sumber kristen

 www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

Burung Pipit yang Kecil

Nats Alkitab              : Matius 10:16-33

Tujuan                     : Menyiapkan orang-orang percaya dalam menghadapi penganiayaan dan penderitaan yang mungkin datang pada diri mereka, sehingga mereka tidak terombang ambing dalam ketakutan.

Penulis                     : Pdt. Benny Solihin

 

Pendahuluan

Kekristenan dan penderitaan adalah dua hal yang menyatu, sama seperti dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Seorang Kristen yang menolak kekristenan dari penderitaan sama dengan menolak Yesus dari salib atau Mesias dari penderitaan. Tatkala Petrus berusaha menjauhkan Yesus, Gurunya dari penderitaan, Tuhan Yesus menghardik Petrus dan berkata “ Enyahlah iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia “ (Mat 16:23)

 

Penderitaan merupakan bagian integral dari iman Kristen. Yesus tidak menyembunyikan kebenaran ini. Ia malah berkata kepada para muridNya “ Seorang murid tidak lebih daripada gurunya atau seorang hamba dari tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti  tuannya“(ayat24-25).
Itu berarti jika yesus, yang adalah Tuan dan Guru mereka, mengalami penolakan, penghinaan, bahkan pembantaian maka janganlah seorang murid mengharapkan nasib yang lebih dari itu.

Dalam Yoh 15:18 Yesus berkata “ Jika dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu “

Semua itu dikatakan kepada para murid agar mereka tidak menjadi kecewa                      dan menolak Dia.

 

Barita dari perikope yang baru kita baca tadi (Mat 10:11-33) adalah briefing yang Yesus berikan kepada para murid-muridNya untuk mempersiapkan mereka dalam menghadapi penganiayaan dan penderitaan yang akan mereka alami di masa yang akan datang. Briefing ini dapat menjadi pedoman orang-orang Kristen sepanjang jaman dalam menghadapi penganiayaan dan penderitaan yang menimpa orang-orang Kristen.

 

Siapakah yang akan menganiaya para murid ?

Yesus memperingatkan para murid agar mereka waspada terhadap semua orang yang berpotensi untuk menyerahkan dan menganiaya mereka. Orang-orang ini dapat dikelompokkan dalam 3 bagian besar :

1. Orang-orang yang menamakan dirinya rohaniawan, umat beragama (ayat 17)

Dalam Yoh 16:2, Yesus berkata : “Kamu akan dikucilkan bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allahnya “ 99

2. Pemerintah: para pejabat dan politikus (ayat 18)

Mereka yang sebetulnya tidak pusing dengan soal agama dan Allah. Bagi mereka tidak ada lawan tidak ada kawan. yang ada hanyalah kepentingan mereka sendiri. Seperti sekam yang ditiupkan angin, mereka akan bergerak kemana angin bertiup asal itu menyejukkan mereka.

 

3. Keluarga dan oarng-orang yang dicintai ( ayat 21)

Mereka akan membenci dan bahkan sampai hati membunuh orang-orang yang mereka cintai (35)

 

Apa alasan mereka membenci dan menganiaya para murid Kristus ?
Yesus berkata jujur kepada para murid-muridNya tentang alasan mereka akan dianiaya. Hanya karena satu alasan yang subtantial. alasan itu bukan karena kehidupan sosial para murid, bukan karena status ekonomi para murid, bukan juga harena paham politik para murid dan lain sebagainya, tetapi “Karena Aku, kamu digiring... (ayat 18 ) dan (ayat 22) : Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu”

Ini bukan berati bahwa jika kehidupan para murid buruk dalam sosial, politik dan ekonomi tidak mungkin mendatangkan kebencian orang lain , tetapi seandainya kehidupan mereka dalam hal-hal ini sempurna, penolakan kebencian dan penganiayaan itu tetap akan mereka alami.

 

q       Karena murid-murid mengaku bahwa Dialah Tuhan satu-satunya dan tidak ada yang lain

q       Karena murid-murid mengaku bahwa mereka adalah pengikut dan murid Kritus

q       Karena murid-murid menyandang NamaNya dan disebut Kristen

       maka murid-murid dibenci dan dianiaya

 

q       Seandainya mereka tidak memiliki sangkut paut dengan Kristus

q       Seandainya mereka tidak menyandang namaNya

q       Seandainya mereka hanya simpatisan belaka

q       Seandainya mereka mengaku bukan muridNya

q       Seandainya mereka mengaku bukan hambaNya

       maka komsekuensi itu bukan bagian mereka. Mereka tidak mengalami penolakan, kebencian dan penganiayaan. Mereka justru akan mengalami penerimaan dan persahabatan.

