sumber kristen

 www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

Tema                :  KETIKA KESEMPATAN ITU BERLALU

Nats                 :  Nehemia 1:1-11

Penulis              :  Saumiman Saud

 

Tujuan              :   Agar jemaat tidak melalaikan kesempatan yang Allah berikan padanya, kegagalan dan pengalaman adalah guru yang baik, manusia dapat berhasil karena pernah mengalami kesulitan, kegagalan, dalam semuanya itu jika ia mau bangun maka keberhasilan selalu memihaknya.

 

Pendahuluan   :   

Salah satu kelemahan kita sebagai manusia adalah, kita cenderung memandang rendah orang yang mengalami kegagalan.  Ibarat pribahasa mengatakan “Panas setahun dimusnahkan oleh hujan sehari” atau “Gara-gara setitik Nila rusak susu sebelanga”.  Artinya : kalau seseorang itu lagi berhasil, lagi sukses, lagi kaya-raya, ia disanjung, ia dihormati, ia disegani, namun sekali saja

ia gagal maka musnahlah segalanya.  Seperti kiamat saja, tidak ada pengampunan?

 

 Bagi orang Tionghoa kegagalan itu identik atau sama dengan “sial” atau “pantangan”, bahkan menyebutkannyapun tidak boleh.  Saya masih ingat sewaktu saya masih kecil, waktu itu nenek saya lagi masak “Kue Keranjang” untuk Imlek. Lalu entah kenapa saya melontarkan pertanyaan? Nek, entah bisa jadi nggak ya nanti Kue ini? Wah, saya di omeli habis-habisan, dan celakanya loyang pertama, hasilnya tidak memuaskan artinya gagal. Ntah karena memang nenek saya kurang mahir atau bagaimana, tetapi yang pasti bagi nenek saya hal itu terjadi gara-gara saya.  Kegagalan, sesuatu hal yang tidak disukai orang.

 

 Namun saudara, coba kita pikirkan, adakah diantara kita yang tidak pernah gagal? Tentu tidak ada bukan? Sesungguhnya keberhasilan seseorang dimulai dari berbagai kumpulan kegagalan.  Thomas Alfa Edison, orang yang pertama kali menciptakan lampu pijar, ia harus mengalami ratusan bahkan ribuan kali kegagalan untuk mencapai hasilnya. Ia tidak pernah putus asa, tetapi ia

berjuang dan berjuang terus. 

Hari ini kita akan coba menelusuri kehidupan seorang Nabi yang bernama Nehemia. Dibalik keberhasilannya sebagai seorang pemimpin, sebenarnya rasahasia atau jurus apa yang dipakai olehnya untuk menerobos berbagai hambatan dan kesukaran.

Alkitab yang kita baca mencatat bahwa ada banyak cara yang dipakai Nehemia untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan tantangan, sehingga ia berhasil. Saya mencatata tiga cara yang perlu kita perhatikan kali ini.

 

1. Nehemia memiliki Iman  yang kuat

 

Persoalan apapun yang ada di dalam kehidupan seseorang, pasti sedikit-banyaknya mengguncang kehidupan orang tersebut.  Mungkin ketika  menerima kabar baik, hati begitu bersuka-cita, namun tatakala berita buruk muncul, keadaan berubah, hati berat melaluinya, harus merenung berhari-hari, stress; sama seperti apa yang sedang dialami oleh Nehemia.

Ketika ia mendengar laporan dari saudaranya Hanani bahwa keadaan teman-temannya di Yerusalem yakni kampung halamannya sedang mengalami kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Nehemia duduk dan berkabung beberapa hari, seberapa hari lamanya  yang pasti tidak tahu, tetapi diperkirakan kurang lebih 4 bulan lamanya. Emosi Nehemia juga terlibat sangat dalam, sehingga ia berpuasa  untuk mendoakan para pengikut Yahudi di Yerusalem. (lih Nehemia 1:4)

 

 Sebenarnya bagi Nehemia yang pergaulannya di lingkungan kaum elit istana memberikan dia pandangan luas dan kesibukannya dengan berbagai jenis makanan dan minuman yang mewah, gampang sekali untuk melupakan kampung halamannya. Biasanya orang yang lagi stress suka melarikan diri pada makanan enak.  Sebenarnya, betapa nyaman bagi Nehemia  apabila ia tidak  menghiraukan masalah Yerusalem. Dan juga  apa kena mengena masalah Yerusalem dengan dirinya ? Tetapi tidak demikian saudara, Nehemia tidak berbuat demikian, sebaliknya, ia dengan tekun senantiasa memikirkan nasib saudara-saudaranya. Apa yang dilakukan Nehemia? Secara manusia ia begitu terpukul dengan peristiwa yang terjadi; namun Nehemia tidak sampai putus asa. Dia menyerahkan persoalan ini kepada Tuhan. Nehemia mengingat akan kebesaran Tuhan yang sanggup memungkinkan hal-hal yang tidak mungkin. Nehemia juga mengingat akan janji Allah, apabila  setia padaNya, maka Tuhan juga akan setia pada yang setiaNya.

