| |
Nats : Kisah Para Rasul 3:1-10 Penulis : Ev. Yusman Liong Tujuan : Agar jemaat dapat memahami kuasa dan berkat Tuhan dalam ibadah di Gereja Tuhan. PendahuluanGerbang Indah adalah salah satu pintu gerbang Bait Allah yang penuh dengan ukiran Korintus, dimana di dalam Bait Allah terdapat 162 tiang ukiran yang disumbang oleh Nicanor dari Iskandariah (Alexandriah) Mesir. Gerbang ini begitu indah sehingga disebut sebagai gerbang indah. Rupanya Petrus dan Yohanes tiap hari lewat pintu ini untuk masuk ke dalam Bait Allah dan bersembahyang. Biasanya di pintu Gerbang Indah ini banyak orang yang duduk untuk mengemis ataupun melepaskan lelah dan ngobrol sekalipun waktu sembahyang telah tiba. Di antara orang-orang yang ada di sana terdapat seorang pengemis, yang sebenarnya sudah sering bertemu dengan kedua rasul tersebut, dan bahkan kemungkinan juga telah mendengar nama besar Petrus yang telah berkhotbah pada Hari Raya Pentakosta yang menyebabkan 3000 orang bertobat (Kis. 2:41). Orang banyak yang telah bertobat ini bukan saja sangat kagum akan kuasa Allah, mereka juga selalu mengikut Petrus dan Yohanes serta rasul lainnya ke Bait Allah untuk sembahyang. Di depan Bait Allah di Gerbang Indah ini Dr. Lukas mengatakan ada suatu kejadian mujizat yang dilakukan oleh para rasul terhadap seorang pengemis yang memang pergi ke Bait Allah namun tidak masuk untuk sembahyang, melainkan hanya duduk di dekat pintu gerbang untuk mengemis. Dari kejadian di Gerbang Indah inilah kita akan belajar beberapa kebenaran untuk Natal tahun 2001 ini. Ada beberapa pengajaran yang indah yang dapat kita peroleh dari kisah Gerbang Indah:
1. Tujuan ke Bait Allah (ay. 1-3) Pada sore itu Petrus dan Yohanes beserta rombongan pergi ke Bait Allah untuk berdoa kepada Tuhan. Kebiasaan ini mereka ambil dari kebiasaan yang diajarkan oleh Hukum Taurat, yang diteruskan mereka sekalipun bukan lagi penganut Yudaisme, sebab kebiasaan berdoa adalah hal yang baik. Di samping itu mereka mau bersaksi bahwa setelah mereka percaya kepda Tuhan Yesus kebiasaan berdoa tetap sama mereka lakukan. Selain mereka para pengemis juga selalu ke Bait Allah, termasuk pengemis yang lumpuh semenjak lahir ini. Mungkin ketika melihat Petrus dan Yohanes yang selalu membawa demikian banyak pengikut ke Bait Allah, si pengemis lumpuh merasa kedua rasul ini telah menjadi boss yang banyak uangnya, sebab biasanya para Rabbi yang mengajar, dan berdoa selalu mendapatkan bayaran dari para pengikutnya (Mat. 23). Karena itu pada sore hari menjelang waktu sembahyang si pengemis tidak melewatkan kesempatan untuk memohon belas kasihan dari para rasul. Namun apa jawaban para rasul untuk si pengemis? “Emas atau perak aku tidak punya, tetapi apa yang aku punya kuberikan padamu!” Jawaban rasul ini di samping mengecewakan namun juga memberikan harapan. Tentu pengemis ini berpikir: “Ya ngga apa-apa, memang aku tidak minta emas atau perak, yang aku mau hanya uang saja (kalau boleh dollar Amerika atau Poundsterlling saja).” Jika kita dapat bandingkan Petrus dan pengemis maka terlihat perbedaan yang sangat menyolok: a) Petrus, Yohanes dan rombongan ke Bait Allah karena mengenal Allah dengan benar, tahu Allah itu berkuasa dan perlu disembah, sedangkan pengemis ini pergi ke Bait Allah namun tidak mengenal Allah dengan baik apalagi menyembah-Nya. b) Petrus, Yohanes serta para pengikutnya ke Bait Allah untuk bersekutu dengan Allah, karena mereka percaya dan yakin akan kebenaran Allah dalam Yesus Kristus Sang Mesias. Sedangkan sang pengemis lumpuh ini tidak percaya sehingga tidak memiliki pegangan dan harapan. c) Petrus, Yohanes dan para pengikutnya pergi ke Bait Allah dengan tujuan memohon belas kasihan Allah, sedangkan pengemis ini tahunya hanya memohon belas kasihan manusia dengan mengandalkan kecacatannya. d) Petrus, Yohanes dan rombongan ke Bait Allah dengan hati yang sungguh-sungguh mencari Allah, sedangkan sang pengemis lumpuh ini hanya mencari uang recehan saja. e) Petrus, Yohanes beserta rombongan mengerti fungsi Bait Allah, sedangkan pengemis lumpuh ini hanya tahu bahwa di Bait Allah ada banyak orang yang suka beramal.
