sumber kristen

 www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

 

TEMA        :  RUJAK UNTUK JEMAAT

N A T S      :  WAHYU 2:12–17(Surat Kepada Jemaat di Pergamus)

PENULIS   :  IMANUEL  F.  MEOK

TUJUAN    :  Mendorong para hamba Tuhan agar dalam membimbing jemaat, mereka dapat meneladani cara-cara yang bijaksana yang dipakai oleh Tuhan Yesus.

PENDAHULUAN

           Saudara-saudara, saya mempunyai delapan saudara, tiga perempuan dan empat laki-laki.  Sejak kecil,  Papa mendidik kami dengan disiplin yang tinggi.   Terutama untuk hal-hal rohani. Segala bentuk aktivitas kami seperti, antara lain: makan, tidur, pergi sekolah, dan belajar, harus diawali dan ditutup dengan doa.  Papa sering bertanya apakah kami sudah berdoa atau belum pada waktu kami melakukan berbagai kegiataan tersebut.  Mama orangnya cerewet tetapi penuh pengertian dan perhatian.  Kadang , kalau  papa memukul, mama menghibur.  Duet yang begitu serasi.

            Di siang hari kami diwajibkan tidur siang.  Suatu hal yang sangat menjengkelkan kami pada waktu itu.  Kalau kami melakukan kesalahan, papa biasanya menegur .  Akan tetapi, kalau kami tidak mau bertobat, maka pedasnya ayunan sabuknya pasti akan kami rasakan. 

Saudara, pada waktu itu kami anak-anaknya merasa didikan papa begitu keras.  Namun, setelah kami dewasa baru kami sadar bahwa “Di Ujung Rotan Ada Emas”.  Didikan papa yang begitu keras dan dibarengi perhatian mama yang sabar dan lembut, mengakibatkan delapan dari sembilan anak-anak mereka dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.  Papa dan mama telah memakai cara-cara yang bijaksana dalam mendidik kami

            Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus, sebagaimana orangtua dunia mengasuh dan mendidik anak-anaknya dengan cara-cara yang bijaksana, Tuhan Yesus pun memakai cara-cara yang bijaksana dalam membimbing jemaat-Nya.

            Saudaraku, dari perikop yang sudah kita baca, saya melihat bahwa Tuhan Yesus dalam membimbing jemaatnya agar tidak tersesat,  Dia memakai cara-cara yang bijaksana.  Apakah yang dimaksud dengan cara-cara yang bijaksana itu ?  Dari firman Tuhan ini, saya menemukan ada tiga cara yang bijaksana yang dipakai oleh Tuhan Yesus,  yang harus kita teladani dalam membimbing jemaat.

I. Tuhan Yesus Memuji Perjuangan Iman Jemaat (13).

            Saudara-saudara, saya percaya bahwa sebagai manusia normal, kita semua mempunyai keinginan untuk dipuji orang lain.  Bahkan kalau ada yang berani mengancungkan jarinya bahwa dia tidak ingin dipuji, maka pada saat yang sama, sebenarnya secara tidak sadar, dia hendak berkata bahwa, “Saya ingin dipuji sebagai pribadi yang tidak ingin dipuji oleh orang lain”.

            Memahami natur manusia yang demikian, maka seharusnya sebagai seorang gembala jemaat,  kita tidak boleh kikir dalam memberikan kata-kata pujian.  Akan tetapi sebaliknya, kita  perlu  bermurah  hati dalam memberikan pujian kepada jemaat.

Namun, yang menjadi persoalannya ialah, bukankah seringkali ada jemaat yang kadang salah menanggapi pujian kita ?  Bukankah ada banyak jemaat yang dapat tersanjung secara berlebihan, sehingga akhirnya tersandung jatuh dalam dosa kesombongan karena pujian kita ?  Lalu bagaimanakah cara kita memberikan pujian secara bijaksana ?