 

Lalu apa yang harus kita lakukan ketika penganiayaan dan penderitaan itu datang ?

1. Yesus berkata “ Janganlah kamu takut kepada mereka “

Dalam perikop ini kita temui 3 kali Yesus berkata “ Janganlah kamu takut... “ (ayat 26,28,31). Yesus tidak menutupi segala penderitaan yang mungkin mereka akan alami : diserahkan, disesahkan, dijarah, dianiaya dan dibunuh. Dalam keadaan demikian takut adalah respon manusia yang wajar. Namun Yesus menyadari bahwa ketika manusia mengalami

ketakutan yang mencekam luar biasa,

           ketenangan untuk berpikir

              kebijaksanaan untuk bertindak

                  keyakinan untuk melangkah

                                hancur porak poranda

 

  Ketakutan menteror mental manusia

        mengombang-ambingkan jiwa manusia

                 dan melumpuhkan iman manusia kepada Penciptanya

 

      sehingga membuat manusia ragu akan kasih Allah dan tidak mampu lagi melihat besarnya kuasa Allah yang memeliharanya. Ia akan kehilangan iman dan pengharapannya.

Yesus mengetahui dengan pasti, bahwa yang mengalahkan iman para murid bukanlah penderitaan yang datang kepada mereka tetapi justru ketakutan yang menguasai mereka sendiri. Ketakutan dapat meluluhlantakkan mereka sebelum penganiayaan itu datang kepada mereka. Ketakutan adalah musuh yang sesungguhnya. Ketakutan demikian bukan berasal dari Allah sebab Allah tidak pernah memberi roh ketakutan seperti itu ! Karena itu 3 kali Ia berkata kepada murid-muridNya “ Janganlah kamu takut”

 

2. Atas dasar apa kita tidak perlu takut ?
1. Karena kebenaran pada akhirnya akan selalu dinyatakan ( ayat 26)

Yesus menyatakan bahwa suatu kali kelak kebenaran akan disebarluaskan secara luas. Segala kelicikan dan tipu muslihat yang tersembunyi akan dikuakkan

2. Karena mereka tidak kuasa membunuh jiwa ( ayat 28 )

Apa yang paling jauh yang manusia dapat lakukan kepada para murid adalah membunuh tubuh. Setelah itu mereka tidak berdaya lagi kepada kita. Mereka tidak dapat membunuh jiwa kita. Yesus berkata “ Takutlah kepada Tuhan yang berkuasa membinasakan baik jiwa, maupun tubuh mereka “

 

Ketika Jhon Knox, pembaharu gereja Skotlandia meninggal tahun 1572, terbentik berita bahwa pada saat ia dikubur ada seorang berkata “ Disini beristirahat seseorang yang sedemikian takut kepada Allah sehingga ia tidak pernah takut kepada seorang manusiapun “

 

q       Namun ini bukan berarti suatu konsep jihad , menjadi martir yang konyol.

         Pada ayat 23, Yesus menasehati para murid untuk tidak menyia-nyiakan hidup Kristiani mereka begitu saja. Mereka  tidak boleh mengorbankan hidup dengan sia-sia tanpa makna. Mati syahid bukanlah soal gagah-gagahan atau kepongahan, seperti Petrus sesaat sebelum penangkapan Yesus.

q       Memang banyak orang kristen yang harus mati demi imannya, tetapi kematian itu tidak boleh terjadi tanpa makna. Mati syahid demi iman itu harus diterima, tetapi mati syahid yang dicari-cari, yang disia-sia harus dihindari.

Seperti Paulus berkata dalam Fil 1:19-21 “ Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. tetapi jika aku harus hidup didunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah “

Kita masih mempunyai banyak pekerjaan yang harus kita lakukan dan masih banyak orang yang harus kita jangkau.

 

q       Ayat 16 : Hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati

 Kata cerdik buka berati culas, busuk, jahat melainkan pintar, bijak, bertindak rasional, berhati-hati seperti ular yang waspada dan sigap akan datangnya bahaya yang mengancam dirinya. Orang Kristen tidak didorong untuk memainkan perannya seperti seorang diplomat ulung yang dapat menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan, sebaliknya ia diminta tulus, tetapi sadar dan berjaga-jaga akan setiap bahaya yang mengancam jiwanya, menggunakan rationya agar tidak mati konyol. Para murid rasionyamemang digambarkan sebagai domba, tetapi itu tidak berarti mereka harus menjadi bodoh.

