| |
Tema : TAHUN BARU MEMBAWA ASA BARUNats : Filipi 4:12-13. Penulis : Yusman Liong Tujuan : Agar jemaat dapat dengan kasih Tuhan menjalani kehidupan yang penuh Asa, dapat membantu usaha pekabaran injil, tidak berpangku tangan, ada kasih Tuhan, ada asa (pengharapan) yang Tuhan sudah berikan, dapat berusaha menyalurkan pada mereka yang perlu. Pendahuluan: Hidup dalam dunia ini memang penuh dengan problema, terkadang yang satu belum selesai diurus datang lagi persolan yang baru, sepertinya hidup ini warnanya hanya satu saja yaitu kesukaran dan penderitaan. Nabi Musa selama 40 tahun kedua, waktu itu usianya diperkirakan 80 tahun, yaitu ketika ia menulis Mazmur 90, Musa sangat merasakan bahwa hidup manusia itu hanya satu kebanggaannya hanyalah kesukaran dan penderitaan. Jika kita membaca Mazmur 90, kita akan dapat mengetahui akan hal ini Jadi sebenarnya, kesulitan, kesukaran atau penderitaan datangnya dari ketidak adanya perhatian manusia terhadap sesama manusia itu sendiri, bukan dari Allah yang maha baik itu. Mengenai ini kita dapat mempelajarinya dari Rasul Paulus. Rasul Paulus memiliki riwayat hidup yang penuh dengan kesukaran dan penderitaan, namun ia dapat berkata:”Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelim pahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”. Filipi 4:12-13. Dari ayat ini kita dapat mempelajari 2 hal. 1. Tahu apa yang sedang dialaminya. Kata “tahu” di sini menyatakan adanya suatu pengetahuan yang sudah dimiliki, pengetahuan mengenai bagaimana rasanya hidup dalam kekurangan atau dalam kelimpahan. Pengetahuan ini sudah dipelajarinya dari pengalaman hidupnya, dalam keadaan tidak punya apa-apa, hanya punya modal sedikit, lalu berusaha membuat tenda untuk dijual, dana yang diperolehnya inilah untuk menyambung hidupnya untuk pekebaran injil yang sedang dia lakukan. Jemaat Filipi tentu mengetahui akan hal ini. Karena itu Paulus katakan bahwa baik kekurangan atau kelimpahan bukanlah rahasia lagi. Jadi pengalaman rasul Paulus mengenai kekurangan atau kelimpahan bukanlah merupakan rahasia lagi bagi jemaat, sepertinya Paulus ingin katakan sebenarnya kamu yaitu jemaat Filipi juga tahu bagaimana pendapatannya sewaktu belum dipenjara dan saat ini berada dalam penjara. Sewaktu berada diluar penjara hidupnya tidak pernah kekurangan sebab dapat mengerjakan tenda untuk dijual, dan dapat diakui bahwa sekalipun mungkin tidak dikatakan dalam keadaan kelimpahan, namun, cukup untuk hidupnya dan usaha pekabaran injil yang dilakukannya bersama-sama teman-teman. Dan saat ini berada di penjara, jemaat Filipi juga mengetahui dengan jelas bahwa dirinya berada dalam kondisi yang sangat kekurangan, bukan rahasia lagi. Paulus ingin katakan baik pada waktu kecukupan atau kekurangan semua orang yang berada dalam jemaat Filipi juga tahu. Pada Filipi 4: 11 Paulus menekankan bahwa dirinya berkata demikian bukan karena kekurangan, tetapi ingin mengatakan supaya diketahui bahwa dirinya berkata demikian karena sudah belajar bagaimana hidup itu sepatutnya dilakukan. Bejalar pada dengan apa yang ada. Jika hidup dalam kecukupan tidak menyombongkan diri, tetapi dapat mengatur perekononian sehari-harinya, sehingga tidak pernah mengalami kelaparan, dan jika kekurangan juga tidak pernah meminta pada jemaat. Biar jemaat sendiri yang melihatnya Dalam hidupnya tidak ada yang disebut rahasia, jemaat Filipi adalah anak rohaninya, sebagai anak bagaimanpun juga harus mengerti hidup bapaknya berkelebihan atau dalam kekurangan. Paulus berkelebihan karena mendapat kiriman dari jemaat Filipi melalui Epafroditus Filipi 4:18. Jika kekurangan yah karena tidak ada kiriman. Aplikasi: Orang sering berkata bahwa Dunia ini tidak selebar daun kelor, memang benar. Yang artinya ingin mengatakan, bahwa dunia ini masih lebar, banyak kemungkinan yang dapat dicapai. Menuju Roma dapat ditempuh dengan berbagai cara, jika tidak