sumber kristen

 www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

 

Tema           : KHOTBAH  STEFANUS (KIS 6:8-15)

NAMA          : GRACE KAREN MANUPUTTY

TUJUAN       :  MENGAJARKAN KEPADA JEMAAT UMUM BAHWA SUMBER KEKUATAN ORANG KRISTEN DI DALAM HIDUP ADALAH ROH KUDUS                                          

PENDAHULUAN

Saudara yang terkasih di dalam Tuhan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sejak abad pencerahan hingga saat ini mau tidak mau mempengaruhi konsep manusia modern terhadap dirinya sendiri.

Pada saat ini manusia modern cenderung berpikir bahwa dirinya adalah makhluk yang kuat.  Makhluk yang mampu melakukan banyak hal.  Makhluk yang mampu menghadapi banyak kesulitan dan rintangan.  Tidak ada lagi yang perlu ditakuti, manusia hanya perlu percaya pada diri sendiri.  Believe in yourself!  Karena sumber kekuatan manusia itu terletak di dalam diri manusia sendiri.

Saudara, walaupun konsep ini kedengaran manis di telinga kita, namun sesungguhnya konsep ini sangat  berbahaya.  Konsep ini menjebak manusia, membuat manusia tidak dapat berpikir dengan jernih bahwa walaupun ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan pesat, manusia adalah tetap manusia yang berdosa,  manusia yang lemah dan terbatas.

Kita sebagai orang Kristen harus waspada agar tidak terjebak di dalam konsep tersebut.  Kita tidak boleh mengijinkan diri kita percaya bahwa sumber kekuatan kita adalah kekuatan diri kita sendiri. Tidak boleh!

Sumber kekuatan kita sebagai orang kristen bukan  pada diri kita sendiri. 

Sumber kekuatan kita sebagai orang kristen adalah Roh Kudus

Namun tentu kita perlu mengerti dengan lebih jelas, dalam hal apa saja Roh Kudus menjadi sumber kekuatan bagi kita?

Saudara, belajar dari kehidupan Stefanus yang penuh dengan makna, kita dapat belajar bahwa Roh Kudus menjadi sumber kekuatan kita setidaknya di dalam 2 hal.

Yang pertama adalah:

 

1.Roh Kudus menjadi kekuatan kita di dalam melakukan pekerjaan bagi Tuhan (Kis 6:8)

 

Penjelasan

Saudara yang terkasih di dalam Tuhan, Stefanus adalah salah satu pria dari tujuh orang pria yang telah dipilih oleh para rasul untuk melayani para janda miskin, dengan tujuan agar para rasul dapat mengkonsentrasikan pelayanan mereka pada pelayanan pemberitaan firman.

Saudara, kalau kita melihat identitas Stefanus, kita dapat melihat bahwa Stefanus adalah seorang Yahudi Helenis.  Ia bukan orang Yahudi Yerusalem. 

Perlu kita ketahui saudara, keberadaan orang Helenis  di Yerusalem pada saat itu tidak terlalu dihargai oleh orang-orang Yahudi Yerusalem.  Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena orang Helenis dulu bertempat tinggal di daerah-daerah jajahan Romawi, dan hal itu membuat orang-orang Yahudi Yerusalem curiga jangan-jangan orang Helenis ini tidak murni keyahudiannya. 

Secara garis besar, bagi orang Yahudi Yerusalem, status orang Helenis hanya setingkat lebih tinggi dari status orang-orang kafir yang kemudian memeluk agama Yahudi, alias orang proselit.

Saudara, dengan demikian kita dapat menyimpulkan, kedudukan Stefanus sebagai orang Yahudi Helenis di Yerusalem pada saat itu tidak terlalu dihargai oleh masyarakat .  Dia bukan orang yang terpandang.

Namun saudara yang terkasih di dalam Tuhan,  walaupun keberadaan Stefanus pada saat itu tidak dihargai oleh orang-orang Yahudi Yerusalem,  Allah memakai dirinya secara luar biasa.  Mari kita lihat ayat 8 (baca ayat 8).  Pada ayat ini dicatat bahwa Stefanus adalah orang yang penuh dengan karunia dan kuasa, ia mengadakan banyak mujizat dan tanda ditengah-tengah masyarakat.

