|
|
IMAGE ALLAH BAPA
Suatu hari seorang guru sekolah minggu memberikan tugas kepada
murid-muridnya:
Seperti apa Allah Bapa itu?
"Untuk mudahnya, kalian harus melihat Dia sebagai seorang bapak... seorang
papi," ujar guru tersebut.
Minggu berikutnya, guru tersebut menagih PR dari setiap murid yang ada.
"Allah Bapa itu seperti Dokter!" ujar seorang anak yang papanya adalah
dokter. "Ia sanggup menyembuhkan sakit penyakit seberat apapun!"
"Allah Bapa itu seperti Guru!" ujar anak yang lain. "Dia selalu mengajarkan
kita untuk melakukan yang baik dan benar."
"Allah Bapa itu seperti Hakim!" ujar seorang anak yang papanya adalah hakim
dengan bangga, "Ia adil dan memutuskan segala perkara di bumi."
"Menurut aku Allah Bapa itu seperti Arsitek. Dia membangun rumah yang indah
untuk kita di surga!" ujar seorang anak tidak mau kalah.
"Allah Bapa itu Raja! Paling tinggi di antara yang lain!!! Allah Bapa itu
pokoknya kaya sekali deh! Apa saja yang kita minta Dia punya!" ujar seorang
anak konglomerat.
Guru tersebut tersenyum ketika satu demi satu anak memperkenalkan image
Allah Bapa dengan semangat.
Tetapi ada satu anak yang sedari tadi diam saja dan nampak risih mendengar
jawaban anak-anak lain.
"Eddy, menurut kamu siapa Allah Bapa itu?" ujar ibu guru dengan lembut.
Ia tahu anak ini tidak seberuntung anak-anak yang lain dalam hal ekonomi,
dan cenderung lebih tertutup. Eddy hampir-hampir tidak mengangkat mukanya,
dan suaranya begitu pelan waktu menjawab,
"Ayah saya seorang pemulung... jadi saya pikir... Allah Bapa itu Seorang
Pemulung Ulung."
Ibu guru terkejut bukan main, dan anak-anak lain mulai protes mendengar
Allah Bapa disamakan dengan pemulung.
Eddy mulai ketakutan.
"Eddy," ujar ibu guru lagi. "Mengapa kamu samakan Allah Bapa dengan pemulung?"
Untuk pertama kalinya Eddy mengangkat wajahnya dan menatap ke sekeliling
sebelum akhirnya menjawab,
"Karena Ia memungut sampah yang tidak berguna seperti Eddy dan menjadikan
Eddy manusia baru, Ia menjadikan Eddy anakNya."
Memang... bukankah Dia adalah Pemulung Ulung? Dia memungut sampah-sampah
seperti saudara dan saya, menjadikan kita anak-anakNya, hidup baru bersama
Dia, dan bahkan menjadikan kita pewaris kerajaan Allah.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. |
|
|