sumber kristen

 www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

PENGHIBURAN YANG SEJATI

Nats  : Yohanes 14 : 1 – 4

Penulis  : Peter Candra

Tujuan  : Mengajarkan pendengar memiliki kepercayaan sebagaimana yang diajarkan oleh Yesus Kristus, agar mereka dapat menjalani dan melewati hari-hari mereka yang sementara di dunia ini dengan bersandar pada kebenaran firman Tuhan.

 

Pendahuluan

            Saudara-saudara, hal apakah yang paling diharapkan oleh orang yang hatinya sedang gelisah atau susah?  Saya percaya, saya tidak salah kalau mengatakan bahwa orang yang demikian itu akan sangat membutuhkan “penghiburan”Yesus Kristus ketika masih di dunia mengetahui pentingnya memberikan penghiburan dan Ia bersedia melakukannya.  Beberapa ayat yang telah kita baca tadi, adalah contoh yang paling jelas bagaimana Yesus sedang menyatakan satu kalimat penghiburan yang luar biasa indahnya kepada murid-murid-Nya, “Janganlah gelisah hatimu” atau terjemahan yang lain mengatakan, “Janganlah biarkan hatimu susah”.

            Mengapa hati murid-murid Yesus gelisah atau susah saat itu?  Kita dapat melihat bahwa bagian ini ditulis berangkaian dengan pasal 13 yang menuturkan peristiwa perjamuan terakhir. Hari itu Yesus berkata bahwa hanya tinggal sesaat lagi Ia akan bersama mereka (Yoh. 13:33), jadi inilah pesan terakhir dari seorang yang akan segera meninggal dunia.

Murid-murid tidak siap mendengar dan menerima semua kenyataan ini.  Mereka telah meninggalkan segala sesuatu, pekerjaan mereka, keluarga mereka, bahkan segala cita-cita mereka, untuk mengikut Yesus.  Mereka mengharapkan sesuatu, mereka berharap Yesus melakukan perkara-perkara besar, bahkan memulihkan kerajaan Israel yang pernah jaya dulu (Kis. 1:6), mereka ingin dilepaskan dari penderitaan hidup di bawah tekanan penjajahan Romawi saat itu. Namun sebelum semua impian itu menjadi kenyataan,   mereka mendapati bahwa Yesus yang mereka ikuti akan segera meninggalkan mereka.  Bahkan yang lebih memedihkan hati, Yesus mengatakan bahwa akan ada murid yang mengkhianati-Nya (Yoh. 13:21), belum lagi peringatan yang Yesus berikan secara langsung kepada Petrus, yakni bahwa Petrus akan menyangkal-Nya tiga kali sebelum ayam berkokok (Yoh. 13:38).

            Semua hal itulah yang membuat mereka menjadi susah atau gelisah.  Dan Yesus yang mengetahui semua isi hati murid-murid-Nya ini mulai menghibur mereka.  Dari perkataan Yesus inilah, paling tidak kita dapat melihat dua hal penting yang harus dipercayai oleh seorang Kristen, sebagai penghiburan yang sejati ketika ada masalah yang datang dalam hidupnya, baik itu dukacita, kesusahan, kegelisahan, juga hal-hal lain yang membuat putus asa:

 

1.                  Mempercayai kehadiran Kristus di tengah-tengah kesulitan kita (ayat 1b)

Mengapa hal ini begitu penting?  Ya, tidak lain karena di sinilah letak kekuatan kita untuk menang atas semua kesulitan yang menghadang di depan kita.  Murid-murid Yesus saat itu terlalu memfokuskan diri pada masalah mereka, pada kesulitan yang sedang maupun yang akan mereka hadapi.  Mereka akan segera kehilangan guru mereka, sumber pengharapan mereka.  Mereka belum menyadari siapakah Yesus yang sudah mereka ikuti selama itu.  Seandainya mereka sungguh-sungguh mengenal-Nya, tentulah mereka tidak perlu membiarkan hati mereka gelisah atau susah seperti yang mereka alami saat itu. 

