sumber kristen

                                                                  www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

Text Box: Nats        :   Matius 28:16-20
Penulis  :   Sondang Silaban
Tujuan   :   Agar jemaat menyadari bahwa sebagai orang-orang percaya mereka harus memberitakan Injil, karena itu sesuai dengan amanat agung-Nya. Agar jemaat menyadari bahwa Tuhan Yesus tidak hanya memberikan amanat agung, tetapi Ia juga memberikan jaminan yang akan memampukan kita untuk melakukan tugas itu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jaminan Untuk Memberitakan Injil

 

 

 

 

 

Pendahuluan:

 

 

Syalom Bpk/Ibu/Sdr yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus.  Mari kita membuka satu bagian Firman Tuhan yang terambil dari injil Mat. 28:16-20.  Saya akan membacakannya bagi kita semua. Bpk/Ibu/Sdr sekalian, Negara Jerman, selain di kenal karena kemajuan tehknologinya, dalam dunia Kekristenan juga di kenal sebagai Negara reformasi.  Sebagai Negara reformasi, Negara ini pernah menjadi salah satu Negara Kristen terbesar di dunia.  Berdasarkan informasi yang saya dapat dari sebuah buku, dikatakan bahwa pada tahun 1978, penduduk Jerman yang beragama Kristen mencapai angka 91 %.  Ini berarti bahwa hampir seluruh penduduk Jerman adalah umat Kristen. Tahun 1993, angka ini menurun menjadi 75,8 %.  Dan pada tahun 2000 menurun lagi hingga hanya mencapai sekitar 60 %. 

 

            Beberapa alasan yang dikatakan mengakibatkan terjadinya penurunan angka ini adalah bahwa seiring dengan berjalannya waktu, banyak dari orang-orang Kristen generasi awal yang memiliki semangat tinggi dalam penginjilan telah meninggal dunia. Sayangnya, semangat penginjilan yang sama tidak diwarisi oleh generasi selanjutnya.  Bahkan bagi generasi muda, membicarakan masalah agama diluar gereja merupakan suatu momog yang menakutkan.  Mereka takut dikatakan kolot, fanatik, dan dihindari oleh rekan yang lain.  Mereka takut menginjili.  Sungguh Ironis!  Negara yang dulu pernah mengguncangkan dunia Kekristenan karena reformasinya sekarang justru takut memberitakan injil. 

 

Namun, bukankah gambaran ini sebenarnya sama dengan kita?  Jikalau kita mau jujur, kitapun sering takut memberitakan injil.  Padahal melalui perikop yang sudah kita baca tadi, kita dapat melihat bahwa ketika Tuhan Yesus memberikan amanat agung-Nya kepada kesebelas murid-Nya—dan termasuk kita semua umat percaya yang mengaku diri sebagai murid-murid Tuhan pada zaman ini—Ia juga telah memberikan jaminan-jaminan yang akan memampukan murid-murid-Nya untuk melaksanakan dan menyelesaikan amanat agung itu.  Jaminan-jaminan yang seharusnya mampu mengenyahkan semua perasaan takut kita.

 

Kalimat Tanya:  Apakah jaminan yang diberikan oleh Tuhan Yesus itu?  Melalui perikop ini, kita akan menemukan 2 jaminan yang Tuhan Yesus berikan kepada mereka yang menerima mandat amanat agung-Nya.

 

Jaminan kuasa Tuhan Yesus

Bpk/Ibu/Sdr yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, perikop yang baru kita baca merupakan perikop yang mencatat tentang perjumpaan terakhir Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya sebelum kenaikan-Nya ke sorga.  Dalam pertemuan ini, dikatakan bahwa ketika murid-murid itu melihat Tuhan Yesus, mereka menyembah Ia yang telah bangkit dari kematian (bdk. Mat. 26:32). Matius melanjutkan bahwa sekalipun murid-murid itu menyembah-Nya, namun ada pula yang ragu-ragu.  Namun hal yang begitu indah yang dinyatakan oleh Matius dalam bagian ini adalah bahwa justru kepada orang-orang seperti inilah, Tuhan Yesus mempercayakan amanat agung-Nya serta memberikan jaminannya kepada mereka.

