TERIMA KASIH ATAS KESUSAHAN
Seorang nenek membawa cucunya ke
pantai. Mereka bersenang-senang di situ ketika suatu ombak besar
datang menyeret anak kecil itu ke tengah laut. Nenek itu berlutut
dan berdoa, “Mohon kembalikan cucuku --- itu saja permohonanku!
Mohon!!!”
Tak lama kemudian, ajaib, suatu
gelombang datang dari laut mendamparkan anak kecil itu ke pantai,
basah, tetapi tak mengalami cedera apapun. Namun nenek itu tetap
menengadah ke langit sambil marah berkata, “Ketika kami datang ia
memakai topi!”
Kita mengharapkan nenek itu
bersyukur untuk hal luar biasa yang terjadi. Kita diajar untuk
menunjukkan rasa syukur kita untuk segala kebaikan yang kita terima.
Tetapi, dapatkah kita bersyukur bila sesuatu berjalan tidak menurut
keinginan kita? Lebih lagi, haruskah kita?
Beberapa tahun yang lalu, seseorang mencuri
dompet isteri saya. Ketika sedang sibuk mengurus penggantian KTP dan
kartu-kartu lainnya yang hilang, saya teringat kata-kata penulis
Matthew Henry. Henry juga pernah dirampok. Tetapi ia justeru
bersyukur atas kejadian itu. Ia berkata, “Saya berterima kasih bahwa
saya belum pernah dirampok sebelum ini; dan walaupun ia mengambil
dompet saya, ia tidak membunuh saya; walaupun ia mengambil semuanya,
itu tidak terlalu banyak; dan akhirnya untung saya yang dirampok
bukan saya yang merampok.” Ia boleh jadi berkata juga, “Terima kasih
untuk kesusahan ini!”
Akhirnya, kita tak
akan merasa susah bila kita selalu sibuk bersyukur.