| |
Tema : Respons yang Benar Terhadap Berita Natal Nats :Lukas 2 : 8 – 20Penulis: John Kusuma
Pendahuluan Sejak beberapa minggu ini lagu-lagu Natal seperti Malam Kudus, Dunia Gemar dan Bersoraklah telah dikumandangkan kembali dan pohon-pohon Natal beserta segala dekorasinya yang menarik telah terpancang kembali di rumah-rumah, di kantor, di restoran maupun di pasar swalayan. Di gereja-gereja tentuny juga tidak ketinggalan dengan segala persiapan acara untuk menyambut hari Natal. Secara singkat kita dibawa ke dalam suasana Natal. Kita telah memperingati Natal dari tahun ke tahun. Namun saudara-saudara, apa yang menjadi makna Natal sesungguhnya bagi kita dan apakah Natal-Natal itu telah mengubah hidup saudara dan saya? Saya rindu Natal kali ini kita boleh kembali menangkap maknanya dan memperbaharui hidup rohani kita. Saudara-saudara, Natal adalah berita keselamatan bagi orang yang berdosa yang telah diproklamirkan 2000 tahun yang lalu. Berita keselamatan ini adalah berita yang esensial bagi kehidupan manusia, oleh sebab itu setiap orang yang telah mendengarkannya harus memberikan respons. Respons seperti apakah yang harus diberikan setelah mendengar kabar kesukaan? Dari perikop yang telah dibacakan tadi, kita melihat ada tiga respons yang harus diberikan setelah mendengarkan kabar baik.
1. Menghargai berita keselamatan (ay. 12) Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, apabila kita diceritakan tentang gembala, maka biasanya kita membayangkan gembala sebagai orang yang lemah-lembut, yang dengan penuh kasih saying memelihara domba-domba, mengobati yang terluka, mencari dan membawa kembali domba yang tersesat. Berdasarkan isi Alkitab istilah gembala menimbulkan kesan yang baik bagi kita. Apalagi dalam Alkitab mencatat dua tokoh yang menonjol pernah berprofesi sebagai gembala, yaitu Musa dan Daud. Kemudian dalam Mazmur 23 Tuhan digambarkan sebagai gembala dan Tuhan Yesus digambarkan dalam Yoh. 10 sebagai gembala yang baik yang mempertaruhkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. Tetapi pada waktu zaman Tuhan Yesus, gembala-gembala sering merupakan orang-orang yang kasar dan tidak mengindahkan peraturan-peraturan masyarakat. Para pemuka agama Yahudi memandang rendah mereka karena mereka sering tidak mempedulikan agama. Para imam menganggap mereka sebagai orang-orang yang tidak dapat dipercaya, sehingga mereka tidak diperbolehkan menjadi saksi di pengadilan. Jadi gembala-gembala memiliki status yang rendah di dalam masyarakat Yahudi. Walaupun para gembala adalah orang-orang yang dianggap rendah, Allah telah berkenan memberitakan kepada mereka sesuatu kabar baik melalui malaikat-Nya. Di saat malaikat menampakkan diri dan memberitakan kabar baik itu, di sanalah Injil pertama kali diberitakan yaitu kelahiran Yesus, Juruselamat, Kristus, Tuhan. Kristus dalam bahasa Ibrani disebut Mesias yaitu yang diurapi (seperti para Imam dan para Raja diurapi untuk jabatannya). Mesias adalah Raja dari segala Raja yang telah dijanjikan kepada orang Yahudi beratus-ratus tahun yang lalu. Namun kepada gembala-gembala juga diberitahukan bahwa Mesias yang datang itu lahir sebagai bayi yang dibungkus dengan lampin dan di dalam palungan. Di sinilah timbul permasalahan bagi para gembala. Sebagai orang Yahudi para gembala menantikan juga kedatangan Mesias. Mereka memiliki pengenalan sesuai dengan pengenalan orang Yahudi tentang Mesias, walaupun mereka adalah anggota masyarakat yang direndahkan di kalangan orang Yahudi. Orang Yahudi memiliki pengharapan akan kedatangan Mesias, Raja yang penuh kuasa yang akan membebaskan bangsa Israel dari penjajah dan pengharapan ini semakin diperkuat pada masa penjajahan orang Romawi. Dengan pemikiran semacam ini tentulah tidak masuk akal mereka bahwa Mesias itu datang sebagai anak yang lemah, yang tidak berdaya dan datang bukan dalam kemegahan dan kebesaran, tetapi lahir di tempat yang terpencil bukan di istana yaitu di palungan. Realita ini sangatlah bertolak belakang dengan pengharapan mereka. Tentu saja mereka dapat tidak peduli terhadap tanda yang diberitahukan malaikat kepada mereka tentang Mesias yang lahir itu, karena tidak sesuai dengan konsep Mesias yang mereka punyai. Tetapi Alkitab kita mencatat bahwa para gembala itu tidak serta-merta menolak pemberitaan ini, tetapi mereka menghargai pemberitaan utusan Allah, meskipun tidak sesuai dengan konsepsi mereka. Hal ini menjadi jelas dalam tindakan gembala-gembala ini dalam ay. 15.
