sumber kristen

                                                                  www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

Tema                :  Korban yang harum bagi Allah

Nats                 :  Efesus 5:1-11

Penulis              :  Yusman Liong

Tujuan              : Agar jemaat  dapat hidup menjadi penurut-penurut Allah dalam Kristus Yesus dan yang melakukan kehendak-Nya, yaitu hidup dalam terang Tuhan.

 

Pendahuluan:

Jika kita membaca ayat-ayat dalam surat Efesus 5 ini apakah mungkin kita sanggup menjadi penurut-penurut Allah ? Jika saya boleh bandingkan dengan beberapa puluh tahun yang lalu  ketika itu teknologi belum begitu maju, tetapi manusia sudah berpikir untuk pergi ke bulan. Berpikir untuk pergi ke bulan tentunya boleh-boleh saja, dan hanya berpikir saja tentu sangat mudah sekali, tetapi apakah mungkin manusia sanggup untuk menginjakkan kakinya ke bulan? Mungkin 50 atau 70 tahun yang lalu, berpikir ke bulan itu sama mustahilnya dengan kita berkata akan membangun gedung pencakar langit setinggi 30 lantai saja.

Pertanyaan bagi kita hari ini adalah, apakah dengan kemajuan tekhnologi yang serba maju kita masih memerlukan dan melakukan firman Tuhan? Perlukan kita memakai tekhnologi untuk melakukan firman Tuhan. Yang terpenting adalah hati yang taat, setia, berserah pada Tuhan, dalam Tuhan tidak ada yang menjadi mustahil. Percayakah Saudara?  Dari ayat-ayat yang baru dibaca kita akan belajar beberapa kebenaran penting:

  1. Menjadi penurut-penurut Allah dalam Kristus Yesus.

      Ef. 5:1,2. Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.   

Kata penurut dapat juga berarti pengikut atau peniru. Apa yang akan ditiru atau dituruti? Yang jelas adalah teladan Allah yang penuh kasih, yang dengan rela menyerahkan Anak-Nya  yang Tunggal sebagai korban penebusan dosa umat manusia. Yaitu dosa Saudara dan saya. Paulus memberikan perintah agar menjadi penurut-penurut  Allah seperti anak-anak yang kekasih. Anak yang dikasihi pasti adalah anak yang penurut. Bahkan seperti apa yang dikatakan dalam Mat. 5:45 menjadi anak-anak Bapa yang di Sorga, jika anak menuruti perintah Bapa yaitu mengasihi para musuh dan berdoa bagi mereka. Jika demikian kapan orang percaya menjadi anak-anak Bapa Sorgawi?

i.                     Pada saat Kristus melepaskan mereka dari kuasa dosa, maka mereka

ii.                   akan menerima Roh Kudus dan terpelihara oleh Roh Kudus.

iii.                  Dan meyakini bahwa Roh Kudus bersaksi dalam diri mereka, sehingga dapat berseru Abba ya Bapa.

iv.                 Meyakini bahwa saat ini Roh Kudus sedang memimpin kehidupannya dan sanggup membuang praktik-praktik kehidupan duniawi yang membawa kebinasaan.

v.                   Dapat meneladani-meniru-menuruti kehendak Bapa Sorgawi.

Sebagai anak-anak Bapa Sorgawi yang dikasihi, dikuduskan oleh Allah dalam darah Yesus Kristus memang sudah seharusnyalah jemaat menjadi penurut-penurut Allah. Paulus selanjutnya menuntut jemaat katanya: dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.   

Kata hidup = peripateo dapat berarti berjalan  kian kemari. Berjalan kian kemari di dalam kasih, jadi, sepanjang perjalan hidup selalu berada dalam agape, kasih . Sama seperti Tuhan Yesus juga mengasihi jemaat, bukan pada saat tertentu tetapi Yesus menyatakannya sepanjang hidupNya dalam dunia ini, terakhir sebagai wujud nyata adalah pengorbanan-Nya diatas kayu salib. Perbuatan Yesus adalah sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

Mungkin jemaat akan berkata mana mungkin  dapat melakukan perbuatan kasih sampai harus berkorban diatas kayu salib! Masalahnya bukan terletak pada bisa atau tidak bisa melakukn perbuatan kasih tersebut. Yang terpenting setia dan taat pada perintah Allah, mau menjadi penurut-penurut Allah dalam soal kasih.

