| |
Tema : PELAYANAN YESUS SEBAGAI MODEL PELAYANAN GEREJA DI INDONESIA Nats : Matius 9:35-39. Penulis : Andreas Hans. Tujuan: Agar setiap jemaat Tuhan di Indonesia dapat menjalankan fungsinya sebagai pelayan Tuhan yang pas dan efektif dengan bermodelkan pada figur pelayanan yang diteladankan Tuhan Yesus Kristus.
PendahuluanSaudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, harus diakui bahwa bangsa kita kekinian telah kehilangan figur pemimpin yang dapat menjadi model di tengah2 masyarakat. Sebagian besar pemimpin kita telah kehilangan panutan bagi rakyat oleh karena sikap hidup yang mereka tampilkan begitu jauh dari harapan masyarakat. Tak heran bangsa ini semakin terpuruk dalam kesulitannya.
Para pemimpin selalu berkoar-koar dengan kerasnya : “Kita harus mengutamakan rakyat, kita harus melayani masyarakat, kita harus berpihak pada rakyat demi kesejahteraan lahir dan batin. Ini era reformasi, era demokratisasi.” Tetapi apa yang kita lihat? Korupsi semakin menggila, hukum semakin hancur, ucapan2 mereka semakin membingungkan rakyat. Nuansa kepentingan pribadi, keluarga, dan kelompok semakin mengental. Rakyat ibarat “gundik” yang diperlukan pada waktu ada hasrat (pemilu), setelah itu dicampakkan begitu saja dalam penderitaannya. Saat ini Indonesia sedang berada dalam proses kehancuran yang sangat mengerikan.
Inilah model sebagian besar pemimpin kita dikekinian. Kita benar2 telah kehilangan model kepemimpinan dalam melayani masyarakat. Quo vadis orang Kristen ? orang Kristen Indonesia harus segera bertindak ketika melihat kondisi yang semakin parah ini, jika tidak bukan tidak mungkin bangsa kita akan hancur berkeping2 dalam masa 10-20 tahun yang akan datang.
Setiap orang Kristen yang telah menerima keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus, otomatis dia menjadi hamba Kristus. Sebagai hamba ia harus menjalankan fungsinya sebagai garam dan terang. Ia harus melayani manusia dalam arti luas termasuk melayani bangsanya demi tercapainya seluruh rencana Tuhan bagi dunia ini.
Firman Tuhan menegaskan hal ini : “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan2 baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalamnya”(Efesus 2:8-10).
Inilah sesungguhnya habitat hidup orang Kristen. Setelah saya dan saudara menerima anugerah keselamatan kekal, kita tidak langsung ke sorga menikmati kemuliaan-NYA tetapi masih ada satu tugas yang harus dikerjakan yaitu melayani bangsa di mana kita ditempatkan. Tatkala melayani bangsa kita, satu2nya model yang harus menjadi acuan kita adalah pelayanan Tuhan Yesus Kristus. Yesuslah satu2nya figur sekaligus standar acuan kita dalam melayani bangsa kita Indonesia. Di luar Yesus kita sebenarnya tidak sedang melayani dalam koridor yang benar. Di luar Yesus kita sedang melayani berdasarkan ambisi dan kemampuan diri sendiri. Tidak heran banyak di antara pelayan Tuhan gagal di tengah jalan.
Bagaimanakah model pelayanan Tuhan Yesus yang harus menjadi acuan pelayanan orang Kristen Indonesia dikekinian?
Model pelayanan holistik (seutuhnya) dalam aspek wilayah. Matius 9:35a menegaskan bahwa Tuhan Yesus berkeliling ke semua kota dan desa.