 

3. Karena Allah menjaga kita dengan providensiaNya yang ajaib (ayat 29-31)

“ Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit ? Namun seekorpun daripadanya tidak akan jatuh ke bumi diluar kehendak Bapamu”.

q       Pada umumnya burung pipit banyak terdapat dimana saja di dunia ini, termasuk di Palestina. Orang-orang Yahudi sangat mengenal burung ini dan biasanya burung ini dijadikan makanan oleh orang-orang Yahudi yang miskin. Barangkali mereka memakannya bukan karena dagingnya empuk dan lezat tetapi lebih dikarenakan harganya yang murah.

q       Harganya adalah 1 duit mendapat 2 ekor. Menurut Luk 12:6 harga burung pipit ini 2 duit mendapat 5 ekor. Jelas yang 1 ekor itu adalah imbuhan atau bonus.

q       Duit atau Assarion adalah satuan mata uang tembaga Romawi yang terkecil nilainya adalah 1/16 dinar. 1 Dinar adalah upah seorang buruh perhari pada jaman itu. Jika lima ekor burung pipit harganya 2 duit ( atau 1/8 dinar ) maka 1 dinar mendapat 40 ekor burung pipit. Jika upah seorang buruh sekarang satu hari Rp 4.000,00 maka harga satu ekor burung pipit dengan kurs sekarang hanyalah Rp 100,00 Kita bisa membayangkan hampir tidak ada sesuatu yang lebih murah daripada burung pipit ini.

q       Saya pikir bukan hanya menjadi makanan orang-orang Yahudi yang miskin,tetapi juga menjadi mainan anak-anak yang memang menyukai burung sebagai mainan. Mereka bisa memperlakukan burung-burung itu sesuka hati mereka, tanpa mendapat teguran dari orang tua mereka, karena nasibnya tidak berharga untuk diperhitungkan.

q       Tuhan Yesus menyebut burung ini “Strouthion” suatu diminuitive dari kata “ Strouthos”. Strothos berarti burung pipit, jadi strouthion berati burung pipit yang kecil (a litlle sparrow). Burung ini memang tubuhnya tidak besar (seperti burung gereja), tetapi jika Tuhan Yesus menyebutnya burung pipit yang kecil kita bisa membayangkan betapa tidak berartinya burung seperti ini.

q       Jelas burung pipit yang kecil ini adalah burung yang tidak berharga, sepele, yang tidak diperhitungkan nasibnya dan dapat diperlakukan semau-maunya.

Tetapi kalimat berikutnya yang berbunyi “ Namun seekorpun daripadanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu “ sangat mungkin menyentak pemahaman para murid pada saat itu.

 

Kalimat sederhana ini mengandung pemahaman tentang Providensia Allah yang tak sederhana.

1. Allah dengan providensianya memelihara apa yang telah diciptakanNya dari yag terbesar sampai yang terkecil ; dari yang termulia sampai yang terendah

q       Allah bukan hanya menjaga dan memelihara alam semesta dengan tata surya yang besar dan rumit, namun Allah juga memelihara bunga bakung di ladang. Allah bukan hanya memelihara manusia sebagai mahluk ciptaanNya yang termulia, tetapi juga burung pipit kecil yang tak punya pengaruh apa-apa. Tak ada satupun mahluk yang telah diciptakanNya dilupakan oleh Allah.

2. Dari perkataan Yesus juga kita dapati adanya derajat pemeliharaan Allah yang berbeda antar ciptaan. Bebarapa ciptaan lebih berharga dari ciptaan lainnya. Manusia jelas lebih berharga dariapada burung pipit. Orang percaya lebih berharga daripada orang yang tidak percaya (Yooh 1:12 ; Rom 8:28). Orang percaya dipelihara oleh Allah  sampai demikian rupa, sehingga tidak ada satu helai rambut di kepalanya yang jatuh tanpa diketahui oleh Allah (ayat 30)

3. Semua ciptaan, baik manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan, dapat tetap berada di dunia ini bukan karena kekuatan hidup yang ada pada diri mereka, tetapi semata-mata hanya karena kehendak Allah.

q       Alam semesta secara keseluruhan tidak berjalan dengan kekuatannya sendiri. Allah menopang alam semesta ini di setiap saat. Jika Allah berkehendak menghentikan topanganNya ini, maka keberadaan alam semesta dan isinya akan berhenti dan lenyap.

q       Jadi yang dapat membuat burung pipit kecil itu jatuh bukanlah besarnya kuasa yang menjarahnya, tetapi semata-mata oleh karena kehendak Allah.

q       Perkataan Tuhan Yesus,

 

Namun seekorpun daripadanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu

 

dapat diformulasikan dalam bentuk lain :

 

Sesungguhnya seekor burung pipit yang kecil hanya akan jatuh kebumi jika Bapa menghendakinya.