Saudara,  dari ayat 13 dalam perikop ini, kita lihat bahwa ada suatu pujian yang keluar dari mulut Tuhan Yesus kepada jemaat Pergamus.  Dia memuji kesetiaan jemaat yang  setia berpegang kepada iman yang benar meskipun diterjang oleh gelombang penindasan dan tekanan dari pemerintah Kerajaan Romawi.

Saudara-saudara,  dalam pujian-Nya Tuhan Yesus mengatakan “Aku tahu dimana engkau diam, yaitu di sana, ditempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku yang setia kepada-Ku yang dibunuh dihadapan kamu tempat Iblis diam”.  

Kata kerja “tahu” dalam bahasa Yunani yaitu (ginosko) dan  (oida). artinya tahu sebagai pengetahuan biasa, dan   berarti tahu secara lebih mendalam, lebih intim.  Dan kata  inilah yang dipakai oleh Tuhan Yesus, tatkala mengatakan “Aku tahu dimana engkau diam”.  Saudaraku, hal ini berarti bahwa pujian Tuhan bukan sekadar lips service, asal bapak senang, dan sebagainya.  Akan tetapi, Dia tahu secara mendalam bagaimana jemaat-Nya mengalami seribu satu macam bentuk penderitaan.  Inilah pujian yang bijaksana.  Suatu pujian yang berdasarkan pengetahuan yang benar dan menyeluruh dari suatu objek yang dipuji.

Saudara-saudara,  Tuhan Yesus tahu bahwa tidak mudah bagi Jemaat Pergamus untuk hidup saleh di tengah-tengah komunita Yunani yang gemar menyembah berhala. 

Dalam kota yang relatif kecil ini, terdapat empat kuil penyembahan untuk dewa Zeus, sebagai penguasa cuaca dan langit,  Athena sebagai dewa pelindung kota, Dionysus, yang dilambangkan dengan sapi dan Asklepios, yaitu dewa penyembuh dari segala macam penyakit yang digambarkan dengan ular.

Saudara-saudara, Jemaat Pergamus tidak hanya dihimpit oleh kehidupan kafir penduduk Pergamus, tetapi juga dibenci oleh para petinggi Romawi.  Mereka dimusuhi karena menolak menyembah Kaisar Domitianus sebagai Tuhan.  Hidup mereka benar-benar seperti telur di ujung tanduk.  Jika menerima dan menyembah sang kaisar yang gila hormat itu, sebagai Tuhan maka mereka akan tetap dibiarkan hidup.  Tetapi, kalau menolak untuk menyembahnya maka nyawa mereka melayang.  Hal inilah yang dialami oleh Antipas.  Dia digiring  ke tengah-tengah lapangan terbuka dan disiksa sampai mati di sana.  Mengapa di lapangan terbuka ?   Agar orang banyak yang menyaksikan peristiwa tersebut, takut untuk melakukan pelanggaran serupa  seperti yang dilakukan si korban.  (Menurut tradisi, Antipas dipanggang hidup-hidup dalam dalam sebuah patung kuniangan yang berbentuk sapi jantan).

Saudara-saudara, kematian tragis Antipas  disaksikan jemaat dengan mata kepala mereka sendiri.   Ketakutan menggerogoti jiwa mereka dan  bahkan ada jemaat yang mengalami trauma berat.  Namun apakah ketakutan itu dapat melumpuhkan dan meruntuhkan iman mereka kepada Kristus ?  Tidak, saudaraku.  Jemaat Pergamus terus berpegang kepada nama Tuhan dan tidak menyangkali iman mereka.  Itulah sebabnya Tuhan Yesus memuji perjuangan iman mereka.

