DOSA DAN PENGHAKIMAN
ALLAH
Pdt. Dr. Stephen Tong
Rm. 2:1-29; Kis. 17:29-31
Roma 2:1-29, TB-LAI
1Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain,
engkau sendiri tidak
bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu
sendiri, karena
engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. 2Tetapi kita
tahu, bahwa hukuman
Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. 3Dan engkau,
hai manusia, engkau
yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri
melakukannya juga,
adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? 4Maukah engkau
menganggap
sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah
engkau tahu, bahwa
maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? 5Tetapi oleh
kekerasan hatimu
yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari
waktu mana murka dan
hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. 6Ia akan membalas setiap orang menurut
perbuatannya,
7yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari
kemuliaan, kehormatan dan
ketidakbinasaan, 8tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan
sendiri, yang tidak
taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. 9Penderitaan dan
kesesakan akan menimpa
setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga
orang Yunani, 10tetapi
kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang
berbuat baik, pertamatama
orang Yahudi, dan juga orang Yunani. 11Sebab Allah tidak memandang bulu. 12Sebab
semua
orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua
orang yang
berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat. 13Karena bukanlah
orang yang
mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan
hukum Tauratlah
yang akan dibenarkan.14Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum
Taurat oleh dorongan
diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka
tidak memiliki hukum
Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.15Sebab dengan itu
mereka
menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara
hati mereka turut
bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela. 16Hal itu akan
nampak pada hari,
bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala
sesuatu yang
tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus. 17Tetapi, jika kamu menyebut
dirimu orang
Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah, 18dan tahu akan
kehendak-Nya,
dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu mana yang baik dan mana
yang tidak, 19dan
yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di
dalam kegelapan,
20pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum
Taurat engkau
memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran. 21Jadi, bagaimanakah engkau
yang mengajar
Page 1 of 8 Dosa dan Penghakiman Allah - Pdt. Dr. Stephen Tong
orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar:
"Jangan mencuri,"
mengapa engkau sendiri mencuri? 22Engkau yang berkata: "Jangan berzinah,"
mengapa engkau sendiri
berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok
rumah berhala?
23Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah
dengan melanggar
hukum Taurat itu? 24Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah
dihujat di antara
bangsa-bangsa lain." 25Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum
Taurat; tetapi jika
engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya. 26Jadi jika
orang yang tak
bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama
dengan orang yang
telah disunat? 27Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang
melakukan hukum Taurat,
akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang
melanggar hukum
Taurat. 28Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan
yang disebut sunat,
bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. 29Tetapi orang Yahudi sejati
ialah dia yang tidak
nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan
secara hurufiah. Maka
pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.
Kisah Para Rasul 17:29-31, TB-LAI
29 Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa
keadaan ilahi sama seperti
emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia. 30Dengan tidak
memandang lagi
zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di
mana-mana semua
mereka harus bertobat. 31Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana
Ia dengan adil akan
menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan
kepada semua
orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang
mati."
Allah yang benar dan adil adalah Allah yang mengadili dunia yang telah berdosa
melanggar
keadilan dan kebenaran Allah. Dunia ini pasti diadili oleh Tuhan, dunia ini
pasti akan menerima
penghakiman dari Tuhan, tidak peduli manusia setuju atau tidak setuju. Orang
yang berkata: "Saya tidak
percaya kepada Allah", suatu hari ia harus berdiri di hadapan Allah untuk
mempertanggungjawabkan
segala hal, termasuk untuk kalimat yang ia ucapkan. Alkitab dengan jelas
menyatakan penghakiman
Allah, yang akan dimulai dari rumah-Nya sendiri.
Kedua ayat di atas menujukkan kepada kita bahwa Allah telah terus-menerus
memberikan toleransi
kepada kita, manusia yang berdosa ini, untuk bertobat. Tetapi kita selalu
berkata bahwa segala sesuatu
beres, sekalipun saya berbuat dosa, semuanya tetap lancar, sekalipun berbuat
dosa begitu besar, Allah
tidak bisa apa-apa. Inilah kebodohan manusia yang menilai kelancaran diri untuk
menentukan
kemarahan Allah atau tidak. Saya rasa, ajaran yang salah seperti ini sedang
melanda seluruh Indonesia.
