| |
YAKOBUS MATI PETRUS BEBAS" Nats : Kisah Para Rasul 12:1-23 Penulis : Pdt. Nathanael Channing Keterangan: 1. Mengerti akan pemeliharaan dan perlindungan Tuhan dengan benar. 2. Mempunyai sikap hati yang benar-benar pasrah kepada pemeliharan dan perlindungan Tuhan. 3.Berani menyatakan secara real dalam kehidupan sehari-hari akan penyer taan Tuhan.
PENDAHULUAN
Pada kebaktian kaum Pria atau Kaum Bapak ini kita akan belajar dari dua tokoh yang sangat dihormati pada awal berdirinya gereja, kedua tokoh ini biasanya juga disebut sebagai Rasul, namun juga disebut sebagai soko guru dalam jemaat. Sekalipun hari Bapak Internasional telah berlalu, tetapi hari ini saya ingin menyampaikan firman Tuhan secara khusus dengan memberikan penekanan pada keteladanan bapak bapak dalam gereja. Ini tentu bukan berarti bahwa saya meremehkan Ibu-ibu, atau ibu-ibu tidak perlu diperhatikan dalam pemberitaan firman Tuhan. Bukan itu maksud saya. Untuk mencari informasi mengenai bapak-bapak saya mencoba mengakset di internet dan ternyata tidak lebih dari 10 menit saya bisa mengontak ke Amerika dan mendapatkan informasi lengkap, hanya dengan mengetik “History of Father’s Day”. Di sana diceriterakan bahwa ada seorang wanita yang bernama Sonara Smart Dodd, pada tahun 1909 dia menghadiri kebaktian di Gereja, pada waktu itu bertepatan dengan Hari Ibu. Bersamaan mengikuti kotbah yang disampaikan oleh pendeta, terlintas dalam benaknya, mengapa tidak ada Hari Bapak. Pada hal Sonara sangat merasakan bagaimana seluruh hidupnya di pelihara dan dibesarkan oleh ayahnya, karena sejak kecil dia sudah ditinggal ibunya ke rumah Bapa. Pada saat itu dia ingin sekali ayahnya tahu bahwa anaknya sungguh-sungguh mengasihi dia dan akan memberikan penghargaan yang besar bagi dia. Di dalam mata anak perempuan ini, sang bapak benar-benar sebagai satu sosok pribadi yang penuh dengan semangat, berani menegakkan kebenaran dan kedisiplinan, tidak mementingkan diri sendiri dan seorang yang penuh kasih. Bapak Henry Jackson Smart, ayah Sonara, lahir tanggal 19 Juni 1910; dan tanggal itulah yang dijadikan Hari Bapak oleh Sonora. Dalam tahun 1924 Presiden Calvin College memproklamirkan bahwa Minggu III Bulan Juni ditetapkan sebagai Hari Bapak. Simbol yang dipakai adalah Bunga Mawar; Mawar Merah dikenakan kepada para bapak yang masih hidup dan Mawar Putih diberikan kepada para bapak yang telah pulang ke rumah Bapa dalam sebuah vas bunga. Jikalau pada masa krisis ini kita sebagai jemaat pernah ikut merayakan hari Bapak dalam suatu kebaktian, maka sebenarnya kita mengerti bahwa di tengah-tengah masa krisis ini benar-benar merupakan beban yang berat yang dihadapi oleh para bapak. Krisis bangsa dan negara kita, yang mencakup krisis politik, sosial budaya, pendidikan dan ekonomi; yang dapat dikatakan bahwa krisis ini mencakup seluruh bidang kehidupan, saya percaya situasi ini membuat kepala para bapak-bapak ini “pusing tujuh kali”. Mengapa demikian? Karena 1001 masalah yang kompleks ditanggung dan dipikul dipundak para bapak. Bapak sebagai pemimpin keluarga tidak dapat tinggal diam dalam menyikapi situasi seperti ini. Oleh karena itu para bapak sangat membutuhkan kekuatan dari pada Tuhan, agar beban yang dipikul dipundaknya menjadi ringan bersama dengan Tuhan.