Aplikasi

        Saudara-saudara, kondisi jemaat kita sekarang berbeda dengan kondisi Jemaat Pergamus berabad-abad yang lalu.  Namun, jangan lupa bahwa godaan dan tantangan bagi iman jemaat tidak berbeda.  Iblis dapat memakai berbagai sarana komunikasi baik yang elektrik maupun non-elektrik untuk menjatuhkan iman anak-anak Tuhan.  Televisi, internet dapat dipakainya untuk memaparkan film-film porno,  gambar-gambar porno, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah seksual untuk menghancurkan kekudusan hidup jemaat.  Budaya kekerasan, balas dendam, perselingkuhan, dan lain sebagainya yang disaksikan melalui media lama-kelamaan,  dapat menjadi sandungan bagi kehidupan iman jemaat. Setan materialisme, yang membelalak mata para jemaat untuk cepat kaya, dengan melakukan praktik-praktik ketidakjujuran, seperti melakukan  pembukuan ganda untuk menghindari pembayaran pajak, terus menggoda.

Saudara, jemaat kita pun tidak akan bebas dari penganiayaan dari pemeluk agama yang lain. Kadang kita dengar berita bahwa karena si A beragama Kristen, maka usahanya dihancurkan.  Karena kristen maka dia digeser dari posisinya di kantor.  Atau karena kristen maka dia dibacok sampai mati.

Saudaraku, sebagai gembala, apakah yang akan kita perbuat tatkala kita membimbing jemaat kita dalam menghadapi persoalan-persoalan di atas ?  Kalau kita mengevaluasi  pelayanan kita selama ini, maka pernahkah kita memuji jemaat kita atas perjuangan iman mereka melawan godaan dan tantangan tersebut ?  Atau kita banyak menuntut mereka, kamu harus melakukan ini dan itu, harus begini dan begitu. 

Kalau kita telah memuji mereka,  maka pertayaannya ialah, tepatkah kata-kata pujian yang kita berikan ?  Atau hanya sekedar basa-basi, lips service, dan tak bermakna.   Saudaraku, marilah kita meneladani Tuhan Yesus Kristus sebagai Gembala Yang Agung, yang memakai cara yang bijaksana ini dalam membimbing jemaat-Nya.  Yaitu, Memuji Perjuangan Iman Jemaat.

II. Tuhan Yesus Menegur Perjuangan Iman Jemaat (14,15).

          Saudara-saudara, manakah yang lebih mudah untuk dilakukan.  Menegur kesalahan orang lain, atau menegur kesalahan teman karib kita.   Saudara, dalam persahabatan, kita mungkin akan  sulit untuk memberikan teguran kepada sahabat karib kita, meskipun dia melakukan kesalahan daripada menegur orang lain.  Beberapa dari kita lebih memilih bungkam seribu bahasa, daripada memberikan sepatah dua kata kritikan atau pun teguran. Kita takut kalau-kalau teman kita akan tersinggung, marah, kemudian   meninggalkan kita.  Akan tetapi hal tersebut tidak terjadi pada diri Tuhan Yesus.  Dia dapat  memuji  dan mengeritik.

Saudara-saudara, bagaikan seekor induk ayam yang mengerami 10 telur,  ada dua butir yang rusak.  Demikianlah kondisi jemaat Pergamus.  Di satu sisi, tatkala sebagian besar jemaat berjuang mati-matian mempertahankan iman, tetapi di sisi yang lain, ada beberapa anggota jemaat yang bersenang ria, bermain-main dengan dosa.  Mereka menganut ajaran Bileam dan berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.  Apa yang dimaksudkan dengan Ajaran Bileam ?  Kitab Bilangan 25 :1 dan 31:16, kita temukan bahwa atas nasehat Bileam, Balak Raja Moab, menjebak orang Israel supaya menyembah berhala, dan mendapat murka Tuhan.  Balak memerintah perempuan-perempuan Moab, agar merayu orang Israel di Sittim untuk berbuat zinah, makan persembahan berhala dan menyembah ilah-ilah mereka.   Israel jatuh dalam dosa yang sangat dibenci Tuhan.  Dan celakanya, dosa Israel ini, ditiru oleh beberapa anggota jemaat Pergamus.  Mereka  juga mengikuti ajaran pengikut  Nikolaus yang setali tiga uang dengan ajaran Bileam yang  menganjurkan jemaat untuk menyembah berhala yang sangat dibenci Tuhan (Why. 2:6).  Itulah sebabnya Tuhan menegur mereka supaya bertobat.

