| |
Tema : SEORANG HAMBA YANG BERHASIL DI MATA TUHAN Nama : Simon Petrus Agus Wahyudi Nats : Yosua 1:1-9 Tujuan : Agar setiap pelayan Tuhan dapat menjadi hamba yang berhasil di mata Tuhan dengan tidak hanya percaya akan Firman Tuhan tapi juga melakukannya dan menjadi bagian dalam kehidupannya sehari-hari. Pendahuluan Saudara-saudara, banyak sekali orang beranggapan bahwa seseorang baru bisa dikatakan menjadi pelayan Tuhan yang berhasil, kalau seseorang tersebut sudah memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan-persyaratan tersebut diantaranya adalah, orang tersebut harus pintar baik dalam memimpin puji-pujian, memainkan alat-alat musik, atau berkhotbah. Ada juga yang beranggapan bahwa syarat untuk menjadi seorang pelayan Tuhan yang berhasil jika seseorang tersebut mempunyai pendidikan yang tinggi dan juga menguasai banyak ilmu yang lain, seperti Psikologi, Ekonomi, Hukum, dan lain sebagainya. Saudara-saudara, dalam melihat suatu arah keberhasilan dari seorang pelayan Tuhan, anggapan-anggapan yang ada tersebut baik, tetapi akan lebih baik lagi apabila syarat-syarat keberhasilan yang diterapkan, juga berlaku di mata Tuhan. Jadi saudara-saudara, Jika kita ingin menjadi seorang pelayan yang berhasil di mata Tuhan, maka kita harus memenuhi persyaratan yang diberikan oleh Tuhan, bukan oleh manusia. Pertanyaannya sekarang adalah persyaratan-persyaratan apakah yang telah Tuhan berikan bagi kita, supaya kita dapat menjadi seorang hamba yang berhasil di mata Tuhan? Saudara, melalui perikop ini, kita akan belajar beberapa persyaratan yang harus kita penuhi agar menjadi seorang hamba yang berhasil di mata Tuhan. Baik dalam pelayanan dibidang musik, paduan suara, sebagai guru sekolah minggu, sebagai seorang pengurus. Persyaratan yang harus kita penuhi itu adalah,
1. Percaya dan memegang janji penyertaan Tuhan (ayat 5). Penjelasan Saudara-saudara, mempercayai dan memegang sepenuhnya akan janji penyertaan Tuhan adalah merupakan suatu hal yang membutuhkan perjuangan yang cukup berat. Hal ini juga pernah dialami oleh Yosua. Yosua yang sejak mudanya sudah menjadi abdi atau hamba Musa, telah melihat sendiri bukti penyertaan Tuhan bagi bangsa Israel. Yosua telah menyaksikan dan mengalami bagaimana laut Teberau bisa terbelah menjadi dua bagian yang kemudian dilewati oleh umat Israel untuk menghindari kejaran dari raja Firaun. Yosua juga telah menikmati kemenangan yang diraih bangsa Israel atas setiap peperangan yang dihadapinya. Dan bukti nyata penyertaan Tuhan yang tidak mungkin Yosua lupakan adalah, bagaimana Tuhan tetap setia menyediakan burung puyuh dan juga manna dari surga untuk makanan umat Israel dalam perjalanannya di padang gurun selama empat puluh tahun. Serta masih banyak lagi bukti penyertaan yang telah Tuhan berikan bagi umat Israel yang tidak mungkin Yosua lupakan. Saudara-saudara, meskipun Yosua telah melihat dan merasakan bukti penyertaan Tuhan bagi bangsa Israel, melalui kepemimpinan tuannya, yaitu Musa, tetapi hal itu belum cukup juga untuk dapat meyakinkan Yosua akan janji penyertaan Tuhan bagi dirinya. Khususnya ketika dia dipilih Tuhan untuk memimpin bangsa Israel memasuki negeri yang telah dijanjikan oleh Tuhan, hal ini dapat kita lihat pada ayat 1, “… berfirmanlah Tuhan kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu …” dan pada ayat 2, “… seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu”. Pemilihan Yosua sebagai pemimpin bangsa Israel, sebetulnya bukan merupakan hal baru yang mengagetkan bagi Yosua dan juga bagi bangsa Israel. Karena sebelum Musa meninggal, Tuhan telah memilih Yosua untuk memimpin bangsa Israel, hal ini dapat kita baca pada Bil. 27:15-18 dan kemudian Tuhan mengulanginya lagi dalam Ul. 31:7 melalui perantaraan tuannya yaitu, Musa. Tuhan sendiri sebelumnya juga pernah berfirman langsung kepada Yosua dalam Ul. 31:23. Tuhan sangat mengerti keadaan Yosua pada waktu itu, untuk itulah maka Tuhan menyuruh Musa untuk memberikan semangat kepada Yosua seperti yang terdapat dalam Ul. 1:38, dan melalui Musa juga, Tuhan telah