sumber kristen

 www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

MENGENAL DIRI DAN MENERIMA DIRI

 Nats   : Roma 12:3-8, v 16

Penulis : Ev. Winny Salomo

Tujuan : Agar jemaat lebih mengenal diri dan berubah seturut dengan pembaruan budi pada tingkat yang lebih dewasa.

 

Pendahuluan: James Dobson, seorang ahli pendidikan anak yang sangat terkenal pernah berkata: ”saya masih terus berusaha mengenal diri saya dan barangkali usaha ini akan saya teruskan sampai saya mati”. Dari kalimat tersebut kita dapat menilai bahwa Dobson menyadari betapa pentingnya bila kita mengenal diri sendiri.

Seorang yang betul-betul dewasa dan matang pribadinya akan mengenal kekuatan, keunggulan dan batas kemampuannya serta berani dengan jujur mengakui kelemahan diri,  dan de ngan pertolongan Tuhan berusaha bertumbuh dan mem perbaikai kelemahannya.

Ada banyak anak Tuhan tidak bisa betul-betul menikmati hidup, berputar-putar pada masalah pribadi, karena tidak bisa betul-betul menerima diri dan latar belakang diri sendiri.

Rasul Paulus dalam Roma 12:3 mengajar kita agar bagaimana dapat mengenal diri dan menerima diri apa adanya. Dalam ayat ini  Paulus mempergunakan tiga kata bahasa Yunani untuk menjelaskannya. Yaitu Phronein, Hyperphronein dan Sophronein. Kata “memikirkan” (Phronein) berarti memikirkan dengan serius sampai mempengaruhi tingkah laku. Dalam ayat 2 Paulus menasihatkan : “Berubahlah oleh pembaharuan budimu”, berubah disini berarti menuju pada wujud yang lebih tinggi, misalnya dari ulat menjadi kupu-kupu, kita perlu terus berubah dan bertumbuh, khusunya juga dalam pola berpikir.

I. JANGAN MENILAI DIRI LEBIH DARI KENYATAAN

    YANG SEBENARNYA ( Hyperphronein )

    Saya sering menjumpai sebagian Saudara yang kalau memilih pekerjaan harus sesuai dengan idealismenya dan ingin cepat-cepat naik jenjang karier, cari jenis usaha yang bisa cepat-cepat membuat dia sukses, tanpa rela bayar harga dan kerja keras, tidak bersedia merangkak dari bawah.

Akhirnya ia sulit mendapat pekerjaan/sering pindah pekerjaan, tepat seperti yang dikatakan oleh John Naisbitt, penulis buku Megatrend: ” manusia modern berharap dengan sebuah pil ajaib yang ia telan bisa membereskan semua masalahnya, tanpa harus menanggung banyak resiko”.

Itulah mentalitas  manusia modern. Yang lebih menyedihkan lagi ada banyak orang jadi stress karena kenyataan hidup tidak seindah yang ia mimpikan. Tidak menilai diri lebih dari kenyataan sebenarnya bukan berarti hidup bermalas-malasan, tidak berusaha memikirkan pengembangan diri dan memperbaiki taraf hidup. Kita tetap perlu berusaha dan berjuang, namun jika  sudah berusaha secara maksimal belum mencapai, hendaknya berani dengan jujur mengakui dan menerima batas-batas kemampuan diri.

 

II. JANGAN MENILAI DIRI LEBIH KURANG  DARI

     PADA KENYATAAN SEBENARNYA.

 

      Kalau kesombongan adalah dosa, maka keminderan juga merupakan dosa, karena  secara tidak langsung merendahkan Tuhan  Sang Pencipta. Menghina, merendahkan diri merupakan dosa   yang merusak pikiran dan mengganggu hubungan kita dengan Tuhan dan sesama, karena minder bisa menimbulkan iri hati, malu dan gagal bila dibandingkan dengan teman-teman yang telah berhasil.