Dalam teguran-Nya, Tuhan Yesus berkata,” ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam”.  Kata “beberapa” dalam bahasa Yunani  (oliga),  artinya satu jenis atau sebagian kecil.  Jadi ini berarti bahwa,  hanya sedikit atau sebagian kecil jemaat yang menyeleweng.  Walaupun demikian, Tuhan tetap memberikan teguran dan kritikan.

Saudara-saudara,  ibarat nila setitik merusak susu sebelanga.  Dosa  sebagian kecil jemaat membawa teguran Allah kepada seluruh jemaat Pergamus.  Pujian yang telah Tuhan Yesus berikan,  kini diikuti oleh teguran yang keras.

Jemaat memang perlu mendapat teguran itu.  Karena sekalipun mereka dapat menolak peraturan pemerintah,  untuk menyembah berhala dengan segala macam resikonya, namun sayang beribu sayang, mereka terlalu lemah untuk menegur penyelewengan rohani dalam jemaat. Teguran ini pun mengandung  arti bahwa walaupun mayoritas jemaat tidak melakukan dosa secara langsung, tetapi mereka melakukan suatu sin of comission.  Yaitu, mereka berdosa karena membiarkan suatu kesalahan terjadi, tahu yang benar tetapi tidak melakukan (Yak. 4:17).

Dalam bukunya berjudul What Christ Thinks of The Church, John Stott melukiskan keadaan jemaat Pergamus sebagai berikut,”Kristus yang telah bangkit, Gembala Agung domba-domba-Nya, menjadi sedih oleh ketidakpatuhan minoritas dan keteledoran mayoritas anggota jemaat”.  Mereka sama-sama telah berdosa.  Itulah sebabnya Tuhan tidak berkompromi  tetapi sebaliknya membongkar kebusukkan dosa mereka..

Bagi Tuhan Yesus kekudusan-Nya tidak boleh dicemari oleh  dosa, meskipun bagi manusia hanya berupa dosa kecil. Dimata Tuhan Yesus, dosa tetap dosa.  Itulah sebabnya Tuhan menegur jemaat Pergamus dengan keras, dan memerintahkan mereka untuk bertobat.

Ilustrasi

          Saudara-saudara, suatu kali, seorang teman datang menemui saya dan menceritakan kekecewaannya atas sebuah lembaga pelayanan tempat dia bekerja. Dalam sharingnya, dengan sedih, dia katakan bahwa salama masa pelayanannya, kurang lebih empat tahun, atasannya tidak pernah memberikan kritikkan atau semacam teguran yang membangun dia.  Namun, aneh tapi nyata,  atasannya beserta beberapa temannya yang lain, melakukan aksi-aksi secara gelap dan halus untuk mendesak dia keluar dari lembaga itu.   Peristiwa ini, membuat dia sakit hati karena merasa ditusuk dari belakang.  Dia merasa dikhianati. 

Bagi dia, lebih baik teman-temannya menegur atau mengeritik dia secara terang-terangan agar dia dapat mengubah atau  memperbaiki kesalahan-kesahannya, kalupun itu ada, daripada tertawa reia namun secara halus merusak pelayanannya dan mendongkrak dia keluar dari pelayanannya.

Aplikasi

           Saudara-saudara, dari sharing teman saya di atas, saya menyadari bahwa lebih baik berterus terang dan memberikan teguran kepada seseorang, daripada membiarkan dia berbuat kesalahan. Ada lebih baik teguran yang nyata daripada kasih yang tersembunyi (Ams. 27:5). Saudaraku, Tuhan Yesus sudah memberikan teladan kepada kita.  Dia memuji, kalau benar pujian itu layak diberikan.  Tetapi, jangan lupa, Dia menegur kalau jemaat terus dan sengaja berkompromi dengan dosa.