Page 2 of 8 Dosa dan Penghakiman Allah - Pdt. Dr. Stephen Tong
Penghakiman Yang Mendatangkan Hukuman
Ada orang yang menganggap jika seorang mati kecelakaan, berarti ia dikutuk
Tuhan, dan segala
kekayaan, kemurahan dianggap sebagai bukti Tuhan memberkati. Ajaran sedemikian
kelihatannya
seperti benar, tetapi salah, karena Anak Allah sendiri hidup paling menderita di
dunia, bukan karena
dosa, tetapi karena rencana Allah meremukkan Dia. Ayub menderita karena ujian
Allah menunjukkan
bahwa ia adalah orang yang mengikut Tuhan dengan hati yang murni. Stephanus
justru membuktikan
kepada orang lain bahwa ia begitu setia sampai mati.
Alkitab justru mengajar sebaliknya, orang yang hidup lancar dan memiliki
kekayaan mungkin
bukan karena berkat Allah. Ada orang yang menjadi kaya karena dosanya begitu
besar, di mana ia telah
menyimpang dari segala jalan yang benar, sehingga untuk sementara ia mendapatkan
banyak berkat
kekayaan, tetapi bukan dari Allah, melainkan dari setan. Itu sebab, yang misikin
jangan iri hati kepada
yang kaya, dan yang sakit jangan cemburu kepada mereka yang sehat. Pada waktu
pemazmur
mengatakan, mengapa ada orang yang begitu jahat hidupnya begitu lancar, begitu
berkembang dan
maju? Tetapi Tuhan memberikan pewahyuan kepada orang-orang demikian sehingga
mereka tahu
bahwa orang yang sedemikian kelihatan lancar, sebenarnya sedang menuju kepada
suatu jalan yang licin
dan akan menjatuhkan mereka sendiri (Mazmur 73). Kekayaan dan kelancaran tidak
membuktikan
bahwa orang tersebut diberkati Tuhan. Banyak kekayaan yang berasal dari setan.
Tuhan Yesus sudah
memberikan contoh kepada kita, bahwa Ia menolak segala kedudukan dan kekayaan
dari setan, dan rela
naik ke kayu salib (Matius 4:11). Barangsiapa menganggap semua penderitaan
adalah wakil atau simbol
kutukan Allah, maka ia belum mengerti Alkitab, dan ia tidak berhak berdiri untuk
mengajar orang lain.
Paulus mengatakan ada hukuman yang datang seketika, tetapi ada juga hukuman yang
mengejar sampai
hari pengadilan terakhir.
Di sebuah kota kecil Urena di Uni Sovyet, sekitar 80 tahun yang lalu, di saat
komunis sedang jaya,
ada dua orang yang mempropagandakan tidak ada Allah dengan jalan menembakkan
pistolnya ke atas,
seolah menembak Allah sambil menghina Allah. Ketika orang-orang sudah bisa
dipengaruhi dan mulai
tidak percaya ada Allah, mereka hendak pergi dari kota itu, tetapi akhirnya
keduanya jatuh dari kereta
api, dan yang seorang meninggal seketika tergilas kereta, yang seorang lagi
patah kedua kakinya. Tidak
ada dosa yang tidak dihakimi Allah, tidak ada dosa yang lolos dari keadilan
Allah, mungkin Allah
menghukum dengan segera, tetapi mungkin juga Allah membiarkan sampai pada
penghakiman terakhir.
