sumber kristen

                                                                  www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

Tema                :  SEQ CHAPTER \h \r 1MENJADI JEMAAT YANG BERKUALITAS

Nats                 : 1 Korintus 3 : 9b – 23

Penulis              :  Saumiman Saud

Tujuan              :  Agar jemaat dapat memperhatikan kehidupannya selaku orang percaya, bukan hanya menuntut orang lain berkualitas tetapi dirinya juga bertumbuh.

Pendahuluan     :

Dalam persaingan dunia bisnis yang semakin ketat serta krisis ekonomi yang berkepanjangan, baik di dalam maupun di luar negeri, maka banyak  perusahaan-perusahaan besar yang bangkrut dan pegawainya di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Istilah kasarnya dipecat, dengan demikian orang-orang menjadi sangat sulit mendapatkan pekerjaan, terutama orang Indonesia yang tinggal di luar negeri.  Itu sebabnya banyak orang yang mengadu nasib ke negara tetangga setelah Amerika  memperketat seleksi terhadap tenaga kerja.  Ada yang ke Jepang, ke Taiwan ke Korea dan sebagainya.  Memang di Indonesia masih ada lowongan pekerjaan, tetapi tetap saja penuh dengan syarat-syarat.

Coba perhatikan  iklan  dalam Surat Kabar Nasional serta syarat-syaratnya.  “Sebuah Perusahaan Modal Asing  (PMA) yang bergerak dibidang industri  yang berlokasi di Surabaya membutuhkan tenaga profesional untuk duduk dalam posisi Manager.  Adapun syarat-syaratnya sebagai berikut :

 

1.         Pria/wanita maksimum 35 tahun

2.         Pendidikan minimal S-1 dengan Index Prestasi 3.50

3.         Memiliki Surat Ijin Mengemudi – A,

      lebih diutamakan yang memiliki mobil sendiri.

4.         Mengusai Komputer

5.         Menguasai bahasa Inggris dan Mandarin

6.         Pengalaman kerja di bidangnya minimal 2 tahun

7.         Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Jawa-Timur

8.         Memiliki penampilan menarik dan mampu berkomunikasi dengan baik

9.         Memiliki latar belakang hidup yang baik dan sopan-santun

10.       Bersedia mengikuti tes untuk diseleksi

 

NB: Hanya pelamar yang memenuhi semua kualifikasi saja yang akan diundang untuk mengikuti diseleksi.

Saudara, jika kita memperhatikan  bahwa untuk mendapatkan sebuah jabatan pekerjaan sekuler diperlukan sederetan persyaratan yang tidak mudah. Dapatkah Saudara membayangkan, bahwa untuk merekrut tenaga kerja di perusahaan  saja kita memasang begitu banyak syarat, tujuannya supaya mendapatkan seorang pekerja yang berkualitas.

Aplikasi:

Nah,. apa lagi kita yang menjadi pengikut  Tuhan Yesus. Banyak ayat secara jelas mengatakan bahwa Allah menghendaki agar kita memperhatikan kualitas hidup. Bukankah ketika pertama kali kita mengalami Anugerah Allah yakni diselamatkan oleh Kasih-Nya, Allah telah menuntut agar kita memperhatikan kualitas hidup?  Allah ingin perubahan hidup kita menjadi kenyataan, dahulu sebagai seorang yang berdosa, sekarang tidak lagi, dahulu masih menyimpan dendam sekarang tidak lagi. Inilah letak kualitas yang dituntut Tuhan sesungguhnya.

 Jemaat gereja yang berkualitas bukan milik pengkotbah, tetapi ia adalah milik Allah. “Kamu adalah …..bangunan Allah” (ayat 9).  Itu sebabnya, pembangunan jemaat Allah  harus dilakukan sesuai dengan cara yang dikehendaki Allah, yaitu dengan syarat-syarat yang dikehendaki oleh Allah.   

Untuk MENJADI JEMAAT YANG BERKUALITAS. Saya mencatat ada empat syarat yang perlu di perhatikan:

 

I.          Dibangun di atas dasar yang tepat (1 Kor 3:10-11)

          Dibangun di atas dasar apakah  yang paling tepat? Tentu dasarnya adalah Yesus Kristus. Tatkala rasul Paulus pergi pelayanan ke kota Korintus, ia sudah berkomitmen bahwa yang diberitakan di sana adalah Yesus Kristus saja, yakni Dia yang disalibkan di atas kayu salib ( Baca 2 : 1-2). Paulus sesungguhnya sedang meletakkan suatu dasar yang kokoh dan bukan hanya itu saja, tetapi suatu dasar yang kekal. 