memberikan janji penyertaan-Nya kepada Yosua seperti yang terdapat dalam Ul. 31:8. Sebelum Musa meninggal pun, Tuhan telah memberikan janji penyertaan-Nya secara langsung kepada Yosua, hal ini dapat kita baca pada Ul. 31:23 dan kemudian janji penyertaan-Nya itu diulangi lagi oleh Tuhan setelah Musa meninggal ayat 5 dalam perikop yang telah kita baca tadi, “Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau”. Saudara-saudara pada hakekatnya janji penyertaan Tuhan itu sudah cukup kuat bagi diri Yosua, tetapi Tuhan berkenan menguatkan janji-Nya lagi dengan mengucapkan sumpah-Nya, yang dapat dibaca pada ayat 6, “…engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka …”. Meskipun Tuhan sudah mempersiapkan Yosua dan Tuhan juga sudah sangat jelas dalam memberikan janji penyertaaan-Nya kepada Yosua tersebut, tetapi sebagai manusia biasa, di dalam hati Yosua masih juga ada perasaan kuatir dan ketakutan dalam memikul tugas dan tanggung jawab yang harus dihadapinya. Dan bagaimanapun juga Yosua tidak mungkin dapat melupakan ketika umat Israel menolak Musa bahkan pernah sampai mengancam hendak membunuh Musa, jika Musa tidak mengijinkan mereka kembali ke Mesir. Terlebih ketika Tuhan berfirman kepada Musa mengenai kedegilan hati umat Israel, hal ini dapat kita lihat pada Ul. 31:27. Melihat keadaan Yoshua yang takut itu, Tuhan tidak tinggal diam, karena yang Tuhan kehendaki adalah supaya Yosua menjadi seorang yang gagah perkasa dan berani serta berhasil dalam memimpin bangsa Israel untuk memasuki negeri Perjanjian. Karena itulah maka Tuhan berfirman kepada Yosua “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu”. Dalam perikop ini saja Tuhan telah berfirman sebanyak tiga kali, yaitu pada ayat 6, 7 dan 9. Hal ini membuktikan bahwa Tuhan sangat menghendaki agar Yosua berhasil dalam memimpin bangsa Israel. Saudara-saudara, dalam bahasa Ibrani kata “Kuatkanlah” menggunakan kata hazaq yang bisa diartikan be strong (kuat) atau bisa juga diartikan courangeous (berani). Sebetulnya yang dituntut Tuhan disini adalah suatu keberanian dalam mempercayai dan memegang sepenuhnya janji penyertaan Tuhan. Karena janji Tuhan tersebut Yosua mempercayai dan memegang janji penyertaan Tuhan tersebut, hal ini terbukti dengan tanpa membuang waktu lagi, Yosua segera memanggil seluruh pimpinan bangsa Israel dan para tua-tua untuk memberikan perintah kepada mereka, yang dapat kita lihat dalam perikop selanjutnya. Illustrasi Saudara-saudara, ada satu kesaksian dari seorang pemuda, setelah sekitar kurang lebih lima tahun ia bertobat, akhirnya ia memutuskan untuk menjadi seorang hamba Tuhan yang diperlengkapi di sebuah Seminari. Ketika keinginannya itu di sampaikan kepada kedua orang tuanya dan juga kepada saudara-saudaranya yang lain, pemuda tersebut langsung ditentang habis-habisan, terutama oleh ibunya. Meskipun demikian, pemuda ini tetap percaya dan memegang teguh pada suara panggilan Tuhan tersebut. Begitu banyak rintangan yang harus ia hadapi, mulai dari sikap ibunya yang sangat berubah terhadap dirinya, sampai pada adiknya yang harus di opname di rumah sakit akibat stres karena terlalu memikirkan dirinya yang akan pergi meninggalkannya. Hal ini justru terjadi di saat ia harus menghadapi ujian masuk di Seminari tersebut. Tetapi pemuda ini terus berdoa dan memohon kepada Tuhan agar ia di mampukan untuk tetap setia akan suara panggilan Tuhan tersebut. Akhirnya Allah Roh Kudus melembutkan hati kedua orang tuanya dan juga adiknya serta saudara-saudaranya yang lain, sehingga ia diperbolehkan untuk melanjutkan studi di Seminari tersebut. Saudara-saudara, pemuda ini berhasil di terima di Seminari, karena pemuda ini percaya dan memegang teguh akan janji penyertaan yang Tuhan berikan bagi dirinya. Aplikasi Saudara-saudara, sebagai seorang pelayan Tuhan kita harus berani menerima setiap tugas pelayanan yang telah Tuhan berikan pada kita dengan tetap percaya dan memegang teguh akan janji penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Khususnya dalam hal mengabarkan Injil keselamatan, supaya kita berhasil membawa orang-orang berdosa untuk bertelut di bawah salib Kristus. Ataupun dalam pelayanan lainnya sebagai anggota paduan suara, guru sekolah minggu atau sebagai majelis jemaat, yang telah kita terima dalam pelayanan gereja. Dan sebagai pelayan Tuhan haruslah kita dapat terus bersaksi melayani Tuhan, meskipun rintangan yang akan kita hadapi nantinya akan semakin berat. Kita harus yakin dan percaya bahwa Tuhan pasti senantiasa menyertai kita. Saudara-saudara, syarat selanjutnya agar kita dapat menjadi seorang hamba yang berhasil di mata Tuhan adalah
