sumber kristen

                                                                  www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

Tema       : KEBANGGAAN SEORANG PENGABAR INJIL

Nats        : Matius 28:16-20

Penulis    : Peter Candra,

 Tujuan    : Agar jemaat mengerti betapa Tuhan mau jemaat melakukan tugas penginjilan sebab inilah tugas utama orang percaya, Tuhan juga ingin agar jemaat dapat melihat betapa banyaknya orang yang sedang menuju neraka.  Tuhan mempercayakan injil pada jemat agar dikabarkan sebab Tuhan sedang mau memakai jemaat dalam tugas mulia

 

 Pendahuluan:

            Suatu hari sebelum saya dipercaya untuk menjalankan suatu program penginjilan, saya ditanya apakah saya sudah belajar metode peledakan penginjilan (EE) atau belum?  Pertanyaan tersebut menjadi pemikiran saya sampai hari ini.  Saya bertanya-tanya apakah seseorang harus belajar metode penginjilan tertentu baru dapat mengabarkan Injil dengan baik?

            Menurut saya, seseorang akan memiliki api penginjilan yang sejati seandainya ia menyadari tiga hal.  Jika ia tidak menyadari tiga hal ini , sekalipun ia dilatih dengan metode penginjilan tercanggihpun paling-paling ia hanya akan mengabarkan Injil tidak lebih dari tiga bulan, setelah pelatihan itu.  Saya pernah berbakti di gereja yang majelisnya hampir semuanya adalah pelatih metode penginjilan EE.  Mereka bukan hanya menjadi pelatih di gereja sendiri, tapi lintas gereja, lintas daerah, lintas propinsi, bahkan sudah pernah melatih orang sampai ke Australia.  Akan tetapi yang terus mengherankan saya adalah selama dua tahun bergereja di situ  jemaatnya tidak bertambah dan terus itu-itu saja.  Dalam penginjilan metode sangatlah penting, tetapi saya akan mengajak Saudara melihat tiga hal yang lebih penting yang dapat terus mengobarkan api penginjilan dalam jiwa kita.

            Pertama, adanya kesadaran bahwa menginjili adalah perintah Tuhan.  Kalau kita mengasihi Tuhan, maka kita akan berani bermalas-malas dengan anugerah keselamatan yang telah kita terima melainkan kita akan terus mengabarkan Injil.  Kedua, adanya kesadaran bahwa menginjili adalah untuk memenuhi kebutuhan sesama yang sedang menuju ke neraka.  Hal inilah yang ada di dalam hati Yesus Kristus ketika Ia hidup di dunia ini.  Bukankah Ia mencucurkan air mata ketika Ia memasuki Yerusalem dan menangisi mereka yang tersesat?  Hal inilah juga yang ada di dalam hati Rasul Paulus yang berapi-api mengabarkan Injil.  Ketika ia memasuki kota Athena yang penuh dengan kuil berhala dan patung-patung ia menangisi kota itu.  Demikian juga ia mengatakan bahwa ia pernah melayani orang-orang Efesus dengan mencucurkan air mata selama tiga tahun.  Air mata yang dikeluarkan untuk orang-orang yang akan menuju ke neraka pasti akan mengobarkan semangat penginjilian kita.  Adakah Saudara berdiri di depan kuil atau kelenteng dan menangisi orang-orang di sana yang sedang berjalan menuju neraka?  Saya sangat menentang orang-orang Kristen yang katanya murah hati dan bertoleransi, maka ia ikut menyumbang pembangunan rumah ibadah agama lain.  Kalau saudara melakukannya, berarti Saudara ikut berbagian mempersiapkan jalan bagi orang-orang menuju neraka.  Ketiga,  adanya kebanggaan terhadap tugas penginjilan.  Rasul Paulus pernah mengatakan bahwa ia tidak malu terhadap Injil yang ia beritakan (Roma 1:16; dalam Alkitab Indonesia diterjemahan agak lain, aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil).  Tidak malu alias perasaan bangga dengan tugas menginjili yang kita lakukan akan menjadikan kita seumur hidup menjadi orang yang setia mengabarkan Injil. 

            Karena keterbatasan waktu, hari ini saya hanya akan mengajak Saudara mempelajari empat kebanggaan kalau kita mengabarkan Injil berdasarkan amanat agung Tuhan Yesus yang tertulis dalam Matius 28:19-20.  Saya berharap kita belajar empat kebanggaan sebagai seorang pengabar Injil,  sehingga kita tidak merasa harus merasa malu mengabarkan Injil.

 

Kalau kita mengabarkan Injil berarti kita sedang memasarkan prodok dengan calon konsumen yang paling banyak di dunia

Perhatikan perintah Tuhan Yesus, jadikan semua bangsa murid-Ku.  Ini berarti bahwa semua manusia di dunia ini adalah calon konsumen terhadap produk Injil yang kita tawarkan.  Adakah perusahaan yang dapat memproduksi sesuatu yang kemudian kalau dipasarkan maka semua bangsa membutuhkannya?  Saudara mungkin menerka, ada yakni produk makanan pokok, misalnya beras.  Beras dibutuhkan oleh semua manusia.  Betulkah?  Kalau saudara berangkat ke Irian Jaya atau ke Timur Indonesia yang menjadi makanan pokoknya adalah ubi dan sagu, di sana saudara  akan mendapati bahwa ternyata beras tidak dibutuhkan oleh semua manusia dibelahan Indonesia Timur. 