Aplikasi Bagaimana dengan sikap saudara ketika saudara mendengarkan pengajaran firman Tuhan yang disampaikan oleh hamba Tuhan setiap minggu? Adakah saudara menghargai berita firman Tuhan yang dapat memberikan hidup dan mengubahkan hidup saudara? Saudara-saudara, dalam satu ibadah seringkali kita sangat bersemangat memuji Tuhan, apalagi lagu-lagu yang dipujikan merupakan lagu favorit kita. Tetapi ketika pemberitaan firman tiba kita menjadi kurang konsentrasi, pikiran kita beterbangan ke mana-mana, bahkan kadang-kadang mendengarkannya sambil tidur. Jika saudara menghargai pemberitaan firman Tuhan, maka saudara akan mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan penuh konsentrasi tanpa memandang siapa atau hamba Tuhan yang mana yang menyampaikannya. Sikap menghargai berita firman Tuhan baru akan muncul, jika saudara dan saya sadar bagwa berita dari Tuhan berguna bagi hidup rohani kita.
2. Mengimani berita keselamatan (ay. 15) Kita sudah melihat bahwa kepada gembala-gembala telah diberitakan tentang kelahiran Yesus. Kelahiran Yesus menunjukkan kepada dunia bahwa Ia sungguh-sungguh adalah bayi, bukan semata-mata hanya sebuah ide atau suatu pengalaman religius belaka. Yesus yang lahir disebut Juruselamat (ay. 10). Sebutan juruselamat juga diberikan kepada para Kaisar Romawi, misalnya kepada Kaisar Agustus yang disebut dalam perikop sebelumnya. Gelar ini diberikan oleh rakyat kepada Kaisar sebagai suatu pemujaan karena Kaisar dianggap sebagai pelepas kesengsaraan dan pemberi kedamaian dan kemakmuran rakyat. Tetapi Yesus datang ke dalam dunia dengan mengambil tempat di palungan menunjukkan bahwa kedatangan-Nya adalah untuk bertemu dan menjadi kebutuhan utama manusia. Keutamaan kedatangan Yesus adalah untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Mt. 1:21). Penggenapan janji ini tidak dapat terlepas dari salib di Kalvari, dari paku, palu dan kematian-Nya. Ia menyelamatkan manusia berdosa melalui ketaatan menjalani jalan salib, supaya manusia mendapatkan hidup yang kekal. Karena Ia mengasihi manusia, Ia telah datang untuk mematahkan kuasa dosa. Manusia adalah orang berdosa yang membutuhkan kasih yang berkelimpahan. Yesus telah datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosa mereka. Oleh sebab itu Ia adalah Juruselamat bagi semua umat manusia, bukan hanya untuk bangsa tertentu saja. Setelah mendengarkan perkataan malaikat, para gembala berkata kepada satu dengan yang lain: “Mari kita pergi ke Betlehem!” Mereka ke sana bukan untuk melihatnya dahulu, lalu percaya kepada pemberitaan itu. Tetapi sebaliknya mereka mendengarkan berita natal itu dan percaya. Mereka tahu bahwa ketika malaikat berbicara dengan mereka kemuliaan Tuhan hadir di sana dan mereka mengerti bahwa Tuhanlah yang berbicara kepada mereka. Mereka mengimani bahwa Juruselamat yang lahir itu adalah untuk mereka. Karena keyakinan inilah mereka berangkat ke Betlehem. Justru karena mereka percaya mereka ingin cepat-cepat pergi ke sana. Mereka tidak ingin waktu itu tertunda sedikitpun. Bagi orang yang ragu-ragu, ia sulit mengambil keputusan dan terus-menerus mempertimbangkan untuk memperoleh keputusan. Tetapi gembala-gembala itu bukanlah orang-orang yang ragu, mereka percaya dan menemukan seperti apa yang telah diberitakan kepada mereka. Iman mereka ditegaskan oleh pengalaman. Sebab apa yang mereka lihat adalah bayi yang dibungkus dengan lampin, yang lahir di palungan. Allah sekali lagi menunjukkan bahwa Ia menepati apa yang dikatakan-Nya. Mereka percaya kepada kabar baik yang mereka dengar, sehingga mereka juga mendapatkan sukacita yang besar. Oleh karena itu mereka dapat memuji dan memuliakan Allah karena kebenaran yang mereka alami. (ay. 20).
