sumber kristen

                                                                  www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

Tema    : ALLAH MENYERTAI KITA ! IMMANUEL.

Nats        :   Matius 1:23

Penulis   :  Yusman Liong

Tujuan  :  Dari nama Immanuel biarlah  jemaat lebih mengenal dan tahu persis bahwa Allah dalam Yesus Kristus tidak pernah meninggalkan umatNya yang telah Dia tebus dengan darah-Nya. 

 

Pendahuluan:
Lagu karangan Healey Willan, Ya datanglah  Immanuel ! Adalah sebuah puji-pujian yang indah untuk hari Natal, Healey mengatakan dalam pujian tersebut bahwa kedatangan Immanuel adalah karena kerinduan-Nya pada umat Israel.  Allah rindu menyertai kita ! Mengapa Dia rindu menyertai umat manusia? Karena Allah tahu betapa manusia tidak mungkin datang dan kembali pada jalan Allah karena dosa. Kerinduan Allah terwujud dalam memberikan Anak-Nya yang Tunggal, sekalipun harus dikorbankan diatas kayu salib. Allah memberikan sesuatu yang sangat berharga.  Demi memenuhi kerinduan kasih-Nya pada umat manusia.

Saya pastikan semua warga gereja tidak ada  yang tidak mengetahui pokok ajaran tersebut. Immanuel adalah salah satu nama Allah bahkan banyak orang Kristen menggunakannya sebagai nama gereja, nama paduan suara gereja, nama sekolah, nama rumah sakit, nama toko buku, dan sebagainya. Bagus, dan keren kan ?

Matius 1:23 Mengatakan: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Immanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita.

Dari ayat ini, khususnya nama Allah yang berarti: Allah menyertai kita. Kita akan belajar beberapa pengajaran yang indah:

1. Allah menyertai kita.

Jelas kata Immanuel berarti Allah menyertai kita. Penyertaan-Nya karena kita percaya dan menerima Dia sebagi Tuhan dan Juruselamat pribadi kita. Firman Tuhan berkata pada saat kita percaya dan menerima Dia, maka Allah Roh Kudus berada dalam hati kita.  Ef. 1:13 Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Apa yang rasul Paulus katakan dalam ayat ini cukup jelas, yaitu ketika percaya pada Tuhan Yesus, maka Roh Kudus telah berada dan termeterai dalam hati kita.

Selanjutnya Paulus berkata dalam1 Kor 3:16. bahwa: “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?”  Kedua ayat ini berkata dengan sangat jelas,  bahwa pada saat percaya itulah dimeteraikan dengan Roh Kudus, dan selanjutnya  Roh Allah diam di dalam kita. Tetapi, dalam kenyataan hidup ini, banyak orang yang tidak percaya akan penyertaan Allah, sehingga dengan beraninya melakukan pelanggaran akan firman Tuhan, perbuatan yang mencemarkan nama Allah, sedikitpun tidak merasa harus malu atau telah berdosa pada Allah.

Disamping itu banyak kali jemaat telah salahgunakan nama Allah ini, Immanuel,  mereka mengucapkan 'Allah menyertai kita', dan mereka lalu berpikir atau berteologi seolah-olah dengan mengucapan kata itu secara otomatis Allah akan menyertainya. Jika dibandingkan dengan pesulap, tidak banyak bedanya seperti tukang sulap yang mengucapkan 'sim  salabim', abrakadah, lalu dari dalam topinya keluar seekor burung merpati putih atau melompatlah sang kelinci keluar dari topinya.

Jika itu yang terjadi masih lumayan, bukankah banyak orang Kristen yang namanya juga sudah Kristen, mungkin namanya Immanuel, tetapi bukankah banyak kali kita menemukan kelakuan, maupun moralnya sama sekali tidak mencerminkan bahwa Allah sedang menyertainya ? Hidupnya bagaikan atheis praktis, artinya, hidupnya memang sudah percaya Tuhan Yesus, sudah dibaptis, namun secara praktis hidupnya menyangkal keberadaan Allah. Jika ditanya dia akan menjawab Ooh aku tetap mengakui keberadaan Allah, aku tidak menyangkal-Nya, namun dalam praktik hidup secara praktis tidak mengakui kehadiran Allah yang menyertainya. Dengan budi mereka mengakui adanya Allah, dengan mulutnya mereka memuja dan berseru pada-Nya.

