| |
Tema HADIAH BAGI YESUS Nats : Lukas 2 : 8 – 20 Penulis : Ev. Ester Renaldo Tujuan : Agar jemaat mengerti arti pemberiannya bagi pekerjaan Tuhan, dapat menjadi teladan yang baik dalam jemaat, mengerti makna Natal dengan baik. Pendahuluan Beberapa hari lagi kita akan merayakan hari Natal. Jika kita berbicara mengenai Natal, apa yang ada dalam pikiran Saudara? Mungkin dalam pikiran kita perayaan Natal adalah perayaan yang identik dengan kemeriahan, pohon Natal yang indah, dan tentu tidak ketinggalan hadiah-hadiahnya. Sehingga tidak heran setiap kali Natal tiba semua orang sibuk membicarakan mengenai hadiah Natal. Anak-anak berpikir, “Hadiah apa ya yang saya peroleh dari Papa dan Mama atau dari Sekolah Minggu?” Di negara Barat sudah merupakan suatu kebiasaan, ketika malam Natal tiba, anak-anak akan menyiapkan sebuah kaos kaki, biasanya mereka akan gantungkan dekat perapian yang terdapat diruang keluarga. Karena mereka percaya Sinter Klaus akan muncul lewat cerobong asap. Tentu, kaos kaki yang besar yang dipakai di musim dingin, agar isinya banyak. Setiap anak-anak akan berharap mendapatkan hadiah yang menyenangkan. Pagi-pagi mereka bangun langsung keperapian ruang keluarga untuk melihat apa yang akan mereka dapatkan. Sebagai orang tua yang sayang akan anak-anak mereka menyiapkan hadiah yang sesuai dengan keinginan dari anak-anak mereka. Karena itu mereka berpikir: “Hadiah apa yang dapat saya berikan?” Menjelang Natal, pertokoan besar, seperti Mall, Plaza, tidak ketinggalan seperti super-market juga menawarkan dagangan mereka dengan potongan harga beserta janji-janji hadiah yang menarik. Natal bukan saja telah dikomersilkan tetapi juga diidentikan dengan hadiah. Tetapi, Saudara, pernahkah terpikirkan oleh kita, dari manakah dan kapankah hadiah Natal ini dimulai? Untuk itu kita akan kembali pada Natal yang pertama. Mengapa ada hari Natal? Dan bagaimana Natal yang pertama itu dirayakan? Hadiah-hadiah apa yang diberikan pada bayi yang baru lahir itu?
1. Allah Memberi Putra-Nya (Lukas 2:10-11) Jika Allah tidak memberikan Putra-Nya, maka tidak ada hari Natal. Atau dengan kata lain, jika Yesus tidak lahir maka tidak ada hari Natal. Sekarang pertanyaannya, mengapa Allah mau memberikan Putra-Nya? Yohanes 3:16, memberikan jawaban, yakni adalah karena kasih Allah akan dunia ini. Dalam Matius 1:21, mengatakan “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Dari kedua ayat ini dengan jelas firman Tuhan berkata tentang kasih Allah dan pemberian kasih itu untuk penyelamatan umat manusia dari dosa. Dari sini dapat kita mengerti bahwa ada masalah yang sangat serius, yang hanya melalui Anak Allah yaitu Yesus Kristus baru dapat diselesaikan, masalah apa sebenarnya yang demikian serius ? Masalah dosa, kita berdosa bukan kepada alam ini tetapi kepada Tuhan Allah semesta alam, inilah yang menjadi serius. Kelahiran Yesus ke dalam dunia ini adalah bukti yang sangat nyata tentang kasih Allah pada dunia ini. Juga, ini merupakan hadiah yang terbesar yang sudah Allah berikan kepada manusia. Dengan kata lain dapat kita simpulkan bahwa Natal merupakan peristiwa di mana Allah telah terlebih dahulu mengambil inisiatif untuk datang menyelamatkan dunia ini yaitu untuk menyelamatkan manusia. Itulah makna Natal yang sesungguhnya, bukan sekedar pesta-pesta, kumpul ramai-ramai sehingga menjadi hari yang menyenangkan. Adakah kita sudah mengerti akan makna Natal yang sesungguhnya ?
