PERUMPAMAAN
ANAK KEMBAR
Hai maut di manakah
kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Sengat maut ialah
dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. tetapi syukur kepada
Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus
Kristus, Tuhan kita (1 Korintus 15:55-57)
Suatu
ketika, terbentuklah janin dua anak laki-laki kembar.
Minggu-minggu berlalu dan dan kedua anak kembar itu tumbuh. Ketika
kesadaran mereka tumbuh, mereka tertawa gembira: “Bukankah luar
biasa bahwa kita telah terbentuk? Bukankah luar biasa kita hidup?’
Bersama-sama mereka menjelajahi dunianya. Ketika mereka menemukan
tali ibunya yang memberi mereka hidup, mereka bernyanyi ria. Namun
kedua anak itu merasakan mereka berubah.
“Apa artinya ini?" Tanya yang satu.
“Ini berarti keberadaan kita di dunia ini akan berakhir.” Kata
yang lain.
“Tetapi aku tak mau pergi,” kata yang satu. “Aku ingin terus
berada di sini.”
“Kita tak ada pilihan,” kata yang lain.
“Tetapi barangkali ada kehidupan setelah kelahiran.”
“Tetapi bagaimana mungkin?” Sanggah yang lain.
“Kita akan lepas dari tali kehidupan kita dan bagaimana mungkin
hidup tanpa itu? Selain itu, orang lain sebelum kita tak ada yang
kembali memberi tahu kita bahwa ada kehidupan setelah kelahiran.
Tidak, ini adalah suatu akhir. Mungkin tak ada ibu sama sekali."
“Tetapi harus ada,” bantah yang lain.
“Bagaimana kita bisa berada di sini?
Bagaimana kita bisa hidup?”
“Pernahkah kita melihat ibu kita?” Tanya yang satunya lagi.
“Mungkin dia hanya ada di pikiran kita. Mungkin kita dibentuk oleh
gagasan membuat kita kelihatannya baik.”
Maka hari-hari terakhir di dalam rahim itu dipenuhi berbagai
pertanyaan dan kecemasan. Akhirnya, waktu kelahiran tiba. Ketika
anak kembar itu keluar dari dunianya, mereka membuka mata dan
berteriak dengan riang – karena yang dilihatnya melebihi impian
terindah mereka, dilihatnya wajah ibunya yang tersenyum penuh
kasih. Itulah kematian yang dialami orang Kristen.
Tetapi seperti ada
tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak
pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di
dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang
mengasihi Dia." ( 1 Korintus 2:9).
(16 Ags 02) |