Bahkan bila Allah “diserang”mereka bangkit dan membela dan bersedia mati. Tetapi dalam kenyataan hidupnya Allah tidak berperan. Mereka hidup seolah-olah Tuhan tidak ada. Iman mereka kepada Allah tidak merasuki jiwa, hati dan prilaku mereka. Paulus berkata pada Timotius bahwa orang-orang atheis praktis ini adalah: Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!  II Tim 3:5.  

Orang-orang yang tidak mempedulikan agama ini hanya secara luarnya saja kelihatan sangat saleh, tetapi sedikitpun tidak memberi rasa hormat pada Allah. Sehingga yang terjadi adalah agama tanpa moral yang seharusnya agama dan moral selalu bersatu, kita coba melihat PL tentang hal ini:

Amos 2:6-8. Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Israel, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka menjual orang benar karena uang dan orang miskin karena sepasang kasut; 2:7 mereka menginjak-injak kepala orang lemah ke dalam debu dan membelokkan jalan orang sengsara; anak dan ayah pergi menjamah seorang perempuan muda, sehingga melanggar kekudusan nama-Ku; 2:8 mereka merebahkan diri di samping setiap mezbah di atas pakaian gadaian orang, dan minum anggur orang-orang yang kena denda di rumah Allah mereka. Perbuatan Israel yang sangat tidak bermoral padahal mereka beribadah. Secara lahiriah mereka memelihara kebiasaan beribadah, tidak pernah absen ke Bait Allah, Ooh mereka rajin bernyanyi, suka akan lagu-lagu rohani dan kidung pujian, turut mengucapkan amin untuk setiap doa, dan selalu terlihat memberikan persembahan, sangat saleh, bahkan sering dan hampir tiap malam tidur dekat dengan Mezbah, tetapi semua dilakukan hanya bentuknya saja, tanpa merasa harus malu, tanpa perasaan bathiniah, agama mereka adalah tanpa moral. Segala yang dilakukan secara rutin akan menjadi kebiasaan, sesuatu yang sudah biasa dilakukan, bisa dengan  tanpa iman, tanpa iman berarti juga tanpa kuasa. Hambar...tanpa rasa, kering, bak rumput dimusim kemarau.  

Kelakuan atau moralnya tidak ubahnya seperti orang atheis positif. Orang yang secara sadar menolak dan tidak percaya adanya Tuhan Allah. Mungkin untuk lebih jelasnya kita perlu memakai ilustrasi.

Ilustrasi:

Saudara, kita akui bahwa kebaktian/ibadah adalah hal yang sangat penting, tetapi, jika ada pesta dihari minggu maka kebaktian ditinggalkan dan pergi kepesta, padahal jika pulang gereja masih sempat kepesta. Ada juga jemaat yang kedatangan  tamu, maka jemaat tersebut membawa tamu jalan-jalan, sedangkan tugas di gereja ditinggalkan begitu saja tanpa pemberitahuan atau mencari penggantinya.

Jika dulu, banyak hal sebelum dilakukan maka doa adalah hal yang terpenting, sebelum turun kesawah, buka toko, menikah, pesta selalu didahulukan dengan ibadah, paling sedikit doa oleh Pendeta. Tapi zaman sekarang, urusan ibadah adalah nomor dua, jika dilakukan dipesta akan membawa malu, tidak enak dengan tamu, tetapi apakah enak dengan Tuhan?

Apakah Allah masih menyertai kita? Apakah perlu Allah menyertai kita? Bukankah dalam banyak hal Allah tidak diikut sertakan kita juga merasa aman, sejahtera, terasa tetap ada berkat. Sering Immanuel itu hanya cukup di mulut saja.

 

2. Menyalahgunakan nama Immanuel.

Banyak orang Kristen lupa bahwa Immanuel adalah  salah satu nama-Nya Allah. Nama Allah yang berinkarnasi dalam tubuh manusia yang diberi Nama Yesus. Nama itu dikutip Matius 1 : 23 dari nubuat Yesaya, "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel, yang berarti Allah menyertai kita." Yesaya 14:7. Artinya, dengan inkarnasinya Allah dalam kelahiran Yesus, Allah sendiri yang datang kepada manusia, dan Allah datang untuk menyertai dan menyelamatkan umat manusia.

Immanuel, memang indah nama ini dan sangat bermakna.

