. Pada perkataan keempat, kita mengerti akan kemurkaan Allah yang
luarbiasa. Pada kalimat
keenam, kita mengerti satu kuasa Allah yang luarbiasa. Dalam kalimat pertama,
Kristus menyatakan
Allah sebagai Allah yang Mahamurah yang menyediakan pengampunan bagi manusia
yang datang
kepada Kristus. Di dalam kalimat yang keempat, Kristus menyatakan Allah sebagai
Allah yang
Mahaadil, sehingga Anak Tunggal-Nya sendiri harus menerima hukuman pada waktu Ia
dijadikan
berdosa mengganti Anda dan saya. Pada kalimat keenam, Kristus menyatakan Allah
sebagai Allah yang
Mahakuasa. Jikalau tidak berdasarkan kalimat keenam di atas salib, maka tidak
akan ada pengumuman
agung di dalam Amanat Agung Kristus dalam Mat. 28:18b yang berbunyi: "Kepada-Ku
telah diberikan
Page 2 of 7 SUDAH GENAP - Pdt. Dr. Stephen Tong
segala kuasa di surga dan di bumi." Mengenal akan kasih, keadilan dan kuasa
Allah adalah unsur pokok
dalam gereja yang memberitakan Injil dengan penuh kuasa ilahi.
Salib adalah tempat di mana kasih dan keadilan Allah berjumpa, maka salib
merupakan tempat di
mana kuasa Allah dinyatakan. Salib adalah titik penerimaan dari murka Allah,
maka salib menjadi titik
permulaan untuk mengalirkan kasih Allah. Salib adalah titik permulaan di mana
kesucian Allah untuk
menghukum dosa dinyatakan, maka salib menjadi titik permulaan di mana Allah
mengampuni orang
berdosa dengan kuasa-Nya yang baru dan ajaib. Allah menciptakan alam semesta dan
berhenti dari
pekerjaan mencipta pada hari keenam. Kristus mengatakan perkataan di atas salib:
"Sudah genap!"
Penciptaan digenapkan pada hari keenam dari atas kayu salib. Kesempurnaan
kegenapan ini akan
dinyatakan seluruhnya dalam kekekalan di dalam perkataan malaikat yang ketujuh
(Why. 16:17). Di
antara penggenapan-penggenapan ini, ada penggenapan status dan ada penggenapan
total. Ada
penggenapan kualitatif dan ada penggenapan kuantitatif. Yang sudah dijanjikan,
pasti akan digenapi
oleh Kristus sendiri. Melalui Anak yang menggenapkan pekerjaan penciptaan, Bapa
menciptakan segala
sesuatu. Melalui Anak yang menggenapkan karya penebusan, Bapa menyelamatkan
manusia. Anak
Domba Allah terpuji dan mulia. Biarlah segala zaman tidak melupakan salib-Nya.
"Sudah genap!" Kristus tidak perlu lagi mengulangi salib karena di dalam
perkataan-Nya semua
sudah selesai. Kristus tidak perlu lagi mengalirkan darah, tidak perlu letih
lesu, tidak perlu lagi
menerima bilur-bilur, penghinaan, ejekan, diadili, pergumulan doa, air minum,
meneteskan keringat
seperti darah, mahkota duri, salib dan penghukuman Allah, karena di dalam
kalimat ini, semua itu sudah
selesai. Inilah satu kemenangan total. Akhir dari perjalanan panjang selama 33,5
tahun dalam dunia.
Dalam setiap detik kehidupan-Nya, Kristus bertahan, berjuang dan melawan
pencobaan iblis sampai
pada detik terakhir di atas kayu salib Ia berkata: "Tetelesthai!" Waktu Kristus
meneriakkan kalimat ini,
Allah Bapa di dalam surga boleh tersenyum dan melihat ketaatan yang tuntas dari
Hamba-Nya yang
mengganti dosa manusia.
Semenjak Adam berontak kepada Allah, maka tak ada seorangpun di dalam dunia yang
bisa
memuaskan tuntutan Allah di dalam ketaatan. Semenjak Adan meninggalkan kehendak
Allah, maka
semua keturunan Adam hanya tahu memberontak, berzinah, berjudi, tidak setia
kepada suami dan
berbuat segala kejahatan serta dengan sewenang-wenang mempergunakan segala
kebebasan yang sudah
Tuhan berikan. Kebebasan yang harus kita pertanggungjawabkan secara pribadi
dengan serius di dalam
kekekalan!
