sumber kristen

 www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Panggilan Allah

Nats Alkitab              : Yeremia 1:4-10

Tujuan                     : Agar pemuda mau meresponi panggilan istimewa Allah dengan  menjadi rekan sekerjanya.

Penulis                     : Trililita

 

Pendahuluan :

Saudara-saudara, ada seorang pemuda yang menggebu-gebu mau melayani Tuhan pernah berbicara kepada Tuhan. Bakarlah semak itu seperti Engkau lakukan bagi Musa, Tuhan. Maka aku akan mengikuti-Mu. Robohkanlah dinding-dinding itu seperti engkau lakukan untuk Yosua , Tuhan. Maka aku akan bertarung. Teduhkanlah gelombang Danau Galilea, Tuhan. Maka aku akan mendengar.

Lalu orang itu pergi duduk dekat semak, tidak jauh dari dinding, dekat laut dan menunggu sampai Tuhan berbicara. Dan Tuhan mendengar orang itu, maka Ia menjawab. Ia mengirim api, bukan untuk semak tapi untuk sebuah gereja. Ia merobohkan dinding bukan dari batu tapi dari dosa-dosa. Ia menenangkan badai, bukan di laut tetapi dalam jiwa. Dan Tuhan menunggu sampai orang itu menanggapi. Dan Ia menunggu....menunggu....dan menunggu.

Tetapi, karena orang itu menatapi semak-semak, bukan hati ; batu batu, bukan hidup orang-orang ; lautan, bukan jiwa-jiwa ; maka ia menyimpulkan bahwa Tuhan tidak berbuat apa-apa.

Akhirnya ia memandang kepada Tuhan lalu bertanya, “ Engkau sudah kehilangan kuasa-Mu?” Tuhan memandangnya dan berkata “ Engkau sudah kehilangan pendengaranmu ? “

Saudara, melalui kisah ini ada satu hal yang ingin saya sampaikan, bahwa : ketidakpekaan mendengar suara Tuhan, sering menghalangi panggilan-Nya kepada kita. Betapa kepekaan kita menentukan respon kita terhadap panggilan Allah yang istimewa.

Saudara, bagian yang baru kita baca mengisahkan tentang panggilan dan pengutusan Yeremia sebagai nabi di wilayah Yehuda. Bagian ini memberikan contoh tentang kepekaan dan ketaatan Yeremia dalam meresponi panggilan Tuhan. Yang walaupun di bagian ini secara eksplisit tidak terdapat jawaban positif dari Yeremia, namun dari seluruh bagian kitab yang ditulis olehnya ini, sudah membuktikan ketaatannya pada panggilan Tuhan.

Saudara, ketaatan Yeremia ini bukannya tidak melewati api pengujian dan berbagai tantangan. Justru pelayanannya yang selama 40 tahun itu tidak pernah sekalipin ia merasakan keamanan dan kenyamanan. Isi kitabnya dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan dan keluhan-keluhannya kepada Allah. Hal ini dapat kita lihat dalam kitab Ratapan yang juga ditulisnya.

Satu-satunya alasan mengapa ia mau taat pada panggilan Tuhan adalah karena ia tahu panggilan Allah untuk menjadi rekan sekerja-Nya adalah panggilan yang istimewa.

Melalui panggilan dan pengutusan Yeremia di bagian ini kita akan melihat panggilan Tuhan itu seperti apa, sehingga perlu bagi kita untuk meresponinya.

1. Panggilan Tuhan itu adalah panggilan tanpa syarat (v.5)

Saudara, Yeremia adalah anak seorang Imam di Ananot. Ananot berada pada jalur perjalanan Yerusalem, merupakan kota yang dikhususkan pada jaman Yosia untuk para Imam dan keluarga mereka. Dari keterangan latar belakang kota kelahiran Yeremia ini, kita dapat mengetahui bahwa Yeremia lahir dan dididik di tengah-tengah tradisi Yahudi dan Hukum taurat yang ketat. Sejak kecil ia akrab dengan suasana religius dan dipersiapkan untuk menjadi imam. Sehingga kita mungkin berkesimpulan, bahwa bukan hal yang mengherankan kalau ia dipilih Allah untuk menjadi seorang nabi.

Namun, yang menjadi pertanyaannya adalah, benarkah Yeremia dipanggil menjadi nabi Allah disebabkan oleh latar belakangnya itu ? Jika benar demikian, mengapa hanya Yeremia yang dipilih, padahal ada banyak pemuda lain yang berpotensi untuk jadi nabi Allah.