            Oh, saudara, mungkin berpikir perusahaan yang memproduk periuk, panci atau wajan, akan dapat menjual produknya kepada segala bangsa.  Betulkah?  Pergilah ke pedalaman, ke daerah yang masih primitif, mereka minum air sungai yang tak pernah di masak, mereka hanya makan daging yang dibakar langsung di atas api.

            Coba cari lagi, perusahaan konveksi atau pakaian.  Semua orang membutuhkan pakaian.  Betulkah? pergilah ke Irian Jaya, saudara masih dapat menemukan orang-orang yang seumur hidupnya tidak pernah memakai baju, mereka hanya memakai koteka saja. 

            Tidak akan ada satu produk dari perusahaan yang paling besar sekalipun yang bisa memproduksi barang yang akhirnya bisa dipasarkan ke seluruh bangsa kecuali Injil. Dan ingat tidak semua produk itu sesuai dengan kebutuhan segala bangsa, sebab budaya dan kondisi daerah berbeda. Sesungguhnya tidak ada produk apapun yang seperti Injil.  Injil dibutuhkan oleh semua bangsa, bahasa, dan suku untuk keselamatan mereka.  Orang yang kaya membutuhkan Injil, orang miskin juga membutuhkan Injil.  Orang yang berpendidikan membutuhkan Injil, orang yang buta huruf pun membutuhkan Injil. 

Kalau Saudara dan saya mengabarkan Injil hendaknya Saudara tahu, bahwa Saudara sedang mengerjakan hal yang paling membanggakan di dunia, sebab kita sedang memasarkan produk dengan konsumen yang paling besar yakni seluruh bangsa.

 

Kalau kita mengabarkan Injil berarti kita sedang memproduk sesuatu yang paling berkualitas.

Mengabarkan Injil berarti memproduksi murid Tuhan Yesus.  Apa arti menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus?   Secara sederhana berarti kita sedang membawa jiwa-jiwa yang tersesat yang akan binasa kepada Tuhan Yesus. Memindahkan mereka yang akan binasa kedalam hidup yang berkelimpahan anugerah Allah. Ini berarti kita menjadikan orang yang akan binasa menjadi orang yang bernilai kekal.  Bukankah injil itu luar biasa sekali? Produk apa yang seperti injil? Tidak ada!

            Adakah sesuatu produk atau barang yang begitu mahal, begitu bagus, dan begitu bermutu sehingga bisa bertahan seumur hidup?  Adakah barang-barang yang diproduksi di dunia ini yang tidak akan aus atau menyusut?  Adakah produk yang bernilai kekal?

            Sudah dapatkah Saudara melihat kebanggaan mengabarkan Injil yang berarti kita menjadikan orang-orang berdosa yang akan binasa menjadi orang-orang yang diselamatkan yang memiliki nilai kekekalan?  Selama ini Saudara tidak mengabarkan Injil mungkin karena Saudara merasa malu sebab saudara belum menyadari bahwa dengan memberitakan Injil, Saudara sedang memproduk jiwa-jiwa yang bernilai kekal.   Bisa jadi orang yang pernah mendengarkan Injil yang kita kabarkan telah bertobat dan melupakan kita, bahkan kita pun sudah melupakan mereka, tetapi suatu saat nanti ketika kita sama-sama di surga kita akan bertemu dan berbangga bersama.  Luar biasa, karena kita pernah menjalankan amanat agung mengabarkan Injil dengan baik.

Tahukah Saudara ketika satu jiwa yang bertobat kembali kejalan Allah berarti sorga bersukacita, para Malaikat bergembira. Buatlah Sorga bersukacita!

Kalau kita mengabarkan Injil berarti kita sedang bekerja pada majikan yang paling kaya.

Adakah majikan yang lebih kaya dari pemilik perusahaan keluarga yakni Bapa, Putra, dan Roh Kudus?  Yesus berkata, segala kuasa sudah diberikan kepada-Nya. Itu berarti tidak ada apapun yang bukan milik-Nya.  Kalau kita mengabarkan Injil berarti kita bekerja pada majikan yang paling kaya.  Karena itu kalau Saudara mau mengerjakan misi mengabarkan Injil dengan sungguh-sungguh Saudara tidak akan kekurangan dana.  Apalagi kalau Saudara bersedia menyerahkan diri sepenuhnya untuk menjadi penginjil.  Majikan kita baik dan dia tidak akan pernah memberikan upah kerja di bawah UMR.   Dia telah menjanjikan bukan hanya memberikan kecukupan tetapi kelimpahan.

