sumber kristen

 www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

Tema           :      IMAN TIDAK PERNAH SELESAI

Nats             :     Yakobus 2:14-26

Penulis         :     Ev.Yusman Liong

 

Pendahuluan:  Hidup itu dikatakan sulit ya memang sulit, tetapi jika dikatakan mudah ya memangnya mudah sekali. Semua tergantung pada diri kita sendiri, bukan pada orang lain atau kepada materi yang ada. Penulis surat Ibrani   ( Ibr 11:4-40), berkata kepada kita bahwa para Bapak Iman mengalami kesulitan dalam kehidupan mereka bahkan mereka mati/berhenti, tetapi  iman mereka tidak pernah berhenti.

Saudara-saudara yang kekasih,  dari pembacaan diatas kita akan coba belajar mengenai iman  yang tidak pernah selesai.

 

1. Iman tidak boleh berhenti.

 

Kita tahu hidup  berjalan terus. Zaman juga terus  berkembang.  Apakah iman juga harus  berjalan dan berkembang  terus ?

Perjalanan masih jauh dan sangat memerlukan energi, iman itulah sumber segala kekuatan  untuk perjalanan. Jika iman diselesaikan pada pertengahan perjalanan, berarti  iman itu mandeg, sedangkan iman tak pernah selesai, dan juga tidak boleh  berhenti. Orang beriman boleh mandeg dipertengahan jalan  alias  menghadap Tuhan, tetapi imannya  tidak boleh  berhenti  dan harus terus berjalan.

Bapak-bapak  iman dalam perjanjian lama (Ibrani 11: 4-40) semuanya telah meninggalkan dunia ini, namun  iman mereka tidak pernah berhenti, iman mereka terus berjalan seturut berjalannya zaman. Orang percaya   di sepanjang abad  masih terus berjalankan  dan mempraktekan iman mereka,    sebab iman  mereka adalah iman yang hidup dan memberikan keteladanan , orang percaya di zaman kini belum selesai  melakukannya !  

 

2.  Panggilan  beriman  suci

 

Adalah suatu panggilan yang suci bagi orang beriman untuk meneruskan perjalanan iman para bapak-bapak iman.  Oleh sebab itu orang percaya  harus selalu  berusaha  memahami  kehendak Tuhan dalam segala bidang  kehidupannya.

Beriman kepada Tuhan itu  bukan pada saat-saat tertentu dan dalam hal-hal tertentu, seperti pada saat doa dan ibadah, tetapi dalam seluruh waktu hidupnya dan dalam segala sesuatu.

Orang percaya harus mengerti dan memahami bahwa iman yang  menuntut keterlibatan, membawa kesetiaan: dalam segala hal dan sepanjang hidup terikat pada Tuhan dan kehendakNya.  Adalah jelas bahwa iman itu tidak hanya menyangkut budi  tetapi seluruh diri  orang  percaya  baik cipta, rasa, karsa, dan karyanya.

Adalah sangat tidak berfaedah jika hanya mengucapkan bahwa saya punya iman tetapi kenyataannya tidak menunjukan sama sekali iman itu  Yakobus 2:18-22.

Abraham beriman dan dia berani mempraktekan apa yang disebut sebagai  iman, sekalipun Allah meminta dia mempersembahkan anak tunggal yang bakal menjadi ahli warisnya, ia dengan taat memberikan anaknya. Tanpa berkata ini dan  itu.

Itulah panggilan  beriman suci, tindakan Abraham menjadi gambaran  pengorbanan Anak Tunggal Allah. Yang dipersembahkan oleh Bapa.

 

Untuk penutup khotbah ini kita ambil  contoh  peristiwa Perjamuan Kudus. 

Peristiwa  perjamuan terakhir itu telah berlalu hampir 2000 tahun , tetapi jika pada hari ini   orang percaya  mengambil  roti dan cawan yang  menggambarkan tubuh Tuhan Yesus  dipecah-pecahkan serta darahNya yang tercurah  iman itu akan mengalir  datang dan menjalar ke dalam kehidupan orang percaya.

Inti iman adalah  berkata “ya” secara total kepada Tuhan Yesus,  yaitu dengan  iman  mengakui dan menerima  Tuhan Yesus sebagai satu-satunya  penyelamat.

Tidak dapat orang percaya berkata, “oh, pengakuan yang demikian sudah bertahun-tahun yang lalu saya pernah ucapkan .“ Dengan menerima perjamuan kudus berarti kembali mengucapkan   suatu pengakuan  iman  yang  memperbaharui  iman.

Orang beriman  adalah orang yang terlibat  dan setia kepada  Tuhan  Yesus secara nyata dalam hidupnya, tegasnya hendak dikatakan BUKAN PADA SAAT PERJAMUAN KUDUS  saja.  Dan dari sikap  beriman ini lahirlah hidup yang beretika dan bermoral.

Mengapa  di katakan iman tidak pernah selesai  ?

“Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah,   yang  bertolak dari iman dan memim pin  kepada iman, seperti ada tertulis:”Orang benar akan hidup oleh iman.” Roma 1:17.”

Bagaimanakah  perjalanan iman kita ? Apakah generasi berikut dapat belajar dan meneladani  iman kita ? Apa yang telah engkau wariskan kepada generasi  berikutnya ?  IMAN TIDAK PERNAH SELESAI.