SUMBER KRISTEN: JANGAN SERAKAH, JANGAN KUATIR
 

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

JANGAN SERAKAH, JANGAN KUATIR
Pdt. Dr. Stephen Tong
Artikel ini diambil dari seri khotbah Ekspositori Surat Ibrani di Kebaktian Minggu GRII
Pusat, Kampus Emas, Jakarta, pada tanggal 20 Juli 2003
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan yang ada padamu.
Karena Allah telah berfirman "Aku sekali-sekali tidak akan membiarkan engkau dan Aku
sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau" (Ibrani 13:5)
Di ayat 5 ini penulis Ibrani berbicara tentang dosa keuangan. Mengapa seks dan uang (harta) selalu
berdampingan? Karena keduanya adalah jerat yang paling besar atau paling berbahaya bagi setiap orang
yang hidup di dunia ini. Banyak orang gagal, kalau bukan karena seks, tentu karena uang. Itu sebabnya,
seks dan uang juga merupakan musuh terbesar bagi para pelayan Tuhan, saksi-saksi Tuhan yang diutus
untuk memancarkan kemuliaan-Nya. Jika kita tidak memelihara kesaksian hidup kita dengan hati-hati,
kita memberi lowongan kepada iblis untuk mencobai kita dalam seks dan harta, maka kita akan
kehilangan kuasa, pengaruh, dan kemuliaan Tuhan untuk menjadi saksi-Nya di dunia. Oleh karena itu,
setelah penulis Ibrani menyelesaikan pembahasan tentang 'hormatilah pernikahan', ia meneruskannya
dengan: Jangan engkau menjadi budak hartamu, uangmu; atau dalam terjemahan lain: Jangan tamak,
jangan menginginkan uang yang bukan milikmu.
Saya percaya, saat Yohanes Pembaptis yang dipenuhi oleh Roh Kudus itu tampil di depan umum,
usianya kira-kira tiga puluh tahun, karena seorang imam baru boleh melayani di saat usianya genap tiga
puluh tahun, karena seorang imam baru boleh melayani di saat usianya genap tiga puluh tahun. Di mata
manusia, ia adalah seorang pemuda yang kurang berpengalaman. Ia berseru, "Bertobatlah kamu sebab
Kerajaan Sorga sudah dekat." Ia menuntut mereka agar hidup baru, hidup bertobat, hidup suci, mau
meninggalkan hidup moral yang bobrok dan segala dosa yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Setiap
orang hidup perlu tahu: Dunia bukanlah rumahnya; ketika ia mulai terbiasa, bahkan betah hidup di
dunia, maka dunia akan berkata kepadanya, "Get out!" - tidak ada tempat lagi untukmu, tempat ini akan
diberikan pada generasi baru. Jadi, tak seorang pun bisa hidup sampai selama-lamanya di dunia ini.
Tetapi Allah sudah menyediakan Kerajaan Sorga, Kerajaan Allah bagi kita -- orang-orang yang berharap
kepada-Nya. Dan firman-Nya: Bertobatlah, tinggalkanlah dosamu, siapkanlah hatimu untuk hidup di
dalam Kerajaan Allah, karena Kerajaan Allah sudah dekat. Kalimat pertama dalam khotbah Yohanes
Pembaptis itu juga merupakan kalimat pertama dalam khotbah Yesus Kristus. Tokoh terpenting di
Perjanjian Baru -- Yohanes Pembaptis, Sang Perintis dan Yesus yang adalah Tuhan, mengucapkan
kalimat yang sama: Bertobatlah kamu, karena Kerajaan Allah sudah dekat.
Yohanes Pembaptis berjumpa dengan pelbagai macam orang. Ada semacam orang yang bertanya
Page 1 of 9 Jangan Serakah, Jangan Kuatir - Pdt. Dr. Stephen Tong
padanya: Apa yang harus kami perbuat? Saya kira itulah tanya jawab yang pertama di dalam pelayanan
Perjanjian Baru. Dan saya yakin acara tanya-jawab perlu dilestarikan, karena di lembar-lembar pertama
Perjanjian Baru, dalam pelayanan Tuhan sendiri juga diadakan tanya jawab. Ketika saya masih berumur
tujuh belas tahun, pikiran saya sudah dilanda oleh ajaran: Komunisme, Atheisme, Materialisme,
Dialektis, Evolusionisme. Saya menganggap diri sebagai pemuda yang paling modern, terkemuka,
bahkan lebih cerdas dari pemuda-pemudi lainnya. Pelajaran yang biasanya perlu dipelajari orang dalam
waktu dua bulan bisa saya selesaikan dalam waktu dua hari, bahkan selagi masih di SMA, saya sudah
mengajar, dan saya mampu menyelesaikan SMA dengan mudah, sekaligus menjadi seorang guru yang
disambut baik oleh murid-murid. Honor saya dua kali lebih besar daripada honor pendeta terbesar, yang
melayani di gereja terbesar di Surabaya. Saat itu, saya merasa tidak butuh Alkitab, tidak butuh Tuhan,
bahkan merasa tak perlu menjadi orang Kristen, karena dunia sudah maju dan kekristenan sudah
ketinggalan. Akan tetapi melalui Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR), Tuhan bekerja di dalam hati
saya, saya menangis tak henti-hentinya, bertobat, meminta Tuhan mengampuni dosa-dosa saya. Di hari
ketiga KKR itu, saya menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan. Saya berkata, "Tuhan, jawablah semua
pertanyaanku, sesudah itu, saya akan pergi ke seluruh dunia untuk menjawab pertanyaan siapa pun." Itu