Marilah kita meneladani cara yang bijaksana ini, untuk dapat memberikan teguran yang membangun jemaat kita dari dosa-dosa mereka, sekalipun mereka adalah teman karib kita. Adalah lebih baik kita memberikan teguran yang keras, namun “menyelamatkan” mereka, daripada memberikan kata-kata pujian tetapi akhirnya menjerumuskan mereka dalam dosa.  Tatkala kita mendiamkan mereka terus berbuat dosa, maka kita pun turut berdosa.  Tatakala mulut kita tertutup untuk menegur dosa, maka mulut Tuhan akan terbuka untuk menuduh dosa kita.

Saudara, menjelang millenium baru ini, jemaat kita akan menghadapi banyak masalah yang cukup kompleks dan rumit.  Kecenderungan jemaat untuk berkompromi dengan dosa pun terbuka lebar.  Misalnya, bohong putih,  iseng-iseng membuka situs porno dalam internet, dan mengikuti etika situasi yang bertolak belakang dengan kebenaran Firman Tuhan.

Kadang, ada ungkapan,”kita tidak perlu terlalu  sok idealis dan sok suci”.  “Kita bukan malaikat”.  Saudara, kalau kita mendengar alasan-alasan untuk melegitimasi dosa seperti ini, apakah yang akan kita lakukan ?  Lebih baik memberikan teguran supaya jangan karena hanya sedikit ragi, mengkamirkan seluruh adonan.

III. Tuhan Yesus Menjanjikan Upah Bagi Perjuangan Iman Jemaat (17b).

         Saudara-saudara, dalam membimbing umat-Nya Tuhan tidak hanya memuji, memberikan teguran, tetapi juga memberikan janji,”Bagi mereka yang menang akan diberikan upahKepadanya akan diberikan Manna yang tersembunyi dan dikaruniakan batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapapun, selain oleh yang menerimanya”.

Saudara, pahala yang dijanjikan di sini yaitu,  pertama, “Manna Yang Tersembunyi”.  Para penafsir umumnya mengatakan bahwa Manna ini jelas mengacu kepada  “Buli-buli” emas yang berisi Manna (Kel. 16:32-34; Ibr. 9:4).  Dan Manna itu sendiri mengacu kepada Kristus.  Sebagaimana Orang Israel lama dikenyangkan di padang gurun oleh Manna, demikian juga kelaparan jiwa orang Israel baru dipuaskan oleh Kristus,  roti hidup (Yoh. 6:48-51).

Saudara-saudara, janji hadiah itu akan kita terima di surga bukan di bumi.  Di bumi, kita menerima Kristus,  Manna Rohani, maka jiwa kita akan bersukacita bersama Dia untuk selamanya di sorga.

Kedua,  “Dikaruniakan Batu Putih Yang  Di Atasnya Tertulis Nama Baru”.  Saudara, apa yang dimaksud dengan batu putih ?  Para penafsir mempunyai beragam pendapat.  Ada pendapat yang mengatakan bahwa batu ini, mengacu kepada batu kerikil putih yang dipakai di pengadilan untuk menghitung suara, tatkala membebaskan seorang narapidana.  Tetapi, ada pula yang menafsirkan bahwa batu tersebut adalah meterai Tuhan dan nama baru itu adalah Nama Kristus.

Saudara-saudara, dari tafsiran-tafsiran di atas, saya lebih setuju dengan tafsiran kedua.  Jadi, nama baru di atas batu, adalah nama Kristus (3:12; 19:22) .  Dan batu itu adalah mererai-Nya yang menyatakan bahwa penerimanya adalah milik Tuhan.  Jadi, barangsiapa yang menang terhadap ujian iman di dunia , pasti akan mendapat upah di sorga.  Upah itu adalah suatu persekutuan yang paling akrab dengan Kristus di sorga yang tidak akan pernah dirasakan oleh orang lain selain si pemenang itu sendiri bersama Kristus. Saudara-saudara, inilah cara yang bijaksana ketiga, yang harus dipakai oleh seorang gembala untuk menghibur jemaat-Nya.

