RELASI MANUSIA DENGAN WAKTU
Pdt. Dr. Stephen Tong
Waktu, Bijaksana, dan Etika
Kita harus mengaitkan waktu dengan bijaksana. Sementara banyak orang hanya
mengaitkan waktu dengan
pengetahuan, Alkitab mengaitkan 3 hal: waktu, bijaksana, dan etika (time, wisdom
and virtue). Paulus berkata,
"Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu
yang ada." (Kol. 4:5). Di sini
waktu digabungkan dengan bijaksana dan etika. Demikian pula di dalam Ef. 5:16
waktu digabungkan dengan
etika: "Tebuslah waktu yang ada, karena zaman ini adalah zaman yang jahat." (KJV:
'Redeeming the time,
because the days are evil.'). Di dalam Alkitab kita melihat ada kaitan-kaitan
tertentu yang tidak terlalu nyata,
tetapi kalau kita selidiki (analisa), kita melihat kaitan itu penting sekali.
Seorang yang bijaksana adalah seorang
yang mengenal kesucian Tuhan Allah dan takut akan Dia, seorang yang mengetahui
bagaimana menegakkan
hidup yang beretika dan hidup suci di hadapan Allah. Seorang yang bijaksana
adalah seorang yang mengetahui
bagaimana menggunakan waktu dengan baik untuk memuliakan Tuhan. Seorang yang
menghargai waktu dan
mencintai waktu adalah seorang yang mengisi waktu (hidup)nya dengan etika yang
sesuai dengan etika ilahi.
Dan seorang yang mengenal Tuhan adalah seorang yang mengetahui bahwa
kesementaraannya harus
dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Allah yang kekal.
Kiranya Tuhan memberikan kekuatan dan kesadaran kepada setiap kita untuk
baik-baik memakai salah
satu harta yang paling penting yang kita miliki, yakni waktu hidup kita.
Waktu, Kesementaraan, dan Kekekalan
Apakah kesementaraan berkaitan dengan kekekalan? Jikalau kesementaraan berkaitan
dengan kekekalan,
di manakah kaitannya? Mungkinkah manusia mengerti mengenai kekekalan sejak di
dalam kesementaraan atau
dunia sekarang ini? Dan apa perlunya kita memikirkan soal kekekalan?
Alkitab merupakan buku yang penuh kelimpahan kebenaran dan rahasia memperoleh
bijaksana. Di dalam
Alkitab kita dapat menemukan hal-hal yang belum pernah dan tidak mungkin
dipikirkan oleh filsuf-filsuf yang
paling pandai sekalipun, prinsip-prinsip yang tidak pernah bisa dimengerti
sekaligus oleh manusia seumur
hidupnya yang singkat. Karena firman Tuhan berasal dari bijaksana yang kekal,
maka tidak heran kalau di
dalam kesementaraan kita tidak dapat mengertinya secara tuntas; kita hanya dapat
mengertinya sebagian.
Betapa celaka dan bodohnya orang yang mengejek, mengeritik, dan menghakimi
firman Tuhan karena tidak
mengertinya secara keseluruhan.
Berapa panjangkah hidup kita? Alkitab berkata, "Tujuh puluh tahun, dan kalau
kuat delapan puluh tahun,
dan yang menjadi kebanggaan kita hanyalah keluhan, kesukaran, dan penderitaan."
(Mzm. 90:10). Adakah
manusia yang tidak pernah mencucurkan air mata, mengeluh, dan mengalami patah
hati di dalam sepanjang
hidupnya? Tidak ada! Janganlah kita menjadi orang Kristen, hamba Tuhan maupun
jemaat, yang hanya
mementingkan ayat-ayat Alkitab yang berkata kalau ikut Tuhan pasti hidup lancar,
enak, dan kaya. Itu adalah
konsep yang sangat sempit. Alkitab mengajarkan kita jauh daripada itu: Kalau
kita mengerti rahasia kebenaran
sebagai pangkal atau dasar hidup kita masing-masing dan kita mempunyai sumber
bijaksana yang kekal, maka
Page 1 of 4 RELASI MANUSIA DENGAN WAKTU - Pdt. Dr. Stephen Tong
kita akan dapat menghadapi segala kesulitan kalau Tuhan memberikan penindasan
itu kepada kita. Pada harihari
Tuhan menindas kita, kita pun dapat bersuka cita. Pada waktu Tuhan membolehkan
kita mengalami
kesulitan, kecelakaan, dan segala malapetaka, apakah yang menjadi kekuatan kita
menghadapinya? Apakah
rahasianya kita boleh mengalahkan semua itu dan tetap menang di dalam hidup kita
yang singkat di dunia ini?