Allah melihat dan mencari manusia yang taat kepada-Nya. Tidak ada seorangpun
yang berbuat baik
(Rm. 3:11-12). Manusia berbuat baik dengan motif yang tidak murni dan egois.
Allah mencari dengan
standard-Nya yang paling suci. Adakah manusia yang sungguh-sungguh mencari dan
mencintai Dia
dengan setuntas-tuntasnya? Tidak ada. Satu-satunya orang yang dilahirkan dari
perempuan yang
menggenapi tuntutan Bapa di surga adalah Dia yang mengatakan: "Tetelesthai!"
Kristus taat sampai
tuntas dan sampai sempurna. Karena ketaatan Kristus, maka setiap orang yang mau
datang kepada
Kristus memiliki pengharapan hidup kekal. Perkataan Kristus yang keenam ini
mempunyai arti terlalu
besar dan terlalu dalam. Tetelesthai! memberikan pengharapan yang terbesar bagi
Anda dan saya yang
tadinya terjerumus di dalam kebinasaan serta menunggu akan hukuman yang terakhir
dalam neraka yang
kekal. Karena Kristus taat, maka barangsiapa yang menerima Kristus diterima oleh
Allah. Mulai saat
"Tetelesthai!" diucapkan dari mulut Yesus Kristus, maka saat itu juga siapapun
yang datang kepada
Kristus boleh diterima oleh Allah dan tidak ada seorangpun yang ditolak.
Apakah pengaruh dari empat perkataan terakhir Kristus yang diteriakan-Nya? Empat
dari tujuh
kalimat terakhir di atas salib, diucapkan Kristus dengan teriakan keras dan
terdengar bukan saja oleh
orang-orang di bawah kayu salib. "Allah-Ku, Alllah-Ku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?",
dikatakan dengan teriakan yang keras. "Aku haus!", dikatakan dengan teriakan
yang keras. "Sudah
Page 3 of 7 SUDAH GENAP - Pdt. Dr. Stephen Tong
genap!" dikatakan dengan teriakan yang keras. Perkataan "Bapa, ke dalam
tangan-Mu Kuserahkan Roh-
Ku!" juga dikatakan dengan teriakan yang keras. Apakah arti teriakan-teriakan
yang begitu berlainan
dengan tiga perkataan sebelum terjadinya kegelapan yang menudungi daerah itu?
Karena satu penyataan
Tuhan yang ajaib yang menyatakan bahwa kematian Kristus bukan terjadi karena Ia
kalah oleh
kematian. Kematian-Nya bukan karena harus meletakkan jiwa-Nya di dalam keadaan
pasrah dan pasif,
melainkan kematian yang berdasarkan kerelaan dan inisiatif. Kristus menyerahkan
nyawa-Nya di dalam
status kebebasan diri-Nya sendiri. Kristus berkata: "Bapa mengasihi Aku, oleh
karena Aku memberikan
nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya daripada-Ku,
melainkan Aku
memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan
berkuasa
mengambilnya kembali."
Orang yang belum mengenal Kristus berpikir bahwa kayu salib adalah kegagalan
yang terbesar.
Jika dibandingkan dengan pendiri-pendiri agama yang lain, Kristus kelihatan
terlalu gagal. Konfusius
mempunyai 3.000 murid, tetapi Kristus mempunyai 12 murid init, 70 murid dan 120
murid. Yesus
mempunyai pengikut yang lebih sedikit dibandingkan Konfusius. Di antara pengikut
Konfusius, tidak
ada seorangpun yang menjual dia, tetapi di antara murid Kristus yang paling inti
ada seorang yang
menjual-Nya karena menginginkan tiga puluh keping perak. Bahkan di antara
murid-murid Kristus yang
dicintai-Nya, ada satu orang yang menyangkali Dia sampai tiga kali dan ada lagi
murid-murid lain yang
melarikan diri pada waktu Kristus disalibkan, kecuali Yohanes. Konfusius
dijunjung tinggi oleh para
murid-Nya, tetapi Yesus dijual oleh murid-Nya. Konfusius hidup 72 tahun, Buddha
hidup 80 tahun,
Musa hidup 120 tahun. Semua pendiri-pendiri agama meninggal dunia pada usia yang
normal dan
alamiah. Hanya Kristus satu-satunya pendiri agama yang mati dibunuh dengan
kekejaman yang tidak
terbandingkan. Bagaimana kita bisa percaya bahwa Kristus itu sukses? Tetapi
apakah Dia gagal?
