sumber kristen

 www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

Tema                 :  ALLAH MENGASIHI PENYEMBAH BERHALA

Nats                 : Kisah Para Rasul 17:16-34

Penulis              : Martin

Tujuan              : Supaya setiap anak-anak Tuhan menyadari tiga aspek waktu dalam

                          memberitakan Injil, khususnya bagi para penyembah berhala sehingga

                          mereka mau percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat.

 

Pendahuluan

Saudara, di dalam mengabarkan Injil kita mengenal berbagai metode Pengabaran Injil, mungkin yang sering kita gunakan yaitu metode EE (Evangelical Explosion), mungkin metode buku tanpa kata, metode empat hukum rohani, bahkan ada metode-metode khusus yang kita buat sendiri.  Namun pada hari ini, kita akan belajar satu metode yang digunakan  Rasul Paulus untuk memberitakan Injil, khususnya kepada penyembah-penyembah berhala di kota Athena yaitu metode dengan tiga aspek waktu

1. Aspek waktu yg berkenaan dengan masa lalu dimana Allah adalah pencipta alam semesta (v. 24-26;  28-29).

Saudara, saya mencoba membayangkan kota Athena, tempat yang pernah Paulus kunjungi.  Mungkin saya akan terkagum-kagum dengan suasananya, yang tidak hanya ramai dengan orang-orang yang lalu lalang, tetapi juga ramai dengan suara yang gaduh.  Kota ini begitu terkenal dengan seni (Acropolis, kuil Parthenon, teater Epidaurus) yang tidak lepas dari patung yang indah-indah.  Keberadaan patung tersebut tidak hanya memperindah kota Athena, namun patung-patung itu juga disembah oleh orang-orang yang ada di kota Athena maupun oleh para pendatang yang sengaja datang ke Athena untuk menyembah dan beribadah.  Patung-patung tersebut dianggap sebagai dewa-dewa  yang mereka yakini dan percayai memiliki kekuatan supranatural.  Melihat keadaan itu,  dapat saya katakan bahwa  Athena adalah kota para dewa. 

      Paulus yang mengenal kebenaran Allah tidak rela melihat orang Athena tersesat dalam penyembahan berhala.  Saat Paulus tiba di Athena, dengan semangat yang menyala-nyala, ia datang ke rumah-rumah ibadah dan  berkeliling ke pasar untuk memberitakan Injil Kristus.  Paulus berani menyatakan kebenaran Allah kepada orang-orang Athena.  Dan Paulus juga terlibat dalam perdebatan dengan orang-orang golongan Epikuros dan Stoa (ayat 18).  Paulus diremehkan karena ia membawa ajaran baru.  Akan tetapi pada saat Paulus tiba di sidang Areopagus, Paulus tidak menghina ataupun mencela orang-orang Athena yang menyembah banyak dewa.  Tetapi Paulus mengatakan bahwa orang-orang Athena adalah orang-orang yang sangat beribadah kepada dewa-dewa, dalam Alkitab BIS diterjemahkan sebagai “sangat beragama” dan dalam Terjemahan Lama: “teramat sangat mengindahkan agama”).  Orang Athena menutupi rasa bersalah mereka kepada dewa yang tidak mereka kenal dengan membuat dan mendirikan sebuah mezbah yang bertuliskan  “Kepada Allah yg tidak dikenal.”  Ini bukti bahwa sebagian besar dari mereka menyembah tanpa mengenal dan mengerti maksudnya.  Sehingga Paulus menyebutnya  pada ayat 23b,  “Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya.” 

      Melalui pernyataan ini Paulus membuka pikiran mereka, sehingga mereka merasa ditantang untuk mendengar apa yang akan Paulus katakan tentang mezbah itu.  Paulus ingin menyatakan pada orang-orang Athena, bahwa pada masa yang lalu, Allah menciptakan dunia ini, Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya.  Ia adalah Tuhan atas langit dan bumi, Allah yang tidak diam di kuil-kuil buatan tangan manusia, dan Ia tidak perlu dilayani oleh manusia.  KuasaNya lebih besar dari segala sesuatu.  Ia adalah Allah yg berkuasa atas segala ciptaan-Nya.  Dengan suara yang lantang Paulus berkata: “…Allah mengenal semua ciptaan-Nya, Allah itu juga yang mengenal engkau, lebih daripada engkau mengenal dirimu sendiri, percayalah kepada Dia !.  Ia adalah Allah di atas segala illah yang kamu sembah,  Allah yang berkuasa mengatur siang dan malam.  Dia adalah Allah yang menciptakan engkau dan aku.  Allah Sang Maha Pencipta Semesta !”