Ilustrasi

          Saudara-saudara, ada suatu perlombaan lari Marathon 45 km yang diikuti lebih dari delapan ratus orang.  Setiap pelari berusaha untuk merebut hadiah juara pertama.  Sejak garis start, setiap pelari mencoba berlari, penuh perhitungan sesuai dengan staminanya masing-masing.  Mencapai km 40, terlihat sekelompok pelari berjumlah  5 orang telah meninggalkan para pelari lainnya jauh dibelakang.  Eddy , pelari bernomor dada 666 terlihat masih segar di km 44. 

Namun menjelang akhir km 45, stamina Eddy melorot drastis.  Keringatnya mengucur deras, kepalanya mulai pusing akibat pansnya terik Matahari dan matanya berkunang-kunang.  Naas baginya.  Tiupan angin yang keras membuat seluruh otot  kaki dan tubuhnya mulai melemah dan akhirnya Eddy  terjatuh.

Waktu melihat kejadian tersebut,  Clara, kekasih Eddy dan James si pelatih, berteriak dengan keras ,” Ayo Eddy kamu bisaaa…….Eddyyyyy   kamu bissaaaaa.  Ayo bangun.  Tinggal beberapa langkah lagi kamu akan menjadi juara”.  Mendengar suara orang-orang yang dikasihinya itu,  Eddy berusaha untuk membuka matanya.  Waktu dia melihat bahwa ada kekasih dan pelatihnya yang sedang menungguhnya di garis finish, dia langsung bangun dan berjuang sekuat tenaga untuk menyelesaiakan 20 meter terakhir dengan gemilang.  Eddy akhirnya memenangkan perlombaan marathon tersebut.  Dia begitu berbahagia karena dapat membawa pulang hadiah ke rumahnya.

Aplikasi

      Saudara-saudara, dari cerita di atas, kita melihat bahwa perjuangan Eddy tidak sia-sia.  Tatkala dia hampir gagal, dia melihat ada orang-orang yang dikasihi dan dipercayanya, sedang mendorong dia untuk memenangkan  perlombaan, dan memperoleh hadiah.

Saudara-saudara rekan sepanggilan, memang kita tidak bisa memberikan upah kepada jemaat kita di surga kelak.  Upah itu adalah urusan Tuhan.  Tetapi, saya sadar bahwa tugas kita yaitu membukakan janji Tuhan kepada para jemaat bahwa ada upah di sorga bagi mereka yang bertahan dalam menghadapi ujian iman.

Rahasia kebenaran Firman Tuhan ini, perlu kita bukakan dan berikan kepada jemaat, agar mereka yang sedang berjuang mempertahankan kehidupan iman yang bersih, tahu bahwa perjuangan iman mereka tidak akan sia-sia.  Ada upah yang menantikan mereka di surga.

PENUTUP

         Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus, dalam menggembalakan jemaat, kita ibarat sedang membuat rujak.  Rujak itu akan sedap rasanya  apabila campuran  bumbunya lengkap dengan berbagai cita rasa.  Rasa manis, asam, asin dan pedas harus kita perhitungkan dengan baik.. 

Jemaat kadang perlu diberikan “rujak”.  Mereka perlu mengecap rasa manisnya bimbingan kita, dengan kata-kata pujian yang kita berikan, atau bahkan dengan janji upah di surga yang kita bukakan kepada mereka.  Akan tetapi, kadang mereka juga perlu merasakan pedasnya “rujak teguran” kita.

Ketiga cara bijaksana yang dipakai oleh Tuhan Yesus ini, harus kita teladani dalam menggembalakan jemaat, agar jemaat tidak tersesat dan mendapat hukuman Tuhan.  Maukah saudara memberikan rujak kepada jemaat saudara ? Amin !