Ilustrasi:

Selama lebih dari 30 tahun saya menjadi orang Kristen, saya melihat “jemaat-jemaat” gereja berusaha membangun dasar di atas seorang pengkotbah yang terkenal, atau di atas dasar hamba Tuhan tertentu atau doktrin pengajaran tertentu; namun perlu diingat bahwa pelayanan-pelayanan yang demikian tidaklah kekal. Saya masih ingat ada seorang hamba Tuhan ketika beliau ditahbiskan menjadi pendeta, seorang majelis menyampaikan pidato dihadapan jemaat dan tamu yang hadir, dengan memuji hamba Tuhan tersebut. Inilah gembala kami yang luar biasa, kesetiaannya, rela menderita dalam pelayanan, rela korban perasaan bahkan difitnah, rajin pembesukan bahkan mengunjungi jemaat-jemaat yang miskin yang rumahnya masuk gang-gang. Namun beberapa tahun kemudian timbul persoalan dalam pelayanannya, karena persoalan dan kepentingan pribadi beliau harus meninggalkan jemaat yang dilayani, yang celakanya beliau juga membawa beberapa jemaat yang setia kepadanya. Jelas di sini pelayanan yang model demikian tidak kekal bukan? Rupanya jemaat di Korintus menekankan pribadi-pribadi – Paulus, Petrus, Apolos, padahal seharusnya mereka memuliakan Kristus.      

      Sekali lagi, dasar itu sangat penting; sebab dasar suatu bangunan menentukan kekokohan bangunan itu. Kekuatan sebuah bangunan juga tergantung pada seberapa kuatnya dasar itu.  Di Amerika, mudah sekali kita  menemukan  rumah-rumah penduduk yang dindingnya dari papan, bukan dari beton seperti di Indonesia, sebab di sana sering terjadi gempa. Dasar bangunan rumah mereka  dibangun secara elastis, sehingga apabila terjadi gempa tidak gampang runtuh, hanya dinding papannya saja yang copot.  Itu sebabnya kalau kita menonton film Amerika yang ada di TV ataupun di Bioskop, setiap tendangan atau tinju yang dilayangkan ke dinding rumah, dinding itu menjadi jebol.

Nah saudara lihat, betapa pentingnya dasar bangunan itu! Dasar bangunan  sangat penting sebab sekaligus akan menentukan kualitas bangunan itu. Jika kualitasnya baik sekalipun gempa datang dasar bangunan tidak akan rusak, apalagi yang elastis, tembokpun tidak akan roboh. Karena itu kualitas bangunan yang baik akan sangat menentukan harga bangunan itu sendiri.  Semakin kuat berarti semakin bermutu, dan semakin bermutu tentunya manusia yang tinggal di dalamnya boleh lebih leluasa.

Aplikasi:

Demikian juga kehidupan orang percaya, semakin kuat dasar kepercayaan nya kepada Tuhan Yesus, maka semakin kuat pula bila menghadapi segala rintangan yang ada. Rintangan apa yang anda hadapi saat ini? Apakah dasar anda sudah kuat?

 

 

II.        Dibangun dengan bahan-bahan yang tepat dan bermutu (1 Kor 3:12-17)

 

Rasul Paulus menggambarkan dua jenis bahan bangunan yang berlawanan baik dari segi mutu dan harga.

 

EMAS, PERAK, BATU PERMATA TC \l1 "

KAYU, RUMPUT KERING, JERAMI TC \l1 "

Tetap, kekal, tahan lama

Sementara, akan segera lenyap

Bagus

Biasa, bahkan jelek

Mahal

Murah

Sulit Diperoleh

Mudah Diperoleh

Disimpan baik-baik

Diletakkan di tempat sampah

Sangat dihargai

Tidak dihargai

 

Kira-kira apa yang digambarkan oleh Paulus dengan contoh bahan-bahan ini? Sekali lagi , rasul Pauluis tidak berbicara tentang orang-orang karena orang-orang Kristen adalah “batu hidup” ( lihat 1 Petrus 2:5). Coba anda lihat kembali pasal 1 –3, di sana Paulus banyak berbicara untuk mengoreksi pandangan jemaat Korintus tentang hikmat. Jemaat di Korintus rupanya berusaha membangun  manusia diatas hikmat dunia, padahal seharusnya mereka bersandar pada hikmat Allah seperti yang tertuang di dalam firman Allah.  (Baca dan bandingkan dengan kitab Amsal 3 : 13-15a, 2:15 dan 8:10-11). Hal ini juga menjelaskan kepada kita bahwa seorang pelayan Tuhan seharusnya menggali Alkitab lebih dalam dan menimba emas, perak dan batu permata yang berharga, kemudian membangun kebenaran-kebenaran di dalam jemaatnya.