 

Mari kita melihat ay. 18, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di Sorga dan di bumi.”  Kata “kuasa” dalam bagian ini dapat berarti “Hak untuk melakukan sesuatu atau hak yang mengatasi sesuatu.”  Keampuhan kata ini dapat digambarkan dengan kuasa seorang raja.  Zaman dulu, jikalau seorang raja hendak mengumumkan sesuatu hal kepada rakyatnya, raja tersebut akan membuat sebuah surat pengumuman dan memberikan kuasa kepada salah seorang pegawai yang dipercayainya untuk memberitakannya.  Dapat dipastikan bahwa seluruh rakyat akan tunduk pada isi pengumuman itu.  Secara fisik,  sang raja memang tidak hadir pada saat pengumuman itu disiarkan.  Namun, kehadiran si pembawa berita seolah-olah telah menyatakan bahwa raja itu hadir.  Rakyat tidak memandang pada kuasa sang pembawa berita, tetapi pada kuasa yang mengiringinya, yaitu kuasa sang raja.

 

Demikian juga halnya dengan kita, pembawa berita injil.  Ketika kita melaksanakan amanat agung Tuhan Yesus, raja diatas segala raja, sebenarnya ada kuasa yang mengiringi jalan pelayanan kita.  Tuhan Yesus berkata bahwa kepada-Nya telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Ini berarti bahwa Ia memiliki kuasa yang mengatasi dunia para malaikat—termasuk dunia penguasa gelap yang pada awalnya berasal dari malaikat—dan segala yang ada di bumi yaitu alam semesta beserta segala isinya (Rm. 8:38-39).  Dengan kata lain, tidak ada sesuatu apapun yang berada di luar kendali kekuasaan Tuhan Yesus.

 

Bpk/Ibu/Sdr sekalian, sebenarnya selama masa pelayanan Tuhan Yesus di dunia, Ia telah menyatakan kuasa-Nya, yaitu kuasa yang Ia terima dari Allah Bapa (bdk. Dan. 7:14).  Kuasa ini terlihat ketika Ia menyembuhkan berbagai jenis penyakit, membangkitkan orang mati, mengusir roh jahat, bahkan pernyataan bahwa Ia berkuasa untuk mengampuni dosa.  Pemilik kuasa yang luar biasa inilah yang sekarang memberikan jaminan kepada kita bahwa kuasa-Nya akan menyertai jalan pelayanan kita.  Hal ini juga menjelaskan kepada kita bahwa ketika kita memberitakan injil, kita tidak pergi dengan kemampuan kita sendiri melainkan dengan otoritas Allah.

 

Bpk/Ibu/Sdr sekalian, jikalau pegawai raja yang memperoleh kuasa dari raja dunia berani untuk pergi melakukan perintah sang raja dan oleh karena otoritas itu ia mampu menyelesaikan tugasnya, tidakkah terlebih lagi dengan kita?  Jikalau kuasa dari raja segala raja, Allah pencipta dan pemilik alam semesta beserta dengan kita, tidakkah terlebih lagi seharusnya kita berani melakukan perintah-Nya untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya?

 