Ilustrasi Seorang pengusaha kaya di sebuah kota memasang pengumuman di setiap sudut kota. Pengumuman itu berbunyi bahwa jika ada orang yang mempunyai hutang di kota itu dapat datang ke kantor pengusaha tersebut pada hari yang ditentukan antara jam sembilan sampai jam dua belas siang, maka pengusaha itu akan membayar hutang orang itu. Wajarlah jika janji sedemikian itu menjadi buah bibir di kota itu. Hanya sedikit orang saja yang mempercayai hal itu. Mereka menduga pasti ada jebakan di balik semua itu. Hari itupun tiba. Pengusaha itu duduk di kantornya pada jam sembilan. Pada jam sepuluh tidak ada seorangpun yang datang. Pada jam sebelas seorang pria tampak berjalan mondar-mandir di luar, lalu melirik sekali-kali pada pintu kantor itu. Akhirnya, ia memberanikan diri membuka pintu itu, memasukkan kepalanya ke dalam dan bertanya, “Benarkah Anda mau membayar hutang orang yang datang pada Anda?” “Benar,” kata orang kaya itu. “Apakah kamu punya hutang?” lanjutnya. “Tentu punya,” jawab orang itu. “Apakah kamu punya bukti rekening atau surat untuk membuktikannya?” Orang itu mengeluarkan beberapa surat dan pengusaha itu menuliskan sejumlah uang pada cek untuk membayar hutang itu. Sebelum jam dua belas ada orang lain datang dan juga mendapat pembayaran hutang. Orang-orang di luar tidak dapat mempercayai hal ini, tetapi tidak ada waktu lagi bagi mereka untuk meminta agar hutang mereka dibayar. Demikianlah sikap seorang yang benar dalam meresponi suatu berita yang dapat menyelamatkannya dari hutang dosa, yaitu dengan mempercayai apa yang telah disampaikan orang yang sanggup menyelamatkannya.
Aplikasi Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, apa yang harus kita lakukan terhadap Juruselamat dunia? Yesus telah lahir juga untuk kita. Ia telah lahir untuk menebus dosa-dosa saudara dan saya. Oleh karena kasih-Nya kepada kita, Ia telah datang kepada kita. Sudahkah saudara mempunyai keyakinan bahwa dosa saudara sudah diampuni dan saudara telah memiliki hidup yang kekal? Jika saudara belum yakin, malam ini Tuhan Yesus mengundang saudara untuk percaya kepada-Nya. Terimalah Yesus dalam hati saudara, supaya saudara dapat juga mengalami sukacita yang besar karena dosa saudara diampuni.