sebabnya, ciri khas dari pelayanan saya adalah tanya-jawab, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
mereka ajukan. Seperti apa yang dikatakan oleh Francis Schaeffer: The responsibility of Christianity is
to give the honest answers for the honest questions. Itulah yang saya pelajari dari Yohanes Pembaptis,
menjawab pertanyaan siapa saja yang ingin tahu tentang kebenaran.
Yohanes Pembaptis menjawab pertanyaan, termasuk pertanyaan para tentara. Biasanya seorang
tentara, karena mempunyai senjata, selalu merasa dirinya memiliki hak istimewa, suka melakukan
kekerasan, tetapi saat ia datang bertanya: What should I do, John? Jawab Yohanes Pembaptis, "Kamu
harus merasa puas dengan apa yang ada padamu, jangan menindas orang dengan senjatamu." Saya kaget
sekali, ternyata seorang yang dipenuhi Roh Kudus bisa menjawab pertanyaan dengan begitu singkat dan
begitu tepat, sesuai dengan kebutuhan. Ia tidak menjawab, "Hai Tentara, jangan kamu berperang, karena
firman Tuhan berkata: Barangsiapa membunuh, ia juga akan dibunuh." Ia tidak berbicara tentang apakah
tentara harus membela atau memberontak, boleh berperang atau tidak, ia hanya memberikan dua prinsip:
Puaskan diri dengan apa yang kau miliki, dan jangan menindas orang dengan senjatamu. Dua prinsip
yang berkaitan dengan dua dosa besar dari para tentara yang menyandang senjata.
Yang pertama, mereka menembak dengan sewenang-wenang, karena pikir mereka: Kami memiliki
hak menggunakan senjata, mempunyai situasi dan kondisi dimana orang tidak mudah membalas
dendam. Kami bisa merebut nyawa orang. Seseorang yang memiliki kuasa, uang, kekuatan, pangkat,
senjata, lalu merugikan orang dengan sewenang-wenang, kelakukannya sungguh jahat. Negara yang
tidak memelihara kaum minoritas adalah negara barbar. Negara yang tidak memberi proteksi pada kaum
minoritas yang tidak bersenjata dan tidak berdaya untuk melawan adalah negara yang tidak beradab.
Orang yang menindas si lemah, rakyat jelata dengan senjata, dengan kekerasan, jiwanya bagaikan
binatang liar, bukan manusia. Karena senjata hanya dipakai untuk membela negara, mengamankan
rakyat, itulah perintah Alkitab: Pemerintah menyandang pedang adalah hak, kuasa yang Allah berikan
untuk menghakimi mereka yang berbuat salah; membela mereka yang benar, menjaga ketertiban negara
(Roma 13). Bila senjata digunakan semena-mena untuk melampiaskan kebencian pribadi --
memusnahkan, menghancurkan, membunuh musuh yang dibencinya, itu adalah tindakan barbar.
Yohanes Pembaptis berkata, 'Hai, Para Tentara.' Yang dimaksud olehnya bukanlah tentara Israel
melainkan tentara Romawi yang ditugaskan oleh kerajaan Roma di seluruh wilayah kerajaan Romawi,
meliputi sebagian benua Eropa, Asia, Afrika Utara bahkan sampai ke Inggris. Adapun kita yang paling
banyak dijaga oleh tentara Roma adalah Yerusalem, karena bangsa Yahudi adalah bangsa yang paling
keras, paling berjiwa revolusioner, paling tidak mengenal kompromi, misalnya, mereka menyembah
Yahweh -- Allah yang sejati. Mereka menolak untuk menyebut Kaisar sebagai Tuhan. Menurut standar
Roma, tindakan itu merupakan suatu pemberontakan terbesar, maka diutusnya sejumlah besar tentara,
kira-kira seratus delapan puluh ribu orang guna menjaga Yerusalem. Baik Damsyik, Kapadokia, maupun
Page 2 of 9 Jangan Serakah, Jangan Kuatir - Pdt. Dr. Stephen Tong
kota-kota lain, tak ada yang pernah dijaga oleh bala tentara sebanyak itu. Apalagi pada masa raya, ketika
puluhan bahkan ratusan ribu orang Yahudi dari berbagai tempat berkumpul di Yerusalem, maka
pemerintah Roma akan mengerahkan ratusan ribu tentara untuk menjaga keamanan di sana secara ketat.
Bila tentara-tentara itu menggunakan senjata dengan semena-mena, tentu rakyatlah yang akan sangat
dirugikan.
Yang kedua, Yohanes Pembaptis berkata, "Jangan menginginkan uang lebih dari seharusnya. Kamu
telah diberi kecukupan oleh pemerintah Romawi, puaskanlah dirimu dengan apa yang ada padamu."
Saya disadarkan; Saat seseorang dipenuhi oleh Roh Kudus, Tuhan memberinya bijaksana,
keberanian, standar yang bisa dijadikan pedoman dari jaman ke jaman, sekaligus sarana untuk
menghakimi umat mausia: Puaskanlah dirimu dengan apa yang kau miliki, jangan gunakan kekerasan
untuk menindas mereka yang tidak menyandang senjata.
Mengapa sebelum penulis membahas soal harta, ia terlebih dahulu berbicara tentang prinsip di ayat
5? Karena tamak adalah dosa yang sangat besar, suatu larangan yang ditekankan oleh Alkitab. Bahkan
hukum kesepuluh dari Taurat Musa berbunyi, "Jangan menginginkan istri, budak, hewan kepunyaan