Bila kita mencermati tempat2 Tuhan Yesus melayani maka tidak ada satupun indikasi bahwa DIA melayani di wilayah2 tertentu saja. · Tuhan Yesus melayani di kota Kapernaum, suatu kota tempat kediaman pemungut cukai dan tempat sebuah pos militer Romawi (Matius 4:13 ; 8:5). · Tuhan Yesus berasal dari Nazareth sebuah kota di propinsi Galilea dan Tuhan Yesus melayani di kota ini (Lukas2:4). · Namun juga Tuhan Yesus melayani di berbagai desa, DIA melayani di padang gurun (Matius 4:1). · Tuhan Yesus melayani di pesisir2 pantai sampai ke lembah2. · Tuhan Yesus melayani di Betania sebuah desa di mana para sahabat-Nya tinggal yaitu : Maria, Marta, dan Lazarus. · Dan Tuhan Yesus melayani dengan menyembuhkan 10 orang kusta di sebuah desa ketika IA menyusur perbatasan Samaria dan Galilea (Lukas 17:11-12).
Jadi jelas sekali,Tuhan Yesus memberikan sebuah model pelayanan holistik dalam aspek ruang, tempat, dan wilayah. Pelayanan Tuhan Yesus seutuhnya dan menyeluruh tanpa peng’kavling2’an tempat pelayanan. Di mana ada jiwa yang lapar dan haus akan firman Tuhan di situ Tuhan Yesus melayani, bahkan Tuhan Yesus merasa sedih melihat mereka yang lelah dan terlantar seperti domba yang tak bergembala (Matius 9 :36). Di mata Tuhan Yesus semua tempat adalah fokus pelayanan-Nya. Program pelayanan-Nya mencakup seluruh wilayah, sebab seantero bumi ini adalah ladang misi penyelamatan-Nya. Bagi Tuhan Yesus tidak ada tempat yang terlalu jauh untuk dijangkau dan dilayani. Tuhan Yesus berkeliling ke semua kota dan desa. Kata “berkeliling” menggambarkan aktifitas yang disadari dan berjalan terus menerus. Bagi Tuhan Yesus kota dan desa adalah ladang yang harus digarap, tak peduli jauh atau dekat semua tersentuh tangan kasih pelayanan-Nya.
Seorang sarjana peternakan Kristen bercerita pada saya. Pada suatu kesempatan ia membagikan pergumulan pelayanan jemaat di desa yang pernah ia kunjungi. Ia mendorong agar para hamba Tuhan lulusan sekolah teologi harus memperhatikan kondisi jemaat di desa tersebut, karena jemaat di desa sangat perlu perhatian dan pertolongan sesama saudara seiman. Tiba2 seorang hamba Tuhan berbicara di tengah2 persekutuan tersebut sebagai respon dia terhadap tantangan teman saya ini. Ia berkata : “maaf pak, apa yang bapak katakan tadi tidak tepat untuk saya sebab sekolah teologi di mana saya dididik selama bertahun2 khusus untuk mencetak hamba Tuhan yang khusus melayani di kota, bukan di desa seperti yang bapak sampaikan tadi.”
Orang ini mengatakan pada saya bahwa ia tak habis pikir atas pernyataan hamba Tuhan seperti itu. Lalu ia bertanya pada saya, apakah betul ada sekolah teologi yang secara khusus (spesialisasi) mendidik hamba Tuhan untuk melayani di kota saja ? Saya jawab waktu itu padanya : “Ya lihat saja pada Tuhan Yesus , acuan kita, apakah DIA pernah mengkavling2kan ladang pelayanan?” Pernyataan hamba Tuhan di atas terasa menggelikan sekali. Koq hamba Tuhan modern mirip dokter spesialis saja.
Seorang kawan saya yang lain menjadi kesal kepada seorang mahasiswa teologi yang didukungnya. Masalahnya mahasiswa yang berasal dari desa ini didukung beasiswa selama bertahun-tahun dengan harapan supaya bisa kembali melayani di desa, ternyata setelah tamat tidak mau ke desa. Dia cidera komitmen semula. Dia berubah beban setelah sekian lama praktek di gereja kota. Dia telah lupa suara kodok di waktu malam sewaktu di desa tempo hari sebab ia telah terbiasa dengan deru suara mobil setiap saat di kota dimana ia praktek pelayanan. Kalau dulu melayani di desa dengan berjalan kaki tanpa polusi debu sekarang di kota ia terbiasa diantar dengan mobil full AC. Kalau dulu tak pernah kenal handphone sekarang handphone satu kali dua puluh empat jam berada dalam sakunya, nampaknya mentereng bukan main. Melayani di gereja kota bukan pelayanan haram tapi seringkali fasilitas yang serba ada membungkamkan suara hati nurani seorang hamba Tuhan untuk melayani di desa.