Yakni pengertian yang seimbang, stabil, dan utuh akan kebenaran Tuhan.
Kita perlu mempunyai iman yang benar kepada Tuhan, sehingga sewaktu di dalam
kesementaraan kita
sudah menikmati kekekalan, dan kita mempunyai kelonggaran untuk membagi waktu
kita dengan baik,
sehingga hidup kita tidak dihamburkan dengan sia-sia. Banyak orang sampai pada
saat menjelang kematiannya
baru sadar bahwa mereka sudah membuang waktu terlalu banyak.
Beberapa orang dari Eropa pergi ke Afrika. Di tengah-tengah padang belantara
yang panas mereka
menjumpai suatu danau kecil. Di dekat danau itu banyak batu-batuan dan mereka
menemukan sebilah papan
bertuliskan: "Yang mengambil batu akan menyesal. Yang tidak mengambil batu juga
akan menyesal." Seorang
di antara mereka tidak menggubris perkataan itu. Tetapi, seorang lainnya terus
memikirkan apa arti tulisan itu.
"Kalau saya membawa batu-batu itu saya akan tahu bagaimana menyesal karena
membawanya. Kalau saya
tidak membawa, juga akan menyesal, tetapi dengan penyesalan yang berbeda."
Akhirnya dia memutuskan untuk
membawa sedikit batu-batu itu dan menyuruh yang lainnya tidak usah membawanya.
Ada juga orang yang
tidak menggubris kalimat itu dan bermain-main berlomba melemparkan batu-batu itu
ke tengah danau, dan
menganggap mereka tidak akan menyesal karena tidak memikirkan kalimat itu lebih
jauh. Setelah kembali ke
Eropa mereka menyuruh ahli batu-batuan untuk menyelidiki batu yang dibawa itu.
Setelah diselidiki ternyata
batu-batu itu adalah semacam Safir yang dari luar nampaknya jelek, tetapi di
dalamnya merupakan permata
yang sangat indah dan mahal. Yang tidak membawa batu itu menyesal karena tidak
membawanya. Tetapi, yang
membawa pun akhirnya juga menyesal, karena tidak membawa lebih banyak.
Di dalam cerita itu batu-batu mengilustrasikan waktu. Bisakah kita membawa waktu
ke dalam kekekalan,
ke dalam surga? Kesementaraan mungkinkah berkaitan dengan kekekalan? Kalau kita
bisa mengaitkan kedua
hal ini berarti kita orang yang berbijaksana. Bagaimana menyimpan kekekalan di
dalam kesementaraan, dan
bagaimana membawa kesementaraan ke dalam kekekalan; ini merupakan suatu
bijaksana yang luar biasa.
Orang-orang biasa hanya menganggap kekal adalah kekal dan sementara adalah
sementara. Banyak orang
waktu diajak percaya kepada Yesus Kristus untuk menerima hidup kekal sering
mengutip perkataan Konfusius:
"Mengenai hidup sekarang saja kita tidak mengerti, mengapa berani bicara tentang
sesudah mati?" Banyak
orang hanya mau memikirkan tentang hidup sekarang, dan tidak mau memikirkan
tentang hidup sekarang, dan
tidak mau pikir apa-apa tentang sesudah mati bagaimana; yang penting bagaimana
menggarap hidup yang
sekarang, mengenai yang akan datang tidak perlu dipedulikan. Ini salah satu
sikap manusia yang paling umum
di dalam dunia. Mereka tidak pernah memikirkan kemungkinan mengaitkan kekekalan
dengan kesementaraan;
bagaimana menyimpan kekekalan di dalam kesementaraan dan bagaimana membawa
kesementaraan ke dalam
kekekalan.
