| |
Tema : Tetap Aman di Tengah Badai Penulis : Minda Takarendehang Nats Alkitab : Mazmur 46:1-12 Tujuan : Agar pendengar mempercayakan kehidupannya kepada Tuhan di tengah-tengah badai kehidupan, sebab hanya Tuhan saja Tempat Perlindungan yang aman. Pendahuluan Corrie Ten Boom adalah salah seorang pahlawan iman yang berasal dari daerah Haarlem di Belanda. Dia dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang cinta Tuhan dan mereka sangat mengasihi orang Yahudi. Pada tahun 1940, di bawah kuasa Hitler, Jerman menduduki Belanda dan mulai mengadakan aksinya melarang orang Kristen beribadah serta menangkap orang-orang Yahudi dan menyiksa mereka sampai mati. Kekejaman Hitler menggerakkan hati Corrie Ten Boom untuk menyembunyikan orang-orang Yahudi tapi akhirnya tentara Jerman mengetahui dan Corrie Ten Boom di masukan kepenjara bersama-sama dengan orang Yahudi. Di penjara itu Corrie merasakan Tuhan sebagai tempat perlindungannya yang terus menjaga dan memeliharanya. Selama di penjara, Corrie menjadikan tempat itu sebagai tempat ibadah bersama tahanan yang lain, selanjutnya dia tergerak untuk menerjemahkan Alkitab ke bahasa Jerman agar boleh menjadi berkat bagi orang Jerman. Selama melakukan kegiatan tersebut penjaga tidak pernah masuk ke dalam barak tempat tinggal mereka. Setelah diselidiki ternyata penjaga tersebut jijik dengan caplak (sejenis kutu kucing atau anjing, atau lalt kuda) yang ada di situ. Perlindungan Tuhan nyata lewat caplak-caplak itu. Keyakinan Corrie terhadap perlindungan Tuhan semakin kuat. Saudara. Sebagaimana halnya pengalaman Corrie Ten Boom, maka kitapun dapat mengalaminya. Jika kita mempercayakan hidup kita dalam tangan Tuhan maka kita tidak perlu takut menghadapi badai kehidupan. Mengapa kita tidak perlu takut menghadapi badai kehidupan? Kita tidak perlu takut karena:
1. Allah adalah tempat perlindungan kita (Ay. 2-8). Mazmur 46 merupakan sebuah Mazmur keyakinan. Menurut beberapa penafsir, Mazmur 46 ditulis pada masa krisis di Israel di mana raja Asyur menyerang Yerusalem (2 Raj. 18:11-19:37). Pada waktu itu raja Hizkia meminta bantuan kepada bangsa Mesir, dan bukan datang meminta perlindungan kepada Tuhan (Yes. 31:1-3;2 Raj. 18:21), padahal perlindungan dan penyertaan Tuhan terhadap bangsa Israel begitu nyata dialami di sepanjang sejarah Israel: bagaimana Tuhan menuntun mereka keluar dari Mesir dengan tiang awan dan tiang api, Tuhan menolong mereka sewaktu dikejar oleh bala tentara Firaun dengan cara membelah laut itu dan memberikan jalan bagi bangsa Israel sehingga mereka selamat. Dalam Keluaran 14:13, Firman Tuhan mengatakan: “Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya.” Di tengah pengalaman mereka meminum air yang pahit, Tuhan menolong mereka dengan membuat air itu menjadi manis sehingga dapat diminum. Ketika mereka kesulitan makanan dan mulai bersungut-sungut lagi, Tuhan memberikan mereka manna yang turun dari langit. Beberapa waktu kemudian, ketika mereka bosan makan manna dan bersungut-sungut lagi, Tuhan tetap menyatakan pertolongan dan perlindungan-Nya dengan memberikan mereka burung puyuh, dan masih banyak lagi kenyataan perlindungan Tuhan yang dialami bangsa Israel. Saudara, dengan melihat pengalaman sejarah masa lampau, seharusnya bangsa Israel yakin bahwa Tuhan adalah “kekuatan mereka.” Tuhan memiliki kuasa yang luar biasa dalam menghadapi musuh-musuh-Nya. Mazmur 21:9 