Bagaimana dengan paradigma pelayanan saudara sebagai orang Kristen terlebih khusus saudara yang sedang dan telah diperlengkapi di sekolah2 teologi ? Apa cita2mu tertinggi setelah tamat dari sekolah teologi? Apakah engkau sudah punya rencana khusus melayani di kota dengan pemikiran bahwa di sana pasti enak karena tersedia berbagai fasilitas yang dibutuhkan dan para majelisnya adalah orang2 kaya di mana kalau saya mengalami kesulitan pasti ada jalan keluarnya ? Bila ini adalah motivasi saudara yang paling utama maka pikirkanlah kembali panggilan pelayananmu semula !
Bagaimana pula dengan saudara para gembala sidang dan para majelis gereja yang Tuhan tempatkan di kota2 besar ? Aktifitas dan program jangka pendek , menengah, maupun jangka panjang gereja saudara sedang bergerak di mana dan akan ke arah manakah tujuannya ? Adakah semuanya itu hanya berada di balik tembok gereja saudara yang megah? Ataukah menjangkau juga ke jemaat dan gereja2 desa yang terlilit kemiskinan multidimensional itu ?
Saudara, inilah saatnya kita meneladani pelayanan Tuhan Yesus yaitu model pelayanan holistik dalam aspek wilayah (ke semua kota dan desa).
Bagaimanakah model pelayanan Tuhan Yesus selanjutnya ?
Model pelayanan holistik (seutuhnya) dalam aspek bentuk. Ayat 35 b menegaskan bahwa Tuhan Yesus mengajar dalam rumah2 ibadat dan memberitakan Injil kerajaan sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
a. Model pelayanan Tuhan Yesus yang pertama adalah pengajaran. Pada dasarnya pengajaran Tuhan Yesus adalah memberikan penjelasan yang akurat dan benar mengenai seluruh rencana dan kehendak Allah yang harus dipatuhi oleh setiap orang.
Tuhan Yesus mengajarkan sebuah prinsip hidup yang sejati mengenai hubungan antara manusia terhadap Allah dan manusia dengan sesamanya. Yesus berkata : “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua yang sama dengan itu ialah; kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:37-39).
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan harus hidup dalam perilaku yang bergantung sepenuhnya dan hormat kepada Penciptanya yaitu Tuhan. Di sini Tuhan Yesus mengajarkan tentang sedekah, doa, puasa, serta ketaatan total pada firman Tuhan harus dipatuhi oleh setiap anak2 Tuhan. Dan manusia sebagai ciptaan Tuhan harus hidup dalam norma2 hukum Tuhan dalam hubungannya dengan sesama manusia.
Tuhan Yesus mengajarkan : · Bukan hanya membunuh yang dilarang Tuhan, orang marah tanpa alasan pun tidak diperbolehkan. · Bukan hanya melakukan perzinahan yang dilarang Tuhan, tetapi orang yang memandang dengan nafsu birahi pun tidak diperbolehkan. · Bukan hanya harus berdasarkan hukum Taurat kalau seseorang akan bercerai, tetapi Tuhan Yesus mengajarkan sama sekali orang Kristen tidak boleh bercerai. · Bukan hanya bersumpah palsu yang tidak boleh, tetapi orang Kristen diajarkan untuk tidak boleh sama sekali bersumpah. · Untuk mendapatkan ganti rugi bukan hanya harus sesuai dengan hukum Taurat, tetapi membalas perbuatan orang lain pun tidak diperbolehkan. · Dan Tuhan Yesus mengajarkan tidak boleh membenci musuh malah harus mengasihi musuh kita. · Dan yang paling indah pengajaran Tuhan Yesus dalam hubungan dengan sesama manusia adalah ‘segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka, itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi (Matius 7:12).
