|
Tema :
When No One Is
Looking
Nats
: Matius 25:14-30
Penulis
: Rusli Kurniawan
Tujuan : Agar
jemaat dapat memahami bahwa
Pendahuluan:
Di meja kantor, saya
menulis sebuah quote (kutipan) di secarik kertas yang berbunyi begini,
"Talents and charisma can take you to the top, but only character can keep
you there..." By Sidney Mohede (Bakat dan kharisma dapat membawamu kepuncak
kesuksesan, namun hanya karakter yang dapat mempertahankan kesuksesanmu).
Saya ingat banget pertama kali aku baca kutipan tersebut di sebuah buku dan
it really spoke to me in a powerful way.
Seringkali kita berpikir bahwa di dunia
ini, hanya orang-orang yang berbakat atau mempunyai 'kharisma' yang khusus
yang dapat meraih kesuksesan. Ini berlaku untuk anak-anak muda juga. Kita
sering kan merasa cemburu dengan bakat teman-teman kita yang kayaknya kok
'serba bisa' dan populer dengan semua orang-orang!
Orang-orang ini kayaknya seperti sebuah 'magnet' keberhasilan, dan apapun
yang mereka sentuh pasti berhasil.
Ehm, coba lihat aja, aku yakin banyak dari
kita yang pernah terlintas pemikiran seperti ini, "Andaikan aku punya bakat
bernyanyi seperti dia, pasti aku sudah buat album yang terjual berjuta-juta
copy!" atau, "Wah, coba aku secantik dia, pasti aku sudah menjadi juara
covergirl dan menjadi model internasional!". Ehm, mungkin yang lebih rohani,
"Kalo aku mempunyai urapan yang sedahsyat dia, pasti aku akan dipakai Tuhan
secara dahsyat dalam pelayananku!"
Hmmmm...Let's look at the meaning of these
words. Talents (bakat) di dalam kamus
memiliki arti seperti ini: sesuatu kemampuan alami dalam melakukan
sesuatu dengan
baik. Jadi seseorang yang bisa bermain musik dari kecil (secara alami)
akan dibilang anak yang 'berbakat'. Atau seseorang yang mempunyai 'bakat'
memasak adalah seseorang yang memang secara alami mempunyai kemampuan untuk
memasak. (Dan makanannya memang terbukti enak! Kalo nggak enak yach, berarti
nggak berbakat dong! Haha...). Now the word charisma (kharisma) mempunyai
arti: kualitas atau kemampuan seseorang untuk menarik perhatian,
mempengaruhi atau menginspirasikan orang lain. Kharisma adalah 'magnet'
yang membuat banyak orang menjadi tertarik dengan diri kita atau dengan apa
yang kita lakukan. Nah, setelah berkeliling-keliling keberbagai negara dan
kota, aku menemukan banyak sekali orang-orang yang mempunyai dua kualitas
ini dalam pelayanan. Coba liat aja di gereja kita masing-masing, pasti kita
akan banyak menemukan anak-anak muda yang berbakat dan penuh dengan kharisma!
Mungkin kamu yang sedang membaca tulisan ini adalah salah satu orang-orang
demikian, right? Ehm, memang sich, kalo dari segi apa yang di pandang atau
di lihat, talenta dan kharisma adalah sesuatu yang bisa membawa kita ke 'puncak
kesuksesan'. (Siapa yang nggak mau punya suara seperti Celine Dion, bisa
bermain gitar seperti Steve Vai, bermain basket seperti Michael Jordan, atau
mempunyai kharisma seperti Bung Karno?).Yes, talents and charisma can
definitely take you to the top! Banyak orang menjadi sukses, makmur dan
populer berkat bakat dan kharisma mereka. And yet, we always have to
remember an important factor. Tanpa karakter dan 'integritas', kesuksesan
kita dalam kehidupan akan menjadi semu dan kosong.