mengatakan: “Tangan-Mu akan menjangkau semua musuh-Mu tangan kanan-Mu akan menjangkau orang-orang yang membenci Engkau”. Tuhan adalah Tuhan yang memiliki kuasa yang tak terbatas. Saudara, bagian ini sebenarnya mau meyakinkan kepada Israel akan kekuatan Tuhan dalam melindungi serta memberikan pertolongan yang mereka butuhkan tepat pada waktu-nya. Dia adalah Allah Israel yang akan berperang untuk mereka. Dia adalah tempat perlindungan bagi mereka. Aplikasi: Saudara, Tuhan merindukan umat-Nya selalu mengingat akan hal ini, dan selalu memandang kepada Tuhan saja sebagai satu-satunya Penolong yang sanggup melepaskan umat-Nya dari setiap kesulitan serta memberikan jaminan perlindungan dan rasa aman. Namun sangat disayangkan manusia sering mencari perlindungan kepada kekuatan manusia yang bersifat sementara. Manusia tidak menyadari akan adanya kekuatan yang tersedia di dalam Tuhan sebagai tempat perlindungan, sehingga banyak yang mencari pertolongan kepada orang lain atau hal-hal yang lain sebelum berpaling kepada Allah. Manusia berusaha mencari kekuatan dan keamanan dalam kekayaan, kemampuan atau keahliannya, kedudukan, persahabatan, atau kuasa politik. Selanjutnya, saudara mari kita perhatikan ay 3,4. Bila kita meneliti lebih dalam akan penggambaran dari Pemazmur ini, kita akan melihat suatu kekuatan dari kekacauan yang tidak pernah berkurang tapi terus meningkat dan selalu mengancam umat Israel. Bahkan dikatakan di depan kekuatan kekacauan tidak akan ada ketakutan, karena Tuhan telah menaklukkan kekacauan itu. Saudara. Allah mengontrol alam dan sejarah dunia ini. Oleh karena itu pemazmur tidak merasa perlu takut apapun yang akan menimpanya, karena Tuhan yang di percaya adalah Tuhan yang mengontrol kehidupannya. Tuhan akan memberikan kekuatan untuk menghadapi setiap penderitaan dan penganiayaan karena perlindungan dan pemeliharaan Tuhan sudah terbukti. Ayat 5-6. Kota Tuhan menjadi lokasi perlindungan Israel. Dan di dalam kota Tuhan bangsa Israel merasa aman karena di tempat itulah bersemayam yang kudus, yang kehadiran-Nya dapat di alami oleh bangsa Israel, di mana air tidak lagi menjadi lautan yang mengancam tapi menjadi sungai yang memberikan kehidupan. Sungai ini dialiri oleh aliran yang tenang dari sungai kasih karunia dan berkat Allah. Mengalir memenuhi umat Allah, yang pada waktu itu mengalami kesesakan akibat terpaan badai serta amukan laut yang menerjang. Namun kehadiran Allah di dalam kota-Nya itu memberikan suatu ketenangan dan rasa aman bagi umat-Nya tatkala berada di tengah badai. Allah yang akan menolong umat-Nya yang menaruh pengharapan kepada Tuhan. Perhatikan Ayat 7-8. Bagian ini berbicara tentang perlindungan Tuhan dalam konteks bangsa-bangsa di dunia. Bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan bisa ribut untuk menyerang Zion, tetapi mereka akan sangat dikejutkan oleh suara ancaman Tuhan yang hadir di Zion. Begitu dahsyat suara ancaman Tuhan ini, sehingga bumipun bergoncang, walaupun demikian kota itu tidak akan goncang (ay. 7) Bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan adalah kekuatan manusia yang mengancam dan membuat kekacauan, tapi mereka tidak akan bertahan sama halnya dengan gunung-gunung itu. Hal ini disebabkan karena perlindungan Tuhan ada di sini yang digambarkan sebagai stabilitas sejati di dalam dunia, di mana bangsa-bangsa asing yang kuat pada dasarnya tidak