sumber kristen

                                                                  www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

Tema    :  WANITA YANG MEMBERIKAN PERSEMBAHAN SECARA TEPAT

Penulis :  Yusman Liong 

Nats      :  Matius 27:55; Lukas 8:3; 21:1-4; Yohanes 12:1-3; I Korintus 16:2

Tujuan  : Agar Ibu-ibu di Komisi Wanita dapat meneladani wanita-wanita dalam kitab suci yang dengan tepat  mempersembahan uang untuk pelayanan.

 

Pendahuluan:

Ada beberapa motivasi dalam persembahan:

  1. Ada yang mempersembahkan dengan benar, karena mengerti.
  2. Ada yang berpikir saya cukup sekian saja, karena masih banyak keperluan
  3. Biarlah orang lain memberi lebih, tidak ada urusan gereja ini dengan saya
  4. Tidak mengerti arti persembahan, jadi sekedarnya saja memberi.
  5. Ada yang sangat pelit, sekalipun mengerti untuk apa persembahan itu,
  6. Saya orang miskin.

Di kota Bandung makan diluar, paling murah Rp: 10.000.- satu kali makan, kecuali makan bakso atau warteg Rp: 2.500.- itu pun jarang ada yng harganya demikian. Kalau nonton bioskop, satu kali nonton Rp: 15.000.-

Nah, kalau saya makan di luar harus merogoh saku Rp: 10.000,- itupun untuk sendiri saja, kalau berdua tentu lebih. Kalau nonton saya harus habiskan lebih dari Rp: 15.000.- sebab bayar parkir  satu jam Rp: 1.000.- kalau dua jam Rp: 2.000.-

Jika kantong kolekte datang, berapa seharusnya saya berikan persembahan untuk TUHAN ? Rp: 1.000.- saja atau cukup Rp: 500.-  Saya rasa kurang tepat kalau hanya Rp: 1.000.-Apalagi Cuma Rp: 500.- kita memberi kepada pengemis saja lebih dari itu.

Terkadang untuk kebutuhan pribadi kita dengan rela bahkan demikian royal, berapa saja kita keluarkan. Tetapi untuk pekerjaan TUHAN rasanya Rp: 1000,- juga sudah terlalu gedeee,  sebenarnya dari persembahan kita dapat mengukur iman dan kasih seseorang pada TUHANnya.  Marilah ibu-ibu  kita belajar dari firman TUHAN tentang persembahan.

Kita membaca kita Hagai 1:4-10

1. Belajar dari Hagai 1: 4-10.

Ayat 4."Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?

Ay.5.Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!

Nabi Hagai dengan tegas berkata pada umat Israel, agar mereka memperhatikan Rumah TUHAN, dengan segala kebutuhannya, jangan hanya rumah tangga saja yang diperhatikan. Sedangkan Rumah TUHAN dibiarkan menjadi reruntuhan! Karena itu Hagai berkata 1:6. Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang! Ayat 9. Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri. Ayat 10 Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya, ay.11 dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha."

Ilustrasi:

Adakalanya, sewaktu pergi persekutuan kita tidak menemukan pakaian yang bagus, sedangkan ibu si anu selalu memakai baju baru dan bagus, pamer cincin berlian, pokoknya seperti mode show, maka timbullah hati yang ingin seperti ibu si anu. Ingin di sini boleh dikata sejenis cemburu, iri hati. Akibatnya, lama-lama bisa menjadi malas ikut persekutuan sebab tidak ada baju baru, kalah bersaing atau tebalkan muka, yang saya cari TUHAN bukan datang melihat mode show (pameran) baju ibu si anu, sebel kalau lihat dia.  Nah, kesebelan mulai timbul. Akhirnya malas persekutuan atau malas bicara dengan ibu-ibu yang selalu pakai baju bagus.

Hal ini juga bisa  terjadi pada zaman nabi Hagai, para isteri bukannya mendukung pekerjaan TUHAN tetapi berusaha merongrong suami agar mengutamakan isteri-isteri. Ada kalanya suami sudah bekerja keras, berusaha dengan sekuat tenaga, tetapi hasilnya dibawa pulang tidak mencukupi kebutuhan isteri. Lalu harus bagaimana ?

Bukankah rumah TUHAN harus ditinggalkan? Sehingga ada bapak-bapak dengan sangat terpaksa menghahalkan segala cara untuk dan demi isteri, yaitu menipu, koropsi, merampok, dan utang. Tuntutan demikian besar. Jikalau tidak melakukan dengan cara-cara tadi tidak mungkin dapat menempati rumah yang baik, baju yang bagus untuk isteri. Jadi tidak heran jika ada pejabat yang gajinya sedikit tetapi rumahnya bagus, isterinya selalu mode show.  

Hagai menegor Israel agar mereka memperhatikan dan mengutamakan pekerjaan TUHAN. Sebab dengan memperhatikan dan mengutamakan pekerjaan dan TUHAN, pasti akan diberkati  Hagai selanjutnya berkata, ay 8. Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.