3. Menyaksikan berita keselamatan (ay. 17) Gembala-gembala percaya kepada kabar yang mereka dengar. Meskipun di Betlehem tidak ada yang istimewa yang mereka lihat, mereka segera menyiarkan dan memasyhurkan apa yang diberitahukan kepada mereka tentang anak itu yaitu bahwa anak itu adalah Mesias/Kristus yang kekuasaan-Nya akan mendatangkan keselamatan. Mereka menyatakan itu pertama-tama kepada Yusuf dan Maria. Tetapi juga kepada orang-orang di luar kandang yang sudi mendengarkan mereka. Pada saat mereka memberitakan semua itu tentulah mereka tidak mempertimbangkan apakah orang yang mendengarkannya percaya atau tidak kepada pemberitaan mereka. Ada dua hal yang mungkin memotivasi seseorang untuk menyampaikan Injil, yaitu karena tugas belaka atau karena belas kasihan. Dengan kedua motivasi orang dapat menyampaikan Injil, hanya saja ada perbedaan. Yang menyampaikan karena tugas akan menyampaikannya seperti mesin yang tidak memancarkan kasih, tetapi yang menyampaikan dengan belas kasihan yang didorong oleh kasih di dalam hatinya yang membara akan memancarkan kasih yang sudah diterimanya. Demikianlah gembala-gembala yang oleh para imam dilarang menjadi saksi di pengadilan, dibuat Allah menjadi saksi-saksi pertama yang boleh menceritakan apa yang mereka dengar dan lihat mengenai Yesus Kristus! Ketika orang-orang mendengar apa yang diceritakan oleh gembala-gembala itu, heranlah mereka; mungkin ada yang menjadi percaya, sedang yang lainnya masa bodoh dan menganggap semuanya itu sebagai omong kosong. Bagi para gembala bagaimana tanggapan pendengar mereka bukanlah sesuatu yang menghambat mereka untuk menyaksikan pengalaman rohani tentang keselamatan yang mereka yakini itu.
IlustrasiSaulus mempunyai rencana untuk menganiaya pengikut-pengikut Kristus, sehingga ia mengejar mereka sampai ke Damsyik. Tetapi di tengah perjalanan ia berjumpa dengan Yesus. Ia mengalami kebutaan selama 3 hari dan dengan perantaraan Ananias matanya disembuhkan. Kemudian ia dipilih menjadi pemberita kabar kesukaan kepada bangsa-bangsa kafir dan raja-raja serta orang Israel. Segera sesudah Saulus pulih dari keadaannya yang buta, ia terus memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi di rumah-rumah ibadat Damsyik. Ia memberitakan tentang Yesus adalah Mesias. Ia beritakan kabar kesukaan bukan hanya di sana, tetapi juga di Yerusalem. Walaupun pemberitaannya tidak selalu diterima dengan positif dan baik, ia tetap melakukannya karena pengalaman dan kasih Tuhan yang telah dialaminya. Saulus telah berubah menjadi Paulus dari penganiaya menjadi pemberita Injil.
AplikasiDi lingkungan saudara dan saya masih banyak orang yang belum pernah mendengarkan kabar sukacita. Tanpa pengampunan dosa mereka akan binasa. Sudahkah saudara memberitakan kabar keselamatan di rumah kepada papa, mama, kakak-kakak, adik-adik saudara? Di kampus kepada teman-teman kuliah? Di tempat pekerjaan rekan-rekan kerja? Bagaimana cara menyampaikannya? Tidaklah sulit saudara memberitakan kabar baik, saksikan saja pengalaman pribadi saudara tentang mengapa dan bagaimana saudara percaya kepada Yesus Kristus. Jika saudara ingin lebih “terampil” dalam menginjili ikutilah seminar-seminar penginjilan yang diadakan di gereja (mis. metode ee)
Penutup Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran (Yoh. 1:14). Luther pernah berkata: “Malaikat-malaikat tidak memerlukan Tuhan, setan-setan pun menolak Dia. Ia datang karena kita sebab kitalah yang memerlukan Dia. Yesus lahir untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita.” Saudara-saudara, Yesus telah lahir dan saat ini ada di antara kita, Ia yang penuh kasih mau memberikan kasih karunia-Nya yaitu keselamatan kepada saudara. Siapakah dari saudara yang mau menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, saya akan berdoa untuk saudara! Siapa yang berkata dalam hatinya saya bertekad untuk bersaksi dan menginjili keluargaku, teman-temanku dan rekan-rekanku, saya juga akan berdoa untuk saudara!
| |