Mengenai hal ini ada perbedaan yang terlalu besar antara binatang dan manusia.
Binatang dicipta di dalam
kesementaraan dan hanya mempunyai esensi kesementaraan itu saja. Tetapi, manusia
adalah satu-satunya
makhluk yang diciptakan di dalam kesementaraan dengan dibubuhi esensi kekekalan,
karena manusia telah
dicipta menurut peta dan teladan Allah yang kekal. Kita adalah makhluk yang
bersifat kekekalan; itulah
sebabnya kita sering mendapat kesulitan untuk membagi waktu kita dengan baik,
sehingga hidup kita tidak
dihamburkan dengan sia-sia. Banyak orang sampai kadang-kadang mengeluh di dalam
tubuh yang bersifat
sementara. Kita merasa kesal pada waktu melihat wajah dan kulit tubuh kita
menjadi kisut. Manusia berusaha
untuk senantiasa awet muda, tetapi ini sesuatu yang mustahil. Faktanya kita
semakin hari semakin bertambah
tua. Rasa kesal karena mengetahui diri kita bertambah tua dan semakin digeser
oleh waktu itu timbul dari suatu
perasaan kita memiliki kekekalan. Kalau kita tidak memiliki kekekalan, kita
tidak akan mempunyai
ketidakpuasan dan kesadaran yang negatif terhadap eksistensi kita yang berada di
dalam proses waktu yang
menggeser kita menjadi tua. Waktu kita mengetahui barang yang kita sayangi
rusak, waktu melihat orang-orang
yang kita cintai sakit dan meninggal dunia, dan waktu menyadari kita harus
menjadi tua, kita merasa susah
sekali. Kita merasa tidak senang melihat segala perubahan itu, karena perubahan
menggerogoti
Page 2 of 4 RELASI MANUSIA DENGAN WAKTU - Pdt. Dr. Stephen Tong
ketidakberubahan, kekekalan diancam oleh kesementaraan. Semua itu menimbulkan
kerisauan yang tidak habishabisnya
di dalam hati (hidup) kita.
Mungkinkah kekekalan berada di dalam kesementaraan? Dan mungkinkah kesementaraan
dibawa ke
dalam kekekalan? Alkitab menjawab: "Mungkin!" Bukan saja mungkin, tetapi memang
harus demikian. Pada
waktu yang sudah ditentukan, Allah menciptakan segala sesuatu dengan baik. Lalu
Allah memberikan
kekekalan di dalam hati manusia. Setelah manusia dibentuk dari debu tanah yang
merupakan faktor yang
sementara, Allah membubuhi kekekalan ke dalamnya. Karena kekekalan itu berada di
dalam diri kita, maka kita
mempunyai konsep sejarah, kita memiliki ambisi melawan dan melintasi, bahkan
menguburkan sejarah. Tetapi
setelah dosa berada (masuk) di dalam sejarah manusia, kesementaraan dan
kekekalan tidak mempunyai kaitan
yang normal, sehingga terjadi distorsi-distorsi; kadang-kadang kita susah sekali
untuk hidup secara sukses. Ini
bukan saja terjadi di dalam diri orang-orang ateis atau mereka yang berada di
dalam filsafat-filsafat agama lain,
tetapi juga di dalam diri orang-orang Kristen yang hidup rohaninya belum beres;
mereka selalu mengalami
konflik-konflik kesementaraan dan kekekalan di dalam jiwa mereka.
Yesus Kristus pernah memberikan suatu perumpamaan untuk memberikan pengertian
hubungan antara
kesementaraan dengan kekekalan. Ada seorang bendahara yang tidak jujur (baca
Luk. 16:1-9). Bendahara yang
tidak jujur itu tahu bahwa tidak lama lagi dia akan dipecat dari kedudukannya.