Bangunlah kerohanian bukan yang jasmani, jasmani bukannya tidak penting, penting tetapi sebagai anak TUHAN mari kita amin kan perkataan Tuhan Yesus. Matius 6:33. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Carilah dahulu  TUHAN dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Semuanya, apa itu semuanya ? Segala yang menjadi kebutuhan kita akan TUHAN berikan bahkan Dia tambahkan pada kita.

.

2. Wanita pendukung pelayanan TUHAN Yesus.

Lukas 8:3 Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.

Matius 27:55,56 Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia.  Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus.

Para wanita ini mendukung pelayanan Tuhan Yesus dengan kekayaan mereka, bahkan dengan berani terus mengikut Tuhan Yesus sampai dibawah salib Yesus. Sekaliapun ada bahaya para Wanita ini tidak takut. Diantara mereka ada dua isteri pejabat negara yaitu Yohana dan Susana. Mengapa mereka berani ? Bukan oleh karena mereka isteri pejabat. Mereka lakukan sebab mereka mengerti pentingnya mendukung pekerjaan TUHAN, dan arti ikut Tuhan Yesus, sekalipun mungkin akan dimarahi suami atau harus berkorban. Apakah dalam injil terdapat ayat yang mengatakan bahwa Tuhan Yesus dengan sengaja mendorong mereka untuk melakukannya? Alkitab tidak sebutkan yang kita mengerti bahwa mereka melakukan dengan rela.

Ilustrasi:

Ada seorang jemaat, seorang ibu yang sudah janda, ibu ini mejadi janda karena suaminya sudah meninggal,  ibu ini memang mendapatkan banyak warisan. Dengan seorang putrinya dia melanjutkan pengelolaan usaha suaminya,  yaitu truk angkutan, ada seratus dua puluh lebih truk, dan seratus lebih pula supir demikin juga dengan kernetnya. Dpat dibayangkan kalau truk sih lumayan yah, tetapi yang menjadi masalah adalah para bawahannya yaitu para supir dan kernet itu.

Bertahun-tahun mereka berdua mengelola usaha suaminya ini. Mereka tidak menghadapi masalah besar, tidak ada supir yang melarikan atau mencuri truknya atau yang menipunya . Rahasianya ketika ditanya, saya tidak pernah melupakan TUHAN, para pegawai, supir dan kernet truk  selalu saya beri lebih.

Terhadap pekerjaan TUHAN saya selalu ambil bagian. 

Aplikasi:

Mengutamakan TUHAN, mendengar dengan baik-baik  firman TUHAN adalah keharusan dalam hidup ini. Paulus mengajar jemaat Korintus agar  memberikan apa yang telah disisihkan bukan apa yang disisakan. I Kor 16:2 Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing--sesuai dengan apa yang kamu peroleh--menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang.

Ada kalanya kebutuhan lebih besar dari pendapatan, untuk itu dengan beraninya kita  menahan persembahan, atau memakai apa yang telah kita sisihkan untuk TUHAN atau ada kalanya berlaku pelit untuk TUHAN. Tetapi akhirnya uang itu habis  tanpa diketahui digunakan kemana, dan untuk apa,  ada kalanya habis karena sesuatu kelalaian yang seharusnya tidak terjadi.  Setelah itu baru ingat, nah itu karena pelit pada TUHAN, atau telah dengan beraninya memakai uang TUHAN.

Dari beberapa ayat  firman TUHAN yang  telah kita baca, kita dapat belajar beberapa hal yang benar tentang persembahan yang telah diberikan oleh kaum wanita dalam kitab suci.

Selanjutnya kita belajar Wanita yang memberikan yang termahal untuk Tuhan Yesus

 

3.  Yang termahal untuk Tuhan

Yohanes 12:1-3. Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.

Martha seorang yang suka memasak untuk Tuhan Yesus makan, Maria suka duduk dibawah kaki Tuhan Yesus mendengar pengajaran, tetapi bukan hanya sampai di situ saja, Maria Magdalena ini mempersembahkan minyak Narwastu yang mahal, sekalipun Yudas marah-marah, karena perbuatan Maria adalah pemborosan ini.

Apa kata Tuhan Yesus mengenai hal ini?

12:7 Kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.

Perbuatan pemborosan yang memiliki arti yang luar biasa, yaitu mengingat penguburan Tuhan Yesus, dimanapun injil disampaikan nama wanita ini selalu diingat orang  dan menjadi teladan. Persembahan apa yang pernah kita berikan dengan nilai yang demikian tinggi untuk TUHAN ?

Terkadang kita memboroskan untuk diri dan kenikmatan keluarga demikian berani, tetapi untuk Tuhan,  kita berkata orang lain saja yang memberi. Mengapa Maria berani memberikan yang termahal untuk Tuhan Yesus? Apakah kelurga Maria sangat kaya? Alkitab berkata mereka adalah keluarga yang sederhana. Namun yang berani memberi untuk Tuhannya.