Sebelum para pendiri agama meninggal dunia, mereka masing-masing mempunyai waktu
yang
cukup panjang untuk mengajarkan doktrin mereka dan mempengaruhi masyarakat.
Mereka mempunyai
waktu puluhan tahun panjangnya, tetapi Kristus hanya mempunyai waktu 3,5 tahun.
Pada waktu Yesus
dipaku di atas kayu salib, Ia belum pernah mendirikan satu sekolah Kristenpun.
Dia belum pernah
menulis satu syair Kristen yang baik, Dia belum pernah menulis otobiografi,
belum pernah
mengumpulkan data-data bagi murid-murid-Nya untuk mengabarkan Injil. Kristus
belum pernah
mendirikan partai politik. Dilihat dari sudut pandang manusia pada umumnya,
Kristus tidak membangun
satu perbuatan jasa yang besar. Dia kelihatannya gagal total. Tetapi heran
sekali di dalam keadaan yang
tampaknya gagal total, berusia pendek, mati dalam dalam keadaan paling pedih,
hidup dalam ancaman
besar, hidup tersendiri, tidak menikah, tidak mempunyai banyak pengikut dan
tidak memiliki jasa
ataupun karir yang mempunyai pengaruh yang besar, minoritas; namun Yesus Kristus
memberikan
pengharapan kekal.
Yesus berteriak: "Tetelesthai!" Suara ini terdengar menembus ke dalam
dunia-dunia yang lain,
selain kepada orang yang ada di bawah kayu salib, yaitu:
1. Dunia malaikat
2. Dunia manusia dalam segala zaman
3. Dunia dalam alam maut
Page 4 of 7 SUDAH GENAP - Pdt. Dr. Stephen Tong
1. Dunia Malaikat
Apakah yang didengar oleh para malaikat? Satu pengumuman kemenangan yang sudah
lama
ditunggu. Malaikat-malaikat memperhatikan saat kelahiran-Nya, saat dicobai, saat
di Getesemanim saat
di atas kayu salib, waktu dikubur, waktu bangkit, waktu naik ke surga dan setiap
saat Injil Kristus
dikabarkan. Waktu kita mengabarkan berita Kristus dan salib-Nya dan ada orang
yang bertobat dan
menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat setelah mendengarkan Injil,
maka malaikatmalaikat
di surga bersukacita karena orang itu (Luk. 15:10). Bukankah mereka semua
(malaikatmalaikat)
adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus
memperoleh
keselamatan? (Ibr. 1:14).
Malaikat melihat, terheran, dan tidak mengerti. Pada waktu Kristus berteriak:
"Tetelesthai!", maka
keheranan mereka terjawab, kesuksesan yang dinanti-nanti sudah datang. Keheranan
yang terbesar dari
dunia malaikat sudah terjawab. Yang ditunggu-tunggu oleh para malaikat adalah
kemenangan dan
proklamasi yang heran dan terbesar dari Kristus.
2. Dunia Manusia Di Segala Zaman
Perkataan Kristus ini juga adalah satu proklamasi yang paling memberikan
sukacita bagi dunia
manusia. Puji Tuhan. Mulai dari hari Kristus berkata: "Tetelesthai!" dunia tidak
perlu takut kepada iblis.
Kita mempunyai satu jaminan, seperti yang dikatakan oleh syair sebuah lagu:
Di kaki salib Yesus, aku aman berteduh
Naungan kukuh dan kekal, lindungan yang teguh
Di kaki Yesus Kristus, tempat istirahat yang tenang
Bagiku yang penat, kuterima damai yang penuh
Dan lenyaplah beban yang berat
Di bawah kali Yesus Kristus
Air mataku dihapus, bebanku ditanggung
Di bawah kaki Yesus Kristus
Pengharapanku dijernihkan
Dan pandanganku diarahkan ke dalam surga yang kekal
Mulai hari itu, pengharapan menjadi penuh. Arah hidup jelas menuju kepada
kekekalan dan
menikmati kemuliaan Tuhan selama-lamanya. Tidak ada satu zamanpun di mana
manusia di dalam
Kristus bisa menjadi putus asa. Meskipun zaman itu gelap, penuh dengan
penganiayaan ataupun
kesusahan namun jika manusia kembali ke bawah kaki salib, sukacita terbesar
diberikan.