2. Malaikat Memberikan Puji-Pujian (Lukas 2:13-14) Saudara-saudara, pada bagian ini saya ingin mengajak Saudara untuk melihat apa yang malaikat telah lakukan untuk Tuhan Yesus dan apa yang bisa kita berikan pada-Nya? Melalui ayat yang kita baca Lukas tidak mengatakan bahwa malaikat-malaikat telah memberikan emas dan perak. Malaikat juga tidak memberikan apa-apa pada manusia. Alkitab mengatakan bahwa apa yang dapat malaikat berikan hanyalah puji-pujian. Sebuah puji-pujian yang meletakkan Allah pada tempat yang semestinya. Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, pujian malaikat ini demikian menjunjung tinggi Allah dan hanyalah Dia yang layak disembah dan dimuliakan. Itulah yang malaikat-malaikat dapat berikan pada kemuliaan Allah. Kemuliaan yang sudah semestinya diberikan pada Allah, karena Dia layak. Bukan hadiah yang mahal, emas atau perak atau kain lenen halus dari sorgawi untuk kain lampin, tetapi puji-pujian yang mengagungkan nama-Nya. Ilustrasi: Di Filipina, jika sudah mendekati perayaan Natal lagu-lagu Natal berkumandang berbagai pelosok, di Mall, pertokoan, apalagi di bar. Pernahkah saudara membayangkan acara malam Natal di bar Filipina ? Kelihatannya mereka sangat agamais, merayakan natal bersama di bar, sementara orang-orang yang datang di bar berpesta pora, bermabuk-mabukan, dan penyanyi-penyanyi sambil bernyanyi lagu-lagu Natal, sambil melepaskan baju-bajunya hingga telanjang. Apakah pujian dan cara yang demikian yang Allah kehendaki ? Mereka tidak meletakkan Allah pada tempat-Nya, dan menghormati Dia sebagai Allah, tetapi ini sudah penghujatan. Kita percaya bahwa lagu-lagu Natal tidak diciptakan atau dinyanyikan sambil buka baju, tetapi dinyanyikan dengan hati yang khusuk menyembah Allah yang maha baik.. Saudara, mari kita memberikan puji-pujian kepada Allah dengan penuh hormat dan takjub akan kebesaran kasih-Nya. Mari kita meletakkan Allah pada tempat yang tertinggi, tempat yang mulia, dan memberikan hormat dan pujian yang memang layak Dia terima. Saya yakin setiap kita juga bisa memberikan puji-pujian bagi Allah.
3. Gembala memberikan sebuah kesaksian (Lukas 2:15-18) Gembala adalah orang-orang yang sederhana, orang-orang yang hanya sebagai penjaga ternak. Bukan pemilik, bukan orang kaya, juga bukan orang yang terpelajar. Tetapi kepada orang-orang yang sederhana inilah malaikat telah memberitakan kelahiran Yesus. Mari kita melihat apa yang kemudian dilakukan oleh para gembala ini. Setelah mereka mendengar pemberitaan dari malaikat, mereka menjadi percaya dan menerimanya. Mereka tidak bertanya benarkah yang mereka lihat itu adalah malaikat? Seperti yang disampaikan oleh malaikat maka segera Alkitab berkata:”cepat-cepat” takut kehilangan moment, dan benar para gembala melihat bayi itu berada dalam palungan. Apa yang mereka saksikan sesuai dengan firman Tuhan, ini suatu keajaiban yang Tuhan nyatakan kepada mereka, karena itu mereka tidak tinggal diam saja, mereka memberitakan apa yang telah mereka dengar. Sehingga orang yang mendengar menjadi heran.Lukas 2:18. Sekalipun hanya gembala yang tidak terlalu disukai, namun orang yang mendengar kesaksian mereka menjadi takjub. Gembala-gembala yang sederhana rupanya bisa juga memberitakan dan memberikan kesaksian. Aplikasi: Bagaimana dengan kita yang disebut sebagai anak-anak Allah? Sudah pernahkah kita pergi memberitakan kepada orang lain tentang kabar sukacita ini? Dunia dewasa ini adalah dunia yang gelap penuh dosa. Dunia yang sedang berjalan menuju ke jurang kematian. Oleh karena itu dunia membutuhkan kabar sukacita ini, beritakanlah bahwa Yesus telah lahir untuk menebus mereka dari dosa. Marilah kita belajar dari gembala-gembala yang sederhana itu. Setelah mereka menerima kabar keselamatan itu, mereka tidak tinggal diam. Marilah kita teladani para gembala itu. Marilah segera kita juga pergi menyaksikan dan memberitakan kabar sukacita itu. Marilah kita juga menyaksikan tidak hanya dengan perkataan saja, tetapi juga melalui kesaksian hidup kita sehari-hari. Kita membuktikan bahwa Yesus sungguh sudah lahir dalam hati setiap kita.