      Saudara, betapa Allah sangat merindukan agar orang-orang Athena mau percaya pada Dia, karena Dialah Allah Pencipta segala sesuatu dan sudah seharusnyalah manusia hanya menyembah kepada Allah Sang Pencipta itu.  Saudara, sebenarnya orang-orang Athena harus mengenal Pencipta yang sesungguhnya, karena yang menciptakan mereka bukan patung yang mereka sembah itu.

Ilustrasi: 

      Pada suatu kali seorang atheis yang sangat membenci orang Kristen masuk penjara.  Tiba-tiba matanya menatap kearah sudut tembok yang terkena sinar matahari,  ia melihat seekor laba-laba yang sedang membuat sarang, lalu ia berpikir, “Mengapa laba-laba itu koq pintar merajut sarang, siapa yang telah menciptakan laba-laba itu? Siapa yang mengajar laba-laba membuat sarang? Pastilah ada yang menciptakan laba-laba itu.” Saat itulah ia baru sadar dan mengakui bahwa ada Pencipta yang berkuasa, menciptakan semua alam semesta.  Dari  saat itu ia terus berpikir dan akhirnya ia menemukan kesimpulan, pasti ada Sang Pencipta, dan ia menjadi percaya bahwa dunia dan dirinya pasti ada yang menciptakannya.

Aplikasi :

      Saudara,  Paulus menyampaikan Allah pencipta kepada orang-orang Athena karena orang-orang Athena tidak tahu siapa pencipta mereka.  Mereka penyembah-penyembah berhala.  Sekarang bagaimana dengan kita yang sudah percaya Tuhan Yesus ?  Berapa banyak dari antara kita yg mengenal penyembah-penyembah berhala, mungkin orang tua kita, saudara kita, sahabat, teman, dan orang-orang yang kita kasihi.   Mereka tidak mengenal siapa sebenarnya Pencipta  mereka yang sesungguhnya.  Saudara, selagi masih ada kesempatan, marilah kita menyatakannya kepada mereka siapakah Allah Pencipta itu agar mereka menjadi percaya.

Saudara, aspek waktu yang kedua, yang perlu kita pelajari dalam memberitakan Injil kepada penyembah-penyembah berhala yaitu:

2. Aspek waktu yang berkenaan dengan masa sekarang, dimana Allah adalah Juru Selamat Manusia (ayat 27; 30).

Saudara, pada saat Paulus menyampaikan firman Tuhan di tempat ibadah dan di pasar kota Athena, Paulus menghadapi golongan (penganut filsafat) Epikuros dan Stoa, golongan yang berpengaruh.  Kebahagian dan  kesenangan merupakan tujuan hidup mereka dan ada moto yg terkenal bagi mereka yaitu: “makan, minum dan bersenang-senanglah karena besok kita akan mati.”  Golongan Stoa sama dengan penganut panteisme pada masa sekarang.  Bagi mereka Allah adalah segala sesuatu dan segala sesuatu adalah Allah,  termasuk diri mereka sendiri.  Mereka percaya nasib yang menguasai segala-galanya, dan mereka tidak percaya kebangkitan setelah kematian. 

      Orang-orang seperti inilah yang dihadapi oleh Paulus dalam pelayanannya di Athena. Saudara, ayat 27 Paulus berkata: “supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun….” . Kalimat “Supaya manusia mencari Dia”  dimengerti secara Hellenistic (orang Yahudi yang berbudaya Yunani) oleh orang Athena, dimana philosofinya ialah mencari untuk menemukan kebenaran atau mencari dan menemukan hal yang ilahi, tanpa suatu keyakinan dan harapan untuk berhasil.  Sebenarnya usaha manusia mencari dan meraba-raba akan Allah adalah hasil daripada anugerah Allah dan pekerjaan Allah di dalam manusia, yang belum dilepaskan oleh Allah.  Tujuannya yaitu supaya manusia yang mencari Dia di dalam pengharapan dapat menjamah dan menemukan DiaTetapi di dalam Perjanjian Lama, hal ini menyangkut kepada perasaan bersyukur dan keinginan untuk bertobat dari seseorang,  karena kebaikan Tuhan yang telah ia rasakan. 