Dengan segenap hati saya menegaskan, jangan bermain-main dengan Allah. Allah
tidak mau
dipermainkan. Celakalah Saudara yang melakukan segala sesuatu dengan kebebasan
Saudara yang tidak
terkendalikan. Celakalah Saudara yang berani mempermainkan anugerah Tuhan dengan
mempermainkan yang benar dengan yang tidak benar. Tidak ada satu kelakuan dosa
atau pikiran yang
jahat yang tidak dihakimi Allah. Jika Saudara mau menjadi seorang yang takut dan
hormat kepada
Allah, berhati-hatilah dengan semua benih kejahatan dari setan yang ditanam di
dalam hati, pikiran dan
tindakan Saudara. Allah tidak pernah memberikan tempat bagi dosa. Disebabkan
karena dosa, Anak
Allah harus mati di kayu salib. Demi dosa, Yesus Kristus harus dikutuk dan
berteriak: "Allah-Ku, Allah-
Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"
Awal Oktober ini (tahun 1992) di Korea, ada pendeta yang ditangkap karena ia
telah berkhotbah
bahwa Tuhan Yesus akan datang tanggal 28 Oktober 1992, sehingga banyak orang
memberikan
persembahan dan yang sekitar US$ 4.000.000 itu dimasukkan ke dalam rekening
pribadinya di bank.
Saya sangat tidak setuju dengan gereja yang seluruh persepuluhan anggotanya
diberikan kepada
pendeta. Itu ajaran sesat, ajaran tidak benar. Di dalam Alkitab, khususnya
Perjanjian Lama, dikatakan
bahwa 12 suku Israel seluruh persepuluhannya diberikan kepada satu suku, yaitu
suku Lewi. Ini berarti
12 suku berbanding 1 suku, maka kira-kira perpuluhan 12 orang untuk 1 orang.
Tetapi kini satu gereja
dengan 5.000 anggota memberikan perpuluhan untuk 1 orang. Itu hal yang tidak
beres, hal sedemikian
merupakan pencarian nafkah yang lebih tamak dari Yudas. Pemimpin-pemimpin gereja
seperti demikian
Page 3 of 8 Dosa dan Penghakiman Allah - Pdt. Dr. Stephen Tong
harus bertobat! Jangan kira Saudara sedang menjalankan perintah Alkitab. Jangan
kira dengan demikian
Saudara boleh menjadi cukong-cukong yang mencuri uang Tuhan. Perpuluhan adalah
untuk seluruh
keluarga Tuhan, bukan untuk kepentingan pribadi. Pendeta tidak boleh memakai
uang Tuhan di dalam
rekening bank sendiri dan pendeta-pendeta tidak boleh memakai nama sendiri untuk
mendirikan
Yayasan, lalu semua keuangan dan inventaris gereja atas nama pribadi sendiri.
Itu semua penipuan dan
pencurian. Di Indonesia sudah terlalu banyak maling-maling yang berjubah
pendeta. Mereka pasti tidak
akan dilepaskan dari penghakiman Allah.
Hukuman Allah berdasarkan keadilan ilahi. Kesucian ilahi, keadilan ilahi, harus
dilaksanakan di
atas bumi. Di dalam Yesaya 42 Tuhan Allah berkata tentang Kristus: "Lihatlah,
itu hamba-Ku yang
Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan...supaya ia menegakkan
hukum di bumi;
segala pulau mengharapkan pengajarannya" (Yesaya 24:1,4). Dia tidak akan kecewa,
tidak akan putus
asa dan terus-menerus menegakkan kebenaran di atas bumi ini.
Sarana Penghakiman Allah
1. Penghakiman Hati Nurani
Allah mencipta manusia dengan hati nurani untuk menjadi alat penghakiman bagi
manusia. Hati
nurani memang tidak dapat diandalkan secara mutlak, dan penghukuman hati nurani
tidak mutlak benar,
karena hati nurani sendiri sudah dicemari oleh kebudayaan, agama, segala macam
opini masyarakat,
tradisi dan oleh segala macam kebiasaan, penderitaan, dan dosa diri sendiri.
Fungsi hati nurani sudah
rusak oleh hal-hal itu.