ISI
Sebagai kaum Bapak dalam gereja, marilah kita bersama-sama merenungkan dua tokoh bapak, yang juga memikul suatu tanggung jawab yang besar dalam hidupnya, yaitu bapak Yakobus dan Bapak Petrus. Dijelaskan bahwa pada masa itu adalah masa yang sulit bagi kehidupan gereja. Raja Herodes yang merupakan cucu dari Herodes yang mengadili Tuhan Yesus, adalah orang yang sama bencinya dengan Kekristenan. Alkitab mencatat bahwa herodes telah bertindak keras terhadap beberapa jemaat, dia bukan saja menyuruh menangkap Yakobus, tetapi kemudian juga menyuruh membunuhnya dengan pedang. Setelah itu Petrus juga ditangkap, dia dijebloskan ke dalam penjara dan setelah hari Paskah, Herodes menghendaki agar Peterus juga harus mengalami hal yang sama seperti Yakobus. Suasana yang benar-benar menakutkan, membuat segenap anggota jemaat bersatu untuk bersekutu dalam doa. Tidak ada cara lain yang dapat dilakukan oleh anak-anak Tuhan dalam menghadapi masa krisis, selain dengan berdoa. Mereka sama-sama mendoakan Yakobus dan Petrus. Dan diluar dugaan sama sekali, tiba-tiba Petrus dapat keluar dari penjara. Tuhan melepaskan Petrus dengan cara mujizat yang sangat spektakuler. Malaikat Tuhan datang menghampiri Petrus dan melepaskan segala beleng gu rantai yang mengikat kaki dan tangannya. Malaikat itu menuntun Peterus dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai Petrus keluar dari penjara dengan aman. Anggota jemaat yang sedang berdoa, sampai tercengang-cengang, seolah-olah tidak percaya, ketika melihat Petrus sudah keluar dari penjara dan berada bersama-sama mereka dalam ruang doa. Dari kisah ini kita akan melihat dasar yang sangat pokok di dalam pengenal an kita kepada Tuhan. Ada satu masalah teologis yang mendasar yang perlu kita ketahui dengan baik, sehingga kita tidak salah dalam mengenal Allah . Pada bagian ini kita akan mempelajari dan melihat apa yang dimaksudkan dengan pemeliharaan dan perlindungan Tuhan kepada umat-Nya. Apa artinya Tuhan melindungi dan memelihara anak-anak Tuhan? Apakah pemeliharaan dan perlindungan Tuhan itu dalam pengertian “Saya luput dari mara bahaya, tidak mengalami penganiayaan atau penderitaan. Bahkan luput dari kematian”? Kalau saya bebas dari semuanya itu apakah itu dapat diartikan sebagai pemeliharaan dan perlindungan dari Tuhan? Apakah kalau saya secara fisik tidak mengalami kesakitan dan penderitaan, maka saya mendapatkan pemeliharan dan perlindungan dari Tuhan? Kalau kita menjadab “YA”, bagaimana dengan kasus di atas, bapak Yakobus dan bapak Petrus? Kedua bapak tersebut adalah sama-sama rasul, sama-sama murid Tuhan Yesus, sama-sama mengabarkan Injil Kerajaan Allah, sama-sama ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara!!! Tetapi mengapa Yakobus dibunuh dengan pedang; sedangkan Petrus dibebaskan dengan mujizat yang sangat spektakuler?… Mengapa malaikat Tuhan itu tidak menggandeng tangan Yakobus?… Apakah lupa …. Atau Tuhan itu pilih kasih antara Yakobus dan Petrus. Ada beberapa kebenaran yang dapat kita pelajari bersama:
1. Pemeliharaan dan perlindungan Tuhan itu ada dalam kehandakNya yang meneguhkan iman.
Kalau kita melihat kasus bapak Yakobus dan bapak Petrus, maka menjadi jelas bagi kita bahwa pemeliharaan dan perlindungan Tuhan itu sangat mysteri; sangat rahasia; bahkan kita tidak tahu jalan pikiran Tuhan; kita tidak tahu kehendak Tuhan. Mengapa yang satu harus mati dengan pedang dan yang lain dapat dibebaskan dengan mujizat yang luar biasa. Dengan peristiwa ini kita dapat melihat dengan jelas, bahwa perlindungan dan pemeliharaan Tuhan itu bukan sekedar dan sebatas fisik saja. Kalau ada orang-orang yang bebas dari segala penderitaan dan penganiayaan, maka jelas itu merupakan perlindungan dan pemeliharaan Tuhan. TETAPI kalau ada orang-orang yang harus mati syahid karena kebenaran imannya, maka kita harus mengerti bahwa hal itu juga merupakan pemeliharaan dan perlin dungan Tuhan. Melalui peristiwa kedua Bapak ini kita dapat menyimpulkan bahwa pemeliharaan dan perlindungan Tuhan yang sebenarnya adalah masalah pergumulan iman. Iman itu benar-benar diperlihara, dilindungi dan dijaga oleh Tuhan; sehingga anak-anak Tuhan dalam mengahadpi situasi krisis apapun imannya tidak akan goncang. Iman yang sudah diberikan tidak akan murtad!!! Kalau Yakobus mati dengan pedang, maka iman yang ada di dalam diri Yakobus tidak gentar, tidak takut dan benar-benar mengalami kekuatan, karena Tuhan memelihara dan melindungi imannya. Tuhan yang hidup adalah Tuhan yang mengetahui segala sesuatu yang terjadi dalam dunia ini. Kalau sampai Tuhan tidak tahu apa yang terjadi dalam dunia ini, maka itu bukan Tuhan yang hidup. Karena Dia tahu segala sesuatu yang terjadi dalam dunia ini, maka Dia juga tidak tinggal diam. Dia benar-benar memelihara iman anak-anakNya agar tetap tegar dalam menghadapi segala mara-bahaya yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Sebagai contoh praktis dalam kehidupan kita, saya teringat dalam suatu peristiwa ketika bersama para hamba Tuhan dan juga para aktivis gereja yang lain, kami benar-benar menyaksikan kekuatan iman yang dimiliki oleh beberapa saudara yang menderita sakit khususnya kanker. Ketika mereka sedang menghadapi maut justru iman mereka semakin kuat, teguh dan menjadi pengharapan satu-satunya untuk lepas dari penderitaan. Ucapan syukur pujian tetap keluar dari hati dan mulut mereka untuk memuji kebesaran Tuhan. Apakah Tuhan tidak melindungi dan memelihara mereka? Jelas, Tuhan tetap menjaga, melindungi dan memelihara mereka.
2. Petrus Lolos Karena Ada Tugas Yang Lebih Besar dan Lebih Berat.
Pelapesan Petrus dengan mujizat yang spektakuler ini, secara khusus diberi kan kepada Petrus. Tuhan melindungi dan memelihara Yakobus, dengan iman yang tidak goyah, Yakobus berani menatap pedang yang terhunus yang akan melepaskan kepalanya dari badan. Demikian juga pemeliharaan dan perlindungan Tuhan datang kepada Petrus dengan melepaskannya ke luar dari penjara. Maka dengan tegas dan lugas saya katakan bahwa pada saat Petrus keluar dari penjara, bukan berarti dia bebas dari penderitaan di masa yang akan datang. Bukan berarti juga dia dapat pulang ke rumah dengan santai, kumpul-kumpul bersama isteri dan anak-anak. Juga bukan berarti dia dapat jelan-jalan atau kumpul-kumpul di gereja, MELAINKAN masih ada tugas pelayanan yang lebih besar dan berat yang sedang menunggunya untuk dikerjakan. Pembebasan Petrus dari situasi yang krisis dan menakutkan itu bukan untuk meninggalkan penderitaan dan krisis yang sedang terjadi, tetapi untuk mengisi dan menguatkan anak-anak Tuhan yang sama-sama menghadapi situasi krisis tersebut. Penderitaan dan krisis hidup itu tetap ada di depan mata Petrus. Apa buktinya? Jelas setelah Petrus keluar dari penjara, dia tetap saja diuber-uber oleh orang-orang yang berdosa yang melawan Tuhan. Dan sampai akhir hanyatnya, Petrus tidak berbeda jauh dengan Yakobus. Ketika Petrus berada di Roma sebenarnya ia sudah melarikan diri, namun menurut tradisi mengatakan kembali ke Roma karena bertemu Tuhan Yesus,maka ia kembali ke Roma untuk disalibkan. Dalam tradisi (sejarah) mencatat bahwa Petrus meminta agar disalibkan dengan kepala di bawah; karena dia tidak layak untuk disalibkan dengan kepala di atas seperti Tuhannya. Oleh karena itu, apa artinya mujizat pelepasan Petrus dari penjara ini? Bukan mujizatnya yang ditonjolkan, bukan mujizatnya yang lebih diutamakan, bukan mujizatnya yang menjadi kebanggaan pribadi, bahwa dia digandeng oleh malaikat keluar dari penjara. Bukan itu yang penting!!! Tetapi yang jauh lebih penting adalah apa yang harus dikerjakan oleh Petrus setelah mengalami mujizat tersebut. Ini jauh lebih penting, dan itu yang harus digarap setelah dia lolos dari penjara. Mujizat itu hanya sebagai sarana yang diberikan Tuhan, supaya Petrus melakukan perkara-perkara yang lebih besar lagi.