Ilustrasi: 

Ada seorang hamba Tuhan dia bersaksi demikian: Sebagai penginjil saya dapat bersaksi bahwa saya telah mengalaminya. Ketika saya meninggalkan pekerjaan yang menjanjikan masa depan yang baik untuk menjadi penginjil, saya pernah diejek, dihina, dan dianggap bodoh, karena akan menjalani hidup yang susah. Tetapi sampai hari ini Tuhan sudah membuktikan bahwa Dia kaya, dan saya tak perlu meragukan Dia yang telah, sedang, dan akan saya layani seumur hidup ini, akan membiarkan saya dalam kemiskinan

Ilustrasi:        

Banyak orang yang punya uang  banyak berpikir bahwa ia memiliki kebanggaan yang khusus.  Ada seorang pemuda dengan bangga memperkenalkan kekayaan berlimpah milik bapaknya kepada penginjilnya.  Dengan mengendarai mobil BMW barunya,  ia membawa penginjilnya yang baru datang pelayanan untuk makan siang.   Setelah makan siang ia membawa penginjilnya keliling-keliling.  Berbagai kompleks ruko mewah dilewatinya.  Kadang-kadang ia berhenti dan menunjukkan beberapa blok ruko mewah, dengan mengatakan kepada penginjilnya, ini ruko bapakku.  Setelah itu, ia mengajak penginjilnya keliling lagi, dan menunjukkan satu supermaket besar, dan mengatakan lagi kepada penginjilnya, itu juga milik bapakku.  Penginjil ngangguk-ngangguk.   Tidak berapa jauh dari supermaket itu ada satu bank besar lagi yang sudah sangat terkenal di kota itu.  Dengan bangga pemuda itu memperkenalkan lagi kepada penginjilnya, katanya,  Bank itupun milik bapakku. 

Setelah menunjukkan Bank itu, dia mengantar penginjil pulang, dan kebetulan mereka melewati suatu pantai yang indah. Dengan sedikit keras, penginjil berseru, tolong berhenti sebentar, saya akan tunjukkan sesuatu kepadamu.   Lihatlah pantai itu dengan lautnya yang luas.  Tahukah engkau kekayaan apa yang ada di dalam laut itu?  Tentu saja ikan-ikan dan segala kekayaan laut lainnya, jawab pemuda itu dengan heran.  Aku mau beritahukan kepadamu, itu adalah milik Bapaku.  Lihat juga gunung-gunung dan bukit-bukit yang jauh di sana.  Dapatkah engkau menghitung berapa banyak kekayaan yang terkandung di dalamnya?  Dengan terbengong-bengong pemuda itu menggelengkan kepalanya.  Tahukah kamu, semua gunung-gunung itu juga milik Bapaku yang di sorga? Penginjilnya dengan tenang memberitahu pemuda itu, bahwa sesungguhnya ia lebih kaya, karena ia mempunyai Bapa di surga sang pemilik segala sesuatu.  Jangan takut berkorban dalam mengabarkan Injil, majikan kita yang kaya bisa menjadikan kita bangga atas pekerjaan yang dipercayakan-Nya kepada kita.

 

Kalau kita mengabarkan Injil berarti kita bekerja pada perusahaan yang tidak ada PHK nya.

Di masa yang sulit sekarang ini, krisis moneter berkepanjangan seperti menjalani lorong gelap yang tidak ada ujungnya, perusahaan manakah yang dapat menjanjikan seperti perusahaan milik Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus, bahwa tidak akan ada PHK bagi orang yang bekerja padanya?   Perhatikan jaminan kerja yang tidak akan berakhir, Aku menyertai kamu sampai kepada akhir zaman, jadi bukan hanya sampai umur tertentu, atau tahun tertentu tapi sampai selama-lamanya.  Inilah kebanggaan yang tidak ada taranya.  Tuhan tidak akan pernah menolak orang yang mau mengabarkan Injil seumur hidupnya.  Tuhan juga tidak akan menolak orang yang mau menjadi penginjil seumur hidupnya.  Saudara dan saya akan disertai, dipimpin, dihibur dan dikuatkan seumur hidup.  Kita juga tidak perlu takut kalau sudah pensiun, sebab setelah pensiun pun kita masih tetap bisa mengabarkan Injil.  Tidak akan ada orang yang dapat memberhentikan Saudara kalau Saudara mau mengabarkan Injil dan menjadi seorang penginjil.

 

Penutup

Adakah Saudara menyadari kebanggaan mengabarkan Injil yang tertulis dalam amanat agung Tuhan Yesus ini?  Jangan malu mengabarkan Injil. Kalau Saudara mau mengabarkan Injil dengan setia Saudara akan memiliki sekurang-kurangnya empat kebanggaaan.  Mengabarkan Injil berarti kita sedang memasarkan produk yang laku untuk segala bangsa, mengabarkan Injil berarti kita sedang memproduk sesuatu yang paling bernilai, yakni jiwa yang kekal, mengabarkan Injil berarti kita sedang bekerja pada majikan yang paling kaya sehingga Saudara dan saya tidak akan pernah di PHK.

            Maukah Saudara memohon Tuhan mengobarkan api penginjilan dalam hati Saudara?  Amin.