sumber kristen

                                                                  www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

Tema                : Respon kita terhadap kemurahan Allah”

Penulis              :  Amin Tjung. 

Nats                 : Roma 12 : 1-2 

Tujuan              : Agar jemat dapat memberikan respon secara positif atas kemurahan Allah dan dapat menjadi mempersembahkan hidupnya untuk melayani Tuhan.

Pendahuluan:

Siapapun dia dalam kehidupnya dapat dipastikan yang terutama dikejar adalah sesuatu yang paling bernilai. Misalnya bagi seorang yang berbisnis, ia akan rela harus bangun jam 6 pagi, naik pesawat ke kota lain untuk bertemu rekan bisnis. Ia rela bangun pagi demi menghasilkan bisnis yang dianggapnya penting. Alkitab mengatakan tatkala saudagar mutiara itu bertemu dengan mutiara yang berharga, dia rela jual semua demi mendapatkan mutiara itu. Selain itu dikatakan juga mereka yang menemukan harta karun itu rela menjual semua miliknya demi mendapatkan yang paling berharga. Jika sesuatu itu tidak penting dan tidak bernilai, maka kita tidak mungkinakan mau bayar harga.  

Paulus menyadarkan kita demi kemurahan Allah. Kita sudah menerima satu hal yang baik sehingga kita harus memberikan yang baik. Seberapa jauh kita mengerti kasih Allah, seberapa jauh kita mengerti kemurahan Allah, pengorbanan Kristus dan menghargai serta memberikan diri kita? Seharusnya keberadaan kita sebagai orang berdosa membuat kita tidak memiliki harapan. Hidup kita bisa kelihatan hebat di dunia ini tapi berapa lama kita boleh hidup? Dibandingkan dengan hidup dalam kekekalan, itu adalah hal yang mengerikan. Karena dikatakan setiap manusia berdosa akan dicampakkan ke lautan api, tempat kematian kedua. Disitu hanyalah ada ratapan dan tangisan, gertak gigi dan kesakitan, penderitaan selama-lamanya. Oleh karena itu betapa besar kemurahan Tuhan yang telah melepaskan kita, meskipun kita tidak ada artinya di hadapan Allah.  

Allah tidak bertambah mulia karena dipermuliakan kita. Jikalau manusia memberikan persembahan kepadaNya, bukan Dia akan bertambah kaya, itu hanyalah kesempatan yang Tuhan berikan agar kita bisa mengembalikan apa yang sudah kita terima dan diri kitapun sebagai ciptaan khususnya yang sudah ditebus adalah milik Dia. Karena kasihNya, Dia mau menjadi manusia mati di atas kayu salib untuk menebus dosa kita. 

1. Demi kemurahan  Allah.

Dalam kitab Roma, Paulus mengatakan bahwa semua orang sudah berdosa baik orang Yahudi maupun non-Yahudi. Semua yang berdosa akan menerima hukuman Allah tapi tatkala manusia berdosa memberontak menjadi musuhNya, Dia rela datang ke dunia untuk mati diatas kayu salib demi menebus dosa manusia. Roh Kudus diberikan untuk membawa kita mengerti kasih Tuhan dan kita bisa memiliki persekutuan dengan Bapa di Surga. Ini adalah kemurahan Tuhan yang besar.  

Waktu kita menerima kemurahan Tuhan ini, seharusnya kita menghargai. Apalagi kalau setelah itu kita masih diberikan kesempatan hidup, inipun merupakan kemurahan Tuhan. Tidak semua orang memiliki kesempatan hidup setelah dia percaya kepada Tuhan. Paulus mengatakan “Demi kemurahan Allah, aku menasehati kamu” Nasehat seperti satu permintaan yang berwibawa dari seorang ayah kepada anaknya yang harus dijalankan.  “Aku menasehati kamu untuk mempersembahkan diri”. Kita akan berani mempersembahkan diri kalau sadar kemurahan Tuhan. Menyadari kalau kita manusia berdosa yang boleh berjumpa dengan Tuhan, itu adalah suatu sukacita. Siapakah kita  boleh berjumpa dengan Allah yang mulia? Semata-mata itu adalah kemurahan Allah karena karya Kristus. Ada orang bekerja keras demi masa depannya yang hanya beberapa tahun. Tetapi jika dibandingkan dengan kekekalan, itu tidak ada artinya. Hidup dalam dunia ini seberapapun panjang dibandingkan dengan kekekalan itu tidak ada artinya. Maka Paulus waktu mengalami kesulitan mengatakan memang tubuh dia makin menurun, dia tahu ada penderitaan tetapi penderitaan itu terlalu ringan jika dibandingkan dengan kemuliaan yang disediakan.

