sumber kristen

 www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Persembahan Seorang Janda Miskin

Nats Alkitab              : Markus 12:41-44

Tujuan                     : Agar jemaat dapat mengerti tentang persembahan yang berkenan pada Tuhan

Penulis                     : Imanuel

 

Pendahuluan

Ilustrasi:

Ada sebuah kota kecil yang mempunyai sebuah dermaga. Dermaga ini biasanya disinggahi oleh beberapa kapal penumpang atau kapal dagang.

Pada suatu kali ada  kapal penumpang yang bersandar di dermaga tersebut sambil menurunkan penumpang. Banyak orang datang ke dermaga ini untuk menjemput sanak saudara mereka. Di sana ada seorang anak kecil yang beusia 5 tahun yang sedang asyik main balon. Tiba-tiba angin bertiup dan menerbangkan balon ke laut. Karena begitu sayang pada balonnya maka dia mengejar balonnya itu dan akhirnya dia ikut terjatuh ke dalam laut. Ketika melihat anak itu terjatuh, banyak orang berteriak-teriak meminta pertolongan. Namun tidak ada satupun diantara mereka yang berani ambil resiko untuk menolong anak itu. Karena laut itu terkenal dengan banyak ikan buas.

Namun tiba-tiba ada seorang kakek berusia 60 tahun , sudah berada di dalam laut. Dia berenang sekuat tenaga untuk menyelamatkan anak ini hingga ke atas dermaga. Banyak orang datang memberi selamat kepada kakek ini sambil memuji keberaniaannya. Datang juga wartawan bertanya kepadanya, “ Apa kesan-kesan bapak waktu menolong anak ini ? “ dengan tenang dan mantap kakek ini berkata , “ Tunggu sebentar, saya mau tanya ... tadi siapa yang mendorong saya ? “

Saudara-saudara, kita pun kadang sadar atau tidak seringkali melakukan suatu kebaikan kepada orang lain dengan terpaksa, mungkin karena sungkan menolak, tidak berani berkata tidak, ataupun karena terdesak. Mungkin juga banyak “ muatan “ atau motivasi lain dibalik setiap pertolongan kita. Dan lebih parah lagi kebiasaan kita ini terbawa dalam ibadah kita.

Misalnya dalam memberikan persembahan kepada Tuhan.

Kadang kita bisa saja memberikan persembahan dalam jumlah besar dengan motivasi supaya lebih diberkati Tuhan, dinilai dermawan, dan supaya kelihatan lebih rohani.

Menyadari bahwa kita seringkali terperangkap dalam pandangan dan sikap hati yang salah seperti ini, maka pada kebaktian ini saya mengajak kita untuk belajar bersama dari kisah janda miskin ini.

Firman Tuhan ini mengajarkan kepada kita bahwa dalam pandangan Tuhan Yesus “ Persembahan yang terbaik bukan terletak pada jumlahnya  tetapi pada sikap hati kita “ Lalu yang menjadi pertanyaan, sikap hati yang bagaimanakah yang harus ada dalam memberikan persembahan supaya apa yang kita berikan dapat berkenan kepada Tuhan ?
Dalam kisah ini ada dua teladan yang harus diikuti setiap orang Kristen untuk dapat memberikan persembahan yang berkenan di hati Tuhan.

1. Ada motivasi yang benar (43)

Penjelasan teks. Janda ini memberi paling banyak dari semua orang karena dia memberi dari kekurangannya (43b)

Dalam kisah ini dikatakan bahwa pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti  persembahan dan memperhatikan bagaimana banyak orang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Peti persembahan ini ada 13 buah bentuknya mirip terompet dan diletakkan dekat tembok sekat pemisah ruangan. Dalam pengamatanNya Dia melihat ada banyak orang kaya memasukkan uang dalam jumlah besar.