orang", dijadikan dasar bagi Hak Asasi Manusia dalam konstitusi PBB, yang berlaku untuk semua
pemerintahan dunia sampai hari ini: Wajib memproteksi hak milik pribadi, tak seorang pun boleh
mengganggu istri, anak, harta, rumah kepunyaan orang lain, karena milik pribadi itu sah dan diizinkan.
Tuhan berpesan, jangan mengingini, artinya Ia memagari kepemilikan manusia. Saat mata
seseorang melirik ke dalam pagar orang dan hatinya berhasrat melewati pagar itu, ia disebut pelanggar
hukum. Jangan mengingini harta orang, puaskan dirimu dengan apa yang sudah Tuhan karuniakan
untukmu. Kalau kau memboroskan apa yang sudah diberikan-Nya atau merebut apa yang belum Ia
berikan kepadamu, kau adalah pencuri. Sikap yang Tuhan sahkan dan izinkan adalah merasa puas atas
apa yang sudah kau miliki dan mau menunggu untuk apa yang belum kau miliki sambil bekerja dengan
giat. Perasaan memiliki dan tidak memiliki selalu mengganggu diri kita, mengapa ia punya, saya tidak
punya; saya juga menginginkannya. Keinginan seperti itulah yang membuat kita berani melompat pagar,
berani melawan kehendak Tuhan. Mari kita kembali pada prinsip ini: Puaskan dirimu dengan apa yang
ada pada dirimu, apa yang kita miliki. Karena Tuhan berjanji: "Aku tidak akan meninggalkanmu, tidak
akan membuangmu."
Yesus Kristus pernah mengutip kalimat dari Perjanjian Lama, dalam Kitab Musa: Manusia hidup
bukan hanya bersandar pada roti saja; artinya kita butuh roti, makanan, harta benda, tetapi ada segi lain
yang perlu kita perhatikan, yaitu firman yang bersumber dari mulut Allah. Itulah yang membuat hidup
kita berarti. Versi lain terdapat di Yohanes 6:63, "Yang menghidupkan manusia adalah roh, bukan
tubuh. Perkataan yang Kukatakan padamu adalah Roh, adalah hidup." Perhatikan ucapan Yesus itu.
Yang menghidupkan manusia adalah roh, artinya roh itu hidup. Hidup berasal roh, tubuh tak terhitung
apa-apa. Tentu saja bukan maksud Yesus mengatakan bahwa tubuh kita tidak berguna, seperti teori
soma sema, tubuh adalah penjara, yang diyakini oleh Pythagoras, filsuf Yunani, atau ajaran Buddhisme:
Tubuh tak berarti apa-apa. Yang Yesus tegaskan adalah bahwa yang menghidupkan manusia bukan
tubuh melainkan roh, tanpa roh, tubuh tidak akan berfungsi.
Lanjut-Nya, "...the word which I spoke to you is life, is spirit." Jadi, hidup manusia selama
berpuluh-puluh tahun di dunia bukan hanya bersandar pada roti, melainkan pada the word of God. Saya
yakin kalian yang selalu berbakti di tempat ini akan merasa kosong, jika mimbar ini tidak menyuarakan
firman Tuhan. Memang, kali pertama Anda berbakti di sini merasa tidak enak, karena khotbah saya
tidak dibarengi lelucon atau cerita, tetapi marah-marah; Tidak mudah dicerna, banyak teori. Tetapi
setelah kalian benar-benar merasakan manfaat dari firman Tuhan, barulah kalian sadar, tanpa firman,
apalah artinya hidup ini? Kosong belaka. Kalau firman tidak mengisi hidup kita, tidak menuntun tindak-
Page 3 of 9 Jangan Serakah, Jangan Kuatir - Pdt. Dr. Stephen Tong
tanduk kita, kita tidak tahu hidup ini akan berjalan ke mana. Yang paling celaka ialah setelah mendengar
firman kalian tetap melangkah di jalan yang serong, jalan yang salah, jalan orang duniawi. Hidup kalian
seperti hidup orang Farisi, berpengertian penuh tetapi pelaksanaannya kosong. Akibatnya, kau bukan
menjadi saksi Tuhan, tapi malah mempermalukan nama-Nya. Tuhan berjanji, 'Aku tidak akan
membuang kamu, membiarkan kamu." Artinya, Ia akan terus-menerus menjaga kita. Itu sebabnya,
cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu, pandai-pandailah mengatur milikmu. Jika kamu
benar-benar hidup di hadapan Tuhan, Ia bukan saja sanggup mencukupi, tetapi juga memberi lebih dari
sekadar cukup.
Mengapa masih ada orang Kristen yang selalu mengkhawatirkan ini dan itu? Karena mereka hanya
dengan mulut mengaku dirinya beriman; otaknya tahu apa itu iman, namun sesungguhnya tidak betulbetul
beriman pada Tuhan. Itu sebabnya, kita perlu belajar untuk sungguh-sungguh beriman pada Tuhan.
Sesungguhnya saya merasa sangat kasihan kepada mereka yang sejak kecil cukup makan, tak pernah
lapar satu kali pun, karena mereka tidak akan pernah tahu apa itu perjuangan, apa itu bersyukur pada
Tuhan. Seorang pendeta menuturkan: 'Aku masih ingat saat pertama kali aku memegang sepeda itu, air
mataku bercucuran. Aku menaiki sepeda itu dengan hati yang begitu haru, begitu puas, karena aku sudah
menantinya selama dua ratus hari. Selama itu aku terus berharap kapan hari itu akan tiba, sampai aku
menaiki sepeda itu, barulah aku sadar aku sudah memilikinya.'
Tapi anak-anak kita tidak lagi mempunyai pengalaman seperti itu, karena saat mereka