Jemaat yang berkualitas tatkala mendengar kotbah yang berupa tegoran, ia akan mengevaluasi diri dan bertobat. Jemaat yang tidak berkualitas, tatkala ia mendengar kotbah yang berupa tegoran, sehabis Kebaktian hamba Tuhannya dicari. 

Ilustrasi:

Kira-kira 15 tahun yang lalu di Medan saya mempunyai seorang teman yang model kualitas rohaninya seperti yang saya katakan diatas. Pada waktu itu gereja kami mengundang seorang pembicara tamu yang boleh dikatakan sama sekali belum mengenal kami. Ketika selesai Kebaktian, teman saya pergi mencari pengkotbah itu, sebab menurut beliau pendeta itu menyindirnya. 

Contoh kedua, ketika itu, saya masih melayani disebuah gereja di Surabaya, kira-kira beberapa tahun yang lalu, karena banyak jemaat yang suka datang terlambat maka dibuatlah suatu siasat. Yaitu dengan mengumumkan jumlah jemaat yang terlambat hadir pada akhir kebaktian  di waktu menyampaikan warta gereja.  Pemimpin Liturgi hanya membaca jumlah yang terlambat yang diperoleh melalui team penyambutan. Tetapi apa yang terjadi? Reaksinya luar biasa, banyak  jemaat yang tersinggung! Inikah yang disebut dengan jemaat yang berkualitas?

Pendeta-pendeta Yunior bertanya kepada Dr. Campell Morgan mengenai rahasia keberhasilan beliau berkotbah. Morgan menjawab, “Kerja, kerja keras, sekali lagi kerja keras” Morgan berada di kamar kerjanya pada pk. 06.00 setiap pagi, dan mulai menggali kekayaan rohani dari Alkitab. Saudara, dimanakah kita dapat memperoleh kayu, rumput kering dan jerami? Di halaman belakang rumah, dan anda tanpa harus kerja keras. Tetapi permisi tanya, dimanakah anda dapat menemukan emas, perak dan batu permata yang indah ? Di rumah seseorang? Tentu di tempat yang tersembunyi, dalam tanah, untuk mendapatkannya kita perlu kerja keras untuk menggalinya. Siapa yang menginginkannya ia perlu kerja keras, tanpa kerja keras tidak mungkin kita dapat membangun jemaat yang berkualitas. Siapa yang akan memulai pekerjaan ini?

 

III.       Dibangun menurut Rencana yang tepat

Mutu kerohanian  jemaat menentukan maju mundurnya pertumbuhan jemaat, sekalipun mungkin dalam dunia usaha kita sebagai Direktur atau Manager di perusahaan yang sangat terkenal dan berhasil, namun jangan menjadi kaget ketika keberhasilan management perusahaan di dunia usaha di coba terapkan dalam gereja,  akan mengalami kegagalan total. Jika dievaluasi akan nyata siapa yang salah dalam hal ini. Kita mengetahui bahwa dunia usaha sangat tergantung pada promosi, gengsi, pengaruh uang dan pejabat-pejabat penting. Namun, jemaat gereja sangat tergantung pada doa, kuasa Roh Allah, kerendahan hati, pengorbanan, dan pelayanan.   Secara profesional mungkin kita sanggup membayar orang-orang untuk menggantikan tugas-tugas kita, tetapi itu bukan pelayanan. Perhatikan bahwa prinsip pelayanan murid-murid Tuhan Yesus bukan seperti itu, mereka mengatakan: “Mas dan perak kami tidak punya…….” Tetapi pelayanan mereka sanggup mengubah dunia, luar biasa. Ini yang dikatakan Allah mempunyai rencana khusus bagi setiap gerejanya (Filip1 2 :12-13). 1 Kor 3:19 memperingatkan kita bahwa hikmat manusia hanya merupakan jeratan, kemudian dilanjutkan dengan ayat 20 yang mengatakan bahwa hikmat manusia hanya membawa seseorang kepada kesia-siaan dan kegagalan. Dengan hikmat dari Tuhan maka kita akan mampu menciptakan jemaat Tuhan yang dewasa yang tidak gampang putus asa.

 

Ilustrasi:

Seorang pemuda mengeluh kepada ayahnya mengenai kehidupannya dan bertanya

mengapa hidup ini terasa berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah berjuang. Sepertinya setiap kali suatu masalah selesai, timbul lagi masalah baru. Ayahnya seorang koki, kemudian  membawa anaknya kedapur dan kemudian ia mengisi 3 panci dengan air dan meletakkannya di atas api. Setelah air di panic-panci itu mendidih, ia menaruh Wortel ke dalam panci pertama, telur di panci kedua dan kopi bubuk di panci terakhir.  Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak juga bungkam dan heran serta menunggu dengan tidak sabar; sambil memikirkan apa sebenarnya sedang dikerjakan oleh sang ayah. Setelah 20 menit, si ayah mematikan api, kemudian mengambil Wortel dalam panci lalu meletakkannya di mangkuk, lalu diambilnya  telur dipanci kedua dan diletakkannya dalam mangkuk, terakhir ia  menuangkan Kopi di mangkuk yang ketiga.