3. Dunia Dalam Alam Maut
"Tetelesthai!" menembusi dunia kegelapan alam maut dan menggoncangkan dasar
neraka. Kuasa
kegelapan, kuasa neraka harus berhenti pada waktu Yesus Kristus mengatakan
ucapan keenam.
Bukankah penguasa langit atau penguasa maut yaitu iblis, pernah dengan segala
usaha mencoba untuk
merusakkan hidup Yesus di dalam dunia dengan pencobaan yang terus menerus?
Tetapi setan dan segala
pesuruhnya gagal total. Lalu mereka membongkar segala kebencian dan serangan
yang paling sengit,
yaitu berikhtiar membunuh Yesus Kristus. Kegelapan yang diizinkan oleh Allah
untuk menudungi
Page 5 of 7 SUDAH GENAP - Pdt. Dr. Stephen Tong
Yesus, juga datang dari iblis. Tetapi segala usaha dan kegiatan dari kuasa
gelap, akhirnya berhenti
dengan gentar pada waktu mendengar perkataan "Tetelesthai!" diucapkan Tuhan
Yesus. Dunia malaikat
mengalami keheranan terbesar, dunia manusia di segala zaman mengalami sukacita
terbesar, dunia
neraka mengalami kegoncangan terbesar. Inilah Kristus yang mencintai Anda dan
saya.
Waktu Yesus Kristus mengatakan "Tetelesthai!" apakah yang Dia katakan kepada
Bapa yang
mengutus-Nya datang ke dalam dunia? Waktu Kristus datang ke dalam dunia, ada
satu status yang tidak
ditulis dalam keempat Injil, tetapi ditulis seribu tahun sebelumnya oleh Daud
dalam Mzm. 40:8-9.
Kalimat tersebut juga dikutip oleh penulis surat Ibrani dalam Ibr. 10:7-8.
Kalimat tersebut berbunyi: "Ya
Allah-Ku, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Pada umur 12 tahun, Kristus
mengatakan:
"Tidak tahukah kamu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" (terjemahan
lain: "Bukankah
Aku harus menaruh di dalam hati-Ku satu niat yang mengerjakan pekerjaan Bapa
yang mengutus
Aku?" (Luk. 2:49). Waktu bertemu perempuan Samaria di pinggir perigi, Yesus
berkata pula:
"Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan
pekerjaan-
Nya" (Yoh. 4:34). Kristus berdebat dengan orang-orang Yahudi dan mengatakan:
"Bapa-Ku bekerja
sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga" (Yoh. 5:17). Di dalam Yoh. 17:4,
Kristus berkata: "Aku
telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang
Engkau berikan
kepada-Ku untuk melakukannya."
Hanya satu-satunya orang yaitu Yesus Kristus yang dari lahirnya, masa remaja,
masa permulaan
mengerjakan pekerjaan Mesias, sampai mati di atas kayu salib, tidak putus-putus
untuk taat kepada
Bapa. Sekarang Ia berkata kepada Bapa: "Tetelesthai!", semua pekerjaan yang Bapa
serahkan kepada-
Nya sudah diselesaikan-Nya. Kalimat ini tidak akan pernah diucapkan oleh mulut
kedua selain Kristus.
Kalimat ini tak mungkin diucapkan oleh yang lain, baik sebelum Kristus maupun
setelah Kristus. Tidak
ada satu manusiapun yang sungguh-sungguh bisa menempati posisi seperti Kristus.
Kristus sudah taat
kepada Bapa.
Murka Allah sudah berhenti di atas diri Kristus waktu Dia berkata:
"Tetelesthai!" Murka Bapa tidak
lagi turun kepada anak-anak manusia yang menerima Yesus Kristus sebagai
Juruselamat, karena Kristus
sudah taat. Kristus sudah menggenapi segala rencana Allah, murka Allah sudah
diterima dan dihentikan
oleh Kristus. Penebusan hutang dosa sudah dikerjakan oleh Kristus. Manusia akan
terus menuju kepada
neraka, tetapi Kristus telah menghentikan jalan menuju kebinasaan itu dengan
mengorbankan diri.
Semua yang dinubuatkan oleh nabi-nabi, sudah digenapkan dalam diri-Nya. Kristus
adalah satu-satunya
Oknum yang boleh, pernah dan mendapat kesaksian yang diberikan oleh Bapa
demikian: "Inilah Anak-
Ku yang Kukasihi."