Saudara,jika kita perhatikan, sesungguhnya catatan Lukas mengenai hal ini, sangat mirip sekali dengan catatan Lukas tentang kehidupan para Rasul dan jemaat mula-mula dalam  Kisah 4:33 (baca !)  Dalam Kis 4:33 dikatakan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian  tentang kebangkitan Tuhan Yesus, dan mereka semua hidup di dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.  Saudara disini kita dapat melihat hal yang sama, kuasa dan  kasih karunia.

Saudara, ini adalah hal yang luar biasa! Pelayanan Stefanus dan pelayanan para rasul disetarakan oleh Lukas.  Ini menunjukkan bahwa pelayanan Stefanus bukanlah pelayanan yang sembarangan, bukan pelayanan yang kecil.  Melainkan pelayanan yang sungguh-sungguh dan mempunyai pengaruh di dalam masyarakat.

Saudara yang terkasih di dalam Tuhan, sekarang pertanyaannya adalah darimana datangnya kuasa dan karunia itu?  Darimana datangnya kuasa yang memampukan Stefanus melakukan banyak mujizat dan tanda di tengah-tengah masyarakat?

Mungkinkah kuasa itu berasal dari dirinya sendiri?  Jawabannya tentu tidak mungkin.  Kita tidak boleh lupa, Stefanus itu hanyalah manusia biasa.  Sungguh-sungguh manusia biasa yang penuh dengan keterbatasan seperti halnya saudara dan saya.

Namun kalau kita melihat Alkitab kita, sesungguhnya Alkitab telah menyediakan jawaban bagi pertanyaan kita tadi.  Alkitab telah memberi jawaban letak sumber kekuatan dari Stefanus.  Mari kita lihat Kisah 6:5 !  (Baca:usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus.)  Saudara, dalam ayat yang kelima ini dikatakan bahwa Stefanus adalah orang yang penuh dengan Roh Kudus.  Kalimat  `penuh dengan Roh Kudus’  ini adalah kalimat yang sangat penting di dalam kitab Kisah Para Rasul.  Setiap penggunaan kalimat ini di dalam Kisah Para Rasul mengandung arti  dikendalikan, dikuasai, dipimpin sepenuhnya oleh Roh Kudus untuk melakukan  suatu pekerjaan bagi Tuhan.  Dengan kata lain, kalimat ini, dalam setiap penggunaannya menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah sumber kekuatan bagi setiap hamba-hamba Tuhan pada saat itu untuk melakukan pekerjaan bagi Tuhan.  Bahkan secara garis besar, Roh Kuduslah sumber kekuatan perkembangan gereja Tuhan yang mula-mula pada saat itu.

Saudara yang terkasih di dalam Tuhan, dengan demikian, ketika kalimat ini dikenakan kepada Stefanus, dan kemudian kita kaitkan dengan mujizat dan tanda-tanda yang ia lakukan pada saat itu, kita dapat menarik satu kebenaran yaitu sumber kekuatan Stefanus dalam melakukan setiap pekerjaan bagi Tuhan bukan berasal dari dirinya sendiri, melainkan terletak pada Roh Kudus.  Roh Kuduslah yang memberi kemampuan kepada Stefanus, Roh Kuduslah sumber kekuatan Stefanus! 

 

Saudara, jika kita melihat kehidupan  dan pelayanan Stefanus, bukankah kita dapat melihat betapa indah karya Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.

Ketika Roh Kudus datang dalam kehidupan orang percaya yang lemah dan terbatas Ia bukan saja memeteraikan, Ia bukan saja memurnikan, tetapi Ia juga memberi kemampuan, memberikan kuasa dan kekuatan bagi orang percaya itu  untuk melakukan pekerjaan bagi Tuhan.

Benarlah apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus di dalam Kisah 1:8 (Ketika Roh Kudus itu turun, kamu akan menerima kuasa…)  ketika Roh Kudus itu turun kuasa itu akan diterima oleh umat Allah, Dunamis itu akan diberikan kepada saudara dan saya dan memampukan kita menjadi pekerja-pekerja Tuhan.

Saudaraku, Roh Kuduslah sumber kekuatan kita dalam melakukan pekerjaan bagi Tuhan.