Bagi Nehemia, selagi ada kesempatan baginya ia akan mencoba; walaupun resiko gagalnya ada. Nehemia beriman pada Tuhan, sedikitpun dia tidak mundur dari apa yang menjadi tekad dan kerinduannya untuk membangun kembali Yerusalem.

Ilustrasi:

Di Singapura orang-orang Tionghoa di ejek dengan lelucon yang demikian, mereka memberi singkatan 3-K yaitu “kia - su (takut kalah/rugi), “kia -see”  (takut mati) dan satu lagi “kia bo” (takut isteri) Apa yang kita perbuat ketika persoalan itu datang dalam diri anda?

Aplikasi:

Adakah kita seperti Nehemia yang menyerahkan sepenuhnya pada Tuhan ? Percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan lebih dari imannya.  Mungkin manusia bisa menolong kita, tetapi itu sifatnya hanya sementara saja dan biasanya mereka selalu mengecewakan kita. Hanya Tuhan yang yang sanggup menolong kita, berikanlah kepercayaan anda kepadanya. Dia akan buka Jalan, walaupun kelihatannya sulit. Dia akan buka jalan, walaupun kelihatannya sempit dan tidak memungkinkan. Bagi Tuhan tidak ada yang terlalu sulit untuk Dia lakukan. Percayakah Saudara ?

 

 

 

2. Nehemia memiliki Peluang yang tepat

Meski pun secara manusia keinginan hati Nehemia seakan-akan sia-sia. Apalagi saat ini kedududkannya  sebagai Juru Minum raja, suatu posisi di dalam kerajaan yang cukup baik. Ia merupakan orang kepercayaan raja, sebab minuman yang sebelum diteguk raja harus dites dahulu oleh Juru Minum tersebut, mana tahu ada racunnya.  Bagi Nehemia posisi yang baik ini tidak membuat hatinya senang, tentu ia berpikir membangun Yerusalem adalah lebih utama dari pada posisi di dalam kerajaan, karena itu ia bertekad untuk kembali ke Yerusalem  membangun        tembok-tembok yang sudah runtuh itu.

Sekali lagi keinginan hati Nehemia seakan-akan sia-sia belaka, sebab untuk mengutarakan maksudnya kembali ke Yerusalem kepada raja rasanya tidak mungkin; oleh sebab itu wajah Nehemia lebih sering cemberut ketimbang ceria seperti biasanya.  Rupanya raja cukup tanggap terhadap hal ini, sehingga ia bertanya kepada Nehemia, apa gerangan yang sedang terjadi, sehingga mukamu begitu muram, walaupun engkau tidak sakit? Dengan pandangan yang cukup tajam raja berkata “Engkau tentu sedih hati.”(Nehemia 2:2). 

Sebenarnya pada saat itu Nehemia sangat takut, sebab salah-salah nyawalah taruhannya, seorang juru minum raja tidak boleh memperlihatkan wajah yang muram. Namun bagi Nehemia yang sudah cukup waktu  mempersiapkan diri untuk mengahadap raja, inilah kesempatan baginya untuk mengajukan permohonan pada raja. Itulah sebabnya ia tidak segan-segan menjawab raja. “Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku, telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?” (Nehemia 2:3).

 

Bagi Nehemia saat inilah merupakan peluang yang sangat tepat; walaupun ia tidak tahu resiko yang akan dia hadapi dari raja. Dalam sebuah buku yang berjudul Dare To Fail (Berani Gagal) karangan Billi Lim mengatakan Jikalau kita ingin maju, maka kita harus mencoba sesuatu. Dan untuk melakukan sesuatu itu  selalu melibatkan resiko.  Perkataan “Peluang” dalam huruf Mandarin  sangat menarik, kata “peluang” ( Chi Hui) »ú + »á mengandung dua arti yakni “Krisis atau masalah” dan “Perhimpunan atau pertemuan”. Krisis atau masalah yang berhimpun atau bertemu memberikan anda peluang. Arti kata ini mengandung arti yang hampir sama dengan apa yang pernah diucapkan oleh Albert Einstein “Terpuruk dalam masalah merupakan peluang hebat untuk kita”.