4. Orang Majus Memberikan Yang Terbaik (Matius 2:11) Orang Majus adalah orang-orang bijak dari Timur. Mereka adalah sekumpulan orang-orang yang mengerti filsafat, ilmu kedokteran, ilmu alam dan Astrologi. Setelah orang Majus melihat bintang yang bersinar tidak seperti biasanya, mereka tahu bahwa seorang Raja telah lahir. Sesuai dengan petunjuk bintang itu orang Majus pergi mencarinya. Ketika mereka tiba di rumah di mana Yesus bertada, maka mereka segera bersujud menyembah kepada Yesus. Bukan itu saja, orang Majus juga mempersembahkan persembahan kepada-Nya yaitu emas, kemenyan dan mur. Saudara, emas adalah persembahan bagi seorang raja. Lambang kemuliaan. Kemenyan adalah persembahan dari seorang imam. Dalam setiap upacara ibadah di Bait Allah, pada saat persembahan korban, selalu disertai dengan kemenyan. Kemeyan adalah lambang doa, imam besar masuk dalam ruang suci Bait Allah bukan saja membawa kemeyan tetapi terutama membawa doa-doa umat Israel.Imam adalah orang yang membangun jembatan yang menghubungkan manusia dengan Allah. . Mur adalah pemberian bagi seorang yang akan mati. Persembahan orang Majus ini memberikan suatu gambaran tentang apa yang akan dialami oleh Yesus di dunia ini. Yesus datang ke dalam dunia ini bukan hanya untuk hidup bagi manusia, tetapi yang terutama adalah mati untuk umat manusia. Ia datang memberikan hidup dan mati-Nya bagi manusia. Seperti apa yang akan dilakukan oleh Tuhan Yesus telah dilihat oleh orang Majus melalui persembahan murnya.. Orang Majus telah memberikan apa yang terbaik, yang ada pada mereka. Emas, kemenyan, dan mur adalah barang-barang yang sangat berharga. Tuhan Yesus datang memperbaiki hubungan antara Allah dengan manusia. Tanpa Tuhan Yesus kita tidak dapat datang menghampiri Allah, sebab Allah adalah suci sedangkan manusia adalah berdosa. Tuhan Yesus telah menjembatani hubungan antara Allah dengan manusia. Aplikasi: Pada hari ini, sudahkah kita memberikan yang terbaik bagi kemuliaan Tuhan Yesus? Sudahkah kita memberikan apa yang paling berharga dalam hidup ini bagi Yesus? Sesuatu yang terbaik dan berharga tidaklah berarti harus sesuatu yang mahal. Yang terbaik bisa saja berupa sesuatu yang sederhana tetapi sangat berharga bagi kita. Persembahan lima roti dan dua ikan bukanlah barang mahal. Roti murahan yang keras, mungkin anjing yang terkena lemparan roti keras itu akan menjerit-jerit. Ikan yang kecil yang biasanya dimakan bersama roti, harga tidak seberapa mahal. Namun pada saat itu pasti sangat berharga, karena dipadang rumput itu sangat sunyi dan tidak ada yang menjual makanan. Apalagi di saat kelaparan, lima roti dan dua ikan pasti akan menjadi sangat berharga. Tetapi anak kecil pemilik roti dan ikan dengan rela mempersembahkannya pada Yesus. Marilah kita belajar mempersembahkan apa yang paling berharga dan terbaik dalam hidup kita bagi Tuhan Yesus.