 

Ilustrasi

Saudara yang terkasih di dalam Tuhan, kita tentu tahu siapa itu Billy Graham.  Dia adalah seorang pengkhotbah yang besar.  Dimana-mana ada banyak orang yang tertarik untuk mendengar ia berkhotbah. Pelayanannya sangat spektakuler.  Dikisahkan suatu saat Billy Graham ditanya oleh seseorang berkenaan dengan keberhasilan pelayanannya.  Ketika orang ini bertanya, Graham  menjawab demikian ‘ saya ini adalah seorang manusia biasa, jika  saya mampu melakukan pekerjaan bagi Tuhan, jika saya dapat menyelesaikan suatu pekerjaan bagi Tuhan, itu semua bukan karena saya kuat, Bukan ! Itu semua karena Tuhan memberi kekuatan kepada saya. Ia adalah sumber kekuatan saya, He is the source of my strength’

 

Aplikasi

 

Saudara, sungguh luar biasa! Billy Graham, seorang pengkhotbah besar, tidak terjebak di dalam kesombongan ketika pelayanannya berhasil.  Ia sadar bahwa semua adalah karena karunia Tuhan. Sumber kekuatan itu ada dalam Tuhan.

Namun sayang, tidak banyak orang kristen seperti Billy Graham.  Bahkan jujur saya katakan, terlebih lagi generasi muda.  Tidak banyak orang di antara kita seperti Billy Graham bukan? 

Kita harus mengakui, pada saat studi kita,  kehidupan rumah tangga kita, karir kita, bahkan pelayanan kita  di gereja semua berjalan lancar, pada saat segala yang kita lakukan berhasil dan semua orang memuji kita, kita cenderung menjadi sombong.

Seringkali kita akan mulai berpikir bahwa segala sesuatu yang kita lakukan itu berhasil karena memang kita kuat, pintar, berbakat dan cemerlang.  Kita mulai berpikir bahwa kita adalah Superman atau Wonderwoman.

 

Saudara, ini sungguh adalah jebakan iblis!  Mari, jangan kita membiarkan diri kita terlena dan jatuh di dalam kesombongan, walaupun mungkin tidak pernah kita ungkapkan kepada orang lain.  Semua kesombongan adalah  kebohongan!

Marilah kita menyadari bahwa jika kita mampu melakukan pekerjaan bagi Tuhan, itu semua karena Roh Kudus.  Roh Kuduslah sumber kekuatan kita dalam melakukan pekerjaan bagi Tuhan!

 

2.Roh Kudus adalah sumber kekuatan dalam menghadapi kesulitan hidup (6:9-15)

 

Saudara yang terkasih di dalam Tuhan, pada saat Stefanus di tengah orang banyak ia mendapat satu kesulitan.  Ada sekelompok orang yang bangkit melawan dirinya.  Jika kita baca ayat yang kesembilan, ditulis bahwa tampilah beberapa orang dari jemaat yahudi yang disebut jemaat orang Libertini, anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria, bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia.  Mereka bersoal jawab dengan  Stefanus. 

Saudara, siapa sesungguhnya orang-orang ini?   Sebenarnya jika kita perhatikan nama-nama daerah orang-orang itu berasal, mereka ini tidak lain dan tidak bukan adalah kelompok orang Yahudi Helenis. 

Kesulitan yang dihadapi oleh Stefanus tidak timbul dari orang Yahudi Yerusalem, melainkan dari kaum Yahudi Helenis, dari orang-orang yang mempunyai latar belakang sama dengan Stefanus. Ini sesungguhnya sangat menarik untuk kita perhatikan.

 

Saudaraku, ada beberapa penafsir yang mencoba untuk menafsirkan hal ini, mereka melihat kondisi kaum Helenis pada saat itu dicurigai oleh orang-orang Yahudi Yerusalem, mereka dicurigai bahwa mereka tidak murni orang Yahudi , oleh sebab itu orang Yahudi Helenis selalu berusaha untuk menunjukkan kemurnian keyahudian mereka di hadapan orang-orang Yahudi Yerusalem.  

Dan saudaraku, ketika Stefanus melakukan mujizat, tanda-tanda, bahkan memberitakan Injil Tuhan,  orang-orang Helenis ini tidak dapat tinggal diam.  Mereka takut pemberitaan dan pelayanan Stefanus akan semakin membuat kaum Yahudi Yerusalem semakin curiga akan kemurnian kaum Helenis, mereka takut orang-orang Yerusalem akan mengatakan bahwa memang mereka adalah orang-orang sesat dan tidak murni keyahudiannya.

Oleh karena itulah saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan, orang-orang Helenis ini tidak dapat tinggal diam melihat Stefanus, mereka bangkit melawan Stefanus.

 

Apa yang mereka lalukan?

Hal pertama yang mereka lakukan adalah berdebat dengan Stefanus.  Perdebatan ini dapat dilakukan karena memang ada ruang untuk itu.  Pada saat itu sinagog-sinagog dapat digunakan sebagai ruang diskusi atau ruang perdebatan. 