stabil. Tuhan berbicara dan bumi yang adalah tempat untuk kekuasaan menjadi hancur, mencair, karena Allah Yakub yang menyertai dan menjadi kota benteng bagi Israel. Saudara, perhatikan, Allah Yakub disebut dua kali dalam perikop ini. Kita dapat melihatnya pada ayat yang ke 8 dan 11 dan bagian ini juga merupakan refraim dari mazmur ini. Saudara, nama Yakub mengingatkan kita akan janji penyertaan dan perlindungan Tuhan bagi Yakub di Betel. Tuhan berkata: “Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, kemanapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu”(Kej. 28:15). Dan janji inipun berlaku juga bagi Pemazmur sebagai umat Tuhan sampai pada saat itu. Ilustrasi: Pada tahun 1521, Martin Luther menghadapi kesusahan yang besar, dimana nyawanya terancam akibat tindakannya yang memprotes kekuasaan Paus dan gereja katolik Roma yang menjual surat Indulgensia (surat penghapusan dosa). Tetapi Martin Luther mendapatkan perlindungan dan pertolongan yang dari pada Tuhan melalui Raja Frederick dan kaisar Karel V, yang membawa dia ke suatu tempat yang aman. Oleh karena itu setiap kali dia membaca Mazmur ini, dia selalu teringat akan perlindungan Tuhan yang nyata baginya dan mazmur ini menjadi mazmur favoritnya yang mengilhami dia untuk menciptakan sebuah lagu yang cukup terkenal, Allah Bentengku Yang Teguh. Aplikasi Saudara, yakinlah bahwa Allah adalah Benteng kita yang teguh, tempat yang paling aman bagi kita untuk berlindung, yang selalu menolong kita dari segala kesesakan hidup, yang menjadi sumber pengharapan kita di tengah angin ribut yang mengamuk.
2. Allah adalah Penguasa bumi (Ay. 9-12) Saudara, kata “pandanglah” di sini dalam bahasa aslinya “lihatlah” maksudnya melihat dengan mata batin, seperti seorang nabi. Saudara, pemazmur mengajak setiap umat-Nya untuk melihat akan kuasa perlindungan yang sudah Tuhan nyatakan kepada dunia ini, baik pada masa lampau, sekarang, maupun masa yang akan datang. Lihatlah perlindungan Tuhan atas bangsa Israel sejak Musa sampai pada Raja Hizkia, berapa banyak perbuatan Tuhan yang sudah dibuktikan atas mereka pada waktu lampau? Untuk masa sekarang pemazmur mengajak bangsa Israel melihat bagaimana Tuhan sudah menolong mereka sehingga bala tentara Asyur dikalahkan oleh Tuhan. Dalam ayat 9-10, pemazmur mengundang umat Israel untuk menyaksikan pekerjaan Tuhan di atas muka bumi ini. Mari lihat kuasa Tuhan yang dinyatakan kepada kita, di mana Dia sanggup untuk menghentikan peperangan, mematahkan busur panah, menumpulkan tombak, dan membakar kereta-kereta perang dengan api. Hanya Tuhan yang dapat melakukannya dan tidak ada satupun manusia atau bangsa di atas muka bumi yang dapat membanggakan diri di hadapan Tuhan Sang Penguasa. Dialah yang berkuasa atas seluruh bumi, dan ini sudah terbukti dalam sejarah bangsa Israel bagaimana Tuhan menyatakan kuasa-Nya kepada para musuh-Nya dan kepada para raja Israel yang menentang-Nya. Tuhan memiliki kekuatan yang dahsyat dalam mengalahkan musuh-musuh-Nya di bumi. Mari lihat ayat 11, “Diam dan ketahuilah bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi.” Tuhan menginginkan agar orang Israel berhenti berusaha dengan kemampuan diri dan hanya mengandalkan Tuhan sebagai sumber kekuatan dalam menghadapi bangsa Asyur. Seperti janji Tuhan yang terdapat dalam Keluaran 14:14, yang mengatakan: “Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.” Diamlah