Saudara, waktu saya membaca bagian ini saya membayangkan kira-kira apa yang diamati Tuhan Yesus. Sebagai manusia sejati dan Allah sejati, Yesus mempunyai mata rohani yang sanggup melihat jauh menembusi  lubuk hati setiap orang yang memberikan persembahan. Namun apa yang Dia dapati ? dari begitu banyak orang kaya tidak ada satupun yang dapat dipakai sebagai contoh atau teladan. Saya bertanya, mengapa sampai hal ini terjadi ? Seharusnya mereka yang sudah diberi banyak oleh Tuhan, bukankah mereka yang harus mengucap syukur dengan penuh kesungguhan hati ? Atau dengan kata lain, mereka yang sudah banyak merasakan kasih dan pemeliharaan Tuhan yang begitu besar seharusnya menjadi teladan didalam melayani Tuhan. tetapi sayang, beribu sayang, ternyata tidak ada satupun yang patut dicontohi, yang patut diteladani. Dalam ayat 42 Alkitab mencatat, lalu datanglah si janda miskin dan memasukkan 2 peser satu duit ke dalam peti persembahan. Dua peser satu duit ( mata uang berupa dua koin tembaga dari bahasa Yunani Lepton/Lepta artinya si kurus ). dari artinya saja kita sudah dapat melihat bahwa dua peser satu duit ini jumlahnya begitu kecil. Saudara-saudara, apa arti pemberian janda ini bagi sebuah bait suci yang megah ? Yang berdiri kokoh dan kuat ? Tidak ada harganya sama sekali. Kurang lebih ini yang ada dalam pemikiran para pengelola Bait Allh, dan mungkin juga ada dalam pikiran para murid dan kita yang hadir yang disini. Namun sungguh ironis karena sesuatu yang tidak berharga di mata manusia, dimata Tuhan ternyata berharga. Mengapa begitu berharga, lebih besar daripada yang lain ? Karena janda ini memberi dari kekurangannya, memberi dengan hati yang penuh kasih. Inilah motivasi yang benar. Hati yang mengasihi dari janda miskin ini yang dilihat Tuhan. Karena itu dengan cepat Dia memanggil para muridNya untuk mengajar mereka dari teladan janda ini. Dan Tuhan puas karena Dia menemukan apa yang dicariNya sejak awal dari para pemberi prsembahan. Yaitu Dia menemukan masih ada orang yang dengan penuh kasih penuh ketulusan hati mengasihi pekerjaan Allah dengan memberikan persembahan.

Inilah motivasi hati yang benar.

 

Ilustrasi

Ada sebuah acara kebangunan rohani yang dilaksanakan di sebuah kota kecil oleh suatu denominasi gereja.Sebelum kantong persembahan dijalankan si pembicara mengatakan dengan semangat,”berilah yang terbaik kepada Tuhan maka Dia akan mengembalikan kepadamu berlipat-lipat jumlahnya. Di Jakarta saja orang membayar untuk sekali parkir lima ratus rupiah. Apakah Tuhan juga sama dengan tukang parkir ? Tanya si pembicara dengan antusias. Tidak bukan ?? Tidaaak. Terdengar jawaban serempak dari

para jemaat. Kalau begitu marilah kita perlakukan Tuhan sebagai seorang raja. Berikanlah yang terbesar yang ada padamu kepada Rajamu .Kemudian ,karena begitu disemangati, Jimmy, langsung memberikan Rp.10.000, yang ada di kantongnya dengan harapan seperti apa kata si pembicara bahwa Tuhan pasti akan memberikan lebih banyak lagi.

Namun setelah ditunggu-tunggu uang yang dari Tuhan tak kunjung tiba. Ternyata Tuhan tidak pernah mengembalikan seperti apa kata pembicara KKR itu. Kemudian dengan kesal Jimmy berkata,”Tuhan Apakah Engkau masih ingat sepuluh ribu itu ?

 

Aplikasi

Saudara-saudara, dalam memberikan persembahan kepada Tuhan, hal serupa pun dapat terjadi. Mungkin banyak sekali secara sadar atau tidak, kita sering kali berhitung dagang dengan Tuhan dalam memberikan persembahan.Ataupun kita ingin dipuji orang, memuji bahwa sebagai orang dermawan karena memberikan banyak untuk gereja. Padahal sebenarnya kita memberikan dengan motivasi hati yang salah. Di waktu kita memberikan persembahan mungkin kadang kita berpikir bahwa dengan jumlah yang demikian besar itu akan menyenangkan Allah. Atau sebaliknya kita minder kalau memberikan persembahan dengan jumlah yang kecil. Kalau demikian adanya, saya mengajak kita untuk belajar dan ikuti sikap hati janda miskin ini yang memberikan persembahan dengan motivasi hati yang benar, yaitu memberikan dengan penuh kasih, penuh ketulusan hati. Marilah kita berhenti dari sikap munafik, terus bermain sandiwara atau berhitung dagang dengan Tuhan diwaktu memberikan persembahan. Karena mata Tuhan tidak bisa dikecoh, tidak bisa ditipu. Dengan pujian-Nya begitu menghargai setiap pemberian mereka yang memberikan dengan sepenuh hati.Tidak peduli besar atau kecil jumlahnya. Karena Tuhan melihat sikap hati kita bukan jumlah persembahan kita ( I Samuel 16:7b) “Manusia melihat apa yang di depan mata tapi Allah melihat hati.”

 

Teladan yang kedua yang bisa kita pelajari dari janda ini adalah

 

II Ada penyerahan Hidup menyeluruh (44)

Penjelasan Teks : Janda ini memberikan semua yang ada padanya yaitu seluruh nafkah.