Let's stop a minute and think about this for a second. Don't get me wrong
lho, bukan berarti aku tidak percaya bahwa Tuhan bisa melakukan mukjizat
yang membuat seseorang di penuhi oleh kuasa dan meraih kemenangan/
keberhasilan dalam kehidupan kita. Aku sangat yakin dan percaya bahwa Tuhan
kita dapat melakukan 'apa saja' kepada 'siapa saja' menurut kehendakNya.
Talenta yang Tuhan tanamkan dalam kehidupan kita adalah sekedar 'alat' untuk
menunjukkan dan mengembangkan potensi kita kepada panggilan Ilahi kita, iya
kan? Tetapi alat kan hanya dipakai untuk mencapai sesuatu
tujuan, bukan? Jadi bukan talenta/ bakatnya yang kita kejar, namun tujuan
akhirnya bukan? Yach, aku sering banget ketemu orang-orang yang mempunyai
talenta yang hebat, namun kalo dilihat dari kelakuan dan 'karakter-nya',
ternyata orang ini tidak se-'hebat' yang kuduga. Nah, kalo begitu, apa sich
'karakter' itu? Ehm, aku sering menyebut karakter seseorang sebagai
'integritas' orang itu. Nah, integritas adalah 'who you are when NO ONE is
looking'. (Siapa diri kita pada saat tidak ada orang yang
melihat diri kita). Jelas kan? Pada saat kita lagi rame-rame, ngumpul
bareng-bareng teman-teman, atau mungkin lagi kebaktian atau KKR, kita bisa
aja bertingkah laku seperti 'normal' (menurut pandangan orang-orang lho).
Namun, integritas dan karakter kita seringkali di uji pada saat nggak orang
di sekeliling kita! Pada saat kita sedang sendirian dirumah, atau di kamar,
dan kita 'tergoda' untuk melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan hati
Tuhan (hmm, you know what I'm talking about!). Nah, pada saat itulah
integritas kita di uji. Kita sering lupa, bahwa meskipun tidak ada orang di
sekeliling kita, namun Tuhan kita tetap bisa melihat segala perbuatan kita!
Iya kan? Integritas dari karakter kita terbentuk pada saat ini kita
konsisten dengan perbuatan (action) kita dan nurani kita (inner conviction).
Kita semua tidak dilahirkan dengan integritas yang berkualitas seperti itu.
Integritas dan karakter hanya bisa didapati melalui pengalaman-pengalaman
dan keputusan-keputusan yang tepat, yang tidak terpengaruh dengan
orang-orang yang 'melihat' perbuatan kita.
These decisions are our OWN decisions.
Kalau kita memahami ini, dan kita belajar untuk menjadi orang-orang yang
berkarakter dan mempunyai integritas yang tinggi, kita akan lebih bisa
mempertahankan 'kesuksesan' kita, apapun 'sukses' kita itu. Baik itu dalam
pelayanan, menjalin hubungan, bersekolah, berteman, dan bekerja. Buatlah
'keputusan-keputusan' dan 'tindakan-tindakan' yang menyenangkan hati Tuhan,
terutama pada saat-saat tidak ada orang yang melihat kita. Itulah saat-saat
karakter kita di bangun dan dibentuk.
Sebab itu, meskipun kita nggak mempunyai bakat yang hebat atau karisma yang
memukau, jangan berkecil hati. Mari kita fokuskan kehidupan kita untuk
membangun karakter dan integritas kita, di hadapan Allah Bapa, dihadapan
generasi kita, dan di hadapan diri kita sendiri! Sebelum kita bisa menjadi
contoh bagi generasi muda disekeliling kita, kita harus bisa menjadi
'contoh' bagi diri kita sendiri! Aku jamin, kita akan lebih bisa
mempertahankan kesuksesan kita! "Don't let anyone look down on you because
you are young, but set an example for the believers in speech, in life, in
love, in faith and in purity" (1 Tim 4:12) "The LORD bless you and keep you;
the LORD make his face shine upon you and be gracious to you; the LORD turn
his face toward you and give you peace." AMIN
|