menginginkan sepeda, kita segera membelikannya, bahkan saat mereka menginginkan mobil sekalipun,
kita segera menyediakannya. Sebelum mereka sanggup mencari uang, mereka sudah mengenakan
pakaian termahal. Sebelum mereka mencucurkan keringat, mereka sudah memeras orang lain, bahkan
mereka selalu mencerca: 'Toh Papa punya uang, mengapa Papa tidak membelikan yang baik untukku?
Papa jahat.' Apa jadinya anak-anak jaman ini, setelah sekian puluh tahun tak ada peperangan, kelaparan;
anak-anak kita hanya tahu memeras orangtua, memaksa orangtuanya memberikan ini dan itu buat
mereka.
Saya selalu mendidik anak-anak saya seperti ini: Saat saya menggunakan barang yang bagus, yang
mahal, mereka tidak berhak berkomentar, karena ini adalah jaman saya. Bagaimana susahnya masa lalu
saya, kalian tidak tahu. Kalian juga perlu belajar berjuang untuk dirimu sendiri. Namun, susah sekali,
bukan? Karena hidup kita sekarang ini sudah cukup nyaman, mengapa kita harus membiarkan anak kita
hidup sengsara? Hidup kita cukup kaya, mengapa kita membiarkan anak-anak hidup miskin? Itu
sebabnya orang yang dulunya pernah miskin, setelah dia menjadi kaya akan membuat hidup anakanaknya
seperti di surga. Namun faktanya, mereka tidak merasa hidupnya cukup nyaman, karena
mereka sudah terbiasa dengan hidup seperti itu. Sewaktu kenikmatannya berkurang sedikit saja, ia akan
memandangnya sebagai suatu siksaan dan itu membuatnya dendam padamu. Inilah dunia.
Mendidik anak itu susah, bukan? Saat hidup kita miskin, kita memang tak mampu membelikan
apa-apa untuk anak-anak. Setelah hidup kita lebih dari cukup, masakan kita tidak memberi apa-apa buat
mereka? Kalau diberi, ia tak punya daya juang, karena dia tak tahu apa itu susah, bagaimana rasanya
dari tidak punya sampai punya, bahkan cenderung merasa memang sudah semestinya dirinya hidup
berkecukupan. Kurang sedikit saja sudah dia anggap sebagai penderitaan, memikul salib, dan lain-lain.
Kadang-kadang saya mendengar orang mengeluh: Ini susah, itu susah, tanpa menyadari kalau saja orang
lain bisa melewati hidup seperti itu tentu akan tertawa sampai tak bisa mengatupkan mulutnya,
berterima kasih pada Tuhan sampai setiap hari mengadakan syukuran, sementara ia masih belum merasa
puas dengan apa yang ada pada dirinya.
Apa artinya: puaslah dengan apa yang sudah kau miliki? Kau tidak perlu serakah, tak perlu merebut
sesuatu yang bukan milikmu. Saya merasa sedikit sulit untuk mendefinisikan serakah. Manakala
manusia tak pernah maju, bukankah ia sama dengan binatang? Tetapi kalau ia terus menuntut maju,
Page 4 of 9 Jangan Serakah, Jangan Kuatir - Pdt. Dr. Stephen Tong
bukankah ia bisa disebut serakah? Memang paradoks. Apakah bedanya serakah dengan berjuang? Untuk
membedakannya, kita butuh bijaksana Tuhan. Untuk itu, saya akan memberikan sebuah prinsip:
Menginginkan, bahkan merampas sesuatu yang Tuhan karuniakan kepada orang lain dengan ambisi liar,
itu yang disebut serakah. Bila kamu ingin maju, ingin lebih pintar dan lebih pintar lagi, bahkan ingin
menjadi kaya, berkuasa, dan besar sekalipun, itu tidaklah salah, karena Allah tidak pernah mencegah
manusia mempunyai ambisi pribadi, mempunyai aspirasi untuk maju.
Mungkin kamu bertanya, mana ada ayat yang berbicara seperti itu? Yesus berkata, "Jika kamu
ingin menjadi besar, layanilah orang lain." Maksudnya, Tuhan tidak melarang orang menjadi besar,
namun ada jalurnya, ada caranya, yakni menjadi hamba, melayani. Kadang kita salah menafsir Alkitab,
kita berpikir: Allah tidak memperbolehkan kita begini dan begitu, kita lantas menjadi kaku. Tindakan
tersebut tidak berbeda dengan orang yang menguburkan satu dinar di bawah tanah sambil berdalih
rendah hati, sambil menuduh orang yang mengusahakan lima dinar dan berhasil mendapat keuntungan
lima dinar sebagai orang yang serakah. Padahal itu bukan maksud Tuhan. Ia justru menuntut orang yang
diberi lima talenta menghasilkan lima talenta, orang yang diberi dua talenta harus menghasilkan dua
talenta. Buktinya, orang yang menerima lima talenta dan mendapat untung lima talenta tidak dimarahi
oleh Tuhan, tetapi orang yang memperoleh satu talenta dan menguburkannya sambil berdalih rendah
hati, tidak berambisi, tidak serakah, ialah yang dimarahi oleh Tuhan.
Mungkin kau bertanya, bukankah itu berarti Tuhan membela orang kaya dan menghina, bahkan
menghakimi orang yang misikin? Tdak. Perumpamaan itu mengajarkan kita bahwa: Talenta yang Tuhan
beri haruslah kita imbangi dengan perjuangan. Itulah sebabnya saya tidak berani tidak banyak