Aplikasi: Pada hari Natal banyak orang yang pergi ke gereja. Bahkan ada gereja yang apabila jemaatnya datang terlambat pasti tidak kebagian tempat duduk lagi, karena sudah penuh sesak. Namun apakah yang hadir di gereja itu seperti Petrus, Yohanes dan rombongannya, ataukah seperti si pengemis lumpuh, yang hanya hadir di depan Bait Allah tapi tidak masuk ke dalam? Orang yang hanya berada di luar saja tapi sudah merasa sangat puas. Datang bukan untuk bernatalan, tetapi hanya menginginkan kado Natal; kado Natal yang tidak membawa keselamatan. Sudah berapa kalikah kita merayakan Natal tanpa masuk ke dalam gereja, ke dalam Natal itu sendiri? Saudara, mengalami arti Natal yang sesungguhnya merupakan hal yang sangat penting. Tahun 2001 ini kiranya Saudara mengalami Natal yang sesungguhnya. Belajarlah dari Petrus dan Yohanes serta para pengikutnya yang mengalami Natal yang sesungguhnya, Natal yang membawa mereka lebih dekat pada Tuhan dan boleh melihat para hamba-Nya mengadakan mujizat. Ada hal lain yang perlu kita pelajari juga yaitu:
2. Hidup Yang Telah Diubah Oleh Tuhan (ay. 3-6) Dalam bagian ini kita akan melihat beberapa perbedaan orang yang dekat dengan Tuhan yaitu para rasul, dengan si pengemis yang jauh dari Tuhan: a) Petrus dan Yohanes adalah rasul yang suka berdoa, membaca Firman Tuhan, dan berkata yang benar, sehingga perkataan yang keluar selalu menjadi berkat bagi orang lain. Sedangkan si pengemis hanya mengucapkan kata-kata rayuan gombal, biasanya hanya ngomong untuk mendoakan, agar pengunjung Bait Allah memberinya sedekah, tetapi tidak pernah masuk ke dalam Bait Allah untuk berdoa. b) Mata kedua rasul ini biasanya hanya menatap ke surga memohon kemurahan Allah, sehingga orang yang menatap mata kedua rasul ini mendapatkan keyakinan bahwa mereka adalah utusan surgawi yang membangkitkan harapan. Sedangkan tatapan mata si pengemis hanya pada uang saja; mata duitan yang menggambarkan keputus-asaan, mata yang hanya memohon untuk diri yang akhirnya membuat orang sebel. Karena biasanya di depan orang dengan perasaan memelas mendoakan orang tetapi jika tidak diberi sebaliknya mulutnya mengeluarkan sumpah serapah. c) Dalam hati Petrus dan Yohanes hanya ada Tuhan Yesus, penuh dengan kuasa Roh Kudus, yang walaupun tidak memiliki emas dan perak namun dapat mendatangkan yang melebihi kekayaan. Hati mereka penuh syukur dan pujian pada Allah, yang selalu ingin dekat dan lebih dekat lagi pada Tuhan. Sedangkan si pengemis lumpuh ini hatinya semakin hari semakin jauh dari Tuhan, sehingga tidak ada sesuatupun yang dapat menggerakkannya lebih dekat pada Tuhan. Dalam Amsal 30:7-9 Agur bin Yake berkata, “Dua hal aku memohon pada-Mu, jangan itu Kau tolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata, Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri dan mencemarkan nama Allahku.” Pengemis lumpuh ini sebenarnya mengkomersilkan dirinya untuk sesuap nasi. Tanpa mau berusaha dekat dan memohon pada Tuhan.