Adakah di antara kita yang mau diperlakukan buruk? Tentu tidak ! Kita pasti menginginkan perlakuan baik dan menyenangkan dari orang lain. Saudaraku, bila filosofi hidup kristiani yang amat agung yang diajarkan Tuhan Yesus ini diinternalisasikan dalam setiap pribadi kita bahkan oleh seluruh rakyat Indonesia maka yakinlah Indonesia akan mendapatkan kesejahteraan yang luar biasa. Indonesia akan menjadi sebuah rumah indah yang amat menyenangkan untuk dihuni.
Bila suami, istri, anak2, dan orang tua hidup dalam filosofi hidup yang diajarkan Tuhan Yesus ini, maka yakinlah rumah tangga kristen akan memancarkan keindahan dan keharumannya di tengah2 masyarakat yang telah kehilangan aromanya.
Saudaraku betapa indahnya pengajaran yang diajarkan Tuhan Yesus ini. Saudara dan saya tidak pernah dan tidak akan pernah menjumpai pengajaran seperti ini. Dunia mengajarkan mata ganti mata, gigi ganti gigi, kebaikan balas kebaikan, kejahatan balas kejahatan. Dunia saat ini telah kehilangan rasa aman dan penuh kebencian.
b. Model pelayanan kedua dari Tuhan Yesus adalah berkhotbah. Tuhan Yesus tidak hanya mengajar , IA juga berkhotbah. Tuhan Yesus berkeliling ke mana-mana menyampaikan khotbah. Inti berita dalam khotbah2-Nya adalah proklamasi Injil Kerajaan Sorga. Injil kerajaan sorga adalah suatu berita tentang kerajaan yang menyelamatkan dan yang menghukum ,yang dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Sang Juruselamat dan Tuhan. Yohanes Pembaptis dan para murid serta Tuhan Yesus sendiri selama di dunia ini terus bergiat memproklamirkan bahwa kerajaan sorga sudah dekat. Itu berarti Allah sudah mendekat dengan pemerintahan akhir zaman-Nya. Oleh karena itu, seluruh umat manusia harus bertobat dari dosa2nya dan harus datang bertekuk lutut kepada Yesus serta harus mengaku bahwa DIA adalah satu2nya Tuhan dan Juruselamat untuk menerima anugerah keselamatan kekal itu.
Injil adalah berita sukacita sekaligus berita dukacita. Bagi yang menerima Injil mendapatkan anugerah keselamatan kekal sedangkan yang acuh tak acuh bahkan yang menolak Injil mendapatkan bencana besar yang amat mengerikan yaitu ia akan binasa kekal selama2nya.
Dalam khotbah2-Nya,Tuhan Yesus menegaskan bahwa hanya ada dua pilihan di muka bumi ini yang harus dipilih manusia yaitu : Percaya atau menolak YesusKristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Masing2 pilihan mempunyai konsekwensinya. Firman Tuhan berkata : “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam Anak Tunggal Allah” (Yohanes 3:18). Dengan demikian sangatlah jelas bahwa finalitas hidup manusia tergantung pada pribadi Yesus Kristus. Kata akhir nasib manusia ada dalam tangan Yesus Kristus. Tidak peduli saudara mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, akhir hidup saudara ditentukan oleh percaya tidaknya saudara kepada Tuhan Yesus. Inilah inti khotbah Tuhan Yesus ketika IA melayani di muka bumi ini.