berkhotbah, tidak berani malas bekerja, karena saya tahu, Tuhan akan menghakimi saya lebih daripada
pendeta-pendeta lain. Dari manakah saya tahu akan hal itu? Tuhan sudah memberi banyak talenta,
kesempatan pada saya, maka saya harus mengembangkan, harus bekerja keras, agar kelak saya bisa
mempertanggungjawabkannya pada Tuhan. Kalau orang mengkritik saya serakah, tidak puas dengan apa
yang sudah ada, terus-menerus menginginkan ini dan itu, padahal itu adalah kewajiban yang Tuhan
tanamkan di dalam jiwa saya, saya hanya bisa berkata, 'Tak ada keserakahan untuk diri pribadi saya,
yang ada hanya untuk memperluas Kerajaan Tuhan.' Kalau saya ingin membangun gedung gereja yang
besar, itu karena ada begitu banyak orang membutuhkan firman Tuhan. Saya harus bisa membedakan
antara serakah dan berjuang, serakah demi keuntungan diri sendiri dan demi iman.
Berikut ini saya akan merumuskan beberapa hal; Satu, merampas sesuatu yang bukan milikmu, itu
disebut tamak. Dua, tidak mau berjuang mencapai hasil yang maksimal, itu disebut malas. Malas bukan
monopoli orang yang bersantai-santai. Orang yang kelihatannya rajin pun bisa dikategorikan malas.
Kemalasan akan membuahkan kemiskinan. Kemiskinan membuahkan iri hati. Iri hati membuahkan
keserakahan. Keserakahan mencetuskan peperangan. Hal-hal seperti itu selalu terjadi baik di dalam diri
personal maupun dalam masyarakat, baik secara lokal maupun secara internasional. Ada orang yang
merasa dirinya miskin, bukan karena ia tidak sanggup mencukupi kebutuhan hidupnya, melainkan
karena ia membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.
Sebelum orang asing masuk ke pedalaman Irian Jaya, mereka tidak pernah merasa dirinya miskin,
hanya mengenakan sehelai koteka saja sudah merasa cukup. Tapi setelah orang asing datang dengan
mengendarai mobil, mereka mulai merasa dirinya miskin, timbul rasa ingin memiliki, tapi bukan lewat
cara berjuang melainkan merampas, membunuh, dan sebagainya. Itu sebabnya, timbulnya kesenjangan
sosial bisa disebabkan oleh kaum imperialisme, kapitalisme, bisa juga disebabkan oleh sifat
membandingkan diri dengan cara yang tidak wajar.
Sebenarnya, membanding-bandingkan diri dengan orang lain adalah hal yang lumrah, karena
Tuhan menanamkan relativisme di dalam diri kita. Murid-murid Yesus pun masih mempunyai sifat itu.
Setelah Yesus memberitahu Petrus, "Dengan sesungguh-sungguhnya Aku berkata padamu: Waktu kau
Page 5 of 9 Jangan Serakah, Jangan Kuatir - Pdt. Dr. Stephen Tong
muda, kau bisa mengabarkan Injil ke sana ke sini dengan bebas, tapi waktu kau tua, orang akan
mengikat tanganmu, membawamu ke tempat yang tidak kau inginkan." Artinya, kau akan dianiaya, mati
dengan sangat mengenaskan.
Petrus segera bertanya, 'Bagaimana dengan dia (Yohanes)?' Nyatalah di sini bahwa ia mulai
membanding-bandingkan dirinya dengan Yohanes. 'Aku harus menderita, bahkan mati martir bagi-Mu,
lalu bagaimana dengan Yohanes?' Apakah Yesus menjawab, 'Mengenai dia, nanti Kuberitahu, tentu saja
Aku akan memperlakukan kalian dengan adil?" Tidak! Anugerah yang Tuhan sediakan bagi tiap-tiap
orang didasarkan atas kedaulatan-Nya. Maka jawab-Nya, "Kalau Aku menghendaki dia menunggu
sampai Aku datang kembali, apa urusannya denganmu?" Tuhan Yesus sangat tegas, Ia tidak peduli
apakah murid-murid-Nya menganggap Dia berlaku tidak adil. Ia menjawab: Itu adalah hak-Ku. Kalau
Aku menghendaki dia menunggu sampai Aku datang kembali sementara menghendaki kau mati syahid
bagi-Ku, apa urusannya bagimu? Ikutlah Aku!
Membandingkan diri dengan orang lain itu biasa, tapi itu adalah sifat dosa yang harus kita
pertanggungjawabkan pada Tuhan. Merasa puas atas apa yang sudah Tuhan beri, tidak banyak
membanding-bandingkan diri dengan orang adalah dasar dari kerohanian yang stabil. Kadang perasaan
susah, tidak enak muncul, karena kita membanding-bandingkan diri dengan orang lain: Mengapa ia
begini, mengapa saya begitu? Kemudian disusul dengan rasa tidak puas akan apa yang sudah Tuhan
berikan padamu. Tuhan tidak pernah bersalah, kalau Tuhan hanya memberimu sedemikian adalah
karena kau memang hanya patut menerima sedemikian, kau harus bisa menerima. "Kalau kau rendah
hati, kau aka mendapatkan anugerah berlebih," firman-Nya. Tuhan mencegah orang yang sombong,
memberkati orang yang rendah hati, memberikannya anugerah yang lebih.
Ketika saya masih kecil, saya merasa bingung akan kedua pernyataan itu. Kalau saja ayat itu
berbunyi: 'Tuhan mencegah, mematahkan jalan orang sombong dan memberkati orang yang rendah hati,'
tentu sudah cukup jelas, bukan? Mengapa perlu ditambah dengan pernyataan: 'karena Ia memberi
