| |
Tema : Ketidak perdulian : KEJAHATAN tanpa PERBUATAN Nats : Lukas 16:19-31 Penulis : Yusman Liong Pendahuluan: Ada seorang Bapak yang sedang duduk-duduk santai di sore hari diteras rumahnya, kebetulan didepan rumah sudah jalan dan ada seorang anak kecil berusia 7 tahun yang sedang main bola sendirian. Secara tiba-tiba ada sebuah kendaraan truk yang melaju agak cepat melintas didepan rumah. Bapak yang sedang santai ini berpikir jika anak ini tidak cepat kembali kerumah atau minggir pasti akan digilas oleh mobil truk. Dan benar saudara, truk yang berjalan dengan cepat itu menggilas anak tersebut seperti apa yang bapak itu pikir dan yakini. Karena suara denyit ban direm dan teriakan orang, maka keluarlah ibu anak tersebut dari dalam rumah, sang ibu masih sempat melihat anaknya menggelepar tanpa daya dan kemudian diam. Bagian badan anak tersebut hancur tergilas ban truk yang besar. Sang bapak itu berkata pada salah seorang tetangga yang keluar untuk melihat :”Tadi saya sudah menduga, dan hampir yakin anak itu akan kena celaka. Dan benar dugaan saya itu.” Apa yang akan Saudara katakan tentang Bapak itu ? Bapak itu sudah menduga dan yakin benar bahwa anak itu pasti tertabrak jika tidak menyingkir. Dan mungkin kita akan berkata tega benar bapak itu ! Sudah tahu ada bahaya yang mengancam tetap saja diam bahkan dapat duduk dengan tenang disitu untuk menonton kepastian dugaannya. Orang yang bagaimanakah dapat kita samakan bapak itu ? Tuhan Yesus berkata: “Kamu adalah garam dunia, ......kamu adalah terang dunia.” Tuhan menghendaki kita sebagai Anak Tuhan bukan hanya percaya saja tetapi berfungsi sebagai Anak Tuhan yang adalah garam dunia dan juga sebagai terang dunia ini. Garam yang berfungsi memberikan rasa, mengawetkan, memurnikan orang-orang yang berada disekitarnya. Terang berfungsi memberikan jalan, petunjuk, arah yang benar agar terlihat apa yang seharusnya dilihat dengan benar. Namun sayang sekali banyak orang percya tidak menjadi berkat, tidak berfungsi sebagaimana seharusnya dia berfungsi, bahkan cendrung seperti bapak yang sedang santai melihat anak kecil ditabrak truk. Banyak yang berkata kita ini orang kecil, tidak dapat berbuat apa-apa, apalagi berkata apa-apa. Zaman demikian jahat dan kejam, apa daya kita ? Tuhan Yesus tahu bahwa dunia ini kejam dan jahat, namun Ia tetap datang bahkan tinggal dalam dunia ini sekian lama. Sejak bayi jiwaNya sudah terancam, sewaktu pelayanan juga sering injil mennyatat tentang orang-orang yang menghendaki kematianNya. Kejahatan dan kekejaman bukan hanya dimonopoli zaman ketika Tuhan Yesus berada dalam dunia ini, tetapi sekarang, saat ini, disini segala sesuatu bisa terjadi dan pasti terjadi dengan brutalnya. Siapakah yang menyangka pristiwa 13 Mei 1998 akan terjadi ? Bukankah bangsa kita disebut berbudaya, terkenal sopannya ? Berapa banyak yang diperkosa, dibunuh, dijarah, dibakar ? Berapa gereja yang telah hancur hingga hari ini ? Apakah Tuhan tetap diam dan dingin, tanpa mempedulikan keadaan ? Tidak, Tuhan masih tetap berkarya dalam lembaran sejarah manusia, Roh kudus masih berkarya lewat kehadiran gerejaNya. Tahukah Saudara bahwa orang yang menolak berfungsi sebagai garam dan terang dunia disebut sebagai ketidak pedulian ? Ketidak pedulian adalah melakukan kejahatan tanpa perbuatan. Mari Saudara kita bersama-sama mendalami tema hari ini yaitu : “Ketidak pedulian adalah kejahatan tanpa perbuatan.” Orang kaya yang diceritakan dalam perumpamaan Tuhan Yesus Lukas 16:19-31 adalah seorang Yahudi, kaum pilihan, umat Allah, seorang yang mengenal Yehova, seorang yang sangat kaya. Dia disebut orang kaya, karena dia kaya bukan hanya dalam harta duniawi saja, tetapi dia juga kaya dalam hal berpotensi; dalam hal kesanggupan uang, tenaga, keahlian, kesempatan, sanggup berdoa, bisa mengabarkan kebenaran Allah dan sebagainya dan sebagainya. Tuhan Yesus tidak memberikan alasan apapun tentang mengapa orang kaya ini setelah mati berada dalam neraka. Orang kaya ini tidak disebut namanya, mungkin karena berada di neraka maka orang yang demikian tidak perlu diingat lagi namanya. Sedangkan Lazarus tetap diingat karena sesuai namanya yang berarti Tuhan telah menolong. Lazarus miskin tetapi di tolong oleh Allah. Mengapa orang kaya ini berada di neraka, kemungkinan yang dapat diduga adalah karena dia kaya dalam hal maksiat, sadis, jahat, kejam, juga kaya dalam emosinya yang tidak berperasaan. Dengan hati yang sangat terhibur dan puas (tanpa perasaan sedih, dia bersukacita diatas penderitaan orang) ketika melihat Lazarus harus berebut roti