Beberapa penafsir setuju jika kata “Pergi” dalam bagian ini bukan hanya berarti bahwa kita pergi ke satu daerah tertentu untuk memberitakan injil.  Kata ini juga berarti “Dimanapun engkau berada—di tempat kuliah, di kantor, di keluarga, dimana saja—engkau harus menjadikan semua bangsa murid-Ku dan mengajarkan segala sesuatu, firman Tuhan yang telah engkau terima dengan tepat dan benar.”  Bpk/Ibu/Sdr sekalian, dalam kehidupan kita sehari-hari, sebenarnya ada begitu banyak kesempatan yang dapat kita gunakan untuk memberitakan injil kepada orang-orang yang ada disekitar kita.  Namun, kesempatan-kesempatan itu sering terlewatkan begitu saja oleh karena kita merasa takut.  Kita membiarkan kesempatan dimana seseorang mungkin saja akan mengalami anugerah keselamatan oleh karena kita takut. Bpk/Ibu/Sdr sekalian, Musa, seorang pemimpin terbesar dalam sejarah Israel pun pernah mengalami ketakutan ketika Tuhan memanggil dia untuk membawa Israel keluar dari Mesir.  Dalam Kel. 3, kita dapat melihat bagaimana Musa menjawab panggilan Tuhan dengan pertanyaan: “Siapakah aku ini?  Bagaimana kalau mereka menolak aku?  Aku ini tidak pandai bicara.”  (Kel. 3:13; 4:1).  Tuhan kemudian menjawab pertanyaan Musa ini dengan memberikan jaminan akan adanya tanda-tanda, kuasa yang akan menyertai Musa.  Ketika Musa berani mengambil keputusan untuk mentaati perintah Allah, kita dapat melihat bagaimana kuasa Allah begitu nyata mengiringi pelayanan Musa. Hingga akhirnya, ia berhasil membawa Israel keluar dari perbudakan di Mesir dengan tanda-tanda ajaib yang mengiringinya.  Saat ini, jaminan kuasa yang sama juga diberikan oleh Tuhan Yesus kepada kita.  Jaminan penyertaan dari Allah yang mahakuasa dijanjikan kepada kita.  Masalahnya adalah apakah kita mau taat seperti Musa atau tidak?

  

Jaminan kedua yang Tuhan Yesus berikan adalah jaminan penyertaan sampai selama-lamanya.  Mari kita memperhatikan ayat 20.  Bpk/Ibu/Sdr sekalian, kata “Ketahuilah” dalam bagian ini dapat berarti demikian: “ Ketahuilah bahwa Aku, Allah, ada disini.  Lihatlah! Aku, Allah,  tidak meninggalkan engkau!  Aku, Allah,  ada bersama-sama dengan engkau.  Engkau tidak sendirian.”  Mat. 1:23 dengan jelas mencatat bahwa Tuhan Yesus adalah Immanuel, Allah yang beserta dengan kita.  Dalam monteks PL, kita dapat melihat dalam Kel. 3:14, Tuhan memperkenalkan diri-Nya dengan nama “AKU ADALAH AKU.  I AM WHO I AM.”  Nama “AKU ADALAH AKU” adalah nama pribadi Allah.  Nama ini adalah nama yang menyatakan karakter Allah sebagai The Timelessness of God, Allah yang kekal, The very foundation of existence, Allah yang menjadi awal dari segala sesuatu, Allah yang dapat diandalkan, Allah yang setia tetapi juga adalah Allah yang mengharapkan kepercayaan penuh dari umat-Nya terhadap diri-Nya.  Bpk/Ibu/Sdr sekalian, dalam Yoh. 8:58, Tuhan Yesus berkata, “Sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku ada.”  Dalam bagian ini jelas sekali terlihat bahwa Tuhan Yesus hendak mengatakan bahwa sebelum Abraham ada, Ia sudah ada.  Dengan kata lain, Ia hendak menyatakan bahwa Ia adalah Allah yang kekal.  Ia adalah Allah yang sama dengan Allah yang memperkenalkan diri dalam Kel. 3:14 ini.  Allah yang ada dalam Kel. 3:14 ini bukan hanya Allah yang ada dan bekerja di PL, tetapi sekarang Iapun bekerja dan menyatakan diri kepada kita.  Tuhan Yesus adalah YHWH itu sendiri.  Ia adalah Allah yang kekal itu, Allah yang tidak berubah baik kemarin, hari ini bahkan sampai selama-lamanya (Ibr. 13:8).  Nama ini adalah Allah yang dulu pernah memberikan jaminan kepada Musa bahwa Ia akan menyertai Musa dalam pelayanannya dan yang telah membuktikan penyertaan-Nya itu.  Nama ini merupakan nama yang memberikan jaminan kepada Musa untuk berani menghadapi bangsa Israel yang terkenal sebagai bangsa yang tegar tengkuk.  Kita tentu sudah mengetahui bagaimana kisah keluarnya bangsa Israel dari Mesir dan bagaimana penyertaan Allah yang telah memperkenalkan diri kepada Musa itu sungguh terbukti.  Allah yang kekal dalam eksistensi dan kesetiaan-Nya itu sekarang berkata bahwa Ia akan menyertai kita, Ia akan bersama-sama dengan kita.  Bukankah ini adalah jaminan yang begitu luar biasa?