Ilustrasi:

Ada seorang ibu karena pindah rumah maka banyak perkakas rumah yang tidak bisa dibawa, banyak yang dijual, tetapi banyak juga yang tidak laku dijual, barang demikian mau dibuang sayang, mau dibawa sulit, mau dijual tidak laku. Karena sudah kuno bukan barang antik, sudah rusak tapi bisa diperbaiki.

Lalu bagaimana jalan keluarnya? Bawa saja ke gereja, persembahkan saja pada Tuhan. Urusan jadi selesai, pikirnya dengan berbuat demikian dia mendapat nama yang baik ?

Suatu kali ada mission trip dari kota propinsi mau ke kota kecamatan kecil, tidak ada losmen atau yang sejenis, lalu seorang ibu berkata, bagaimana kalau gudang tempat saya dibersihkan dan mereka boleh tinggal di situ. Pada hal rumahnya besar ada beberapa kamar yang sebenarnya dapat dipakai untuk 15 orang.

Dua kesaksian ini kejadiannya sudah belasan tahun yang lalu, namun saya masih ingat. Sebab bukankah sering kita berbuat hal yang demikian untuk pekerjaan TUHAN ? Mengapa yang rongsokan baru diberi untuk TUHAN?

Mengapa harus gudang, atau bekas gudang mengapa bukan dalam rumah?

Dengan apa kita ganti kebaikan TUHAN?

 

4. Bukan nominalnya tetapi pengertian dan kerelaan hati

Lukas 21:1-4. Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."

I Korintus16:2. Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing--sesuai dengan apa yang kamu peroleh--menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang.

Wanita janda dengan satu anak ini karena sudah menyisihkan uangnya untuk TUHAN, namun  uang makannya untuk hari itu tidak ada lagi, dia tetap memberikan uang persembahan yang telah dia sisihkannya untuk TUHAN. Baginya apa yang telah disisihkan untuk TUHAN adalah milik TUHAN. Mungkin kita berkata janda ini terlalu fanatik walaupun kita tidak katakan dia terlalu ekstrim. TUHAN dia utamakan, sekalipun diri tidak makan. Paulus menulis hal ini dengan tepat. I Korintus 8:8 "Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan."

Ilustrasi:

Ada seorang nelayan kalau pergi gereja dia selalu memilih uangnya terlebih dahulu, mana yang harus dipersembhkan untuk TUHAN, mana yang harus dia berikan pada anak-anak, juga mana yang akan dipakai untuk becak dan makan siangnya. Jadi pagi-pagi sudah kelihatan sibuk sekali.

Suatu kali mendadak nelyan ini meninggal dunia, untung dia sudah percaya Tuhan Yesus, jadi ada dua Malaikat yang datang menjemput dan mengantar roh nelayan ini ke Sorga. Nelayan ini senang sekali masuk Sorga,   Ooh dia lihat banyak gedung yang bagus dan megah sekali, jalannya dari emas, cantik sekali kota Sorga itu,  tapi  banyak jalan sudah dilalui belum juga ditemukn lokasi untuk dirinya. Akhirnya nelayan ini dengan beranai bertanya pada Malaikat, dimana sebenarnya rumahnya, koq begitu banyak tempat hanya dilewati saja. Malaikat itu menjawab, tuh disana. Sudah kelihatan rumahnya.  . Maka langkahpun dipercepat, dan sampai juga, nelayan ini kecewa, mengapa rumahnya hanya  sebuah pondok saja. Dan ada tulisannya: Pondok masa depanku.

Dengan penuh kecewa Nelayan itupun protes. Malaikat itu lalu menjawab, dengan uang persembahanmu yang engkau berikan pas dan cukup untuk beli pondok ini. Dulu engkau memberikan persembahan dengan uang yang paling kecil lalu yang paling jelek bau amis lagi. Nah setelah dikumpulkan uang tersebut pas untuk kapling pondok ini.    

Cerita nelayan ini hanya Ilustrasi saja. Yang menggambarkan tentang ketidak adanya pengertian tentang persembahan. Bukankah sering kita hanya mau yang banyak, yang murah, yang meriah, sedangkan kalau keluar uang nomor satu pelitnya.

Kalau kepasar ada sisa uang belanja baru diberikan pada TUHAN atau yang telah disisihkan untuk TUHAN ? Atau apa yang ada di dompet, yang paling besar nominalnya atau yang paling kecil? Atau kalau saya mah, serebu aja, buat apa menyisihkan, koq jadi banyak urusan. Pokoknya serebu, titik. Saya mengatakan ini tidak kepada yang dibawah garis kesederhanaan yang uangnya pas-pasan, untuk hidup setiap harinya. Tetapi kepada kita yang berkelebihan.

 

Penutup: 

Wanita-wanita, dan wanita yang ada dalam kutipan khotbah ini semuanya dengan jelas memberikan teladan buat kita, bagaimana dengan persembahan kita ?

Apakah kita mengerti ? Atau tidak ada urusan dengan saya?

Apa kata Hagai ? Mari kita baca Hagai 1:7, 9-11.

Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!

9 Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.

10 Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya,

11 dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha."

Maliakhi 3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

Amin.