Hati nurani sudah memiliki ketegasan, tetapi bisa menjadi terlalu sensitif atau
justru bisa kebal
(tertidur). Orang yang pertama kali ke pelacur takutnya luar biasa, tetapi
lama-kelamaan menjadi biasa.
2. Penghakiman Hukum Taurat
Tuhan Allah memberikan penghakiman kepada manusia melalui turunnya Hukum Taurat.
Kita
telah melihat bahwa Hukum Taurat menghentikan manusia dengan menyumbat mulut
manusia yang
berusaha melawan Allah.
3. Penghakiman Masyarakat
Allah juga menghakimi kita melalui masyarakat. Orang yang berbuat dosa terlalu
hebat
mendapatkan celaan yang besar dari masyarakat. Di Bagan Siapi-api, Sumatera,
orang yang semasa
hidupnya menjadi pencuri, pemabuk, perampok, dsb., ketika meninggal, ia akan
dihukum oleh
masyarakat dengan tidak dikuburkan.
Kalau seseorang ketahuan menjadi pelacur, maka semua orang akan memandang dia
dengan
pandangan yang berbeda. Tuhan sengaja membuat setiap wajah berbeda, sehingga
setiap orang dapat
Page 4 of 8 Dosa dan Penghakiman Allah - Pdt. Dr. Stephen Tong
dibedakan. Orang yang terus menipu, melarikan uang orang lain, tidak dapat
menyembunyikan
wajahnya dari mata orang lain. Itulah penghakiman masyarakat.
4. Penghakiman Pemerintah
Pemerintah didirikan oleh Allah, tidak ada pemerintah yang kuasanya bukan dari
Allah (Roma 13:1
dst.). Ini berarti:
1. Semua perintah ada karena diizinkan oleh Allah. Kalau Allah tidak
mengizinkan, kuasa
pemerintah itu harus jatuh.
2. Berarti kuasa Allah jauh lebih tinggi dari kuasa pemerintahan, karena semua
pemerintahan
diberikan oleh Allah.
3. Semua kuasa pemerintahan dari Allah, berarti semua pemerintah harus
bertanggung-jawab kepada
Allah.
4. Semua pemerintah dari Allah, termasuk pemerintah sekarang, tetapi ada juga
pemerintah yang
akan datang, yang menghancurkan pemerintah yang sekarang, maka kuasa yang akan
datang
itupun juga dari Allah.
Pemerintah paling tidak menerima 2 macam kuasa dari Allah, yaitu: (1) kuasa
ekonomi, dan (2)
kuasa politik dan militer. Di dalam kuasa militer inilah, pemerintah diberi
tugas memberikan pahala
kepada mereka yang berbuat baik, dan menghukum mereka yang berbuat jahat.
5. Penghakiman Salib Kristus
Penghakiman Allah yang paling keras, yang paling hebat, yang paling mengerikan
yang pernah
terjadi kepada seseorang adalah penghakiman Allah pada Kristus saat Ia dipaku di
kayu salib. Jangan
Saudara kira Yesus diadili oleh orang biasa, atau dipaku di kayu salib karena
kuasa dari Herodes, atau
kuasa Hanas dan Kayafas, juga bukan kuasa dari Pilatus, atau dari rakyat Israel.
Yesus dipaku di kayu
salib justru juga karena penghakiman Allah yang ditimpakan kepada-Nya. Di dalam
Yesaya 53:10
dengan jelas Alkitab mengatakan bahwa Yahweh telah menetapkan untuk meremukkan
Dia, karena Dia
sedang mengganti Saudara dan saya, Dia sedang menebus dosa Saudara dan saya.
Yesus diadili dan dihakimi di Golgota adalah karena dosa Saudara dan dosa saya.
Inilah
penghakiman yang paling berat dan penting. Barangsiapa mengetahui ayat
"...karena bilur-bilur-Nya kita
menjadi sembuh" (Yesaya 53:5) janganlah hanya melihat ayat itu sebagai
kesembuhan penyakit badan.