Saudara, dari ayat 5 inilah kita bisa mendapatkan jawabannya bahwa pilihan Allah tidaklah tergantung pada status, pendidikan dan latar belakang keluarga seseorang, melainkan hanya kepada kehendak Allah. Dan hanya orang-orang yang peka dan taat pada suara Allah sajalah yang dapat meresponi panggilanNya

Saudara, panggilan Allah adalah panggilan yang istimewa. Kenyataan ini ditegaskan dalam tiga kata kerja yaitu : mengenal, menguduskan dan menetapkan.

Kata mengenal adalah kata yang menurut saya adalah kata yang memiliki arti yang dalam, makna dibelakang kata ini mengandung arti mengingat, menghargai, dan mengasihi. Saya percaya, siapapun mereka pasti senang untuk dikenal, hal ini ditandai dengan nama kita yang diingat oleh mereka yang sudah lama tidak berjumpa dengan kita.Kita yang diingat mereka akan membuat kita merasa dihargai. Apalagi jika yang mengenal kita adalah Allah. Ia mengenal kita dengan sempurna. Hal ini berarti, Allah mengerti siapa kita sesungguhnya. Ia tahu kelemahan dan kelebihan kita. Ia tahu batas-batas kemampuan kita dan Ia tidak menuntut kita, karena Ia menerima kita apa adanya. Hal ini juga berarti, tidak ada seorangpun yang mempunyai kualifikasi untuk dipilih Allah. Kesempatan yang Ia berikan semata-mata karena kehendakNya untuk memakai kita.

Kata menguduskan berarti Allah memisahkan Yeremia secara khusus. Setiap orang yang melayani Allah harus kudus karena Allah adalah kudus.

Kata menetapkan berarti Yeremia diberi kepercayaan yang besar untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab yang mulia. Tetapi sekali lagi, kepercayaan ini diberikan bukan karena Yeremia mampu untuk melakukannya dengan baik, tetapi karena Allah sendirilah yang memberikan anugerah itu kepadaNya

Saudara, menyadari bahwa panggilan Allah adalah panggilan yang diberikan jauh sebelum kita dilahirkan, dan kita tidak memiliki apapun untuk dipakai olehNya, maka tidak perduli apapun latar belakang kita, kalau Allah sudah memanggil maka tidak ada alasan apapun untuk menolak panggilanNya.

Dan hanya orang-orang yang peka pada panggilanNya saja yang akan meresponi panggilan ini.

2. Panggilan itu adalah panggilan yang memiliki tujuan.(v.10)

Saudara, di dalam Alkitab, Allah tidak sering terlihat datang menemui dan berbicara kepada orang-orang hanya untuk bercakap-cakap saja. Dia selalu mempunyai tujuan tertentu.

Ketika Allah berbicara kepada Abraham ( Kej 12 ), apa yang akan dilakukan Allah ? Dia akan segera membangun suatu bangsa. Ketika Allah berbicara kepada Musa ( Kel 3 ), apa yang akan dilakukan Allah ? Dia akan segera membebaskan umatNya. Demikian juga ketika Allah berbicara kepada Yeremia, Dia akan segera memulihkan umatNya.

Saudara, Yeremia dipanggil bukan pada jaman keemasan, melainkan ia dipanggil pada jaman kegelapan.Yeremia melayani selama 40 tahun lebih, sebelum dan sesudah Yerusalem jatuh ke tangan Babel dan pelayanan Yeremia mencakup pemerintahan dari para pengganti Yosia, yaitu empat raja terakhir di Yehuda (:3)  yang semua rajanya adalah jahat di mata Tuhan ( 2 Raja-raja 23-24 ). Bangsa Israel berjinah pada saat penyembahan Baal , krisis moral dan spiritual merajalela. Bahkan reformasi yang diadakan raja Yosia sebelum jaman itu tidak banyak mengubah gaya hidup bangsa itu. Mereka berada diambang kehancuran dan kebinasaan. Disinilah Yeremia dipanggil untuk menjadi alat Tuhan memulihkan keadaan bangsa Israel.

Saudara di ayat 9, Allah mengulurkan tanganNya dan menjamah mulut Yeremia, pada saat itulah Allah siap untuk mengutus Yeremia menjadi rekan sekerjaNya. Di ayat 10 kita melihat Allah menggunakan dua gambaran dari tugas yang akan dikerjakan oleh Yeremia. Gambaran pertama adalah sebagai seorang petani dan kedua adalah sebagai seorang pembangun. Ada enam kata kerja yang digunakan disini yaitu mencabut, merobohkan, membinasakan, meruntuhkan, menbangun, dan menanam.

