Sebutan
untuk Allah
Menarik
untuk merenungkan beberapa sebutan yang Paulus gunakan untuk Allah.
1.
“Allah, sumber damai sejahtera”. Ini sebutan yang paling
favorit bagi Paulus (Roma 16:20; 1 Korintus 14:33; 1 Tesalonika
5:23). Hanya karena anugerah Tuhan kita dapat menjalin hubungan
denganNya dan dengan sesama. Allah dapat membuat kita hidup
sebagaimana seharusnya dengan memungkinkan kita bersekutu dengan Dia
dan dengan sesama kita.
2.
“Allah, sumber pengharapan” ( Roma 15:13). Percaya pada Allah
adalah satu-satunya cara yang dapat menghindarkan manusia dari
keputusasaan; hanya kesadaran akan anugerah Tuhan yang menghindarkan
ia berputus asa akan dirinya sendiri; dan hanya karena kesadaran
akan pemeliharaanNya yang menghindarkan ia dari keputusasaan akan
dunia di sekelilingnya. Para pemazmur menyanyikan “Mengapa
engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam
diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi
kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”
(Mazmur 42:11; Mazmur 43:5).
Pengharapan orang Kristen, yang didasarkan pada Tuhan yang abadi,
tak dapat dihancurkan.
3.
“Allah, sumber ketekunan dan penghiburan” (Roma 15:5; 2
Korintus 1:3). Ketekunan berasal dari kata Yunani “hupomone”,
yang bukan berarti kemampuan untuk duduk diam dan mengerjakan
sesuatu tetapi kemampuan untuk bangkit dan memperjuangkan. Tuhan
memberikan pada kita kekuatan untuk menggunakan setiap pengalaman
menjadi pegangan bagi kebesaran dan kemuliaan hidup. Dari Dia kita
belajar menggunakan sukacita dan kesedihan, pencapaian dan
kekecewaan, untuk memperkaya hidup, untuk membuat kita berguna bagi
orang lain dan mendekatkan kita kepadaNya. Penghiburan
berasal dari kata Yunani “paraleksis”. “Paraleksis” lebih dari
sekedar simpati yang menyejukkan; tetapi memberikan semangat. Itu
adalah pertolongan yang bukan hanya rangkulan pada seseorang, tetapi
mengirimnya keluar untuk menghadapi dunia; itu bukan hanya mengusap
air mata tetapi memberi kemampuan padanya menghadapi dunia dengan
menatapnya. “Paraleksis” adalah penghiburan dan kekuatan digabung.
Di dalam Tuhan setiap situasi menjadi kemuliaan dan setiap orang
mendapatkan kekuatan menghadapinya dengan gagah berani ketika
kehidupan merosot.
4.
“Allah, sumber kasih dan damai sejahtera” (2 Korintus 13:11).
Ini adalah inti dari semuanya. Di belakangnya adalah kasih Allah
yang tidak akan membiarkan kita hilang, yang memikul semua dosa
kita, yang tak akan mengabaikan kita, yang tak akan pernah
melemahkan tetapi menguatkan manusia menghadapi perjuangan hidup.
William Barclay |