2. Bertindak sesuai dengan ketetapan hukum-hukum Tuhan (ay. 7a) Penjelasan Saudara-saudara, syarat selanjutnya yang ingin Tuhan berikan kepada Yosua supaya berhasil memimpin bangsa Israel memasuki negeri yang telah Tuhan janjikan tersebut adalah sama seperti saat Musa memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, yaitu bertindak sesuai dengan ketetapan hukum-hukum yang telah Allah berikan. Musa dan juga umat Israel telah melakukannya, bahkan sampai di catat dalam kitab Keluaran dan juga dalam kitab Bilangan bahwa Musa dan juga umat Israel tersebut melakukannya tepat seperti yang diperintahkan oleh Tuhan, hal ini dapat kita baca pada Kel. 39:42, Kel. 40:16 dan pada Bil. 1:54. Saudara-saudara, meskipun Musa berhasil membawa umat Israel keluar dari Mesir, tetapi karena kedegilan hati umat Israel yang sering kali menyimpang dan melupakan ketetapan hukum-hukum yang telah Tuhan berikan. Pada akhirnya, hanya Yosua dan Kaleb lah yang diijinkan untuk memasuki tanah Perjanjian tersebut, hal ini dapat kita baca pada Bil. 14:30. Sedangkan Musa hanya diijinkan Tuhan untuk melihatnya saja, hal ini dapat kita baca paca pada Ul. 34:4. Saudara-saudara, Tuhan tidak menginginkan hal itu terulang kembali pada Yosua, karena sesungguhnya Tuhan menghendaki agar perjalanan Yosua berhasil dan beruntung kemanapun Yosua pergi. Untuk itulah dengan tegas Tuhan memberikan perintah kepada Yosua pada ayat 7b, “… janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, kemanapun engkau pergi”, dan ayat 8, “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung”. Untuk mencapai tujuan tersebut, Yosua harus tahu dan memahami akan ketetapan hukum-hukum yang telah Tuhan berikan melalui Musa, bukan hanya itu saja, Yosua harus membacanya berulang kali dan secara konsisten merenungkannya siang dan malam. Setelah itu, Yosua baru dapat mempraktekkan ketetapan hukum-hukum Allah tersebut dalam kehidupan pribadinya dan dalam kehidupan sosialnya. Karena inilah jalan satu-satunya agar dapat membawa umat Israel yang terkenal dengan kedegilan hati dan tegar tengkuk itu masuk ke Kanaan. Tuhan mau memakai Yoshua agar hati umat-Nya yang tegar tengkuk dan keras kepala itu menjadi umat yang taat kepada Tuhan. Selanjutnya secara khusus Allah berfirman kepada Yosua dalam ayat 9, “… Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, kemanapun engkau pergi.” Saudara-saudara, kata kecut hati yang dipakai disini dalam bahasa Ibraninya adalah arats yang bisa diartikan to fear (ketakutan/kekuatiran) dan kata tawar hati yang dipakai disini adalah chathath yang bisa diartikan abolished (diakhiri). Dengan melihat arti kata dari bahasa aslinya tersebut, maka kata “Janganlah kecut dan tawar hati” disini dapat diartikan bahwa sesungguhnya Tuhan menghendaki agar Yosua tidak boleh takut ataupun kuatir dalam menghadapi umat Israel yang terkenal dengan degil hati dan tegar tengkuk. Hati Yosua tidak boleh dibiarkan sehingga diliputi rasa ketakutan terus-menerus serta yang lebih penting lagi, Tuhan menghendaki agar Yosua tidak mengakhiri/meninggalkan tanggung jawab yang telah Tuhan berikan padanya. Saudara-saudara, ada tiga larangan yang telah di perintahkan Tuhan pada Yosua yaitu, “Janganlah menyimpang ke kanan atau kiri, Jangan engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini dan Janganlah kecut dan tawar hati”, ketiga hal ini merupakan suatu tanda peringatan bagi Yosua untuk tetap bertindak sesuai dengan ketetapan hukum-hukum yang telah Tuhan berikan