Pernah saya mengunjungi seorang Saudara yang telah lama tidak ke gereja, ia mengatakan  : saya merasa malu bila bertemu teman-teman seangkatan dulu yang sudah berhasil pada hal saya masih begitu-gitu saja.

Senantiasa bersyukur atas keberhasilan orang lain serta bersyukur atas keberadaan diri, menerima diri apa adanya akan menolong kita mengatasi perasaan minder yang tidak sehat. 

 

 

III . MENILAI DIRI SECARA BIJAKSANA/ BERPIKIR

      BIJAKSAN (SOPHRONEIN).

       Paulus dalam Roma 12:3b mengatakan hendaklah kamu berpikir begitu rupa/menilai diri begitu rupa, artinya berpikir bijaksana/menilai diri secara objektif/berpikir bijaksana sehinga mampu menguasai perasaan, menilai diri secara pas, tidak berlebihan tapi juga tidak meremehkan diri, (memang tidak mudah) . Dan dengan bersandar kepada anugerah Tuhan menerima kekurangan dan keterbatasan diri, menerima latar belakang keluarga, status:menikah/tidak menikah, lahir dengan cacat/kelemahan tertentu.

Dengan bersandar pada anugerah Tuhan menerima semua dengan rasa syukur, sehingga tidak perlu memboroskan energi berputar-putar pada masalah pribadi/bergumul untuk hal-hal yang tidak perlu. Sebuah statement yang indah berbunyi demikian: simpli city is beauty, sederhana itu indah, menerima hidup secara sederhana membuat hidup ini lebih indah dan praktis.

Illustrasi: Corrie Ten Boom dalam bukunya “The Hiding Place” menyaksikan perbedaan yang sangat kontras mengenai pandangan dan penilaian tentang manusia antara orang yang percaya Tuhan dan yang tidak percaya.

Suatu hari seorang Letnan bertanya padanya, apa pekerjaanmu di dalam penjara ini ? Corrie mengatakan:”PI kepada orang-orang yang terkebelakang mentalnya. Letnan itu terkejut dan dengan sinis mengatakan:”Ah, cuman boros waktu dan energi ! “ Kalau mau mempertobatkan manusia, mempertobatkan satu orang normal lebih bernilai daripada semua orang yang setengah waras yang ada di dunia ini.

Corrie menjawab:”Memang menurut komunis, tapi dalam Alkitab kami belajar: Allah menilai kami berharga bukan berdasarkan kekuatan /otak kami, tapi karena IA lah yang telah menciptakan kami. Siapa tahu dipandangan Allah seorang yang setengah waras bisa saja lebih berharga daripada seorang pembuat jam/seorang letnan. Akhirnya dengan rasa malu sang Letnan tidak bisa berkata-kata apa-apa.

PENUTUP

Kita patut bersyukur  karena Allah menilai kita sangat amat berharga, keberhargaan kita terletak pada ciptaan yang menurut gambar dan rupa Allah. Dalam II Kor 3:18 mengatakan bahwa kita mencerminkan kemuliaan Allah/bayang-bayang Allah.

Karena luar biasa nilai dan berharganya hidup kita, maka seharusnyalah  hal ini dapat mendorong kita untuk berusaha hidup kudus, benar, dan bermakna. Melaluinya biarlah  hidup kita dapat memancarkan kemuliaan dan bayang-bayang Allah.

John Wesley memberikan difinisi yang sangat baik tentang arti hidup orang kristen, yaitu ia temukan dalam buku Henry Scougal, seorang penulis Scottyang hidup pada abad ke 17 yang berjudul “The Life Of God in the Soul of Man” dikatakan orang Kristen bukan saja orang yang baik, sopan dan bermiral, bahkan hidup Allah sudah masuk dan merasuk didalam kehidupannya. Ada kekuatan dan kuasa Allah dalam diri setiap anak-anak Tuhan sehingga membuat setiap kita ini adalah bayang-bayang Allah, karena itu kenal dan kembangkan keunikan potensi diri, hargailah  dan terimalah diri kita dengan penuh rasa bersyukur.

==============================amin===========