Saudaraku, ketika orang-orang Helenis ini berdebat dengan Stefanus, mereka berdebat bukan dengan tujuan untuk berdiskusi atau mencari ilmu, bukan! 

Mereka berdebat dengan Stefanus dengan tujuan untuk menjatuhkan Stefanus, untuk merontokkan segala doktrin Stefanus, untuk membuat Stefanus berhenti melayani Tuhan.

Namun apa yang terjadi saudara?  Alkitab mencatat bahwa ketika orang-orang Helenis ini berdebat dengan Stefanus, …mereka kalah!   Stefanus dapat melawan mereka dengan perkataan hikmat yang luar biasa. 

Saudara,  apakah perkataan hikmat Stefanus itu adalah perkataan hikmat Helenis yang luar biasa?  Bukan ! Ataukah perkataan hikmat Stefanus itu adalah perkataan hikmat Yahudi?  Juga bukan saudara!  Pada ayat 10 Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa hikmat Stefanus adalah hikmat ilahi. Hikmat yang berasal dari Roh Kudus.  Hal itu berarti Roh Kuduslah yang mendorong Stefanus untuk berbicara di dalam perdebatannya dengan orang-orang Yahudi Helenis.

Saudara, disini kita dapat melihat bagaimana ketika Stefanus diperhadapkan dengan kesulitan, Roh Kudus tidak tinggal diam.  Roh Kudus menolong dia, memampukan dia untuk dapat berdebat mengalahkan orang-orang Helenis yang ingin menjatuhkan dirinya.

Saudara, bagi saya benarlah perkataan Tuhan Yesus di dalam kitab Matius yang berbunyi` apabila mereka menyerahkan kamu, jangan kuatir akan apa yang harus kamu katakan. Semua itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu, Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.”

Saudara, sekarang kita dapat melihat bahwa Stefanus dapat menghadapi kesulitan yang pertama dengan baik bukan karena ia kuat, melainkan karena Roh Kudus memberi kekuatan kepada dia untuk menghadapi kesulitan itu.

Namun cerita tidak berhenti sampai disini saudara.  Masih ada kelanjutannya!

Orang-orang Helenis ini tidak terima dikalahkan oleh Stefanus.  Bagi mereka jika plan A gagal, masih ada plan B! Stefanus boleh menang berdebat, tapi nanti dulu, masih ada pertarungan berikutnya!

Dan benar saudara, orang-orang Helenis ini kemudian menggalang orang untuk bekerjasama menjatuhkan Stefanus.  Mereka menyusun strategi yang sangat rapi.  Saudara, apakah strategi mereka?

Inilah strategi mereka saudara, mereka mengutus biang-biang gosip untuk menyebarkan gosip jahat mengenai Stefanus.  Mereka mengutus orang-orang untuk menyebarkan kabar bahwa Stefanus adalah orang yang menghujat Allah dan menghujat Musa.

Oh saudara, strategi ini adalah strategi yang jitu sekali!  Mengapa? Karena bagi orang Israel, keberadaan Allah dan keberadaan Musa tidak dapat dilecehkan atau dikutak-kutik!

Setiap orang yang menghujat Allah ataupun menghujat hukum Musa harus  diberi ganjaran, harus dihukum seberat-beratnya.

Terbukti saudara, ketika issue ini dilemparkan ke tengah-tengah masyarakat , orang-orang mulai bereaksi.  Orang-orang Yahudi mulai panas, tua-tua masyarakat mulai panas, ahli-ahli taurat mulai panas!  Mereka kemudian,  menangkap. Menyeret Stefanus dan membawanya ke dalam mahkamah agama.

Dan saudara, di mahkamah agamapun telah siap saksi-saksi palsu yang telah siap, dengan begitu fasih dan lancar memutarbalikkan perkataan Stefanus dengan tujuan untuk memojokkan posisi Stefanus di Mahkamah agama.

Mereka berkata`lihat! Orang ini memang tidak habis-habisnya menhujat  Allah dan meghujat Musa. Kami mendengar sendiri dengan telinga kami  orang ini berkata bahwa Yesus orang Nazaret itu akan menghancurkan Bait Allah! Sungguh orang ini mau mengubah tradisi yang selama ini kita anut!

Saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan,  sungguh sempurna rekayasa yang dilakukan oleh orang-orang Helenis terhadap Stefanus. Ini sungguh ada kesulitan yang serius bagi Stefanus, karena posisi Stefanus pada saat itu sudah begitu terpojok, tidak ada lagi celah bagi Stefanus untuk melarikan diri, tidak ada lagi celah bagi Stefanus untuk berkelit!  Dalam pikiran orang-orang Helenis pada saat itu tentu mereka berpikir `Sekarang mau apa lagi kamu Stefanus?  Kamu dulu memang pernah menang berdebat dengan kami, namun sekarang kamu tidak dapat lagi berkata apa-apa!  Kamu sudah terpojok! Kamu ini mirip tikus kecil di sudut ruangan dan kami ini adalah kucing-kucing besar yang siap menerkam dan memangsamu!’ 

Bahkan pada saat mereka memandang Stefanus berdiri di tengah-tengah mereka, tentu mereka berharap akan melihat Stefanus gemetar, ketakutan. Tentu mereka mengharapkan akan melihat orang yang kalah, orang yang kemudian menyangkali apa yang telah ia katakan.

Namun apa yang terjadi saudara?  Ketika semua orang di mahkamah agama itu menujukan pandangan mereka terfokus pada Stefanus, yang mereka lihat bukanlah orang yang gagal, atau orang yang ketakutan,  juga bukan orang yang menyangkali apa yang telah ia katakan selama ini, bukan!  

Pada ayat 15 Alkitab menyatakan bahwa muka Stefanus sama seperti seorang malaikat! Sungguh luar biasa saudara, sosok yang mereka lihat pada saat itu adalah satu sosok yang begitu penuh dengan kuasa Roh Kudus!  Kuasa Roh Kudus di dalam diri Stefanus begitu nyata sehingga orang-orang melihat wajahnya sama seperti wajah seorang malaikat.  

Saudara, ini adalah pukulan yang sangat telak bagi orang-orang yang berusaha menjerumuskan Stefanus!  Bagaimanakah mungkin Stefanus yang telah mereka tuduh sebagai seorang penghujat Allah dan Musa sekarang berdiri dengan teguh, menghadapi semua penuduh-penuduhnya dengan satu kuasa Ilahi yang terpancar dengan jelas.

Saudara, sekali lagi kita dapat melihat bagaimana Stefanus dapat menghadapi setiap kesulitan yang menerpa dirinya, baik ringan ataupun berat, dengan kuasa dan pertolongan Roh Kudus.

Saudara, jika kita kembali melihat karya Roh Kudus di dalam kehidupan Stefanus, bukankah kita dapat melihat betapa indah karya-Nya di dalam hidup orang percaya .  Ketika Ia datang ke dalam  kehidupan orang percaya, ia bukan saja memeteraikan, bukan saja memurnikan dan memberi kemampuan untuk melayani Tuhan, namun Ia juga menjadi sumber kekuatan ketika orang percaya itu ditimpa kesulitan dan rintangan.

Sungguh tepat perkataan Tuhan Yesus di dalam kitan Yohanes, ia mengatakan`  Aku tidak akan meninggalkan kamu sendirian.  Aku memang akan pergi ke rumah Bapa tetapi Penghibur itu akan datang kepadamu.”  Roh Kudus itu akan datang untuk menolong,menghibur, menjadi sumber kekuatan pada saat kamu menghadapi kesulitan.

Saudara, begitu indah karya Roh Kudusdi dalam kehidupan kita, ia menjadi sumber kekuatan kita pada saat kita menghadapi masa-masa yang sulit di dalam kehidupan kita.

 

ILUSTRASI

Saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan, ijinkan saya untuk menutup khotbah ini dengan satu dongeng yang saya ciptakan sendiri.

Ada seorang raja yang mempunyai 2 orang putra.  Ia sangat mengasihi kedua putranya itu.  Pada suatu waktu, tibalah masanya bagi 2 pangeran itu untuk pergi mencari ilmu di negeri lain.  Dengan penuh kasih, raja kemudian memanggilanak-anaknya , ia berkata `Anak-anakku, kemarilah!  Saat ini tiba masanya kalian harus mencari ilmu di negeri orang.  Oleh sebab itu bapak akan memberikan satu bekal untuk perjalanan kalian nanti.

Bapak akan memberikan satu kotak berisi permata yang indah.

Anakku, kotak ini bapak berikan karena bapak tahu, di dalam perjalanan menuju negeri asing nanti kalian akan bertemu dengan banyak naga dan raksasa yang jahat.