      Dan pengertian mencari dan menemukan Allah, dapat kita temukan dalam Yes 55:6; Mzm 14:2; Ams 8:17).  Elemen yang asing di bagian ini justru pada kata “feel after” (KJV), dalam LAI TB diterjemahkan dengan “menjamah dan menemukan” yang mungkin dalam hal ini mengingatkan manusia yang meraba-raba di dalam kegelapan dengan maksud untuk menemukan Allah.  Tetapi kenyataannya mereka malah semakin menjauhkan Allah.  Hal inilah yang sangat mendorong Paulus untuk mengatakan dan menunjukkan kegagalan manusia di dalam keberdosaannya untuk menemukan Allah. 

        Meskipun demikian point yang paling utama ialah bahwa proses “mencari “ tidak sulit atau sukar karena Allah tidak jauh dari manusia, (tercatat dlm Rom 1:20; bacakan). Saudara, di dalam usaha manusia mencari Allah,  ini yang disebut titik tangkap bagi “pengabaran Injil.” Bagi mereka yang belum mengenal Juru Selamat.  Allah menyediakan jalan keluar melalui Yesus Kristus sebagai Juru Selamat bagi orang-orang Athena, jika tanpa diikuti dengan pertobatan maka mereka tidak akan menerima keselamatan yang disediakan Allah.  Dalam ayat 30b dikatakan ”maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana mereka harus bertobat.”  Maka jelaslah bahwa orang Athena sangat membutuhkan Juru Selamat dan Allah yang bersedia menyelamatkan mereka, dengan syarat mereka harus bertobat.  Karena pertobatan adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan keselamatan dari Allah.     

      Aplikasi :

      Saudara, kita mengetahui bahwa di dunia ada berbagai macam aliran agama.  Dan di setiap aliran agama, masing-masing mengajarkan berbagai “jalan keselamatan.”  Jika kita mempelajari lebih jauh, maka disetiap aliran agama banyak persyaratan-persyaratan untuk mendapatkan keselamatan, sehingga orang tersebut dapat terlepas dari penderitaan di dunia ini.  Untuk mencapai keselamatan yang dijanjikan maka mereka  sangat giat  beribadah, melakukan ini dan itu untuk dapat lepas dari penderitaan dan untuk mendapatkan keselamatan.

Saudara, bagaimana dengan kita”?  Seberapa banyak dari antara kita yang mengenal mereka? Kita yang sudah menerima keselamatan yang sempurna itu, akankah kita membiarkan mereka terus mencari dan meraba-raba keselamatan? Bukankah kita harus segera memberitakan kepada mereka bahwa keselamatan yang sempurna itu hanya ada di dalam Yesus Kristus.  Sehingga jiwa mereka yang  terhilang dapat segera diselamatkan. Saudara, aspek waktu ketiga yang perlu kita pelajari dalam memberitakan Injil kepada penyembah-penyembah berhala yaitu:

3. Aspek waktu yang berkenaan dengan masa depan, dimana Allah adalah hakim semua umat manusia (v.31).             

Saudara, hati manusia cenderung untuk berbuat dosa dan di antara sekian banyak  dosa, ada dosa yang sangat dibenci Allah yaitu dosa penyembahan berhala. Karena telah salah dalam pengertian tentang Allah, yaitu menganggap yang illahi itu dapat disamakan dengan emas,  perak, batu berukir yang indah atau barang seni. Inilah inti dari penyembahan berhala yang telah berlangsung turun temurun di Athena dengan pengertian  tentang Allah yang salah.  Paulus mengerti kesalahan pemikiran mereka tentang Allah, dan ini juga yang telah membuat Paulus sangat berbeban  untuk menyampaikan berita penghakiman yang Allah akan nyatakan bagi umat manusia khususnya pada kota Athena saat itu. Dari sini juga kita dapat mengerti  letak kepentingan  pemberitaan Paulus mengenai berita penghakiman yang akan Allah nyatakan. 

Karena Allah sudah menetapkan suatu hari kelak bahwa akan ada penghakiman melalui seorang yang telah ditentukan Allah yaitu Yesus Kristus yang telah bangkit dari antara orang mati.  Melalui fakta kebangkitan Kristus yang merupakan fakta sejarah nyata dan yang sebagian masih ingat akan peristiwa tersebut pada masa itu, dengan fakta tersebut  Paulus ingin menyatakan kebenaran  sebagai bukti penunjukan ilahi bahwa Yesuslah yang akan menghakimi dunia ini, bukan berhala-berhala yang mereka sembah.  Sejarah kebangkitan Yesus sudah di nyatakan pada gereja mula-mula, dan semua peristiwa kebangkitan itu membawa kemuliaan bagi Allah. 