Perhatikanlah apa yang Yesus katakan kepada mereka, “Percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.”  Dalam bahasa Indonesia kita mendapati kedua frase ini diterjemahkan dalam bentuk perintah, akan tetapi kalau kita melihat bahasa aslinya, bagian ini juga dapat diterjemahkan, “Kamu percaya kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku” (KJV).  Maksudnya adalah sebagaimana mereka mempercayai Allah, demikian jugalah mereka harus menaruh percaya kepada Yesus Kristus yang akan segera meninggalkan mereka. 

Dengan latar belakang Yahudi yang memiliki Taurat, tidak dapat diragukan bahwa setiap murid percaya kepada Allah yang tidak tampak namun hadir di tengah-tenngah mereka.  Mereka mempercayai tangan Allah yang memimpin dan melindungi mereka meskipun tidak pernah melihat tangan-Nya, mereka juga percaya akan pemeliharaan-Nya bahkan penghukuman-Nya.  Yesus juga ingin mereka percaya sepenuhnya akan kehadiran dan keberadaan-Nya, akan kasih dan pemeliharaan-Nya; meskipun tidak lama lagi Ia akan meninggalkan mereka. Saudara-saudara, mungkin kita akan bertanya: Mengapa Yesus dapat menuntut murid-murid-Nya untuk mempercayai kehadiran-Nya?

Ya, tidak lain karena memang Yesus adalah Allah sebagaimana Allah Bapa. Dialah Pribadi kedua Allah Tritunggal. Perhatikan kata “juga” yang sangat penting dalam ayat ini. Berhakkah Ia menuntut murid-murid-Nya percaya kepada-Nya sebagaimana mereka percaya kepada Allah Bapa kalau Ia bukan Allah.

Betapa ajaibnya kalau murid-murid-Nya mengetahui kebenaran ini.  Yesus tidak akan selama-lamanya dibatasi oleh tubuh-Nya sebagai manusia.  Ia telah dengan rela untuk sementara  merendahkan diri, mengosongkan diri, membatasi diri-Nya menjadi manusia untuk mati di atas kayu salib demi menyelamatkan manusia yang berdosa (bdk. Flp. 2:1-11).  Dan setelah dalam jangka waktu tertentu, di mana karya-Nya telah selesai, Ia harus meninggalkan mereka.  Namun sekalipun demikian, Ia akan tetap ada di tengah-tengah mereka, karena Ia adalah Allah yang Maha Hadir.  Hal inilah yang seharusnya menjadi penghiburan paling indah bagi murid-murid-Nya. Yesus Sang Guru yang mengerti mereka itu adalah Allah yang tidak akan pernah meninggalkan mereka sendirian. 

 

Ilustrasi

Saudara-saudara, dalam suatu perkunjungan saya kepada Bapak Almarhum Anton Chin, ketika beliau masih terbaring di rumah sakit, saya pernah bertanya kepadanya sebelum memimpin doa, saat itu Ibu Anton juga ada.  Saya bertanya, “Apakah Bapak Anton percaya bahwa Allah akan mendengarkan doa kita?”  Dengan mantap beliau menjawab, “Ya!”  Lalu saya melanjutkan dengan satu pertanyaan lagi, “Apakah Bapak juga percaya kepada Yesus yang mengerti penderitaan dan rasa sakit yang Bapak alami ini?”  Pak Anton menjawab, “Saya bukan hanya percaya bahwa Yesus mengerti penderitaan dan rasa sakit saya, namun saya juga percaya bahwa Ia selalu hadir menemani saya dalam menjalani hari-hari akhir dari hidup saya ini.”

Mendengar hal demikian, saya sungguh terhibur dan sungguh-sungguh bersyukur kepada Tuhan yang telah mengaruniakan iman seperti itu kepada beliau.  Sungguh, beliau bukan hanya mengenal Allah, tetapi beliau juga percaya kepada Kristus yang hadir menemaninya melalui lorong-lorong gelap yang harus dijalaninya untuk mengakhiri hidupnya di dunia ini. 