Namun, banyak orang yang menyalahgunakan nama sakral ini, Immanuel, nama ini hanya dipakai sebagai semboyan untuk menyakinkan diri bahwa Allah berada di pihaknya. Atau untuk membenarkan perbuatannya. Seperti para imam dan orang Farisi menghukum Yesus karena menganggap bahwa Yesus telah menghujat Allah, dan mereka merasa Allah berada di pihak mereka. Ingatkah peristiwa Saulus yang mendapatkan surat izin untuk menangkap dan membunuh orang Kristen? Kis Ras 9:1,2.

Para serdadu Perang Salib menyebutkan perang itu 'Perang Suci', karena menganggap bahwa Allah berada di pihak mereka. Berapa puluh ribukah yang telah mati konyol pada masa perang salib? Apakah cara yang demikian Allah menyertai mereka? Pada perang dunia II pasukan Hitler juga beranggapan demikian. Mereka meneror orang Yahudi, padahal pada ikat pinggang pasukan nazi tersebut tertulis 'Gott mit Uns'. Allah menyertai kita. Apakah menurut Anda Allah berada di pihak yang meneror Ingatkah peristiwa Maluku, Poso, apa yang diterikan para peneror, Allah maha ......, maha apa? Mereka dengan sangat yakin bahwa mereka adalah pasukan tentara yang diutus oleh Allah. ? Saya kira Allah lebih suka berada di pihak sang korban.  

Adakalanya, nama toko Immanuel lebih korup dari yang namanya Abadi Jaya, sebab merasa jika telah memakai nama Immanuel maka penggelapan pajak menjadi halal, menipu konsumen dengan mutu yang jelek juga tidak menjadi masalah, yang terpenting inilah kesempatan mencari untung sebanyak-banyaknya.

Ada satu kesaksian: dulu ada seorang teman sesama hamba Tuhan bersaksi bahwa ketika anaknya pergi sekolah menumpang becak, ditengah perjalanan becak yang ditumpangi anaknya tersebut  ditabrak dari samping oleh sebuah mobil, anak tersebut terpelanting keluar dan kepalanya luka, sempat pingsan sejenak. Karena tempat kejadian tidak terlalau jauh dari rumah, maka disusullah orang tua si anak, dengan mobil sipenabrak dibawalah anak tersebut kerumah sakit dan harus dijahit, sebab lukanya dekat telinga hampir 5 centi.

Setelah selesai, sipenabrak juga orang kristen berkata, maaf Om, saya tidak bawa uang, nanti saya ganti dirumah. Sorenya setelah tenang dan obatpun sudah ditebus maka dicarilah rumah si penabrak, apa yang terjadi adalah sama sekali diluar dugaan,  sempat tarik urat leher, bertengkar. Ketika orang tua si anak baik-baik berbicara dan memperkenalkan diri sebagai seorang hamba Tuhan pada si penabrak yang masih muda ini, si penabrak berkata bahwa yang salah adalah tukang becak, dirinya tidak bersalah bahkan dia berani berkata, saya juga adalah hamba Tuhan, dan tidak bersedia membayar.

Dengan menyebut diri sebagai “hamba Tuhan” maka dipastikan Allah menyertainya dan menjadi halallah segalanya. Orang tua si anak dengan sangat hati lalu pulang.

Bahaya yang terbesar yang mengundang murka Tuhan, adalah  ucapan yang menyatakan bahwa  'Allah menyertai kita' digunakan hanya untuk memperlakukan Allah sebagai konco, alat atau sekutu untuk menghalalkan segala cara. Dengan semboyan itu Allah diharapkan memihak, dan tentu saja diharap dapat berpihak kepada mereka yang sekalipun nyata berbuat salah.

Saudara, saya pikir dengan  cara-cara yang jelas salah, bagaimanakah kita berharap Allah akan memihak dan memaklumi kelakuan kita? Sering orang Kristen lupa tentang apa yang di tulis oleh Keluaran 20:7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.