Ini berarti :

4. Providensia Allah yang istimewa bagi para murid belum tentu berarti bahwa Allah akan menghindari mereka dari penderitaan, penganiayaan dan kematian.

Yesus tidak mengatakan bahwa burung pipit kecil itu tidak dapat jatuh melainkan tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Itu berarti burung pipit yang kecil itu bisa jatuh jika Bapa menghendakinya, mengijinkannya atau merencanakannya demikian

q       Seumpama burung-burung pipit yang kecil yang diizinkan Allah jatuh, demikianlah akhir dari hidup Yohane Pembaptis, Yakobus, Stephanus, Paulus dan para rasul yang lain. Mereka jatuh bukan karena kuatnya kuasa penganiaya yang menimpa mereka, tetapi karena Allah mengijinkan atau menghendakinya demikian

Dan dari siraman darah para martir itulah benih firman yang pernah mereka tebarkan membuahkan hasil yang luar biasa, yang berdampak ke seluruh dunia sampai saat ini.

q       Bukankah itu pula yang dilakukan Yesus ketika Ia berkata “ Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh kedalam tanah dan mati, ia tetap satu saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah”

q       Jika memang Allah menghendaki atau mengijinkan kita jatuh, biarlah semua itu terjadi demi rencanaNya yang kudus, mulia dan pengetahuanNya akan masa depan yang tidak pernah salah.

q       Bukankah itu menjadi kerinduan setiap murid ketika ia mengucapkan Doa Bapa Kami “ datanglah kerajaanMu jadilah kehendakMu “ Jikalau kerajaanNya dan kehendakNya hanya bisa terjadi di bumi tercinta Indonesia ini dengan pengorbanan jatuhnya “ burung-burung pipit kecil “ itu biarlah kita berkata dengan hati yang hormat “ Jadilah KehendakMu “

q       Ilustrasi : penjarahan dan pemerkosaan 13-14 Mei 1998 di Jakarta (internet)

“Namun seekorpun tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu”

q       Sebaliknya jika Bapa tidak menghendaki, tidak mengijinkan burung pipit yang kecil itu jatuh, maka tidak ada satu kuasa apapun di bumi ini yang dapat menjatuhkannya.

q       Di balik diri burung pipit yang lemah, sepele, dan tidak berharga untuk diperhitungkan, dimana banyak orang merasa berhak menentukan mati hidup burung pipit kecil itu, ternyata ada kuasa yang menopang dan memelihara kelangsungan hidupnya.

q       Kuasa yang menopang burung pipit kecil itu sama dasyatnya dengan kuasa yang telah menciptakan alam semesta ini,

           kuasa yang telah mendatangkan air bah di bumi ini.

              kuasa yang telah membelah Laut Teberau menjadi dua bagian

                 kuasa yang telah meredakan badai dan geleombang lautan

                      kuasa yang telah membangkitkan orang mati

                           kuasa yang telah mengalahkan kematian yang menakutkan semua manusia

           Kuasa itu adalah kuasa Bapa kita, Sang Pencipta burung pipit kecil itu sendiri

q       Mereka yang coba menghentikan terbang dan hidupnya burung pipit kecil itu, diluar kehendakNya sebenarnya sedang coba berusaha untuk menentang kuasa Sang Pencipta mereka sendiri. Dan pada saat seperti itu terjadi Mazmur 2:4 mengatakan “ Tuhan yang bersemayam di surga, tertawa, Tuhan mengolok-olok mereka “

q       John Calvin berkata “ Betapapun besarnya kebrutalan, kegilaan para penganiaya kita, sesungguhnya mereka tidak punya kuasa apapun atas tubuh kita ; karena itu tidak patut kita takut pada kebengisan manusia, seolah-olah kita tidak berada dibawah proteksi Allah yang maha dasyat. Allah adalah penjaga hidup kita. Kita dapat bersandar dengan aman dalam pelukanNya di tengah-tengah bahaya yang mengancam kita.

q       Dalam keyakinan seperti itulah Paulus berkata “ Jika Allah dipihak kita siapakah yang menjadi lawan kita ? ( Roma 8:31)

 

q       Yesus menutup bagian ini dengan satu janji sekaligus peringatan kepada kita (ayat 32-33)

“Ia yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua bagaimanakah mungkin ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia. Siapakah yang akan mengguggat orang-orang pilihan Allah ? Allah yang membenarkan mereka ? Siapakah yang akan menghukum mereka ?

Amin