           Lalu ia bertanya pada anaknya, “Apa yang engkau lihat nak?”  “Wortel, telur dan Kopi” jawab si anak . Ayahnya kemudian mengajaknya mendekat dan memintanya  menggigit Wortel yang sudah direbus itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa Wortel itu sudah lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati telur rebus yang telah mengeras. Terakhir ayahnya memintanya untuk  mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi Kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua  ini, Ayah?”  Apakah ini merupakan jawaban untuk pertanyaan saya ayah? Llu ayahnya menjawab: Wortel, Telur dan Kopi menghadapi kesulitan yang sama, yaitu “direbus”, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda. Wortel yang tadinya keras, kuat dan sukar dipatahkan, setelah direbus menjadi lembek dan lunak.  Telur yang tadinya berbentuk cairan, kulitnya yang mudah pecah,  setelah direbus isinya mengeras.  Sedangkan Bubuk Kopi mengalami perubahan yang unik.  Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk Kopi mengubah air tersebut, menjadi hitam, beraroma kopi.   Nah, sekarang anakku engkau termasuk yang mana? Saat kesulitan datang bagaimana reaksimu? Apakah engkau akan menjadi wortel ? Dari keras menjadi lembek ? Ataukah menjadi telur dari bentuk cairan menjadi mengeras? Kalau bubuk kopi dicampur dengan air panas akan menjadi minuman air yang beraroma kopi, air dan kopi menjadi satu tidak terurai lagi.  

Jemaat yang berkualitas akan seperti apa? Seperti wortel,  telur rebus atau seperti Kopi?

            Dibangun dengan Motivasi yang tepat

          Motivasi yang tepat ialah membangun jemaat bagi kemuliaan Allah. Jemaat di Korintus rupanya terlanjur hanya memuliakan manusia, dan jelas ini motivasi yang salah. Mereka membandingkan satu dengan yang lainnya, ini orang yang berhikmat, sedangkan yang ini kurang berhikmat, mereka sangat memuja hikmat, akibatnya bisa diduga yaitu timbulnya permusuhan. Seandainya mereka hanya memuliakan Allah, maka dipastikan hidup mereka penuh damai sejahtera. 

          Padahal semua jemaat telah memberikan  pengakuan yang sama, yaitu sama-sama mengakui Tuhan itu hanya satu dan Dialah Yesus  Juru Selamat, Tuhan yang penuh kasih; jika ini yang memotivasi mereka pasti hidup mereka akan menjadi murni. Dibahagian lain kita membaca pengajaran Paulus yang  menekankan  bahwa orang percaya itu adalah bait Allah. I Kor 3:16 berbunyi : Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?   Kata “kamu” di dalam bahasa aslinya berbentuk jamak, sedangkan “bait Allah” berbentuk tunggal.  Kalau boleh diartikan dengan sederhana kata kamu yakni saya, termasuk juga  anda, jadi saya dan engkau  sama-sama  berada  dalam bait Allah yang satu, berada di satu atap gedung gereja, menyembah pada Allah yang sama, statusnya sama, orang berdosa yang sama-sama mendapatkan anugerah keselamatan dalam Tuhan Yesus. Oleh karena itu, di dalam ibadah di dalam pelayanan  tentunya motivasinya juga harus sama, yakni memuliakan Allah.

Penutup:         

           Sebagai penutup saya mengutip kesaksian seorang Pendeta yang diundang untuk melayani di beberapa gereja di Amerika, katanya saya melihat ada sesuatu yang menarik yang tidak ada di gereja-gereja kota di Indonesia khususnya di Surabaya. Setelah Kebaktian selesai biasanya mereka makan bersama, dan yang menarik adalah  selesai makan, masing-masing anggota mengerjakan tugasnya sesuai dengan bagiannya masing-masing. Dengan tetap berdasi, ada yang mencuci piring dan panci, ada yang menyapu, ada yang membersihkan ruang kebaktian dengan mengepel, memindahkan  bangku dan sebagainya.  Mereka tidak malu mengerjakan semua ini, dengan kata lain tidak bisa dibedakan siapa yang bos dan siapa yang pegawai atau pekerja. Di gereja semua kita sama, dan apabila motivasinya sama maka yang akan terlihat adalah suatu pemandangan yang sungguh indah. Apakah anda adalah  perabot  dari tanah liat, batu permata, dari emas, perak, atau dari jerami, rumput kering atau kayu? Amin.