 

Aplikasi

            Saudara-saudara, Ketika hal-hal yang tidak pernah kita pikirkan dan harapkan datang menyapa hidup kita, adakah Saudara dan saya masih tetap percaya bahwa Kristus tidak pernah meninggalkan kita dan akan menyediakan pertolongan bagi kita?  Atau kita justru kerapkali seperti anak kecil, yang begitu mudah mempercayai bahwa tidak ada matahari di siang hari hanya karena mendung, dan tidak ada bulan serta bintang-bintang hanya karena mereka tidak bisa melihatnya.  Marilah kita belajar untuk mempercayai Kristus sebagai Allah yang selalu hadir mengawasi dan siap menolong kita melalui hari-hari kita yang sulit.  Maukah Saudara percaya dan mengakui bahwa Kristus adalah Allah yang Maha Hadir?  Percayakah Saudara bahwa Ia hadir di sini saat ini?  Percayakah Saudara bahwa Ia mengetahui segala kesulitan yang Saudara alami dan siap mengulurkan tangan-Nya yang penuh kasih untuk menolong Saudara?

 

2.                  Percaya janji Kristus untuk kepastian surga bagi masa depan kita (ay. 2-3)

Hal kedua yang harus kita percayai sebagai penghiburan yang sejati bagi orang yang sedang susah atau gelisah adalah janji akan adanya kepastian surga bagi masa depan dalam kekekalan kita.  Dalam bagian ini kita melihat Yesus menjanjikan rumah Bapa sebagai jaminan masa depan para murid. Kebanyakan penafsir Alkitab menyetujui bahwa yang dimaksud dengan rumah Bapa di sini adalah menunjuk kepada surga yang kekal yang Allah sediakan bagi orang yang percaya kepada-Nya.

Janji ini dikuatkan dengan pernyataan bahwa Kristus akan pergi ke rumah Bapa dalam rangka menyediakan tempat untuk mereka.  Ia bukan hanya pergi ke sana, tetapi juga menyediakan tempat bagi mereka, dan Ia sendiri yang akan datang kembali dan membawa mereka ke tempat di mana Ia berada.  Janji Kristus ini seharusnya membuat mereka menyadari bahwa mereka tidak perlu membiarkan hati mereka susah atau gelisah lebih lama lagi. Kristus tidak menyuruh mereka berharap akan surga atau semoga mereka dapat sampai ke rumah Bapa.  Tidak, Kristus telah memastikan bahwa mereka telah mendapat jalan ke sana.  Karena apa?  Karena mereka telah percaya kepada Yesus yang tahu jalan ke sana, bahkan kalau Saudara membaca beberapa ayat berikutnya, Saudara juga akan menemukan bahwa sebenarnya Kristus adalah jalan itu sendiri. 

Saudara-saudara, inilah sebenarnya letak keunggulan Kristus dibandingkan dengan semua pendiri agama di dunia ini, karena Ia tahu di mana rumah Bapa itu sehingga Ia dapat menjanjikan suatu tempat yang pasti bagi kekekalan murid-murid-Nya.  Ia sendiri berasal dari sana sebelum Ia menjadi manusia, jadi Ia pasti tahu jalan ke sana. 

Agar lebih jelas, mari kita membaca Yoh. 16:28 (Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa).  Ada dua jalur yang dapat Saudara temukan dalam ayat ini.  Jalur pertama adalah Yesus datang dari surga ke dunia, dan jalur ke-dua adalah Yesus meninggalkan dunia dan kembali ke surga.  Jadi ayat ini memastikan bahwa Yesus yang datang dari surga pasti tahu jalan kembali ke surga. Saudara-saudara yang terkasih, tidak ada satu pendiri agama pun yang berani mengklaim bahwa Ia datang dari surga, kecuali Yesus. Dan memang Yesuslah satu-satunya jalan ke surga itu (Yoh. 14:6). Inilah sebenarnya penghiburan paling besar yang murid-murid-Nya terima, bagi mereka dijanjikan kepastian untuk ke rumah Bapa, bahkan mereka akan dijemput oleh Kristus sendiri untuk masuk ke sana. 