Aplikasi:

Peluang juga berarti kesempatan, kalau Nehemia berani mengambil keputusan untuk memberitahukan pada raja, itu berarti ia berani mengambil resiko. Saudara, peluang apa yang saudara miliki saat ini? Mungkin kita masih diberi kesempatan untuk hidup sampai saat ini? Ini suatu peluang, anda dan saya diminta untuk memberitakan kabar kesukaan bagi orang lain, resikonya ada; mungkin anda akan dicemooh, dikatakan sok suci dan sebagainya.  Mungkin anda

harus mengambil keputusan untuk percaya Yesus saat ini. Peluangnya masih ada; namun resikonya juga ada; mungkin Saudara takut di tertawai oleh rekan-rekan anda. Namun, permisi tanya bukankah resiko di tertawai lebih baik dibandingkan dengan kehilangan kesempatan mempaeroleh keselamatan dari Tuhan?

 

3. Nehemia memiliki Tekad yang bulat

 

Saudara, orang Jepang mempunyai prinsip hidup yang demikian : “Apabila seorang samurai sejati bertarung, ia bersedia menghadapi maut, tetapi yang lajim lawannya menemui ajal.” Tekad yang bulat dibarengi dengan kesempatan yang diberikan oleh raja mendorong Nehemia 100% kembali ke Yerusalem. Memang benar, Nehemia diberi kesempatan membangun negerinya kembali tidak terlepas dari unsur manusia yakni raja. Tetapi lihat, Nehemia menyadari semua ini adalah campur tangan dari Tuhan “tangan-tangan baik Allah yang murah melindungi  aku” (lih Nehemia 2:8).  Walaupun Nehemia berkata demikian namun di Yerusalem nanti bukan berarti ia dan para pekerja telah bebas dari segala tantangan. Justru tantangan itu sekarang muncul dari orang dalam yakni Sanbalat, apakah semua ini membuatnya gentar ? tidak,  Nehemia tidak gentar malahan membuat dia lebih bersemangat lagi.

Suatu ancaman pada umumnya akan menciptakan satu atau dua macam reaksi mendasar- ketakutan yang mendalam lalu mengambil langkah mundur atau muncul rasa marah dan menyerang. Sekali lagi, tekad Nehemia yang dibarengi doa, membuatnya dengan gagah berani menghadapi semua ini, dia tidak marah dan menyerang, sebab dia tahu Tuhan sanggup menolongnya.

Ilustrasi:

Teringat akan cerita seorang pahlawan Yunani yang sedang mengidap penyakit kronis yang mendatangkan maut. Sang pahlawan sekalipun telah  mengetahui bahwa suatu saat nanti ia pasti akan mati, ia tetap berjuang tanpa sedikit rasa takut pun pada maut. Ia berjuang, berjuang dan  berjuang terus di medan perang dan akhirnya ia pasukannya memperoleh kemenangan. Ia masih hidup! Oleh karena keberaniannya telah memberi sumbangan besar terhadaap kemenangan pada pihak kerajaan, seorang panglima yang bernama Antigonus begitu mengaguminya, sehingga ia menaikkan pangkatnya dan menganugerahakan gelar kehormatan dan keberanian. Tetapi di hari penganugerahan, ia kelihatan sangat murung dan sedih. Apabila  ditanya kenapa murung, serdadu itu menjawab, “Aku mengidap penyakit ganas dan ...... tidak lama lagi akan mati.”  Bagaimana mungkin dia (si panglima) tega membiarkan seorang serdadunya yang gagah berani itu akan mati begitu saja? Lalu panglima itu mencari tabib terbaik untuk mengobati serdadunya dan akhirnya bisa menyembuhkan penyakitnya. Tetapi sejak saat itu, sang serdadu yang gagah berani ini tidak berani lagi di barisan depan seperti sebelumnya ! Ia senantiasa menjauhi bahaya dan berupaya menyelamatkan nyawanya dan tidak lagi memepertaruhkan nyawanya seperti dahulu.

Penutup.

Tekad yang bulat akan luluh dan musnah apabila bercampur dengan kepentingan pribadi. Suatu pelayanan akan berjalan lancar dan baik apabila kita meletakkan segalanya diatas kepentingan pribadi.  Nehemia telah melakukannya. Jangan kita contoh serdadu itu, tetapi teladanilah Nehemiah dalam membangun Yerusalem kembali, Allah percaya Saudara punya tekad seperti hambaNya, yaitu Nehemiah, maukah Saudara melakukannya ?

AMIN.

 

 ================================

Kristen Indonesia Online