Penyakit badan tidak terlalu penting, penyakit rohani Saudara itu jauh lebih
penting, penyakit jiwamu itu
penting, dan penyakit rohani status rohani Saudara di hadapan Allah, itulah yang
terpenting. Seperti
seruan Yeremia "Kembalilah bangsa-Ku, kembalilah umat-Ku Israel, Aku akan
mengembalikan
penyakit murtadmu." Penyakit jasmani tidak terlalu penting, karena setiap orang
suatu hari pasti harus
mati. Mengapa Saudara datang kepada Yesus hanya untuk mencari kesembuhan badan
saja? Pendeta
yang selalu meneriakkan: "Datanglah ke sini, saya akan memberikan kesembuhan"
akan menarik
banyak orang datang. Tetapi jika tubuh Saudara disembuhkan, namun jiwa dan iman
Saudara yang sakit
tidak pernah disembuhkan, apa gunanya Saudara menjadi Kristen? "Bilurnya
menyembuhkan aku"
Page 5 of 8 Dosa dan Penghakiman Allah - Pdt. Dr. Stephen Tong
bukan hanya untuk kesembuhan badan -- sekalipun saya percaya hal itu dan Tuhan
akan selalu
melakukan hal itu -- namun lebih penting dari itu apa jadinya jika jiwa Saudara
yang sudah murtad,
yang sudah jauh dari Tuhan tidak disembuhkan?
"Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa
menderita
kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia, dan
bagi kitapun dia tidak
masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan
kesengsaraan kita
yang dipikulnya." (Yesaya 53:3-4). Kristus mati dan dikutuk karena dosa kita.
Inilah hukuman Tuhan
yang ditimpakan kepada Yesus.
6. Penghakiman Injil Oleh Kuasa Roh Kudus
Pada waktu Injil diberitakan, firman Tuhan dikabarkan, Kristus yang mati dan
bangkit menjadi
satu-satunya kabar baik yang diberitakan kepada manusia, saat itu juga, Roh
Kudus bekerja untuk
menghakimi manusia.
Orang yang memaku Yesus di kayu salib, pada saat itu mereka merasa tidak
bersalah, karena ia
merasa hanya menjalankan tugas saja, setelah selesai ia bisa pulang. Orang
Yahudi juga merasa bahwa
Yesus terlalu kurang ajar, terlalu mengganggu, sehingga setelah Yesus mati,
mereka tidak terganggu
lagi. Mereka merasa sudah selesai, tetapi sebenarnya mereka tidak pernah bisa
menyelesaikan persoalan
mereka karena mereka membenci Yesus Kristus. Yesus Kristus disalibkan, dibunuh,
tetapi pada hari
yang ketiga, Roh Kudus bekerja di tengah-tengah orang yang pernah memaku Dia,
Roh Kudus bekerja
mulai dari Yerusalem, dan Roh Kudus dicurahkan sebagai penggenapan janji Allah
akan pengiriman
Roh Kudus, dan berita Injil disampaikan. Hari itu, ada 3.000 orang yang tertusuk
hatinya karena Roh
Kudus sedang menjalankan penghakiman.
Roh Kudus bekerja pada saat orang dengan jujur memberitakan Injil Kristus. Siapa
saja, pendetapendeta,
pemberita Injil, jika Saudara sungguh-sungguh, dengan hati yang jujur dan tulus
memberitakan
Injil, tidak mungkin Roh Kudus tidak bekerja. Pemuda-pemudi jangan takut
bersaksi bagi Tuhan, jangan
takut menjadi hamba Tuhan. Tidak peduli Saudara berbicara dengan kurang fasih,
tidak peduli
tersendat-sendat, tetalu pandai atau kurang pandai, asal Saudara berani berdiri
dan bersaksi sungguhsungguh
meninggikan Kristus yang tersalib, tidak mungkin Roh Kudus tidak menyertai
Saudara, karena
Roh Kudus datang untuk mempermuliakan Kristus. Tetapi jika Saudara memberitakan
diri sendiri, Roh
Kudus akan meninggalkan Saudara. Jika Kristus yang diberitakan, Roh Kudus akan
menyertai dan
memeteraikan orang tersebut.