 

Ilustrasi

            Suatu kali ada seorang penginjil mengabarkan Injil kepada temannya berdasarkan beberapa ayat yang kita bahas hari ini.  Dengan halus temannya yang mengaku sudah mempunyai agama itu menolak dengan mengatakan bahwa ia tidak perlu mengenal Yesus Kristus yang dikatakan sebagai satu-satunya jalan itu, karena menurutnya banyak jalan menuju Roma, demikian juga banyak jalan menuju ke surga.  Penginjil itu dengan lembut berkata, “Benar, memang banyak jalan menuju Roma, tapi Saudara perlu orang yang tahu jalan ke Roma untuk mengantar Saudara ke sana, bukan?  Dan orang yang bisa tahu persis jalan ke sana pastilah orang yang dari sana, atau paling tidak pernah pergi atau tinggal di sana, bukan?” 

Akhirnya temannya disadarkan untuk memikirkan, “Bagaimana saya dapat memastikan saya akan ke surga kalau saya mengikuti orang yang sendirinya juga mengharapkan semoga ia bisa ke surga?”  Pertanyaan tersebut membuatnya tidak bisa tidak memikirkan janji Kristus akan kepastian surga bagi orang yang percaya kepada-Nya.  Beberapa hari kemudian, temannya itu kembali kepada penginjil itu dan mengatakan bahwa ia mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.  Ia bertobat dan menyerahkan masa depan kekalnya kepada Yesus Kristus, satu-satunya Pribadi yang tahu dengan pasti jalan ke surga. 


Aplikasi

            Saudara-saudara, dari dulu sampai sekarang, kita dapat menemukan banyak orang berjanji bahwa Ia dapat membawa orang sampai ke surga melalui apa yang mereka ajarkan, tapi sesungguhnya mereka tidak pernah tahu jalan ke surga, karena mereka tidak datang dari sana.  Hanya ada satu Pribadi yang tahu jalan ke sana, yaitu Yesus Kristus yang memang datang dari sana.  Hanya ada satu Pribadi yang tahu jalan ke surga, yaitu Yesus Kristus yang memang datang dari surga.  Dia datang untuk satu tujuan, yakni untuk membawa orang yang percaya kepada-Nya kembali ke surga, yang telah disediakan-Nya. Inilah sebenarnya penghiburan bagi kita yang sedang mengalami segala kesusahan saat ini.  Dunia tempat kita tinggal ini hanya sementara.  Rumah kita yang mewah dengan segala perabotannya yang indah tidak akan bisa Saudara dan saya bawa ketika waktu yang Tuhan anugerahkan bagi kita untuk hidup ini berakhir.  Akankah kita membiarkan hati kita disusahkan dan digelisahkan dengan hal-hal sementara ini, termasuk kematian dari orang-orang yang kita kasihi? Mari kita menghadapi segala kepedihan dan kedukaan ini dengan pengharapan yang pasti akan janji surga bagi masa depan kita sekalian.

 

Penutup

            Sebagai penutup dari khotbah ini, saya mengajak Saudara sekalian untuk membaca sebuah ayat yang sangat indah, yaitu yang tertulis dalam Matius 6:34, “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.  Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”  Biarlah segala kesulitan, dukacita, penderitaaan dan beban yang menindih hidup kita lewat seperti biasa hari ini.  Kalau besok kita bangun dan masih menemukan masalah yang sama, ingatlah, dengan pertolongan Tuhan kita juga akan bisa melewatinya karena hari besok pun sama dengan hari ini, hanya 24 jam saja.

            Marilah kita tetap memandang Kristus yang selalu menghibur kita karena Ia mengasihi kita.  Percayalah akan kehadiran-Nya di tengah-tengah kesulitan kita.  Percayalah juga bahwa janji-janji-Nya yang pasti untuk kekekalan kita kelak. 

AMIN                         

================================================