anugerah yang lebih'? Akhirnya, saya temukan: Orang yang rendah hati itu, selain merasa puas dengan
apa yang sudah Tuhan berikan padanya, juga perlu berjuang untuk memperoleh anugerah yang lebih.
Jadi, rendah hati bukanlah suatu sikap lahiriah, melainkan satu jiwa yang selalu merasa puas dengan
pemberian Tuhan, juga melihat adanya kemungkinan untuk berjuang. Maka rumusan saya untuk rendah
hati adalah tidak pernah merasa puas untuk sesuatu yang pernah kita capai, melainkan terus menuntut.
Apa yang dituntut? Yang dituntut ialah kebenaran, bukan harta. Mengejar lebih banyak uang, menuntut
untuk menjadi lebih kaya, tidaklah salah, tetapi tuntutlah bagian yang sudah Tuhan tetapkan bagimu,
bukan merampas bagian yang sudah Tuhan berikan bagi orang lain. Merebut milik orang lain adalah
serakah, tapi berjuang untuk apa yang Tuhan janjikan adalah sikap hidup yang benar.
Kita harus bisa memisahkan keduanya dengan jelas, untuk itu kita perlu mengenali batasanbatasannya:
1. Kalau kekayaan kita peroleh dengan jalur yang benar, tentu tidak bisa disebut serakah.
2. Kalau kekayaan yang kita simpan adalah hasil dari perjuangan atau bijaksana kita, tentu tidak bisa
disebut serakah.
3. Kalau kita menggunakan harta kita sejalan dengan prinsip Tuhan, dengan pimpinan Roh Kudus,
bukan dengan egois, itu juga tidak bisa disebut budak harta.
Janganlah kita menjadi budak dosa, budak harta, budak nafsu diri kita sendiri. Apa maksudnya? Jangan
sampai hidup kita berantakan, karena kita tak mampu mengendalikan nafsu, maka nafsulah yang akan
Page 6 of 9 Jangan Serakah, Jangan Kuatir - Pdt. Dr. Stephen Tong
mengendalikan kita. Karena kita tak mampu mengendalikan uang, maka uanglah yang akan
mengendalikan kita. Karena kita tak mampu menguasai emosi, maka emosilah yang menguasai kita.
Karena kita tak mampu menguasai diri, maka diri yang melawan kehendak Allah akan menguasai kita.
Paulus berkata, "Aku senantiasa menaklukkan tubuh, agar tubuh menjadi hamba bagiku." Begitu jugalah
kita mengelola uang kita. Tuhan memberikan uang pada kita untuk menguji kita, bukan untuk kita
nikmati semau kita. Sebelum kita mati, kita harus bisa mengatur uang dengan baik.
Ada seorang yang kaya raya. Saat ia mati, ia mewariskan semua hartanya untuk anak tunggalnya.
Namun beberapa bulan kemudian, anak tunggalnya meninggal dunia, orang bertanya-tanya untuk
siapakah hartanya? Puji Tuhan, sebelum ia mati, ia telah mengalokasikan sembilan puluh persen
hartanya untuk pekerjaan Tuhan, hanya sebagian kecil saja ia sisakan untuk masa tuanya. Maka waktu ia
meninggal dunia secara mendadak, orang memuji kebijaksanaannya, karena saat uang masih di
tangannya, ia menjadi tuan, bukan budak, atas uangnya.
Banyak orang mencari, bahkan berhasil mengumpulkan banyak uang dalam hidupnya, tapi setelah
ia mati, uangnya bukan saja tidak menjadi berkat malah menjadi petaka bagi anak-anaknya. Mereka
memperbutkan uangnya sampai saling membunuh. Mungkin kau berkata: Aku mendapat banyak uang
karena aku hebat, pintar, sukses, giat berjuang. Semua itu benar, tapi tahukah kau bahwa hidupmu hanya
beberapa puluh tahun saja, dan uang bukan milikmu untuk selama-lamanya? Kalau uangmu berlebihan,
permisi tanya, dari mana kau mendapatkannya? Dari hasil perjuanganmu atau dari hasil rampasanmu?
Dari keserakahan atau dari keringatmu sendiri? Dihadiahi orang atau apa?
Saya sering berpesan pada hamba-hamba Tuhan yang lebih muda dari saya: Kalian harus bisa
membedakan sumber keuanganmu, juga motivasi pemberinya. Orang memberi uang karena ingin
membeli kamu, menyuap kamu, memperalat kamu; atau karena menghargai kamu, menghormati Tuhan
atau untuk kau pakai dalam pekerjaan Tuhan? Juga harus tahu ke mana uang itu kalian pakai, jangan
serakah, jangan kuatir, jangan merampas, jangan menginginkan milik orang lain. Setelah kalian
mendapatkan, jangan biarkan uang membelenggu diri kalian, tetapi gunakanlah uang itu dengan baik.
John Wesley pernah berkhotbah, "Hai orang Kristen, carilah uang dengan giat. Amin? (Lalu jemaat
menjawab "Amin!"). Setelah mendapat banyak uang, simpanlah uangmu dengan baik, jangan
memboroskannya. Amin? (Jemaat menjawab "Amin!"). Setelah itu, persembahkan sebanyak mungkin
pada Tuhan. Amin?" Lalu suara "Amin" pun menghilang. Semua orang saling berpandangan, tapi tak
terdengar lagi kata "Amin!"
Mengapa Tuhan memberi kita kekayaan lebih dari yang kita butuhkan? Jika kau tidak hidup di
dalam iman, tapi hidup di dalam kekuatiran, meski diberi gunung emas sekalipun tetap tidak akan puas
dengan apa yang kau miliki. Jika Tuhan memberimu kecukupan dan kau bisa menggunakannya dengan