maka kamu akan tahu bahwa hanya Tuhan yang berkuasa atas bumi ini. Saudara, apakah dengan Tuhan berkata diam, maka gunung-gunung akan tenang, air laut tidak bergelora dan berbuih lagi, apakah badai akan berhenti? Memang itulah yang terjadi ketika Tuhan Yesus memerintahkan angin dan badai di danau Galilea itu untuk diam. Tapi apakah memang maksud perkataan Tuhan Yesus itu adalah untuk menenangkan angin dan badai? Tidak saudara, Tuhan memerintahkan murid-murid-Nya untuk diam di tengah badai itu agar mereka tahu bahwa Tuhan ada bersama dengan mereka (Mrk. 4:39). Begitupun dengan kita di tengah situasi sulit yang kita hadapi, Allah ingin kita berdiam di sana menantikan Tuhan. Saudara, ayat ini tidak berhenti sampai di situ saja, tapi ada kelanjutannya. “Diam dan ketahuilah bahwa Akulah Allah!Aku ditinggikan diantara bangsa-bangsa, ditinggikan dibumi.” Terjemahan yang tepat untuk katan “ditinggikan” adalah dimuliakan. Tuhan rindu nama-Nya dapat dimuliakan diantara bangsa-bangsa di muka bumi ini lewat kesulitan hidup yang dialami umat-Nya. Penutup: Saudara. Tuhan tidak pernah berjanji bahwa kehidupan kita di dunia ini akan aman-aman selalu dan tidak ada badai yang menerpa, tapi Tuhan ingin menunjukkan bahwa hanya Tuhan sajalah yang sanggup melindungi kita di tengah badai. Sayangnya, yang seringkali terjadi adalah kita hanya datang dan memohon Tuhan mengangkat badai yang kita hadapi tanpa tahu rencana Tuhan atas semuanya itu. Sama seperti murid-murid Tuhan Yesus yang ditegur oleh Tuhan karena mereka menjadi takut dan kurang percaya kepada Tuhan Yesus, yang hadir bersama mereka ditengah badai (Mrk. 4:40). Saudara, ketakutan kita kepada badai yang mengancam memang tidak ada salahnya tapi satu hal yang perlu kita ketahui, Allah terkadang mengizinkan badai itu agar kita tetap bersandar pada Tuhan dan memiliki suatu keyakinan yang teguh pada Tuhan. Dan yang lebih penting dari itu ialah nama Tuhan ditinggikan dan dimuliakan di atas bumi ini melalui keberadaan kita di tengah badai, sehingga pada akhirnya semua bangsa di dunia akan mengenal Tuhan yang melindungi kita. Saudara, seorang Misionaris pernah menceritakan demikian: “ Pada suatu hari, Corrie Ten Boom bertemu malaikat yang mengatakan bahwa umurnya tinggal 10 tahun lagi. Setelah 5 tahun Corrie terbaring di tempat tidur tanpa daya karena diserang penyakit yang parah, datanglah malaikat itu kepadanya sehingga Corrie bertanya: “Bukankah umur saya masih 5 tahun lagi?” Malaikat itu menjawabnya, “Memang umurmu masih ada 5 tahun lagi, tapi terserah kamu apakah kamu mau sekarang dipanggil pulang ke rumah Bapa ataukah mau menunggu 5 tahun lagi?” Corrie menjawab, “Mana yang lebih memuliakan Tuhan, biarlah itu yang terjadi.” Dan dia masih hidup 5 tahun dengan keadaan tak berdaya di atas tempat tidur. Tetapi dengan keberadaannya banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan. “Mana yang lebih memuliakan Tuhan, biarlah itu yang terjadi atas diri saya” apakah kita berani berdoa demikian di tengah kesesakan dan pergumulan yang kita alami saat ini, mungkin dengan sakit-penyakit yang kita derita selama ini, pergumulan pribadi,ataupun masalah keluarga. Mampukah kita berdoa seperti Corrie? Apakah kita mau memuliakan nama Tuhan di tengah badai kehidupan yang menerpa kita? “Diam dan ketahuilah bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan diantara bangsa-bangsa.” Amin.
| |