Jadi ada empat kata kerja negatif dan menghancurkan dan ada dua kata kerja yang positif dan membangun. Sehingga tugas Yeremia menjadi jelas bahwa tugasnya akan mendatangkan respon yang bermusuhan. Ini berarti sebagai rekan sekerja Allah ada ladang yang harus digarap dan ada bangunan yang harus diselesaikan.

Saudara, bukan hal yang kebetulan kalau saudara dan saya ditempatkan pada jaman transisi ini, yaitu jaman yang berada diantara peralihan abad 20 ke abad 21. Ini berarti ada tugas yang Tuhan percayakan untuk kita kerjakan. Allah mau memakai saudara dan saya menjadi alat di tanganNya. Pekerjaan Tuhan menanti saudara.

Saat ini saudara, orang-orang yang belum percaya membutuhkan keselamatan yang disampaikan ke telinga mereka, orang-orang percaya membutuhkan penguraian Firman Tuhan dalam hidupnya dan gereja tempat saudara beribadah ini membutuhkan pelayanan saudara. Dunia ini membutuhkan orang-orang yang menuainya. Ini adalah panggilan Allah buat saudara dan saya. Adakah kita peka mendengar suaraNya dan meresponi panggilanNya

 

3. Panggilan Allah disertai janji penyertaanNya ( v. 6-9)

Ketika Yeremia dipanggil Tuhan, mungkin usianya saat itu kurang lebih belasan tahun atau awal 20-an. Ia masih muda. Jadi, adalah hal yang wajar ketika Allah memanggilnya ia berdalih dengan berkata , “ Aku ini tidak pandai bicara, aku masih muda

“, yang dapat juga berarti ia merasa ia tidak mempunyai kualifikasi karena pendidikan atau pengalaman.

Selain itu Yeremia juga sadar kalau panggilan ini serius. Ia tahu benar apa dan bagaimana hidup seorang nabi itu, karena ia hidup setelah jaman para nabi seperti Amos, Hosea dan Yesaya. Ia tahu jelas tantangan dan bahaya apa yang akan dihadapi seorang nabi khususnya pada jamannya saat itu. Tetapi ia tetap taat.

Sampai akhirnya prediksinya akan masa depannya terbukti. Selama 40 tahun pelayanannya ia mengalami banyak penderitaan, kelaparan, terpenjara, diancam berkali-kali untuk dibunuh, ia dikucilkan dari lingkungan sosial, para imam dan nabi palsu  menuduh dia menghujat Allah karena ia menubuatkan kehancuran Rumah Allah, ia kesepian karena Allah tidak mengijinkannya untuk menikah sebagai lambang ketandusan negeri yang berada dibawah penghakiman dan Allah tidak mengijinkannya masuk ke dalam rumah pesta. Semua ini menimbulkan stress dan trauma pelayanan karena terlalu banyak harga yang harus dibayarnya untuk memenuhi panggilannya sebagai nabi Tuhan. Namun demikian ia tetap taat,

Mungkin akan memberi penghiburan pada Yeremia apabila ia melihat kebangunan rohani terjadi atas bangsanya. tetapi pada kenyataannya tidak. Ia tidak melihat hasil dari pelayanannya selama ini. Sebagai manusia ia gagal total.

Tetapi ia tidak menyerah dan mundur secara teratur, karena ia ingat Allah pernah berkata kepadanya “ Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau “   ( :8 ) Yeremia tahu ia tidak sendiri, Allah menyertainya. Itu cukup baginya.

Saudara mengerjakan tugas yang Tuhan berikan tidaklah mudah. Ada banyak tantangan dan pergumulan, ada harga yang harus kita bayar. Ada pikiran, tenaga dan uang bahkan airmata dan darah yang harus kita bayar, ada penolakan dari orang-orang yang kita kasihi ; orangtua dan kekasih kita. Adalah wajar apabila kita takut dan gentar. Tetapi jangan lupa saudara, kita memiliki Allah yang sama dengan Yeremia, kitapun mendapat janji penyertaan Allah dan Allah juga berkata kepada kita, “ Jangan takut “

Saudara, janji Allah bukanlah janji tentang hal-hal yang mudah atau kesuksesan yang instant, tetapi janjiNya adalah janji penyertaan dan kehadiranNya yang dapat diandalkan. Allah mengatakan perkataan yang sama pada saudara, seperti Ia berkata kepada Yeremia, “ Aku menyertai engkau “ Inilah yang menjadikan panggilan menjadi rekan sekerjaNya itu menjadi istimewa.

Kiranya Allah menolong saudara untuk meresponi panggilan istimewa-Nya ini. Amin.