2. Persembahan yang hidup.

Paulus yang sudah mempersembahkan diri,  juga menasehati kita demi kemurahan Allah supaya kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup. Mengapa ditekankan tubuh? Karena hal yang bersifat rohani kadang tidak kelihatan. Memang orang Yunani menganggap tubuh tidak penting tetapi kita melihat bahwa tubuh adalah bagian dari manusia. Tubuh yang kelihatan sering mewakili ekspresi dari jiwa. Berarti kita harus mempersembahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan. Satu hal perlu disadari bahwa sebenarnya diri kita bukan milik kita lagi. Alkitab mengatakan kita sudah dibeli dengan harga yang lunas dibayar, diri kita adalah milik Tuhan yang sudah dibeli ulang di tempat perjualan perbudakan dosa. Dia adalah Tuhan, tuan yang empunya diri kita. Sepatutnya kita memberikan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Ini adalah suatu respon yang wajar. 

Saat Paulus mengatakan “Saudara-saudara demi kemurahan Allah,  aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup”. Sebagai persembahan yang hidup, berarti kita hidup di dalam kehidupan yang baru, hidup untuk Tuhan. Saudara, seberapa sadarkah kita akan kemurahan yang Tuhan berikan untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan itu?

Ilustrasi:

Willian Carrey rela pergi ke India, bersama keluarganya, sekalipun pada waktu berada  di India, anaknya meninggal dunia karena sakit dan istrinya pun mengalami tekanan yang berat. Pencobaan yang di alami tidak menyurutkan sedikitpun niatnya untuk  mempersembahkan hidupnya ini, karena dia mengerti kemurahan Allah bahwa jalan Tuhan tetaplah yang terindah. Demikian juga dengan Hudson Taylor yang pergi ke China. Dia berani mempersembahkan dirinya meskipun akhirnya anak dan istrinya mati di China. Mengapa ada orang yang demikian tegar?

Sebaliknya, mengapa ada orang yang sudah puluhan tahun di gereja tidak mau melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh dan tidak pernah mempersembahkan hidupnya untuk Tuhan?  

3. Diperbaharui oleh Tuhan

Dunia ini hanyalah sementara, jangan mata kita tertutup oleh yang bersifat sementara. Kita tidak harus menjadi misionaris, tapi kita harus mempunyai tujuan hidup dimana kita ditempatkan haruslah memuliakan Tuhan, harus menjadi terang dan garam dunia. Dimana Tuhan menempatkan kita bukanlah suatu kebetulan, kita harus memuliakanNya dan bersaksi memberitakan Injil. Inilah yang dikatakan sebagai persembahan yang hidup, yang dikhususkan bagi Tuhan. Hidup kita sepenuhnya dikhususkan bagi Tuhan. Ingatlah bahwa dimanapun Tuhan menempatkan, kita harus bersaksi bagiNya. Jangan hanya mencari harta benda karena harta benda jika tidak diturunkan didalam kesalehan dan takut akan Tuhan, itu hanya menurunkan hal yang mencelakakan.  