Jika naga dan raksasa mendatangi engkau, jangan takut!  Ingat pesan ayahmu ini, ada kotak berisi permata!   Bukalah kotak itu, angkat permata dan hadapkan kepada raksasa dan naga yang jahat itu, maka mereka akan lari tunggang langgang, percayalah anakku!

Mendengar perkataan ayahnya tersebut, kedua pangeran itu mengangguk-anggukkan kepala mereka sambil berkata `baik papa, kami percaya!’

Maka pergilah kedua pangeran itu. Dan benar saudara, tidak beberapa lama mereka berjalan datanglah seekor naga yang besar, berwarna merah, dan sangat ganas menyembur-nyemburkan api ke arah mereka.

Ooh saudara, kedua pangeran ini sangat kaget melihat naga yang ganas itu.  Pangeran yang pertama menjadi sangat ketakutan!  Oh dia begitu takut dan gentar sehingga ia lupa akan pesan ayahnya, ia lupa akan kotak permata yang telah ayahnya berikan.  Ia memilih berbalik…lalu lari tunggang langgang ke dalam hutan…dan akhirnya tersesat di dalam hutan yang gelap itu.

Dan apa yang terjadi dengan pangeran yang kedua?   Ooh saudara,  ketika pangeran ini melihat naga yang ganas itu, ia sama sekali tidak merasa takut, ia justru terlalu berani!

Ia lupa akan pesan ayahnya, ia angkat pedangnya yang pendek kemudian lari menyerbu naga itu!  Apa yang terjadi saudara?  Pangeran nekad ini akhirnya harus pulang kampung dengan beribu-ribu luka di sekujur tubuhnya.

Saudara, kedua pangeran itu tidak dapat menghadapi naga yang ganas, mereka tidak dapat memenangkan pertarungan itu.  Mengapa?  Karena yang satu terlalu penakut, sedangkan yang satu terlalu nekad.  Kedua-duanya lalai mengingat pesan ayahnya tentang kotak  berisi permata.

 

APLIKASI                                                                 

Saudara yang t  erkasih di dalam Tuhan,  kita mungkin dapat tersenyum mendengar kisah ini.  Namun sesungguhnya jika kita perhatikan dengan seksama, kisah ini menggambarkan kecenderungan kita pada saat menghadapi kesulitan hidup ini.

Bapa kita di surga telah memberikan kita Roh Kudus untuk menjadi sumber kekuatan kita menghadapi berbagai `naga dan raksasa’ di dalam hidup ini.  Untuk menghadapi berbagai kesulitan di dalam hidup ini. 

Tetapi saudara, apakah yang seringkali terjadi?  Ketika kesulitan itu datang di dalam hidup kita, bukankah kita sering terjebak ke dalam dua sikap yang ekstrim?

Pertama, kita begitu takut menghadapi kesulitan itu. Kita tidak mau melihat kesulitan itu, kita lebih baik melarikan diri dari persoalan, walaupun akhirnya kita tersesat di dalam persoalan yang lain.           

Kedua, kita lupa akan keterbatasan diri kita, kita berpikir diri kita cukup mampu menghadapi kesulitan itu dengan kekuatan kita sendiri.  Kita mulai mengandalkan kekuatan kita menghadapi persoalan.  Maju terus!!!  Namun akhirnya harus berhenti dengan kekalahan dan luka-luka yang menyakitkan di dalam hidup kita.

Saudara, hal-hal itu seringkali kita lakukan bukan?  Ketahuilah, kedua-duanya adalah sia-sia.  Saat ini marilah kita mengingat bahwa Tuhan telah menganugerahkan Roh Kudus dalam hidup kita.  Ialah sumber kekuatan kita untuk menghadapi segala kesulitan hidup kita.  Baik itu kesulitan dalam bidang keuangan, kesulitan di dalam studi, kesulitan di dalam keluarga, dalam pekerjaan di kantor,  dalam pelayanan di gereja, bahkan kesulitan dalam diri kita sendiri, pergumulan kita melawan kedagingan kita sendiri. 

Roh Kudus adalah sumber kekuatan kita, marilah kita bersandar pada-Nya. 

Hal ini memang tidak mudah.  Sungguh tidak mudah.  Kita perlu mempunyai iman dan kerendahan hati untuk mengijinkan Roh Kudus mengendalikan hidup kita.

Namun mari kita belajar untuk meyakini dan mengijinkan Roh Kudus menguasai, mengendalikan, memimpin hidup kita. Karena Ia adalah sumber kekuatan kita.  Amin.