baik, kau akan menyaksikan bahwa Tuhan tak pernah meninggalkanmu.
Salah satu ujian Tuhan yang paling kejam adalah mengirim Elia ke rumah janda di Sarfat. Janda itu
sudah ditinggal mati oleh suaminya, sudah tak berpengharapan, karena ia harus membesarkan seorang
anak lagi. Padahal miliknya hanya sisa sedikit tepung dan sedikit minyak, maka pikirnya: Aku akan
membuat roti untuk santapan terakhir kami, esok kami tinggal tunggu mati bersama-sama (karena jaman
itu adalah jaman kelaparan). Tapi Tuhan mengirim Elia datang mengetuk pintu rumahnya.
"Kaukah janda itu?"
"Ya," jawabnya. "Siapakah Bapak?"
Page 7 of 9 Jangan Serakah, Jangan Kuatir - Pdt. Dr. Stephen Tong
"Aku adalah nabi Yehovah (Yahweh). Namaku Elia. Tuhan telah menggerakkan hatiku dengan
roh-Nya untuk tinggal di rumahmu."
Janda itu mungkin berkata dalam hatinya, "Oh Tuhan, apa Kau tidak salah? Mengapa Kau tidak
mengirimnya ke rumah orang kaya saja, malah mengirimnya ke rumahku, seorang janda miskin, di
jaman kelaparan ini? Belum lagi perawakannya besar, kantong nasinya pasti besar juga."
Tapi sanggupkah si Janda menolaknya? Perkara itu sungguh tidak dapat kita pahami. Elia seorang
lelaki, dikirim ke rumah perempuan, janda lagi. Mungkin orang di sekitar sana akan bergunjing: Apaapa
ini? Untuk apa dia menumpang di rumah seorang janda? Untuk bermain seks atau apa? Memang
cara Tuhan seringkali tidak bisa kita pahami: Janda miskin itu disuruh menghidupi lelaki yang tubuhnya
besar. Dari manakah ia bisa mendapatkan makanan? Kalau saja mereka bertiga mati kelaparan, orang
tentu akan berpikir, "Tuhan mengirim hamba-Nya untuk membunuh mereka." Tapi janda itu begitu taat,
dia mendahulukan pekerjaan Tuhan. Dan ini adalah pelajaran yang penting.
Tuhan sudah mengirimnya, maka janda itu menyuruh Elia masuk dan menunjukkan kamarnya, lalu
pergi menyediakan makan baginya. Saat ia di dapur, ia bisa saja mengutuk Tuhan, "Mana mata-Mu,
makanan apa yang ada di dapurku?" Tapi janda itu tidak berbuat demikian. Setelah ia memanggang roti,
ia menyuguhkannya pada Elia. Lalu kembali ke dapur untuk menangis di sana, karena ia dan anaknya
tinggal menunggu mati kelaparan. Tetapi begitu sampai di dapur, ia melihat tepungnya seperti tidak
berkurang, masih sebanyak tadi. Kalau saja ia tidak membuatkan roti untuk Elia hari itu, ia dan anaknya
pasti mati. Justru karena ia memberikannya pada Elia, Tuhan memberinya lagi. Ia bahkan bisa membuat
roti bagi dirinya dan anaknya. Tepung dan minyak yang ia miliki tetap sebanyak itu.
Orang bertanya pada saya, "KKR tahun 2003 ini diadakan di Stadion Utama? Ini jaman apa,
mengapa kau berani merencanakan KKR di Indonesia dengan biaya sebesar itu? Dari mana kita
mendapatkan dana?"
"Saya juga tidak tahu," jawab saya, "Saya hanya tahu berjanji dengan iman, GRII pusat paling
sedikit memberikan lima ratus juta rupiah."
"Apa jadinya kalau dana tidak cukup?"
"Saya hanya tahu itu adalah perintah Tuhan. Saya harus ingat dulu, perkara yang Tuhan ingin kita
kerjakan, nanti Tuhan akan menyediakan."
Ada orang juga bertanya, "Anda ingin membangun gereja besar, dari mana dananya?"
"Saya juga tidak tahu. Yang saya tahu, di Jakarta ada begitu banyak bangunan raksasa untuk
pekerjaan dunia, mengapa kita tidak bisa membangun bangunan untuk pekerjaan Allah Bapa kita di
surga? Biarpun mungkin memakan waktu yang cukup lama, tapi harus kita kerjakan. Kiranya kehendak
Tuhan saja yang jadi."
Orang dunia berani melakukan perkara-perkara besar untuk dunia, jika anak Tuhan tidak berani
melakukan perkara-perkara besar untuk Tuhan, tidak mau betul-betul berjuang bagi pekerjaan Tuhan,
masih beranikah ia menyebut dirinya mengasihi Tuhan? Begitu banyak uang yang telah kau pakai untuk
keluargamu, mengapa kau tidak berani mempersembahkan sesuatu untuk pekerjaan Tuhan? Pada hari
ketika janda itu memberikan jatah makanannya yang terakhir, pada hari itu pula Tuhan melakukan
mujizat. Selama tiga setengah tahun, ia tak pernah kekurangan makanan.
Page 8 of 9 Jangan Serakah, Jangan Kuatir - Pdt. Dr. Stephen Tong
Jangan serakah, jangan kuatir, jangan takut, jangan berpikir Tuhan sudah meninggalkanmu, karena
Tuhan sudah berjanji, "I will never forsake you, I will never leave you - Aku akan selalu
memeliharamu." Itulah sebabnya jangan kita terus-menerus menjadi budak uang. Berkatalah pada Tuhan
dengan iman: "Aku percaya pada-Mu, Tuhan yang hidup." Amin.
Sumber: Majalah MOMENTUM No. 53 - Januari 2004
http://www.geocities.com/reformed_movement/artikel/jgnserakah.html
http://www.geocities.com/reformed_movement
Page 9 of 9 Jangan Serakah, Jangan Kuatir - Pdt. Dr. Stephen Tong