memungkinkan melalui jalur udara dapat melalui jalur darat atau lewat laut juga bisa. Banyak jemaat hanya memikirkan diri sendiri, jarang seperti Paulus, sudah bersusah payah buat tenda lalu harus mengabarkan injil lagi. Sedangkan banyak jemaat hidup dalam kelimpahan. Memang ini adalah urusan pribadinya, jika hidupnya mewah, berkelimpahan makanan di rumah, dapat juga dikatakan bahwa isterinya pintar mengatur dapur rumah. Tetapi kita sering melupakan bahwa apa yang kita peroleh itu sebenarnya adalah berkat yang Tuhan berikan pada kita, sudahkah kita mengingat para hamba Tuhan yang berada di pedalaman, didesa terpencil, ditempat yang jauh dari keramaian kota ? jaminan hidup mereka hanya antara 100.000 rupiah hingga 300.000 rupiah perbulan. Sedangkan yang hidup dikota demi kesenangan perut dan lidahnya sendiri, bersama keluarga berani sekali makan malam atau siang habis 150.000 rupiah. (terkadang tidak terlalu mengherankan jika banyak jemaat yang berkelebihan kolestrol atau jadi sakit asam urat seluruh sendinya menjadi kaku, karena kebanyakan makan) Untuk hamba Tuhan didesa angka tersebut adalah untuk hidupnya bersama keluarga selama satu bulan. Menyedihkan, jangankan ada uang untuk beli buku bermutu, untuk makan saja masih harus berpikir, bukan kesulitan karena sakit gigi, tetapi karena tidak ada uang untuk belanja. Baru-baru ini di bulan November 2001 dalam suatu pertemuan misi di Via Renata Puncak, ada satu kesaksian mengenai seorang hamba Tuhan yang melakukan pelayanan perintisan di desa mengalami kelaparan hingga meninggal dunia. Siapakah yang akan bertanggung jawab ? Ada bahkan banyak Majelis Jemaat yang berpendapat bahwa hamba Tuhan harus dan wajib hidup dalam penderitaan, kesukaran dan kekurangan. Apakah benar pendapat yang demikian ? Ada yang berpendapat bahwa hamba Tuhan tidak boleh hidup dalam kesenangan duniawi, harus hidup dalam doa dan pengharapan hanya pada Tuhan saja. 1. Tuhan memberikan kekuatan . Rasul Paulus selanjutnya berkata:” Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Filipi 4:13. Dari ayat ini dapat kita ketahui bahwa Paulus dalam segala hal tidak menjadi putus asa terlebih dahulu, sebab segala persoalan yang dihadapi pasti selalu ada kemungkinan jalan keluarnya. Khususnya masalah kenyang dan lapar, makan atau tidak makan, tidak terlalu jadi masalah, jika diharuskan tidak makan karena tidak ada makanan, itu berarti ia harus berpuasa, menghentikan aktifitas duniawi dan mendekatkan diri pada Tuhan dalam doa, pujian, membaca Firman Tuhan. Paulus tidak pernah berteriak-teriak untuk mengatakan dirinya sedang berpuasa. Jika ada makanan Paulus juga mengerti bahwa Tuhan memberikan kekuatan padanya untuk melakukan pelayanan. Tidak ada ayat yang mencatat atau menyatakan bahwa rasul Paulus pernah berada dalam kondisi kelaparan ataupun terpaksa berhutang di warung atau pada jemaat yang kaya. 4:15. Jemaat Filipi adalah jemaat yang sangat memperhatikan hamba Tuhan. Sewaktu berada di Tesalonika pernah dua kali menerima kiriman dari Filipi, dan saat berkirim surat ini Paulus juga menyatakan terima kasihnya sebab kembali jemaat mengirimkan bantuan lewat Epafroditus Fil 4:18 Perkataan Paulus bahwa segala perkara dapat dia tanggung di dalam Tuhan. Tidak menjadi berkurang maknanya, melainkan menyatakan bagaimana pemeliharaan Tuhan terhadap dirinya. Rasul Paulus tidak ngomel, atau bersungut-sungut pada Tuhan bahwa saat ini sudah tidak ada beras atau uang untuk belanja lagi. Sikap hidup Paulus dan jemaat Filipi dapat menjadi teladan bagi jemaat atau hamba Tuhan zaman sekarang. Sikap Paulus: Yang terpenting adalah saya tidak pernah berhutang pada jemaat atau seorang pribadipun. Sikap jemaat: hamba Tuhan patut dibantu. Inilah artinya bahwa jemaat telah mengambil bagian dalam kesusahan hamba Tuhan ayat 14. Mungkin dengan kalimat ini kita akan menjadi lebih jelas, jika di rumah kita potong ayam apa salahnya, jika sebagian atau bagian paha ayam kita antar kerumah hamba Tuhan. Jika keluar kota, atau bepergian tidak ada salahnya sewaktu pulang bawa oleh-oleh untuk hamba Tuhan. Mengapa ? Coba perhatikan ayat-ayat ini. Ibarni 13:7,17: ”Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka. Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggungjawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu”. Dari ke dua ayat ini ada beberapa hal yang penting: a). Ingat akan pelayanan hamba Tuhan, kita selamat karena injil yang mereka kabarkan b). Hamba Tuhan menjadi teladan iman. c). Taat dan tunduk akan ajaran hamba Tuhan, sebab menginginkan kita baik. d). Hamba Tuhan adalah penjaga jiwa jemaat. e). Berikanlah kesukacitaan pada hamba Tuhan dalam pelayanan. f). Jika hal tersebut diatas dilakukan banyak faedahnya bagi kita. Jadi dapat dikatakan kerja sama antara hamba Tuhan dan jemaat itu sangatlah penting sekali, jika jemaat berjalan sendiri pasti akan menyimpang dari kehendak Tuhan dan Serigala yaitu Iblis akan sangat senang untuk menelannya. Jika kita biarkan hamba Tuhan dibiarkan berjalan sendiri, itu berarti ada ketidak senangan dari jemaat terhadap pelayanan hamba Tuhan. Pintar atau tidak punya karisma, hamba Tuhan itu punya tugas utama yaitu menjaga jiwa jemaat. Ilustrasi: Orang Israel ketika keluar dari Mesir kelihatannya sudah tidak ada jalan lagi, dibelakang mereka ada Firaun de ngan pasukannya, sedangkan jalan didepan ada Laut Merah, sebelah kiri adalah padang pasir dan sebelah kanan adalah pegunungan. Israel hampir pasti dapat dikatakan tidak memiliki jalan keluar lagi. Jalan satu-satunya mungkin terbang atau menyelusup masuk ke bumi. Apakah mungkin ? Bagi Musa sang Abdi Allah, mengetahui dengan pasti akan adanya jalan hidup yang benar, yang pasti dapat menolongnya keluar dari kesukaran itu. Jika saat itu tidak ada Musa apa yang dapat kita bayangkan ? Mati konyol bukan ? Di saat-saat bangsa Israel yang jumlahnya lebih dari 2 juta jiwa menginginkan makan daging, Musa juga menghadapi pusing kepala, dari mana akan diperolehnya daging untuk makan begitu banyak orang ? Baginya, Allah Yehova adalah jalan kebenaran dan hidup yang akan bersamanya menuntun bangsa Israel keluar dari Mesir. Sama halnya dengan Rasul Paulus yang senantiasa menghadapi berbagai pencobaan, namun ia sanggup berkata pencobaan yang datang padanya tidak melebihi kekuatannya I Kor 10:13. Juga, Allah tidak mungkin memberikan sesuatu yang tidak sanggup ditanggung oleh anakNya. Aplikasi: Dalam tahun yang baru kita jalani beberapa waktu ini, tentu semua orang menaruh pengharapan yang besar akan adanya perbaikan disegala bidang, pengharapan apakah yang kita harapkan pada awal tahun yang baru ini ? Tuhan Yesus segera datang ? Aaah, bukan itu yang saya harapkan. Apakah perbaikan ekonomi negara, sehingga dollar menjadi Rp: 2500.- ? Wah, itu mah mimpi namanya. Jadi apa pengharapan kita di awal tahun yang baru ini ? Berharaplah bukan pada perkara dunia ini, tetapi kepada perkara rohani seperti Rasul Paulus. Di hari-hari yang akan di jalani ini tentu Tuhan sangat mengharapkan kita sebagai umatNya berada dalam kebenaran firmanNya. Hidup lebih rohani dalam arti selalu ada persekutuan dengan Tuhan, sehingga dengan demikian kita juga dapat berkata seperti Rasul Paulus berkata:”Sebab kita diselamatkan dengan pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus.Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.” Filipi 4:13. Nah, jika kita memiliki iman untuk melihat yang belum terlihat, maka secara otomatis pengharapan yang diharapkan itu sekalipun belum terlihat, namun karena iman, kita percaya bahwa Allah berada dipihak kita yang akan melindungi serta akan selalu memberkati kita. Berharaplah pada Tuhan dalam segala sesuatu bukan pada hal-hal yang muluk-muluk. Amin. ============================================================== | |