Paulus memakai anak-anak sebagai contoh, jika anak berdiri di meja lalu orang tuanya menyuruhnya melompat, pasti anak tersebut akan segera melompat, dia tidak akan takut bahaya terjatuh atau tidak ditangkap orang tuanya. Anak akan sangat penurut, taat pada orang tuanya, sebab ada kasih sebagai dasar baginya.dari segala tindakan. Paulus juga mengharapkan agar  jemaat berlaku demikian juga..

Aplikasi:

Bapa demikian mengasihi kita, buktinya dengan Yesus Kristus yang rela berkorban bagi kita diatas kayu salib, pengorbanan-Nya demikian besar, bagaimana dengan kerelaan kita berkorban bagi Tuhan Yesus? Bagaimana dengan keinginan hati kita untuk menjadi penurut-penurut Allah? Jangan karena rugi hanya sedikit saja kita rela berbuat dosa.

Apakah akan menjadi sangat rugi perusahaan kita, jika kita ikut kebaktian doa, atau ikut tim pelawatan yang hanya  mungkin satu dua jam saja. Apkah hari minggu tutup toko lalu hari senin kita tidak makan lagi?

Jadilah penurut penurut Allah, sebab Dia sedang memberkati kita.

 

2. Siapa penghuni Kerajaan Kristus dan Allah

    Ef. 5:3-7. Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.  Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono--karena hal-hal ini tidak pantas--tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.  Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka. 

Sebagai anak-anak Allah yang kekasih yang Allah dapatkan kembali  dengan pengorbanan Anak-Nya yang Tunggal, maka sudah seharusnyalah jemaat menanggalkan manusia lamanya. Kita akan melihat  Ef.4:22-24, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

Manusia lama bagaikan baju yang telah sobek, kotor dan sudah tidak layak pakai, mengapa masih harus dipertahankan untuk menjadi pakaian ? Coba kita membaca apa yang ditulis Rasul Paulus dalam ayat-ayat yang baru kita baca itu! Ef. 5:3-7.

Pada ayat ke 12 Paulus berkata: Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan. 5:3b disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.   Sebagai orang kudus yaitu orang yang telah diasingkan bagi Tuhan, tentu sangatlah tidak patut  sebab sangat memalukan sekalipun hanya menyebutkan perbuatan-perbuatan yang melecehkan Sang Pencipta dan ciptaan-Nya  ditempat yang tersembunyi, tentu apalagi di bicarakan didepan umum, kecuali urat malunya telah putus.

Kata mereka pada ayat 12 menunjuk pada orang kafir, anak-anak kegelapan, anak durhaka, dan apa yang mereka lakukan itu adalah sesuai dengan hakekat dan sifat mereka. Sedangkan jemaat Efesus bukanlah seperti mereka, sebab kasih Kristus Yesus yang telah menebus dan mengasingkan mereka untuk hormat dan kemuliaan Allah. Jemaat Efesus disebut sebagai anak-anak yang kekasih.

Sebagai orang-orang kudus tentu haruslah dimengerti bahwa bukan masalah menyebutkannya saja, yang paling mendasar, adalah tidak ikut serta dalam perbuatan-perbuatan orang-orang kafir atau durhaka tersebut. Kalau sudah biasa mengatakan kata-kata porno atau kotor maka dengan sendirinya, secara otomatis akan diikuti dengan perbuatan, karena itu  Paulus mengatakan: Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah. Ef.5:5.    

Jadi taruhannya sangat besar, jangan kira ini bukan dosa yang tidak mendatangkan maut, perbuatan dosa hanya mendatangkan kenikmatannya yang sebentar saja. Contohnya, jika berzinah, berapa lamakah kenikmatannya? Apakah sepanjang hari? Yang jelas sepanjang hari hati nurani yang akan menuduh si pembuat dosa. Hati yang ketakutan karena takut ketahuan oleh isteri atau suami atau orang tua, bagaimana nanti kalau hamil dan segudang lagi tuduhan hati nurani.

Aplikasi:

Para jemaat sangat diharapkan oleh rasul Paulus agar jangan bergaul dengan orang-orang durhaka, sesat dan kafir ini. Bagaimana dengan kehidupan kita hari ini? Apakah kita menjaga kesucian hidup? Apakah kita berpedoman sekali selamat tetap selamat? Orang yang telah diselamatkan tidak akan kembali kedalam dosa sebab kuasa dosa telah disalibkan oleh Tuhan Yesus Roma 6:6. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Karena itu milikilah cara pandang yang benar dalam kehidupan ini Roma 6:11 Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

.

3. Hidup sebagai anak-anak terang

     Efesus 5:8-11. Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. 