Dalam bahasa Yunani ada 2 kata yang dapat dipakai untuk mewakili kata miskin yaitu ptokos kata sifat yang menggambarkan keadaan seseorang yang benar-benar miskin, tidak punya apa-apa. Dan biasanya kata ini dikenakan kepada para pengemis dalam PB. Sedangkan penes yaitu kata benda yang menunjukkan kepada keadaan miskin secara umum.

Dalam menggambarkan keadaan janda ini, Markus mengenakan kata ptokos. Hal ini berarti bahwa janda ini benar-benar miskin dan tidak punya apa-apa yang harus diandalkan. Dia hanya punya dua peser satu duit itu. Jadi kalau dia bisa memberikan persembahan 2 peser satu duit itu, berarti dia memberikan seluruhnya dari kemiskinannya dan apa yang ada padanya. Dan Tuhan Yesus berkata bahwa persembahan janda ini berkenan kepada Tuhan, yang terbaik.

Beberapa penafsir mengatakan bahwa uang dua peser satu duit itu hanya cukup untuk memberi roti untuk makan sehari.

Dengan kata lain janda ini memberikan persembahan kepada Tuhan hari itu dan dia tidak

memberikan satu peser dan menyisakan satu peser yang lain untuk berjaga-jaga. Sama seperti orang banyak yang menghitung-hitung kelebihan  mereka baru memberikan persembahan. Namun janda miskin ini tidak demikian. Dia mempersembahkan dua peser yang dia miliki.

Dia memberikan keseluruhan nafkahnya,hidupnya. Dia tidak kuatir, takut akan apa yang ada di hadapan dia. Dia memberikan kepada Tuhan dengan iman yang teguh bahwa Tuhan akan memelihara hidup dia. Dia menyerahkan seluruh hidup dia.

 

Aplikasi

Saudara-saudara, sebagaimana janda ini memberikan totalitas, keseluruhan hidupnya kepada Tuhan, demikian pula Tuhan ingin agar kita dapat mempersembahkan hidup kita secara penuh, utuh, menyeluruh kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepadaNya.

Di dalam membuktikan kasihNya kepada kita, Tuhan Yesus pun tidak mengasihi kita secara setengah-setengah, tetapi seluruh hidupnya diberikan kepada kita. Karena itu kitapun harus pertama, mengasihiNya dengan dengan sepenuh hati kita. Hati yang daripadanya semua keputusan dibuat dan semua rencana dirancang. Hati yang merupakan pusat dari kemanusiaan kita, yang mengontrol perasaan-perasaan kita, emosi,hawa nafsu dan kasih. Hati yang mana setiap komitmen rohani berurat akar. Kedua kita mengasihi Allah dengan segenap jiwa. Jiwa yang harus merupakan kekuatan hidup. Dia yang memberi kuasa yang mendatangkan kemauan yang keras untuk melayani-Nya seperti Rasul Paulus yang begitu menderita ( Filipi 3:13; II Kor 11:23-29 ). Ketiga, mengasihi Dia dengan seluruh akal budi kita, Memakai pikiran kita untuk belajar mengenal Allah lebih mendalam lagi supaya kita tidak mudah diombang-ambingkan oleh pengajaran sesat. Kita harus memakai pikiran kita untuk merancangkan pelayanan yang memuliakan Allah..Dan Keempat yaitu mengasihi Tuhan dengan segenap kekuatan kita.

Melakukan pelayanan dan belajar dengan sekuat tenaga. Juga berarti, menjaga kesehatan tubuh bisa sehat dan dipakai Tuhan dengan lebih efektif. Jauhkan tubuh dari minuman keras, obat-obatan, rokok, dan segala sesuatu yang dapat menghancurkannya.

Saudara-saudari, namun yang menjadi pertanyaan bagi kita untuk direnungkan bersama dan diterapkan yaitu : Apakah benar kita sudah menyerahkan  uang, tenaga, akal budi,serta seluruh aspek dalam kehidupan kita untuk memuliakan Tuhan ? Bagaimana dengan perpuluhan kita ? Sudahkan kita setia memberikannya kepada  mereka yang membutuhkan ?

Kalau Tuhan hadir di sini pada sore hari ini dapatkah Dia memakai kita semua sebagai contoh bagi orang lain,sesama kita seperti janda miskin ini ?

 

Kesimpulan

Di akhir khotbah saya ini, saya mengajak kita semua untuk merenungkan kembali kisah janda ini.bahwa Tuhan lebih melihat ke dalam motivasi hati waktu kita memberikan persembahan dan melayani Dia. Dia tidak akan terkecoh oleh banyaknya kita memberikan persembahan ataupun melakukan aktivitas rohani.Dia hanya berkenan kepada hamba-hambaNya yang mengasihi dan menyerahkan totalitas hidup kepadaNya untuk memuliakan NamaNya. Yang mengutamakan Tuhan dalam seluruh aspek kehidupannya.Amin.