dengan melawan beberapa ekor anjing yang dilepaskannya. Akhirnya Lazarus harus mati dengan tubuh yang penuh luka dan dijilat anjing. Lembaran sejarah gelap terkuak, maka terlihatlah secara nyata betapa kayanya manusia ini dengan segala kejahatannya . Namun, sekalipun sudah berada dalam neraka belum juga mau bertobat, lagaknya masih seperti Boss besar, tanpa segan memberikan perintah kepada Bapak Abraham agar menyuruh Lazarus memberikan setetes air padanya. Perumpamaan Lukas 16 :19-31 ini adalah kisah ketidak pedulian orang kaya yang kita sebut sebagai kejahatan tanpa perbuatan. Kelakuannya yang tidak mempedulikan sesamanya telah mengantarnya ke dalam neraka. Mari kita memperhatikan latar belakang dan rentetan cerita sebelum Lukas 16:19-32 ini. 1. Lukas 15:3-10 adalah cerita tentang usaha Tuhan mendapatkan kembali domba dan dirham yang hilang. Kedua benda ini adalah gambaran anak manusia yang telah hilang, ketika ditemukan kembali betapa Sorga bersukacita. 2. Lukas 15: 11-32, menceritakan penantian dan kerinduan seorang bapak terhadap anaknya yang telah hilang, namun kemudian kembali lagi, betapa Allah Bapa dan Sorga bersukacita. 3. Lukas 16:1-9, adalah cerita anak-anak terang yang sering kali tidak cukup cerdik dan serius dalam menghadapi masa depannya sendiri. Kita memang tidak diizinkan untuk menjadikan Mamon sebagai tuhan , namun dapat kita gunakan Mamon sebagai alat yang positif untuk membangun masa depan ay.9 4. Lukas 16:10-15, berisi nasihat agar berhati-hati dengan harta kekayaan, seorang hamba tidak mengabdi pada dua tuan. Mamon bukan tuan orang percaya tapi hanya sebagai alat orang percaya. Para pemimpin yang dikatakan dalam 15:1,2, adalah hamba uang, mereka adalah orang-orang yang dijerat oleh mamon, pemimpin yang menghalalkan segala cara demi uang. 5. Lukas 16:16-18, menceritakan tentang datangnya Kerajaan Allah, namun para pemimpin, para hamba mamon melalaikannya. Betapa mereka menghina harkat dan martabatnya manusia dengan mengizinkan perceraian terjadi. 6. Lukas 16:19-32, adalah perumpamaan tentang ketidak pedulian terhadap sesama, inilah kejahatan tanpa perbuatan. Rentetan cerita yang disampaikan oleh Tuhan Yesus demikian jelas, semuanya tertuju pada orang kaya yang berada dalam neraka itu. Jika ada yang bertobat Sorga bersukacita point 1, Bapa Sorgawi juga bersukacita point 2, namun anak manusia sering kali lalai, masa depan tidak dipersiapkan dengan baik, hanya harta yang dicari point 3, seorang hamba tidak mengabdi pada dua tuan, di sini terlihat betapa orang kaya ini sudah mengabdi pada mamon point 4. Dosa yang jahat dilakukan yaitu perzinahan, mentalitas sebagai seorang yang bermoral telah hilang point 5. Sebagaimana dikatakan dibagian atas bahwa orang kaya ini adalah sungguh-sungguh sangat kaya, dia adalah seorang Yahudi tulen, kaum pilihan, umat Allah, seorang yang mengenal Yehova. Dia disebut orang kaya, karena dia kaya bukan hanya dalam harta duniawi saja, tetapi dia juga kaya dalam hal berpotensi; dalam hal kesanggupan uang, tenaga, keahlian, kesempatan, sanggup berdoa, bisa mengabarkan kebenaran Allah dan sebagainya dan sebagainya. Namun sayang sekali dia telah tenggelam dalam kesenangan pribadinya, sehingga melalaikan ajaran Taurat, melalaikan harkat dan martabat sesamanya manusia. Sekalipun secara diam-diam atau dibelakang kita melalaikan, mencemoohkan, menghina, tidak mempedulikan sesama, sebenarnya perbuatan ini adalah suatu kejahatan. Disekeliling kita demikian banyak orang yang tidak memiliki makanan yang cukup, jangankan memikirkan anak sekolah, besok ada makanan atau tidak belum tentu, disekitar kita demikian banyak orang yang belum percaya Tuhan Yesus, siapa yang mau mengabarkan injil pada mereka ? Di daerah-daerah terpencil masih begitu banyak suku-suku yang terabaikan, mereka telah diabaikan oleh bangsa dan negara ini, bahkan gerejapun turut ambil bagian dalam mengabaikan mereka. Disekitar kita begitu banyak kaum muda yang terlibat narkoba, kenakalan remaja, pencoleng, koroptor, terkena kusta, AID, dan sebagainya. Mereka semua ada disekeling kita, ketidak pedulian kita terhadap mereka adalah kejahatan tanpa perbuatan. Janganlah mengira kejahatan itu baru terjadi jika kita melakukannya. Kejahatan dapat terjadi pada saat kita tidak melakukan apa-apa. Apakah kita lebih baik dari orang lain ? Banyak kejahatan yang telah kita lakukan, orang lain boleh tidak tahu, tetapi Allah mengetahuinya ! Dapatkah kita berkata bahwa saya lebih bersih dari orang lain? Sudah pedulikah kita dengan orang-orang yang berada disekeliling kita ?
| |