Aplikasi: Orang yang telah mengalami Natal hidupnya berubah. Ia akan selalu mendekat pada Tuhan dan hanya memohonkan apa yang bermanfaat bagi orang lain. Matanya selalu menatap kepada pengharapan surgawi, hatinya penuh dengan syukur dan pujian kepada Allah. Sekalipun tidak memiliki emas dan perak namun dapat membuat orang menjadi kaya dalam kerohanian. Natal perlu terjadi dalam kehidupan kita.
3. Perkataan Yang Penuh Kuasa (ay. 6,7,8) Rayuan gombal si pengemis lumpuh tidak menggerakkan sedikitpun hati Petrus dan Yohanes untuk memberikan sesuatu kepadanya. Kedua rasul ini mengerti bahwa yang terpenting bukanlah uang, melainkan sesuatu yang lebih penting dari emas dan perak, yakni kesembuhan. Kedua kaki si pengemis itu perlu disembuhkan, sehingga dengan kesembuhan itu maka si pengemis dapat berdiri dan berjalan untuk mencari pekerjaan. Jika hanya emas dan perak saja, pada suatu hari kelak pasti akan habis dan penyakit lamanya pasti akan kambuh lagi, yaitu kembali menjadi pengemis. Tetapi jika ia sembuh maka seumur hidupnya ia akan berusaha bekerja. Pengemis ini perlu pancing bukan ikan. Karena kedua rasul ini demikian dekat pada Tuhan maka perkataannya demikian berkuasa. Pada saat Petrus memegang tangan si pengemis dan menariknya bangun, Petrus berkata, “Demi Yesus Kristus orang Nazareth itu, berjalanlah!” Benar Saudara pengemis itu sekarang dapat berdiri dan berjalan serta melompat-lompat. Ooh, Puji Tuhan, Dia Maha kuasa!
Aplikasi: Kuasa Natal sama besarnya dengan kuasa kesembuhan yang dibuat oleh Petrus. Bila kita dekat dan mau melayani Tuhan, maka Tuhan akan memakai kita sebagai alat-Nya. Semua orang yang dipilih oleh Tuhan untuk diselamatkan, juga dipilih untuk menjadi saksi-Nya. Ketika Tuhan mengulurkan tangan-Nya untuk menarik kita keluar dari lumpur dunia maukah kita juga mengulurkan tangan menyambut-Nya? Di hari Natal ini Tuhan berkenan memakai hamba-Nya. Saat engkau menyambut tangan-Nya, percayalah maka kuasa Tuhan akan mengalir dan menarik engkau keluar dari kelumpuhan dan jiwa yang hanya mengemis saja. Bukalah hatimu dan kuasa Tuhan akan mengalir untuk menarik engkau keluar dari kelumpuhan jiwa yang hanya mengemis saja. Bukalah hatimu dan sambutlah firman-Nya dalam hidupmu agar kedua kakimu menjadi kuat dan seumur hidupmu akan selalu berada dalam Bait Allah.
4. Ada Pujian Untuk Sang Kristus (ay. 9,10) Ketika si pengemis lumpuh itu berdiri dan berjalan, bahkan melompat-lompat sambil memuji Tuhan, maka kagetlah orang-orang yang berada di dekat Gerbang Indah. Mereka takjub, bahwa bukan hanya Tuhan Yesus saja yang dapat menyembuhkan tetapi rasul-Nya juga. Maka bertambah ramailah orang yang turut si lumpuh bernyanyi memuji Tuhan.
Penutup: Orang Kristen sering tidak menyadari bahwa dalam dirinya ada kuasa Allah yang besar (Kis. 1:8). Banyak orang Kristen yang tidak menarik orang kepada Kristus tetapi sebaliknya ditarik oleh orang-orang dunia. Orang Kristen banyak yang tidak dapat mendatangkan pujian pada Kristus tetapi sebaliknya mencemarkan nama Tuhan. Natal tahun ini biarlah menjadi momentum bagi kita: Aku tidak mau menjadi pengemis lumpuh lagi tetapi aku mau menjadi orang yang selalu memuliakan nama Tuhan. Di Gerbang Indah terjadi kesembuhan Ilahi, dan si pengemis itu demikian senangnya karena telah disembuhkan. Natal adalah kedatangan Sang Kristus, Dia datang memberikan kesembuhan rohani kepada setiap orang yang datang pada-Nya. Jika engkau telah disembuhkan maka engkau dapat melompat dan memuji Tuhan. Gereja adalah Gerbang Indah yang membawa manusia lebih dekat dan mendapatkan keselamatan dari Tuhan. Di gerbang itu apakah kita memuliakan Tuhan atau mencemarkan nama-Nya? Amin. |
|