Dia juga tahu, banyak orang
berhutang kepada tuannya. Maka, cepat-cepat dia memberikan surat reduksi
(keringanan) hutang kepada
mereka. Setelah dipecat dari kedudukannya, orang-orang yang dulu pernah
mendapatkan pertolongan dari si
bendahara itu menerimanya dengan baik. Perumpamaan ini bukan untuk mengajarkan
supaya kita meneladani
ketidakjujuran dari si bendahara itu. Titik pusat perumpamaan ini adalah si
bendahara itu mempunyai
kebijaksaan yang luar biasa, yaitu dia mengetahui bagaimana memakai uang yang
bersifat sementara untuk
mempersiapkan nasibnya yang kemudian. Inti ajaran perumpamaan ini adalah
bagaimana mengaitkan
kesementaraan dengan kekekalan. Sudahkah kita mempersiapkan kekekalan pada waktu
kita masih berada di
dalam kesementaraan? Bagaimanakah caranya?
Kematian bagaikan sehelai pintu, menurut perkataan terakhir Sokrates, yang
membawa manusia menuju
kepada kekekalan. Kematian adalah semacam pintu yang memisahkan, seperti
penyeberangan, atau perbatasan
dari kesementaraan kepada kekekalan. Orang yang bijaksana adalah orang yang
betul-betul mengetahui
bagaimana menerima kekekalan sementara berada di dalam kesementaraan; yang bisa
membawa sesuatu yang
bernilai kekal menuju ke dalam wilayah kekekalan pada waktu mereka masih berada
di dalam wilayah
kesementaraan. Sehingga di dalam waktu sementara ini mereka menikmati hidup yang
kekal, dan di dalam
kekekalan mereka menikmati karya yang dikerjakan di dalam kesementaraan.
Di dalam surga tidak ada orang yang menyesal karena menerima Yesus Kristus.
Waktu kita menerima
Yesus Kristus kita menyesali akan dosa-dosa dan segala perbuatan kita yang
melawan kehendak Allah dan yang
telah menjauhkan kita dari Dia; ini disebut penyesalan yang tidak mendatangkan
penyesalan (unregretable
regret) menurut istilah Alkitab. Setelah kita menerima Yesus Kristus di dalam
hati kita, kita akan tenang hidup
di dalam dunia; dunia yang sementara tidak lagi mengancam kita, sekalipun kita
bisa menjadi tua, sakit, bahkan
mengalami kematian dan dikuburkan. Kita sudah mempunyai kekekalan di dalam
kesementaraan. Kekekalan
yang dicipta oleh Tuhan sudah tidak mempunyai arah setelah manusia jatuh ke
dalam dosa, tetapi kekekalan
ditebus oleh Yesus Kristus mempunyai arah yang tidak pernah berubah. Setelah
kita menerima Yesus Kristus,
Paulus menghimbau: "Persiapkanlah dirimu untuk kekekalan."
Di dalam kesementaraan mengandung kekekalan dan di dalam kekekalan mengandung
kesementaraan. Di
dalam waktu hidup kita yang sementara kita menuju kepada kekekalan; apakah yang
kita persiapkan untuk itu?