Bagi setiap orang di dunia, perkataan Kristus keenam di kayu salib ini berarti
satu pernyataan
bahwa kutukan Taurat sudah diterima oleh Kristus. Manusia salah, jika mengira
bahwa mereka bisa
menjalankan hukum Taurat ataupun menyempurnakan Taurat. Barangsiapa berusaha
diselamatkan
dengan melalukan segala syariat Taurat adalah orang yang akan kecewa belaka.
Barangsiapa yang
berusaha diperkenan oleh Allah melalui melakukan Taurat harus mengetahui bahwa
hal itu tidak
mungkin. Kalimat ini kerap kali diucapkan oleh Paulus (Rm. 3:28; Gal. 2:16,21;
5:4), yang sejak kecil
dididik dalam hukum Taurat dengan ketat (Flp. 3:4-6). Paulus dididik oleh
profesor Taurat terbesar
zaman itu bernama Gamaliel (Kis. 5:34, 22:3). Di dalam Kristus ada hidup kekal.
Di dalam perjuangan
yang sengit di mana Kristus sudah berteriak: "My God, My God, why hast Thou
forsaken Me?", kini
dilanjutkan dengan "Tetelesthai! Sudah genap!" Setan sudah kalah, kita tidak
perlu takut akan kematian.
Arti lain dari Tetelesthai adalah janganlah takut akan kutukan Taurat, karena
itu sudah Kristus terima.
Tuntutan yang keras dari Taurat sudah digenapi. Janganlah takut akan kematian,
karena Kristus sudah
mati bagi kita. Demikianlah perkataan Kristus bagi umat manusia sepanjang zaman.
Barangsiapa yang datang kepada Dia, akan mendengar lagi perkataan yang lebih
indah sebagai
Page 6 of 7 SUDAH GENAP - Pdt. Dr. Stephen Tong
manifestasi dari perkataan "Tetelesthai!", yaitu gereja akan menjadi mempelai
perempuan Kristus
dalam kekekalan. Bagi setiap kita yang dicintai oleh-Nya, tak akan pernah
dikalahkan oleh kuasa
neraka. Anak Tuhan bisa dianiaya, dibunuh, dipenggal, dilemparkan ke dalam mulut
singa, dilemparkan
ke dapur api, disiram minyak dan dibakar seperti lilin. Tetapi bagi gereja yaitu
orang-orang yang
dikasihi Kristus, Dia berkata dari atas salib: "Tetelesthai!" Dia berkata pula:
"Dan janganlah kamu takut
kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh
jiwa; takutlah
terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam
neraka" (Mat.
10:28). Bagi setiap umat tebusan Tuhan Yesus, diberikan kelepasan dari kutukan
Taurat, hukuman dosa,
dan daripada kematian serta kuasa setan. Bukan saja demikian, pintu surga
terbuka bagi kita.
Waktu Kristus mengatakan: "Tetelesthai!", kuasa neraka berhenti dan pintu surga
terbuka. Waktu
itu dalam bait Allah yang besar di Yerusalem ada satu tirai besar yang karena
besarnya harus diangkat
oleh 300 orang. Pada saat itu juga tirai tersebut robek dari atas sampai ke
bawah. Tirai yang besar
memisahkan ruangan suci dan ruangan mahasuci dalam bait Allah di Yerusalem.
Sedangkan bait Allah
tersebut sudah dibangun kira-kira 46 tahun, waktu Kristus menubuatkan
kehancurannya (Yoh. 2:20),
pembangunannya diteruskan sampai belasan tahun setelah penyaliban Kristus, jadi
total pembangunan
Bait Suci tersebut memakan waktu kira-kira 54 tahun. Tirai yang besar di bait
Allah yang robek dari atas
sampai ke bawah (Luk. 27:51), adalah salah satu tanda mujizat yang dinyatakan
dari Golgota. Apa arti
tanda itu? Artinya: jalan menuju surga sudah terbuka. Di dalam Yesus Kristus
kita mempunyai
pengharapan terbesar yang tidak ada lagi bandingannya. Anak yang terhilang
sekarang sudah boleh
pulang kembali kepada Allah. Haleluya. Melalui Kristus, kita dapat diam dalam
pangkuan Tuhan yang
kekal dan tidak berubah.
*Disarikan dari buku:
Tujuh Perkataan Salib
Oleh: Pdt. Dr. Stephen Tong.
Sumber: Majalah MOMENTUM No. 15 - Maret 1992
http://www.geocities.com/reformed_movement/artikel/pi_genap.html
http://www.geocities.com/reformed_movement
Page 7 of 7 SUDAH GENAP - Pdt. Dr. Stephen Tong