100% -- Saya kerjakan
"Yang seorang diberikannya lima talenta, yang
seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu,
masing-masing menurut kesanggupannya." (Matius
25:15)
Bila
kita sebagai umat Kristiani menggunakan kemampuan
yang terpendam di dalam diri kita dan mengamalkan
semua talenta dan karunia yang telah Tuhan
anugerahkan pada kita bagi Tuhan dan sesama, betapa
besar perubahan yang akan terjadi di dunia ini.
Tuhan tidak menghendaki setiap kita gagal. Tuhan
menghendaki kita menjadi terang dan garam dunia
untuk orang-orang di sekitar kita.
Elbert
Hubbard, seorang yang sangat sukses, menjelaskan
orang yang sukses adalah mereka yang mencoba, bukan
mengeluh; yang bekerja, bukan mangkir; yang
bertanggung jawab, bukan mengelak; yang mau
menanggung beban, bukan yang berdiri diam; yang
menatap ke depan; yang memberi nasehat.
Charles
Kingsley berkata: "Orang yang berhasil hidupnya
adalah mereka yang selalu ceria dan berpengharapan,
yang melakukan pekerjaannya dengan senyum di
wajahnya, bersikap sama dalam menghadapi kesempatan
dan kesempitan."
Jenjang
keberhasilan adalah:
0% -
Saya tidak mau
10% - Saya tidak dapat;
20% - Saya tidak tahu harus bagaimana;
30% - Saya harap saya bisa;
40% - Apakah ini?
50% - Saya pikir saya mungkin bisa;
60% - Saya mungkin bisa;
70% - Saya pikir saya dapat;
80% - Saya dapat;
90% - Saya mau;
100% - Saya kerjakan;
Orang
bilang bahwa untuk sukses 10% adalah gagasan dan 90%
usaha. Bersama memberi 100% yaitu "Saya kerjakan".
Kita mengeluh bahwa kita tidak mempunyai talenta dan
kesempatan pada saat dimana ketekunan dan
konsentrasi yang diperlukan.
"Gunakan
talenta yang Anda miliki; hutan akan sepi bila
tidak ada burung yang bernyanyi selain yang
nyayiannya terbaik," kata Henry Van Dyke.
Burung-burung tidak kuatir tentang siapa yang
nanyiannya terbaik; mereka lakukan apa yang wajar
mereka lakukan. Daripada membanding-bandingkan
dengan talenta orang lain, marilah kita berterima
kasih pada Tuhan untuk apapun yang kita miliki dan
menggunakannya, karena jika tidak kita akan menjadi
orang yang tak berdaya.
Patricia Erwin Nordman, Walking through the Darkness