sumber kristen

 www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

 

TAHU DIRI

 Nast Alkitab  :  Lukas  18:10-14

Penulis          :  Pdt. Susamsuri

Tujuan           : Agar jemaat dapat mengenal diri dan menempatkan  diri secara benar ditengah kehidupan bergereja. Tidak menjadi sombong rohani

 Pendahuluan :

 Zaman sekarang banyak orang tidak tahu diri. Ada orang yang membantah dirinya melakukan KKN, padahal benar ia pernah melakukannya. Ada orang yang membela diri dengan menyalahkan orang lain, padahal sudah jelas dia yang bersalah. Kita kesal dan mengeluh tentang orang yang demikian kita mengatakan:”Tidak tahu diri, sudah salah malah membela diri.” Keluhan ini mungkin juga kita tujukan kepada orang Farisi dalam perumpamaan yang kita baca tadi.

Lebih lanjut, mari kita  pelajari siapa sebenarnya yang tidak ta hu diri.

 

ORANG FARISI

 

Mengapa ia Kita nilai tidak tahu diri ?Karena ia begitu gencar menyangkali dirinya sebagai orang lain sampai-sampai ia lupa memperke nalkan dirinya. Jati dirinya tidak dikenaldan bahkan tidak dikenali.Ia tidak tahu diri. Mari kita bayangkan bagaimana ia sampai tidak tahu diri.Seandainya ia dalam pentas drama:

Adegan dimulai. Ia tampil ditengah panggung. Sorotan lampufokus diarahkan kepadanya. Ia berdiri. Kepalanya menengadah keatas. Kedua tangannya direntangkan. Ia memanjatkan doa pengucapan syukur, sekalipun itu sebagai kedok. Di balik kedok doa, ada maksud menyatakan diri tidak bersalah. Bunyi doanya demikian:”Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain,bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga sebagai pemungut cukai ini.”

Perhatikan saudara, orang ini sudah memperkenalkan dirinya bahwa ia bukan ini; dan bukan itu, tetapi belum sampai menyebutkan siapa dia sebenarnya. Sama sekali tidak muncul kata-kata, “Aku adalah x; aku adalah y.”

Ini berarti dia tidak tahu dirinya, atau tepatnya, kurang mengenal dirinya pribadi; dia belum menemukan kepastian mengenai dirinya sendiri. Dalam lubuk hatinya, ada perasaan tidak aman; ada perasaan kuatir, sehingga ia mempertegas batas antara dirinya dengan orang lain. Ia menyatakan dirinya bukan perampok ditambah bukan orang lalim, ditambah bukan pezinah, ditambah lagi bukan pemungut cukai itu, padahal untuk dikenal baik, dia tidak perlu secara radikal mengingkari dirinya dari figur-figir sejahat itu. Jadi rupanya ada yang dikuatirkan, yaitu kuatir sesuatu dalam dirinya diketahui orang sehingga perlu disembunyikan. Ketidak jujurannya tentang dirinya membuat ia mengutuk perbuatan orang lain. Dengan begitu, ia menggunakan orang lain sebagai"kesetan” supaya “kakinya nampak lebih bersih”, ia menjadikan orang yang tidak baik sebagai bandingan agar ia nampak baik.

 

PEMUNGUT CUKAI  

(Adegan lain pada saat yang bersamaan di pojok panggung).

Dengan sikap menyesali perbuatannya dan perasaan tak layak menghadap Yang Mahakudus, ia berkata jujur, menelanjangi diri apa adanya, “Ya Allah, kasihilah aku orang berdosa ini.” Ia memperkenalkan dirinya orang berdosa. Ia tahu benar siapa dirinya. Ia tahu diri. Kesadaran diri yang benar dan jelas ini membuat ia kemudian dibenarkan Allah.

 RENUNGAN DAN AJAKAN

 Renungkan, apakah Sdr serupa dengan pemungut cukai itu? Ataukah serupadengan orang Farisi itu? Bila Sdr serupa dengan pemungut cukai itu, mari katakan sejujurnya siapakah Sdr sebenarnya(di hadapan Allah, sesama dan diri sendiri)?