c. Model pelayananTuhan Yesus berikutnya adalah melayani secara jasmani. Dalam bahasa Yunani kata yang diterjemahkan LAI ”menyembuhkan” bisa juga bermakna ”melayani.” Pada ayat 35b jelas sekali bahwaTuhan Yesus tidak saja mengajar dan berkhotbah, namun IA juga menyembuhkan berbagai penyakit , bahkan dalam bagian lain disaksikan bahwa Tuhan Yesus memberikan makanan kepada orang banyak yang kelaparan yang sedang mendengarkan khotbah2-Nya. Suatu peristiwa terjadi di mana orang banyak mengikuti Tuhan Yesus untuk mendengar khotbah dan pengajaran-Nya. Menjelang malam, murid2-Nya datang kepada Yesus serta berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa2” Tetapi Tuhan Yesus berkata kepada mereka : “Tidak perlu mereka pergi, kamu HARUS MEMBERI MEREKA MAKAN” (Matius 14:15-16). “ Kamu harus memberi mereka makan “ ini juga bermakna kamu harus melayani mereka secara jasmani. Ini adalah sebuah perintah yang harus dijalankan oleh setiap murid Tuhan Yesus. Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, dari sini kita melihat dengan jelas sekali bahwa model pelayanan yang dikembangkan oleh Tuhan Yesus adalah pelayanan holistik dalam aspek bentuk (jenis). Tuhan Yesus tidak saja melayani secara rohani melalui pengajaran dan khotbah2- Nya namun IA pun melayani orang banyak dari segi kebutuhan jasmani. Acapkali orang Kristen meremehkan pelayanan jasmani dengan berpikir bahwa jasmani merupakan sesuatu yang tidak penting, pelayanan kelas dua. Tuhan Yesus pernah berkata bahwa sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Matius 25:40). Dalam Matius 25: 31- 46 jelas sekali Tuhan Yesus mengidentifikasikan diri-Nya dengan orang2 hina sebagai saudara-Nya. Ketika kita memberikan makan kepada orang yang lapar, itu berarti kita telah mengenyangkanTuhan Yesus. Ketika kita memberikan minum kepada orang yang haus, itu berarti kita telah memuaskan dahaga Tuhan Yesus. Ketika kita memberikan tumpangan kepada orang asing, itu berarti kita telah memberikan tempat tinggal yang teduh bagi Yesus. Ketika kita memberikan pakaian kepada orang yang telanjang, itu berarti kita telah menghangatkan tubuh Tuhan Yesus. Ketika kita melawat orang yang sakit, itu berarti kita telah melayani Tuhan Yesus. Ketika kita mengunjungi orang dalam penjara, itu berarti kita telah membahagiakan Tuhan Yesus. Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus,Indonesia terdiri dari 13.000 pulau dan memiliki 70.000 desa. Di sana tersebar puluhan juta bahkan ratusan juta jiwa yang lapar dan haus akan firman Tuhan dan lapar serta haus akan makanan dan minuman. Pada umumnya mereka berada dalam kondisi yang amat memprihatinkan dari segi rohani, ekonomi,sosial, kesehatan, dan pendidikan.
Kondisi kerohanian jemaat di desa2 amat memprihatinkan , hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain : Mereka tidak punya kesempatan mendengarkan pengajaran dan khotbah2 yang berkualitas yang disampaikan oleh para hamba Tuhan yang terlatih. Mereka juga tidak mendapatkan pembinaan rohani yang cukup. Mereka tidak punya sarana pendukung yang memadai yang dapat mengembangkan kualitas kerohanian mereka. Sebagian besar hamba Tuhan dan jemaat tidak memiliki buku2 rohani yang baik sebagai sarana belajar mengenal kebenaran firman Tuhan.
Jemaat Tuhan di desa2 berada dalam kondisi miskin, mereka tidak memiliki modal untuk mengusahakan lahan pertaniannya. Kalaupun ada mereka harus berhutang kepada tengkulak sehingga terus berhutang sampai ajal mereka tiba. Mereka menanam dan memelihara ternak demi membayar hutang saja. Kondisi ini berlangsung terus menerus sampai pada akhirnya mereka tidak tahan lagi dengan hidup terbelenggu seperti ini, akhirnya mereka harus melepaskan iman kepercayaan mereka kepada Yesus demi pemutihan hutang yang diberikan.
Kemiskinan membuat kehidupan mereka semakin tertinggal dan terbelakang. Banyak anak2 hamba Tuhan dan anak2 jemaat di desa2 yang buta huruf karena tidak memiliki biaya pendidikan. Kita dapat membayangkan jika kondisi kebodohan ini menjadi bagian dari jemaat Tuhan dalam jangka waktu yang panjang, bukankah kekristenan di desa2 akan pudar ? Umat Kristen di desa2 sulit menjadi berkat. Dan yang pasti akan melumpuhkan kesaksian mereka sebagai garam dan terang bagi desa2 mereka.