Tentu sangatlah salah jika dengan konsep pengertian seperti kesaksian tadi atau peristiwa-peristiwa besar yang disebutkan tadi, kita  mengatakan Allah menyertai kita. Allah memang menyertai kita, tetapi tidak pernah Allah mau membenarkan tindakan salah dari kita. Kita perlu ingat Saudara, Hanya karena Yesus Kristus-lah Allah menyertai kita. Jadi, Allah menyertai kita, bukan karena kita berada di pihak yang benar. Juga bukan karena kesalahan, maka Allah memihak kepada kita. Pengertian Allah menyertai kita adalah karena kasih-Nya, siapakah yang benar dihadapan-Nya? Tidak ada, manusia mendapatkan pengampunan dan penyertaan Allah semata-mata karena kasih-Nya Yesus Kristus.

Karena itu, apakah tidak menjadi  sangat bersalah (kalau tidak mau mengatakan sangat berdosa), jika kita memakai istilah-istilah yang Sakral khususnya nama Allah hanya untuk membenarkan diri dan menghalalkan segala cara untuk kepentingan dan keuntungan pribadi? Adakah nama Allah itu boleh digunakan untuk suatu kejahatan?  Sebab itu, dapatkah kita mengucapkan 'Allah menyertai kita' bila dalam prakteknya kita hidup di luar jalan dan jejak Yesus Kristus ?

Saudara, hari ini kehidupan di kota besar sudah demikian berdosanya, perceraian, perzinahan, penipuan terhadap pasangan sudah bukan hal yang luar biasa lagi. Ada seorang hamba Tuhan memberikan kesaksian tentang anak muda dalam gerejanya, suatu kali datanglah sepasang anak muda yang ingin menikah. Jelas gereja tidak bisa menolak jika ada yang ingin menikah, namun setelah pembicaraan secara terpisah di ketahuilah bahwa baik yang lelaki atau yang wanita pernah melakukan hubungan sex bukan hanya pada satu orang saja.

Apakah mereka tidak mengerti Firman Tuhan? Apakah perbuatan a moral mereka menyatakan bahwa Allah menyertai mereka, Immanuel? Hari ini begitu banyak orang Kristen yang telah menipu kekasihnya dengan mengatakan jika engkau cinta padaku coba kita melakukan hubungan sex. Suami telah menipu isteri, atau Isteri telah menipu suaminya, ooh begitu ramai, hati nurani telah membatu namun masih tetap mengatakan bahwa Allah menyertainya.

3. Nama Immanuel menyatakan zaman anugerah Allah

    Dalam bagian ini kita dapat mempelajari beberapa hal penting tentang zaman anugerah Allah dalam Yesus Kristus.

A). Nama Immanuel  mengandung suatu pernyataan.

Pernyataan kasih Allah yang begitu besar. Allah rela mengutus Anak Tunggal-Nya menjdi manusia dan berkorban demi menyelamatkan manusia yang berdosa. Inilah yang disebut zman anugerah. Dengan kedatangan Yesus, maka berakhirlah sudah zaman murka Allah, yaitu zaman Allah melawan kita dan zaman Allah tanpa kita. Dimulailah sebuah zaman baru di mana Allah menyertai kita dan Allah bersama kita. Bukankah ini luar biasa sekali? Adakah kita pernah membaca zaman demikian penuh anugerah Allah itu? Bahkan, dapat dikatakan tidak ada catatan dalam sejarah, atau penyataan dalam  kitab suci apapun yang menyatakan  kebesaran Anugerah Allah seperti dalam Yesus Kristus.

B). Nama Immanuel mengandung janji Allah.

Nama Immanuel  mengandung suatu janji tentang mutu penyertaan atau kebersamaan Allah. Jika dalam Perjanjian Lama Allah berjanji dengan pengorbanan seekor binatang hal ini dapat kita lihat ketika Allah berjanji pada Abraham Kejadian 15: 8-10; dipertegas lagi dengan sunat Kejadian 17:9-13. Dengan korban Allah mengikat Diri-Nya dengan manusia,   lihat 15:9, juga melalui sunat, Allah mau agar melalui perjanjian sunat tersebut manusia diperteguh kepercayaannya dan dapat memegang janji Allah. Dengan kata lain jangan kuatir, sebab dengan tanda sunat Allah telah mengikatkan Diri-Nya dalam suatu perjanjian yang tidak mungkin dilupakan-Nya. Allah berjanji menyertai uamt perjanjian-Nya dalam seluruh perjalanan hidup mereka. Allah juga akan menyertai mereka masuk ke tanah perjanjian, yang kaya akan susu dan madu, serta buah anggur.