padanya, supaya Yosua dapat berhasil membawa umat Israel ke negeri yang telah Tuhan janjikan tersebut yang berlimpah dengan susu dan madunya itu.. Illustrasi Saudara-saudara, ada satu kesaksian dari seorang pemuda yang hidup di asrama di sebuah Seminari. Dikatakan bahwa pemuda tersebut sangat hafal dan mengerti akan butir-butir Penuntun Kehidupan Mahasiswa (Berasrama) atau yang biasa disingkat PKM, karena hafalnya maka teman-teman seasrama menjulukinya sebagai “PKM berjalan”. Namun ada keanehnya, meskipun pemuda tersebut sangat hafal dan mengerti akan butir-butir PKM yang ada, tetapi dia sendiri yang paling sering melanggar butir-butir PKM tersebut. Suatu ketika pemuda tersebut dinasihati oleh temannya karena kedapatan menyontek pada saat mengerjakan ujian. Meskipun saat itu pemuda itu mengatakan bahwa ia khilaf dan berjanji untuk tidak akan mengulanginya lagi. Tetapi berulang kali pemuda tersebut tetap melakukan hal yang sama lagi. Pada suatu ujian semesteran salah seorang dosen yang menjaga mendapati pemuda tersebut sedang menyontek dan akhirnya tanpa menunggu 1x24 jam lagi, pemuda tersebut langsung dikeluarkan dari Seminari tersebut. Saudara-saudara, tahu dan mengerti akan butir-butir PKM yang ada tanpa melakukan serta menaatinya, ternyata tidak dapat membuat pemuda tersebut berhasil dalam menyelesaikan studinya, bahkan pemuda tersebut akhirnya di keluarkan dari Seminari tersebut. Aplikasi Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, sering kali kita tahu dan mengerti akan firman Tuhan yang kita pelajari, tetapi apakah kita juga sudah melakukannya dalam kehidupan kita sehari-hari? Sebagai contoh, kita semua tentunya sudah tahu dan mengerti akan firman Tuhan “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” Matius 22:39. Pertanyaannya sekarang adalah apakah kita sudah melakukan firman Tuhan tersebut? Atau kita hanya melakukannya hanya pada orang-orang tertentu saja yang dapat menguntungkan kita, yang dapat menolong kita atau kita hanya melakukannya pada orang yang kita cintai saja. Saudara, kita tentunya juga sudah sangat tahu dan mengerti akan firman Tuhan yang tertulis dalam 2 Timotius 4:2, “… nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasehatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” Beranikah kita melakukan seluruh firman Tuhan tersebut? atau kita hanya berani melakukannya sebagian saja yaitu, berani menegor dan menyatakan kesalahan orang lain tetapi bukan dengan penuh kesabaran melainkan dengan penuh perasaan emosinal yang ada pada diri kita dan juga bukan dengan pengajaran yang dari Tuhan Yesus sendiri melainkan dari pengertian diri kita sendiri untuk kepuasan hati kita. Saudara-saudara, mengetahui firman Tuhan adalah sangat mudah, kita tinggal membacanya saja, tetapi untuk mengerti akan firman Tuhan adalah merupakan hal yang sulit, tetapi ada yang jauh lebih sulit lagi yaitu, melakukan firman Tuhan itu dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebetulnya hal tersebut dengan mudah kita dapat lakukan dalam kehidupan ini, jika kita mau menerjemahkan firman Tuhan tersebut sebagai bagian dari kehidupan kita, bukan sebagai kewajiban rutinitas kita sehari-hari. Untuk itulah saudara-saudara, lakukanlah firman Tuhan tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari, supaya dalam menjalani setiap tugas pelayanan kita sebagai seorang hamba Tuhan, kita dapat berhasil di mata Tuhan. Penutup Saudara-saudara, sebagai pelayan Tuhan yang rela dipakai oleh Allah dan siap menerima tugas pelayanan yang telah Tuhan berikan, tentunya kita sangat merindukan keberhasilan dalam tugas pelayanan tersebut, bukan hanya berhasil di mata manusia tetapi jauh daripada itu adalah berhasil di mata Tuhan. Karena itu saudara, kita harus percaya dan memegang teguh janji penyertaan yang telah Tuhan Yesus berikan Matius 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Maukah saudara memegang teguh firman Tuhan tersebut dalam kehidupan kita dan menjadikan firman Tuhan itu menjadi bagian dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin.
| |