Kalau kita hanya melihat dunia sekarang ini dan menikmati segala sesuatu di
dalam hidup kita, seolah-olah
sesudah mati hidup kita selesai, apakah bedanya kita dengan segala macam
binatang? Marilah kita
mempersiapkan kekekalan selama kita berada di kekekalan kita akan mengingat
kembali dan menikmati apa
yang sudah kita lakukan di dalam kesementaraan. Orang yang bisa mengaitkan
kesementaraan dengan
kekekalan, dan sebaliknya, adalah orang yang bijaksana. Namun, berapa banyak
orang yang pada saat-saat
terakhir hidupnya, selangkah sebelum menuju kekekalan, baru sadar bahwa mereka
telah salah jalan selama di
Page 3 of 4 RELASI MANUSIA DENGAN WAKTU - Pdt. Dr. Stephen Tong
dalam kesementaraan, tetapi tidak ada waktu lagi untuk kembali. Pada saat
langkah terakhir di dalam
kesementaraan dan harus menuju kepada kekekalan itu mereka mendadak menjadi
orang yang bijaksana. Sudah
beberapa buku diterbitkan khusus untuk memberitahukan suara-suara yang tercetus
dari orang-orang yang
berada di tepi kekekalan; salah satu yang penting berjudul "The Voices From The
Edge of Eternity" -- Suarasuara
Dari Tepi Kekekalan. Di tepi perbatasan antara kesementaraan dan kekekalan itu
barulah banyak orang
yang sadar; salah seorang di antaranya adalah John Stuart Mill (1806-1873),
seorang filsuf Inggris. Dia adalah
seorang penganut Utilitarianisme yang hanya mementingkan akan keuntungan dan
kebahagiaan hidup di dunia;
salah satu motto mereka yang terkenal adalah mencari kebahagiaan sebesar mungkin
untuk sebanyak mungkin
manusia. Banyak orang, bahkan orang Kristen, secara sadar ataupun tidak, telah
terjerumus ke dalam filsafat
(pandangan) yang salah ini. Di dalam pandangan ini mayoritas akan menentukan
nilai, padahal kadang-kadang
kebenaran bukan berada di pihak mayoritas melainkan minoritas dan akhirnya
mengalami penganiayaan, tetapi
Dia mempunyai kebenaran. Di dalam hidupnya John Stuart Mill selalu berkata, "I
never believe in God, in
Satan, in heaven, in hell; but only my wife" --Saya tidak percaya akan Allah,
setan, surga, neraka; hanya
percaya akan istri saya. Namun, sebelum meninggal dia sempat menulis tiga tesis,
di antaranya mengatakan:
"Sebenarnya Yesus Kristus merupakan nilai yang tertinggi." Salah seorang lainnya
adalah Thomas Scott,
politikus dari Inggris. Sebelum menghembuskan nafas terakhir dia berkata: "I
never belief in heaven and hell
before, but now I believe both, yet it's too late" --Saya tidak percaya ada
surga dan neraka, tetapi sekarang
saya percaya akan keduanya, namun terlambat. Tidak ada waktu baginya untuk
bertobat. Marilah kita
mengaitkan hari-hari hidup kita yang pendek di dalam kesementaraan dengan nilai
kekekalan menurut janji
Tuhan.
Apakah yang bisa kita kerjakan di dalam dunia yang bisa dibawa ke dunia sana?
Apa yang bisa kita
kerjakan di dalam dunia sementara yang bisa diingat di dalam kekekalan, kerjakan
segiat mungkin. Tetapi tidak
perlu kita terlalu mencurahkan perhatian, pikiran, dan tenaga terhadap apa yang
tidak bersifat kekal. Biarlah hati
dan pikiran kita terkonsentrasi hanya terhadap hal-hal yang bernilai kekal,
termasuk di dalam penggunaan uang.
Penilaian yang berbijaksana berkaitan dengan pengertian antara bagaimana
mengharmoniskan kekakalan di
dalam kesementaraan dan kesementaraan di dalam kekekalan; dengan ini kita bisa
menuju kepada esensi yang
bertahan. Demikian juga di dalam pelayan, pekerjaan, dan segala ucapan-ucapan
kita. Kita jangan terlalu
banyak memakai waktu untuk memikirkan rencana-rencana yang akan gugur untuk
mengucapkan hal-hal yang
terus menerus berubah. Tetapi kita harus memusatkan pikiran serta tenaga kita
untuk mengerjakan hal-hal yang
bernilai, untuk kekekalan, dan untuk kehendak Allah. Dengan demikian kita
menjadi orang yang bijaksana.
Jikalau hari ini kita harus berjumpa dengan Tuhan, dan kita harus
mempertanggungjawabkan di hadapan-
Nya hari-hari yang diberikan kepada kita, siapakah kita? Sudahkah kita
mempersembahkan waktu-waktu kita,
harta, tenaga, talenta, pikiran, kekuatan, kesehatan, dan segala milik kita di
atas mezbah Tuhan?