Ilustrasi:

Ada seorang Kristen, anaknya hanya tiga orang, ketika anak bungsunya lahir, tidak lama kemudian ibunda anak tersebut meninggal dunia. Maka, sang bapak yang baik hati menikah lagi, sayang wanita yang dipilihnya tidak dapat menjadi ibu yang baik. Akhirnya sang bapak juga yang susah. Isteri pertama semenjak sakit hingga meninggal dunia telah menghabiskan banyak harta, dari yang punya hingga menjadi tidak punya.

Bertahun-tahun berlalu, anak juga sudah besar, semua kegereja, hanya isteri muda ini yang tetap pada pendiriannya, dan celakanya suka bersolek dan merokok pula.

Singkat cerita, setelah berkeliling ke beberapa gereja, sang bapak singgah di gereja yang namanya Immanuel, sebab pikirnya di gereja Immanuel ini pasti Allah menyertainya. Maka dibuatlah untuk langkah pertama, yaitu memohon agar didoakan agar sakitnya, sembuh, lalu mulai rajin ke gereja. Dapat tiga bulan, maka dibuatlah langkah kedua, yaitu pinjam modal pada gereja, karena Majelis Jemaat kasihan dan melihat bahwa Saudara tersebut lyak ditolong, maka diberikan modal lebih dari cukup jika hanya untuk warung nasi saja. Warung yang dia buka sebenarnya maju, namun lebih mahal sedikit dari yang lainnya, akhirnya gulung tikar, sekali gus jarang ke gereja lagi. Katanya malu.   

Karena anak-anak tidak mendapatkan kasih sayang orang tua, maka anak ke dua yang lelaki suka buat ulah, karena kuliah tidak selesai, yang menjadi teman yang mengerti dan terbaik adalah  narkoba, akhirnya ditangkap polisi.  

Langkah ketiga, memohon lagi pada pihak gereja agar mengusahakan anaknya keluar dari tahanan, yaitu dengan cara KUHP, yaitu Kasih Uang Habis Perkara.  Apakah pihak gereja Immanuel bersedia memberikan uang  pelicin ? Jelas tidak akan. Karena itu bapak yang baik hati itupun mengundurkan diri dari gereja.

Saudara, Jika dalam kehidupan manusia, perjanjian itu bukan sesuatu yang mengikat, jika terikat mendapatkan dan mendatangkan keuntungan, tentu akan menyenangkan.  Demikian juga dengan kebersamaan, sering sangat terbatas waktu dan mutunya. Orang hanya mau kebersamaan, sejauh itu masih berguna bagi kepentingannya.

Ingat juga dengan kampanye partai politik, pilihlah aku, partaiku membela rakyat, hidupmu akan lebih baik, sarana pendidikan akan lebih baik, sekolah gratis.(nggak tahu guru makan apa, angin kali). Setelah memang, semua janji sudah dilupakan, yang penting saya sudah duduk dikursi yang empuk, banyak KKN nya. Rakyat yang memilih, yaah, biarkan aja, urusan rakyat biarlah rakyat yang menyelesaikannya, bukan wakil rakyat.

Aplikasi:

Kemarin gambarnya dipajang, hari ini ia diganyang. Hari ini kawan, besok menjadi lawan. Ada uang abang sayang, tidak ada uang abang ditendang sampai melayang. Tidak ada kawan abadi, demikian pula tidak ada lawan abadi, yang ada hanyalah kepentingan abadi. Begitu, bukan ? Akan tetapi, nama Immanuel mengandung janji bahwa Allah selama-lamanya akan menyertai kita. Dalam keadaan yang bagaimanapun juga Allah tidak akan melupakan perjanjian-Nya dan Dia tetap menyertai umat-Nya.

Penutup:

Firman Tuhan hari ini cukup jelas, diakhir khotbah ini tidak perlu saya ulangi lagi, ingatlah Immanuel ! Berarti Allah beserta kita ! O ya, tetapi siapakah yang dimaksudkan dengan 'kita' ? Saya harap Anda tidak berkata bahwa 'kita' hanya berarti gereja kita, atau suku kita, atau bangsa kita, ataupun agama kita.

“Kita” adalah orang yang berada dalam Tuhan dan Tuhan berada dalam Firman-Nya. Apakah kita berada dalam Tuhan Yesus dan Tuhan Yesus berada dalam diri kita?
Selamat hari Natal dan Tahun Baru, Tuhan Yesus memberkati Anda. AMIN.

===============