Waktu kita mau mempersembahkan diri, rasul Paulus meminta kita untuk jangan sama seperti dunia ini lagi. Kita tidak boleh sama dengan dunia ini, dunia yang sudah dipengaruhi oleh berbagai macam filsafat dan roh tradisi yang yang melawan Tuhan. Waktu mempersembahkan diri, haruslah kita menggunakan cara Tuhan. Kehidupan kita tidaklah boleh sama dengan dunia ini melainkan berbeda karena kita adalah manusia baru, harus sudah diubahkan terus menerus. Kita harus berubah oleh pembaruan akal budi, yang dikerjakan oleh Allah dengan cara diperbarui melalui kebenaran firman Tuhan. Sudahkah kita terus diubahkan oleh Firman Tuhan? Berapa banyak dari kita yang sungguh membaca firman Tuhantiap hari ?

 Ilustrasi:

John Sung yang pernah dipengaruhi filsafat liberal oleh profesornya, setelah diselamatkan dia gelisah mendengar firman Tuhan sehingga akhirnya dia meminta profesornya bertobat. Dia lalu dianggap gila dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa selama 193 hari. Itulah saat Tuhan mendidik dia. Dalam setengah tahun dia selesai membaca Alkitab seluruhnya 40 kali dengan metode yang berbeda. Kerinduan akan firman Tuhan mendorongnya terus menerus membaca sehingga waktu dia melayani Tuhan adalah dengan kuasa yang luar biasa dari Tuhan karena dia mengandalkan Tuhan dan firmanNya.  

Hidup kita, konsep, kerangka pikir kita harus diperbarui oleh firman Tuhan. Kita pasti sudah sangat dipengaruhi keluarga, pendidikan, kita diminta untuk kembali. Diperbarui sehingga bisa membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik yang berkenan kepada Allah sehingga kita sungguh mengenal apa yang Tuhan mau dalam hidup kita. Secara prinsip, waktu menjalankan kehendak Tuhan yang sesuai dengan firmanNya, kita akan mengetahui kehendak khususNya bagi diri kita. Tuhan menghendaki kita kudus karena Dia kudus. Alkitab memerintahkan kita untuk mengenakan manusia baru.  

Saat kita mengenal dan menjalankan firman Tuhan, kita makin peka terhadap apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita. Berada dalam jalan Tuhan, kehendak Tuhan, inilah yang terindah, yang kelak waktu menghadap Dia, kita akan menghadapNya dengan sukacita. Saudara, seberapa jauhkah saudara sudah mengenal kehendak Tuhan, seberapa besar harga yang telah dibayar, relakah kita mengikuti cara Dia, mencari kebenaranNya? Saya rindu didalam hidup kita mempersembahkan diri.  

Ilustrasi:

Dulu ada seorang pelukis profesional yang diminta untuk melukis tentang penyaliban Tuhan Yesus. Saat ia mulai melukis, ia belum percaya. Untuk memulai lukisannya, ia mulai membaca Alkitab dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru yang berkaitan dengan penyaliban Kristus. Saat itulah dia mengerti tentang kemurahan Tuhan dan diapun bertobat. Lukisan itu bukan hanya sekedar untuk mencari dana, tapi sungguh-sungguh diekspresikan sebagai suatu persembahan yang hidup. Lukisan yang akhirnya dipajang di sebuah gereja di Jerman hingga suatu saat ada seorang pemuda yang sebelum mengikuti kebaktian Paskah melihat akan lukisan tersebut dan membaca tulisan yang terdapat dibawahnya “Nyawaku sudah kuberikan padamu, apa yang sudah kamu berikan padaku?” Sepanjang kebaktian, kalimat itu terus mengiang-giang dalam telinga pemuda itu. Kalau Tuhan memberikan yang paling berharga, apa yang saya persembahkan kepada Dia. Akhirnya pemuda itu menyerahkan diri untuk hidup melayani Tuhan, dia terkenal sebagai Simson Dove yang Tuhan pakai.

Penutup:  

Kalau Tuhan sudah memberikan diriNya untuk kita, apa yang sudah kita persembahkan? Apakah kita mau mengikuti perintah Tuhan untuk tidak sama dengan dunia ini tetapi terus diperbarui melalui firman Tuhan dan pekerjaan Roh Kudus sehingga kita bisa mengerti apa yang Tuhan kehendaki, yang baik dan sempurna dalam hidup kita? 

Maukah sauadara?  Amin.