Pada saat Roh Kudus menjalankan penghakiman, ada sesuatu yang mengherankan
sekali terjadi.
Manusia yang dulu menganggap diri sendiri benar, dan menganggap Yesus salah,
sehingga Yesus perlu
dipaku, dan manusia merasa berhak menghakimi Dia, kini diputar balik. Manusia
kini menjadi sadar
bahwa Kristus yang benar, kita sendiri yang berdosa. Bukan Kristus yang harus
diadili, tetapi Kristuslah
yang seharusnya menghakimi kita. Lalu manusia itu rebah dihadapan Tuhan dengan
segala kerendahan
hati dan tangisan yang menyatakan pertobatan yang sejati. Iman langsung timbul
di dalam hatinya.
Penghakiman Roh Kudus menciptakan pengharapan baru di dalam hati Saudara,
melepaskan
Saudara dari kekerasan hati Saudara, dari kedegilan Saudara dan dari
pemberontakan terhadap Allah,
dan kembali kepada Allah dengan segala kerendahan hati, dan mengaku dosa di
hadapan Allah.
Page 6 of 8 Dosa dan Penghakiman Allah - Pdt. Dr. Stephen Tong
7. Penghakiman Melalui Gereja
Gereja adalah salah satu wadah yang Tuhan pakai untuk menjalankan penghakiman
ilahi. Gereja
mempunyai hak, gereja harus menjalankan keadilan Allah, sehingga anggota-anggota
gereja harus
mematuhi diri kepada seluruh peraturan yang sesuai dengan kehendak Allah.
Jika seorang penatua atau majelis berzinah, tegurlah ia dan berhentikan ia dari
menerima
Perjamuan Suci. Penghakiman gereja harus sesuai dengan firman Tuhan. Tetapi saat
ini tidak terjadi hal
yang demikian. Gereja-gereja sendiri kini berkompromi dengan dosa. Majelis dan
majelis bekerja sama
cari pelacur, sehingga keduanya saling mendiamkan. Kita perlu ingat, bahwa
gereja adalah tempat yang
dipakai Tuhan untuk menghakimi.
Saya bukan bermaksud menyatakan ini agar gereja menjadi sombong dan setiap hari
menghakimi
orang lain. Gereja adalah juga tempat yang Tuhan pakai untuk mengampuni dan
untuk memberitakan
Injil. Yang tidak mau meninggalkan dosa, dosanya akan tetap padanya, yang mau
mengaku dosa,
dosanya akan diampuni, yang dinyatakan terikat, akan tetap terikat di surga, dan
yang dilepaskan akan
terlepas di surga (Matius 16:19). Biarlah gereja, pemimpin gereja, pendeta,
majelis, dsb., semua yang
melibatkan diri dengan tangan duniawi ini untuk mengerjakan pekerjaan surgawi,
hendaklah
mengerjakannya dengan kesucian hati, dengan kemurnian tangan, dengan pikiran
yang mengabdi
kepada Tuhan, dan dengan jiwa yang menyerahkan diri kepada Tuhan, seturut yang
dicatat di dalam
Alkitab.
8. Penghakiman Tahta Kristus
Pada saat Kristus kembali untuk kali kedua, Ia akan mengadili semua orang
Kristen. Pengadilan ini
tidak bersangkut paut dengan status dosa Saudara. Paulus menggunakan dua macam
istilah untuk
melukiskan dosa, yaitu (1) dosa yang dalam bentuk tunggal, dan (2) dosa dalam
bentuk jamak. Pada saat
ia menyatakan "saya ada di bawah dosa", maka ditulis dalam bentuk tunggal,
tetapi ketika ia
mengatakan "saya melakukan banyak kesalahan" ditulis dalam bentuk jamak. Secara
status dosa, kita
tidak lagi dihukum, karena sebagai orang berdosa, status kita ini sudah diganti
oleh Kristus di atas kayu
salib. Kita adalah orang berdosa yang statusnya sudah diwakili oleh Kristus di
Golgota. Jadi pada saat
Kristus datang kembali, Ia tidak akan menghakimi kita akan status dosa kita dan
menuntut kita binasa,
karena kita yang sudah sungguh-sungguh lahir baru, yang sudah sungguh-sungguh
bertobat, yang sudah
dimeterai oleh Roh Kudus, tidak lagi diadili karena status dosa.