Saudara, ini pelajaran yang sangat penting bagi kita. Marilah kita jangan sampai salah kaprah di dalam melihat dan mengalami mujizat atau berkat-berkat Tuhan atau perlindungan dan pemeliharaan Tuhan. Kita semua sering mendengar orang-orang memberikan kesaksian bagaimana Tuhan melin dungi dan memelihara hidupnya. Entah sembuh dari sakit, terluput dari kecelakaan, keluar dari kemelut hidup, baik pribadi, rumah tangga, atau tempatnya bekerja, dan sebagainya. Pengalaman-pengalaman tersebut baik dalam bentuk pengalaman biasa atau yang luar biasa. Orang yang mengalami sendiri merasa Tuhan itu luar biasa; dan orang yang mendengar kesaksiannya, juga melihat Tuhan itu hebat!!! Tetapi yang menjadi persoalan bagi Saudara dan saya, yaitu setelah kita mengalami banyak mujizat dari Tuhan, atas segala pemeliharan dan perlindungannya, APA YANG SAUDARA DAN SAYA KERJAKAN UNTUK TUHAN SETELAH MENGALAMI MUJIZAT ITU? Kalau hidup kita sama dan tidak pernah ada perubahan setelah menerima mujizat pemeliharaan dan perlindungan Tuhan, maka kita perlu hati-hati dan kembali kepada Tuhan dan benar-benar hidup takut kepada Tuhan. Petrus sadar, bahwa saat dia lolos dari situasi yang mengerikan, dia cepat-cepat pergi ke gereja domestik, atau gereja rumah tangga, yaitu di rumah Maria, ibu Yohanes, karena di sana sedang ada persekutuan doa. Petrus masuk, mereka terkejut, dan Petrus memberikan isyarat dengan tanggannya supaya diam, jangan ribut-ribut, tentunya dikuatirkan akan timbul masalah yang baru lagi. Kemudian Petrus menceriterakan bagaimana Tuhan melepaskannya dengan mujizat yang luar biasa; lalu dia berpesan tolong sampaikan juga kepada Yakobus. Peterus tidak tahu kalau Yakobus kepalanya sudah dipenggal. Hal yang lebih mengejutkan lagi, Tuhan tidak tinggal diam kepada orang-orang yang menganiaya anak-anakNya. Herodes dengan kecongkakannya, yang menghujat Tuhan dan tidak mau bertobat; langsung jatuh, mati dan di makan oleh cacing-cacing. Betapa mengerikan, orang-orang yang jatuh ke tangan humkuman Tuhan. Jemaat yang kekasih, kedua Bapak dalam Kisah Rasul ini memberikan keteladanan kepada kita selaku kaum Bapak, marilah kita melihat dengan jelas apa artinya pemeliharaan dan perlindungan Tuhan. Dia adalah Tuhan yang hidup, yang memelihara dan memberikan perlindungi kepada kita secara pasti. Iman kita pasti dipelihara dengan benar. Dan yang lain, kalau Tuhan memelihara dan melindungi kita, apa yang kita lakukan dan kerjakan saat ini? Bagaimana dengan kita selakubapak-bapak, sebagai suami, sebagai ayah ?… Sudahkah kita selaku bapak yang menjadi kepala keluarga sungguh-sungguh beriman dalam Kristus? Masa krisis yang sedang dihadapi bangsa dan negara kita akan tetap berkepanjangan; berkepanjangan karena masalah bangsa dan negara kita sangat kompleks, belum lagi ditumpangi oleh kepentingan -kepentingan tertentu. Namun, kita harus tetap percaya bahwa pemeliharaan dan perlindungan Tuhan tetap menyertai kita; mujizat-mujizat-Nya akan terus berkarya, supaya melalui mujizat-mujizat itu pekerjaan Tuhan lebih besar kita lakukan. Marilah kita tidak jemu-jemu mengadakan persekutuan doa, baik secara pribadi, maupun dalam kehidupan bergereja. Kami mengundang segenap anggota kaum Bapak untuk terus bergumul dalam doa, dan juga persekutuan doa dalam gereja kita. Marilah kita mencari kehendak Tuhan, perlindungan dan pemeliharaan-Nya, sehingga dalam keadaan apapun juga, kita tetap menjadi saksi-saksi Tuhan. Amin.
====================================================== | |