Kehidupan yang gelap adalah kehidupan masa lampau, sebelum mengenal dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Ibaratnya, kalau sudah mandi jangan lagi bermain lumpur. Karena itu Paulus mengharapkan hidup mereka harus sesuai dengan situasi yang baru ini, “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan kehidupan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.” Jemaat Efesus adalah anak-anak terang bukan nak kegelapan, “dahulu kamu adalah kegelapan”, kegelapan di sini bukanlah dalam suasana kegelapan yang tidak ada cahaya, bukan juga sifat yang mereka punyai. Yang Paulus maksudkan adalah seluruh eksistensi mereka, diri mereka, hakekat mereka. Karena itu hidup dan pekerjaan mereka adalah hidup dan pekerjaan  kegelapan, hidup dan pekerjaan yang memimpin mereka menuju kematian kekal. Efesus 2:1,2 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.

Itu adalah situasi mereka dulu tetapi sekarang berada dalam situasi “terang.” Terang yang bukan dari diri mereka, atau mereka berada dalam terang atau diterangi oleh terang. Paulus berkata mereka adalah terang “di dalam Tuhan”. Jadi, Paulus sangat mengahrapkan  jemaat Efesus  dapat membedakan diri dengan orang yang belum percaya, sebab saat ini jemaat sudah berada dalam status yang dikuduskan bagi Tuhan Yesus. Itulah alasannya mengapa jemaat Efesus harus berada dalam kehidupan   sebagai anak-anak terang, sekalipun dunia ini penuh kegelapan.  Sebagai pengikut Kristus Yesus, terang-Nya Tuhan telah bersinar dalam diri orang percaya, dan telah menjadikan mereka sebagai terang itu.

Tentu bukan itu saja, jemaat harus yakin bahwa saat ini Roh Kudus sedang memimpin kehidupannya dan karenanya sanggup membuang praktik-praktik kehidupan duniawi yang membawa kebinasaan.

Apakah hasil dari kehidupan dalam terang itu? Paulus berkata:”karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran.” Seorang penafsir yang terkenal mengatakan bahwa ketiga hal ini adalah lawan kata dari kemarahan, keserakahan dan hawa nafsu, seperti yang disebutkan dalam fasal 4. Ini adalah cara hidup lama, yang pekerjaannya adalah: percabulan, kecemaran, keserakahan, dan kejahatan yang lain. Sangat jelas yang Paulus ingin katakan pada jemaat adakah:  dengan cara hidup lama ini apakah ada hasilnya? Dalam hidupmu sekarang yang sudah percaya Tuhan Yesus, yang telah menjadi anggota tubuh Kristus, apakah sudah menanggalkan cara hidup lamamu? Dari ayat ini kita juga dapat merangkum pandangan Etika Paulus: di mana Allah bekerja, di situ ada kebaikan; di mana Allah memerintah, di situ ada keadilan,; di mana penyataan-Nya dimengerti(dipahami)di situ ada kebenran.

Pada ayat 10 Paulus meminta jemaat untuk menguji situasi di mana mereka berada dengan penyataan Allah dalam Kristus. Kata menguji dapat berarti mencoba, menyelidiki dengan api. Atau dapat juga memiliki arti memilih, mengambil keputusan, menyetujui, menganggap baik. Saudara, kata-kata tersebut  cukup jelas, dalam terang tentu tidak akan menghasilkan percabulan, kecemaran, keserakahan, dan kejahatan yang lainnya. Karena itu ujilah, pilihlah, ambillah keputusan yang sesuai dan berkenan pada Allah. 

Ilustrasi:

Ada seorang bapak, jika di rumah atau di gereja sangat saleh dan tidak ada tanda-tanda bahwa dia suka pergi mencari  wanita yang profesinya pelacur. Dia mencintai isterinya yang cantik, tapi suatu hari sang isteri merasa ada keanehan pada dirinya, lalu pergi memeriksakan dirinya pada dokter kandungan, setelah diperiksa kemudian keesokannya kembali dengan membawa hasil laboratorium. Positif mengidap penyakit kotor kata dokter. Ibu muda ini begitu hancur dan marah, dia tahu ini pasti kerjaan suaminya yang suka keluar kota berdagang dan sambil mencari pelacur.

Apakah hasilnya dari hidup dalam kegelapan? Keluarga menjadi sengsara, malu, tertekan bathinnya.

Sebagai penutup kita membaca ayat 11 Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. 

Apakah korban yang berbau harum bagi Allah? Ya, ayat 11 ini, Maukah kita memberikan korban yang berbau harum bagi Allah?  Lakukanlah ayat 11, Tuhan memberkati. Amin.