Tetapi orang Kristen tetap harus diadili akan segala pelayanan kita, kesetiaan
kita, dan ibadah kita,
murni atau tidak, di hadapan Tuhan. Ini yang disebut sebatgai penghakiman atas
keluarga Allah di
hadapan tahta Kristus. Di dalam pengadilan ini, Allah menghakimi anak-anak-Nya;
pendeta-pendeta,
majelis-majelis dan setiap orang Kristen jangan mengira sebagai orang Kristen
Saudara berhak berbuat
sembarangan karena Saudara adalah "anak emas" Tuhan. Alkitab berkata: Engkau
yang menganggap
dirimu lebih baik dari yang lain? Engkau yang mengira begitu dimanja dan akan
menerima sesuatu
keistimewaan? Engkau mengira bahwa engkau akan bisa menghindarkan diri?
Ketahuilah bahwa
penghakiman Allah akan dimulai dari rumah Allah sendiri, mulai dari
anak-anak-Nya sendiri, mulai dari
Saudara dan saya yang berdiri di hadapan Allah.
Siapakah yang bisa berdiri? Siapakah yang bisa bertahan? Karena baik pendeta,
majelis, maupun
penginjil-penginjil besar yang dijunjung di hadapan manusia, tidak bisa berdalih
di hadapan Allah.
Kalau di dunia ada banyak orang yang menghormati Saudara, jangan berharap nanti
di surga malaikat-
Page 7 of 8 Dosa dan Penghakiman Allah - Pdt. Dr. Stephen Tong
malaikat atau Roh Kudus akan datang untuk menghormati Saudara. Hukuman Allah
justru mulai dari
keluarga Allah sendiri.
9. Pengadilam Tahta Putih
Pada hari terakhir, di hadapan Tahta Putih Kristus semua orang jahat akan
bangkit, semua orang
baik juga akan bangkit, dan akan diselesaikan oleh Tuhan di hadapan Pengadilan
yang Terakhir (The
Final Judgement). Orang baik maupun orang jahat semuanya akan dibangkitkan dan
semua harus
menghadap kepada Tuhan, dan Alkitab mengatakan bahwa Allah akan mengadili semua
orang atas
semua yang mereka perbuat (Roma 2:6).
Allah tidak menyelamatkan seseorang karena apa yang perbuat, tetapi Allah
menyelamatkan
seseorang karena apa yang Kristus perbuat bagi dia. Tetapi Allah akan mengadili
seseorang akan apa
yang ia perbuat. Kedua hal ini harus dibedakan secara tegas. Pada saat Saudara
diadili, Saudara diadili
berdasarkan kelakuan kejahatan, segala pikiran dan perbuatan Saudara yang tidak
senonoh, yang tidak
sesuai dengan kehendak Allah.
Tuhan akan datang kembali dan penghakiman pasti akan dilaksanakan, tidak ada
satupun dosa yang
bisa diloloskan dari penghakiman Allah. Sudahkah Saudara bertobat, dan beriman
kepada Kristus?
Sudahkan Saudara membuka hati Saudara dan menerima Tuhan yang mati dan bangkit
bagi Saudara?
Sudahkah Saudara merendahkan hati dan mengatakan "disini saya dan saat ini saya
datang kepada-Mu."
Sumber: Majalah MOMENTUM No. 17 - Desember 1992
http://www.geocities.com/reformed_movement/artikel/pi_dosa.html
http://www.geocities.com/reformed_movement
Page 8 of 8 Dosa dan Penghakiman Allah - Pdt. Dr. Stephen Tong