Bahan ini diambil dari buku "WAKTU DAN HIKMAT" oleh Pdt. Dr. Stephen Tong, LRII,
Jakarta, 1990.
http://www.geocities.com/reformed_movement/artikel/mnwaktu.html
http://www.geocities.com/reformed_movement
Page 4 of 4 RELASI MANUSIA DENGAN WAKTU - Pdt. Dr. Stephen Tong
LINK
Kotbah kawanjaja.blogspot.com/ 2006/01/kotbah-di-atas-bukit.html - 32k - |
Includes thousands of sermon
texts and outlines, indexed by Bible chapter. www.sermoncentral.com/ |
Sermon Illustrations provides
sermon illustrations, sermons, eulogies, funeral helps, and
counseling aids for ministers. www.sermonillustrations.com/ |
Weekly - Sermon ideas and
illustrations from SermonSearch.com. NEW - The Pastor's Corner -
Weekly Devotional Weekly - Encouraging words for Pastors. ... www.sermonsearch.com/ |
The largest library of over 93000
free MP3 audio sermons and podcasts on the web, live audio and
video webcasts, video and pdf sermons, breaking news, ... www.sermonaudio.com/ |
Revival Sermons at SermonIndex.net - audio mp3 sermon archive
Revival resources including over
8000+ free audio/video sermons you can download by classic
preachers like: AW Tozer, Leonard Ravenhill and many more.. www.sermonindex.net/ |
Sermon & Sermon-Lectionary Resources
Original sermons based on the
Revised Common Lectionary and links to various sermon and
lectionary resources on the WWW. Sermons posted prior to
lectionary ... www.rockies.net/~spirit/sermon.html |
Sermons, sermon outlines,
devotions, articles and bible sermons at Sermon Links.com. www.sermonlinks.com/ |
Sermon - Wikipedia, the free encyclopedia
The word "sermon" comes from
a Middle English word which was derived from an Old ...
This sermon was probably preached around 30 CE and is
recounted in the ... en.wikipedia.org/wiki/Sermon |
Sermons, articles, lectures,
meditations and outlines by reformed authors. www.sermon.org/ |
Offering more than 3000
inspirational stories to be enjoyed by anyone who likes reading
stories that touch the heart. Usable in sermons. www.sermonillustrator.org/ |
Baptist Online
Ministry of Jesus Christ
http://www.baptistbeacon.com/
THE LAST TRUMPET
http://www.lasttrumpet.com
SOVEREIGN GRACE BABPTIS CHURCH
http://www.sgrace.com/
REFORMED
THEOLOGY
http://www.geocities.com/Heartland/9170/
THE CHURCH
MINISTRY
http://www.thechurch-ministries.org/
HIS BY GRACER
A Christian Resource Page Committed to the Doctrines
Of Grace
http://www.hisbygrace.org/
Literature for sermon |
ALASKA
Anchorage
Municipal Libraries
www.lexicon.ci.anchorage.ak.us
·
Kenai Community
Library
www.kenailibrary.org
·
Homer Public
Library
www.xyz.net/~hpl
Juneau Public
Libraries
www.juneau.lib.ak.us/library
Warren-Newport Public
Library
www.wnpl.alibrary.com
·
Roselle Public Library
District
www.roselle.lib.il.us
· Mount
Prospect Public Library
Includes community information.
www.mppl.org
·
Waukegan Public Library
Details about library services, hours, events, catalog, and more.
www.waukeganpl.org
· Oak
Park Public Library
www.oppl.org
· Glen
Ellyn Public Library
Includes info on circulation and loans, hours, their online catalog,
periodicals list and more.
www.gepl.org
· La
Grange Park Public Library
Offers current information regarding programs, acquisitions, and recommended
web sites.
www.lplibrary.org
· Barrington
Area Library
Information on services and policies for children and adults.
www.barringtonarealibrary.org
·
Chicago Library System
Consortium of libraries.
www.chilibsys.org
· Shawnee
Library System
Regional, multitype library consortium serving 32 counties in southern
Illinois.
www.shawls.lib.il.us
Bahasa Mandarin, Cantonese, Hokkien, dll)
Literatur untuk Persiapan kotbah
Alkitab Perjanjian Baru dalam MP3 atau Disini (Juga tersedia dalam
Alasan mengapa Teori Evolusi salah
Exodus paper (GKRI)
Detik.com.
Kompas.com.
3. Astaga.com
Sekaligus.com