LINK

Kotbah
kawanjaja.blogspot.com/ 2006/01/kotbah-di-atas-bukit.html - 32k -

Kotbah Online

Pondok Renungan

Ringkasan Kotbah Pemuda

Lagu & Kotbah

www.kotbah.com

www.gunungsion.net

Sermon Central

Includes thousands of sermon texts and outlines, indexed by Bible chapter.
www.sermoncentral.com/

Sermon Illustrations

Sermon Illustrations provides sermon illustrations, sermons, eulogies, funeral helps, and counseling aids for ministers.
www.sermonillustrations.com/

Sermon Search

Weekly - Sermon ideas and illustrations from SermonSearch.com. NEW - The Pastor's Corner - Weekly Devotional Weekly - Encouraging words for Pastors. ...
www.sermonsearch.com/

Sermon Audio

The largest library of over 93000 free MP3 audio sermons and podcasts on the web, live audio and video webcasts, video and pdf sermons, breaking news, ...
www.sermonaudio.com/

Revival Sermons at SermonIndex.net - audio mp3 sermon archive

Revival resources including over 8000+ free audio/video sermons you can download by classic preachers like: AW Tozer, Leonard Ravenhill and many more..
www.sermonindex.net/

Sermon & Sermon-Lectionary Resources

Original sermons based on the Revised Common Lectionary and links to various sermon and lectionary resources on the WWW. Sermons posted prior to lectionary ...
www.rockies.net/~spirit/sermon.html

Sermon Links

Sermons, sermon outlines, devotions, articles and bible sermons at Sermon Links.com.
www.sermonlinks.com/

Sermon - Wikipedia, the free encyclopedia

The word "sermon" comes from a Middle English word which was derived from an Old ... This sermon was probably preached around 30 CE and is recounted in the ...
en.wikipedia.org/wiki/Sermon

Reformed Sermons

Sermons, articles, lectures, meditations and outlines by reformed authors.
www.sermon.org/

The Sermon Illustrator

Offering more than 3000 inspirational stories to be enjoyed by anyone who likes reading stories that touch the heart. Usable in sermons.
www.sermonillustrator.org/
 

Baptist Online Ministry of Jesus Christ
http://www.baptistbeacon.com/

THE LAST TRUMPET
http://www.lasttrumpet.com

SOVEREIGN GRACE BABPTIS CHURCH
http://www.sgrace.com/

REFORMED THEOLOGY
http://www.geocities.com/Heartland/9170/

THE CHURCH MINISTRY
http://www.thechurch-ministries.org/

HIS BY GRACER
A Christian Resource Page Committed to the Doctrines Of Grace
http://www.hisbygrace.org/

 
Literature for sermon

Text book

Ilustration and Story

Humor

Christian News

Christian Hymns

ALASKA

Anchorage Municipal Libraries
www.lexicon.ci.anchorage.ak.us

·          Kenai Community Library
www.kenailibrary.org

·          Homer Public Library
www.xyz.net/~hpl

Juneau Public Libraries
www.juneau.lib.ak.us/library

Warren-Newport Public Library
www.wnpl.alibrary.com

·           Roselle Public Library District
www.roselle.lib.il.us

·          Mount Prospect Public Library
Includes community information.
www.mppl.org

·           Waukegan Public Library
Details about library services, hours, events, catalog, and more.
www.waukeganpl.org

·          Oak Park Public Library
www.oppl.org

·          Glen Ellyn Public Library
Includes info on circulation and loans, hours, their online catalog, periodicals list and more.
www.gepl.org

·          La Grange Park Public Library
Offers current information regarding programs, acquisitions, and recommended web sites.
www.lplibrary.org

·          Barrington Area Library
Information on services and policies for children and adults.
www.barringtonarealibrary.org

·            Chicago Library System
Consortium of libraries.
www.chilibsys.org

·          Shawnee Library System
Regional, multitype library consortium serving 32 counties in southern Illinois.
www.shawls.lib.il.us

Grande Prairie Public Library District
Public library in the city's south suburbs providing public Internet access.

 

Literatur untuk Persiapan kotbah

Kesaksian

Renungan Harian

e-Binaanak

e-AyahBunda

e-Wanita

Sabda e-Humor

Bacaan /Buku2 Kristen

Yayasan Bina Awam

Kitab Suci

Alasan mengapa Teori Evolusi salah

Tanya Jawab tentang Yesus

Exodus paper (GKRI)

 

MIMBAR GEREJA 1   

MIMBAR GEREJA 2  

MIMBAR GEREJA 3 

MIMBAR GEREJA 4  

MIMBAR GEREJA 5     

 MIMBAR GEREJA 6      

 MIMBAR GEREJA 7 

MIMBAR GEREJA 8

MIMBAR GEREJA 9

MIMBAR GEREJA 10

MIMBAR GEREJA 11

MIMBAR GEREJA 12

MIMBAR GEREJA 13

MIMBAR GEREJA  14

MIMBAR GEREJA 15