Kemiskinan materi memberikan dampak yang luas kepada sisi kehidupan yang lain. Pada umumnya jemaat Tuhan di desa2 mengalami kekurangan gizi yang pada akhirnya mereka mengalami berbagai macam sakit penyakit yang merenggut jiwa mereka dan anak2 mereka.
Tak sedikit orang di pelosok desa dan pedalaman yang sekarang ini berada dalam bahaya kelaparan. Banyak anak2 hamba Tuhan bahkan anak2 jemaat Tuhan yang kekurangan pangan, ini otomatis mengakibatkan anak2 mereka kurang gizi, jika kondisi ini terus berlangsung sudah pasti pertumbuhan fisik dan intelektual mereka terganggu tentu dalam beberapa tahun kemudian generasi Kristen perdesaan akan menjadi generasi yang sangat lemah dalam segala aspek kalau tak mau disebut generasi idiot. Dalam rangka otonomi daerah pasti membutuhkan putra-putri daerah yang cerdas untuk menduduki posisi2 penting di pemerintahan. Pertanyaannya, sudah siapkah putra-putri kristen untuk itu?
Saudara2ku yang dikasihi Tuhan, Apakah ini bukan tanggung jawab kita yang hidup sedikit “lebih baik” dari mereka ? Kita gereja2 di kota dan kita sebagai anggota2 jemaat satu tubuh Kristus, satu keluarga Allah, akankah kita membiarkan kondisi seperti ini terus terjadi ?
Adakah doa2 pribadi kita dan doa2 persekutuan jemaat dinaikkan untuk saudara2 seiman dan tak seiman kita di pelosok tanah air ini?
Adakah program2 pelayanan gereja kita menyentuh pada kemiskinan rohani dan jasmani seutuhnya bagi saudara2 seiman dan tak seiman kita di desa2 ?
Ada berapa persen dana pelayanan gereja yang dianggarkan untuk saudara-i seiman kita maupun saudara(i) kita yang tak seiman di perdesaan yang bergumul dalam penderitaan ? Dan ada berapa persen dari pendapatan dan kekayaan kita untuk membantu anak2 di desa yang tidak memiliki biaya pendidikan ? Ke manakah perpuluhan milik Tuhan itu?
Saudaraku, firman Tuhan berkata : “Janganlah menahan kebaikan dari pada orang2 yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. Janganlah engkau berkata kepada sesamamu : ‘Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi ,’ sedangkan yang diminta ada padamu”(Amsal 3:27-28).
Saudaraku pergunakanlah kesempatan yang ada dengan sebaik2nya, sebentar atau besok mungkin tak ada lagi kesempatan melakukan kebaikan kepada mereka yang menderita sebagai bagian pelayanan saudara kepada Tuhan Yesus.
Saudaraku, melayani Tuhan Yesus itu sangat indah. Jika kita dipercayakan menjadi mitra kerja Allah, itu semua merupakan anugerah Tuhan. Tidak semua orang memperoleh kesempatan ini.
Karena itu mari kita minta hati yang berbelas kasihan seperti hati Tuhan Yesus. “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata Tuhan Yesus kepada murid2-Nya : Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itulah mintalah kepada tuan yang empunya tuaian , supaya Ia mengirimkan pekerja2 untuk tuaian itu” (Matius 9:36-38).
Saudaraku siapkah kita melayani Tuhan sebagaimana model yang Tuhan Yesus telah teladankan melalui pelayanan holistik (rohani dan jasmani) di semua tempat kota dan desa ?
Indonesia membutuhkan sentuhan kasih melalui model pelayanan Tuhan Yesus yang seutuhnya. Yesus melayani di kota dan desa dan Ia pun melayani semua orang melalui pelayanan rohani dan jasmani. Indonesia akan merasakan sentuhan kasih itu hanya bila anak2 Tuhan di Indonesia mau menjalankan model pelayanan ini. Maukah saudara melayani bangsa ini dengan model pelayanan Tuhan Yesus? DIA memberkati saudara , amin !
================================ | |