Saudara, jika kita perhatikan dalam perikop ini, kata Tuhan dengan makna yang sama, disebutkan sebanyak dua puluh tiga kali, ini menjelaskan bahwa Allah terus menyatakan diri, memperkenalkan diri-Nya berulang-ulang agar orang Athena membuka pikirannya yang sesat itu sehingga  menyadari bahwa ada kuasa yang lebih besar dan lebih berkuasa dari apa yg selama ini mereka pikirkan dan sembah.  Yaitu kuasa penghakiman yang akan menanti mereka dan pasti akan mereka terima pada waktunya. 

Tetapi saat orang-orang Athena mendengar ajaran Paulus tentang Yesus dan kebangkitan-Nya serta tentang penghakiman, mereka tidak percaya karena ajaran itu bertentangan dengan keyakinan mereka.  Saudara, orang-orang  Athena hanya terpukau dengan pemberitaan Paulus.  Mereka sudah tidak dapat melihat kebenaran Allah, mereka tidak percaya dan menolak  apa yang Paulus sampaikan.  Orang-orang Athena sudah terbelenggu kuat oleh kuasa dosa penyembahan berhala, dosa yang sangat dibenci Allah.  Secara spontan mereka mengejek dan mengusir Paulus, dengan berkata: “Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu.”     

Saudara, penghakiman terakhir, sejak awal kekristenan selalu dikaitkan dengan kebangkitan orang mati.  Pendapat umum mengatakan bahwa orang mati akan dibangkitkan, supaya mereka dapat dihakimi menurut perbuatan mereka ketika masih hidup, tentunya ini bukan hanya sebagai suatu peringatan saja.  Oleh sebab itu, kepastian dari penghakiman sangat ditekankan Paulus dalam pemberitaannya di kota Athena.

Saudara, di dalam Yoh 3:18 tertulis: “Barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman.” Ayat ini dikutip oleh Jonathan Edwards di dalam kotbahnya  dengan berkata “Setiap orang yang belum bertobat, yang tidak percaya kepada Allah, memang tepat menjadi milik neraka.”  Inilah tempat yang akan mengikat mereka,  tempat yang ditunjuk untuk menyatakan keadilan dan merupakan tempat dimana penghukuman Allah dijatuhkan untuk yang tidak bertobat selama-lamanya.

Saudara, keadaan yang mengerikan inilah  yang dilihat oleh Paulus, sehingga ia mengingatkan orang Athena agar segera bertobat sebab jika mereka tetap tidak percaya kepada Allah, maka tidak ada penyelamatan lagi. Yang  akan mereka hadapi adalah murka Allah yang menyala-nyala di waktu penghakiman yang akan segera datang.

Aplikasi

Saudara, kita harus memberitakan Injil Kristus kepada keluarga kita, teman, sahabat dan kepada siapa saja tanpa terkecuali.  Agar mereka bertobat, menerima Kristus sebagai Juru Selamat, dan lepas dari murka Allah yang dahsyat.  Bagi mereka yang tidak mau percaya, saat penghakiman itu tiba, kesempatan untuk bertobat sudah berakhir.  Keadaan yang menakutkan dan mengerikan inilah yang akan dihadapi, mungkin oleh orang tua kita, saudara kita, orang yang kita kasihi yang belum percaya pada Kristus. 

Tegakah kita membiarkan dan melihat mereka mengalami hukuman kekal itu? Maukah kita mengabarkan Injil Kristus sambil tetap mengingatkan bahwa  akan ada penghakiman Allah ini?

Penutup 

Saudara, lakukanlah tugas kita sebagai pemberita Injil dengan mengingat ketiga aspek waktu tersebut.  Oleh karena itu marilah kita bertekun untuk membawa setiap jiwa yang belum percaya untuk kembali kepada Allah.  Dan perlu kita sadari bahwa penginjilan itu tidak selalu berhasil dan juga tidak  gagal.  Berhasil atau gagal dalam penginjilan, bukanlah tujuan utama kita tetapi marilah kita terus berdoa agar kita memiliki hati yg mengasihi setiap jiwa yg terhilang, hati yang terus ingin mengabarkan Injil, hati yg terus-menerus berkobar dan membakar semangat kita dalam melayani Tuhan kita.  Amin.

 

==============================

Kristen Indonesia Online