             

Lebih lanjut lagi, mari kita memperhatikan kata “senantiasa”  dalam ay. 20.  Dalam seluruh PB, kata ini hanya muncul satu kali dan hanya terdapat dalam perikop ini yang artinya selalu, setiap saat.  Tuhan Yesus selalu beserta dengan kita.  Tuhan Yesus setiap saat, ada bersama dengan kita, tidak sekejappun  Ia meniggalkan kita.  Kata ini seolah kembali memberikan penegasan akan adanya penyertaan yang kekal dari Allah yang kekal itu.   Penyertaan yang menyadarkan bahwa kita tidak sendirian dalam melaksanakan amanat agung-Nya.  Penyertaan yang memberi kekuatan karena kita tahu Ia ada disini, bersama dengan kita membawa kabar baik kepada semua bangsa.  Penyertaan yang tidak dapat diukur dengan ukuran hari, bulan, tahun atau ukuran apapun karena ukuran yang tepat untuk penyertaan-Nya adalah kekekalan.  Penyertaan  yang juga akan memampukan kita menyelesaikan amanat agung-Nya.

 

Aplikasi:

            Dalam sepanjang sejarah Alkitab kita dapat melihat bagaimana Allah yang kekal itu dengan kesetiaan-Nya yang kekal pula mengiringi jalan setiap orang yang dipanggil untuk melakukan perintah-Nya.  Musa, Yesaya, Yeremia, Hosea, Kesebelas murid Tuhan Yesus dan Paulus adalah beberapa nama yang telah membuktikan kepada kita bagaimana kesetiaan penyertaan Allah itu nyata.  Pada zaman ini, kitapun tetap dapat melihat bagaimana Allah menyertai setiap umat-Nya yang mau taat kepada perintah-Nya.  John Sung, Hudson Taylor, William Carey, R.A. Jeffry juga adalah nama-nama yang membuktikan kepada kita bagaimana llh begitu setiap memelihara umat-Nya.  Benar bahwa  mereka mengalami begitu banyak tantangan dalam pelayanan mereka.  Benar bahwa mereka juga pernah merasa takut dan gentar.  Namun, mereka tidak pernah merasa kehilangan penyertaan Allah.  Pada akhirnya, kita dapat melihat hasil pelayanan mereka sungguh memuliakan nama Tuhan.  Jaminan penyertaan yang sama sekarang juga diberikan kepada kita, pengemban amanat agung.  Jaminan penyertaan dari Allah Tuhan Yesus sendiri.

 

Penutup:

Bpk/Ibu/Sdr sekalian, mari kita memaknai kebangkitan Tuhan Yesus ini dengan memberitakan Injil-Nya kepada setiap orang yang belum kenal Dia, kita beritakan tentang Dia yang telah bangkit menang terhadap maut. Setiap hari kita bertemu dan berinteraksi dengan orang lain yang mungkin belum percaya kepada Tuhan Yesus Kristus bahkan mungkin mereka adalah anggota keluarga kita sendiri.

 Tegakah kita membiarkan mereka berjalan menuju kebinasaan kekal, padahal kita sendiri sudah memiliki jaminan hidup kekal?  Tidakkah kita rindu untuk membawa mereka kepada salib Kristus yang menyelamatkan itu?  Jangan biarkan alasan-alasan pribadi kita dan segala macam ketakutan kita menjadi penghalang bagi kita untuk memberitakan injil.  Mari menggunakan, memanfaatkan setiap waktu yang diberikan kepada kita untuk menjadikan semua bangsa murid Tuhan.   Ingatlah bahwa perintah telah diberikan dan jaminanpun telah dimeteraikan, “Karena itu, pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.  Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan  kepadamu.  Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”  

 

Amin!