5. Maria memberikan hati yang taat (Lukas 1:38) Pada zaman itu, jika seorang wanita kedapatan hamil di luar nikah, pastilah ia harus dilempari dengan batu hingga mati. Kehamilan yang dialami oleh Maria adalah atas kehendak Allah, karenanya Maria dilindungi. Tidak ada ayat yang menyatakan bahwa Maria akan dilempari dengan batu hingga mati. Meskipun Maria yang masih belia ini tidak mengerti bagaimana ia telah menjadi hamil oleh naungan Roh Kudus Tuhan, namun dia taat. Sekalipun tidak mengerti Maria mengatakan, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu.” Perkataan ini menunjukkan kerendahan hati Maria serta imannya Maria kepada Allah. Sekalipun demikian, Maria menyadari resiko iman dan ketaatannya, namun dia tidak gentar. Mungkin dia akan diejek, dicemoohkan karena kehamilannya, bahkan mungkin dirajam dengan batu yaitu dihukum mati karena dianggap telah mengandung anak di luar nikah. Tetapi Maria rela menyerahkan diri untuk menjadi hamba Allah. Maria rela memberikan seluruh hidupnya kepada Allah. Maria rela memberikan hatinya yang taat kepada Allah. Aplikasi: Saudara, bagaimana dengan kita? Relakah kita memberikan hati yang taat pada Allah? Maria tahu bahwa Allah pasti mempunyai rencana yang indah bagi dia meskipun pada saat itu dia tidak mengerti secara keseluruhannya. Saudara, apapun yang akan kita alami pada saat ini, percayalah bahwa Allah mempunyai rencana yang indah . Marilah kita belajar taat seperti Maria. Pendeta Jeff Callender menceritakan pengalaman pribadinya ketika melihat kelakuan anaknya dalam buku “The Pastor’s Story File”. Demikian ceritanya: ”Menjelang masa Natal, ketika anak perempuan saya yang berumur 3 tahun, melihat hadiah Natal yang ditaruh di bawah pohon Natal semakin bertambah. Perasaan sukacita dan gembiranya telah mendorong anak perempuan saya yang berusia 3 tahun, untuk mengambil, dan mengamati, diangkatnya kado demi kado kemudian digoyang-goyangkannya hadiah-hadiah Natal itu sambil menerka isinya! Kemudian seperti suatu inspirasi datang padanya ketika ia melihat dan memegang sebuah pita merah yang besar yang terlepas dari sebuah hadiah dan dia ambil serta meletakkan di atas kepalanya. Sambil memandang saya, dan tersenyum, ia berkata, “Lihat ayah” - “Aku adalah sebuah hadiah.” Ooh, suatu adegan yang menakjubkan. Dia tidak menyobek hadiah yang ada, tetapi membuat dirinya sebagai hadiah.”
Penutup: Jika kita melihat segala karya yang telah Allah lakukan untuk kita, sudah seharusnyalah kita mempersembahkan hidup kita sepenuhnya kepada Allah dengan rela hati. Sebab Dia rela memberikan Putra Tunggal-Nya bagi keselamatan kita, para gembala segera bersaksi ketika melihat keselamatan yang telah datang. Saudara, hari Natal adalah waktu kita memperingati pemberian Allah yang terbesar – Anak-Nya Yesus Kristus. Ketika kita merenungkan kasih yang mendorong pemberian seperti itu, semoga jawaban kita satu-satunya adalah menyerahkan hidup kepada Dia untuk kemuliaan-Nya. Marilah kita berkata seperti anak perempuan tadi, “Lihat ayah! Aku adalah sebuah hadiah!”. Setiap anak Allah harus dapat berkata seperti itu pada Bapa Surgawinya. Saudara, apa yang akan kita berikan pada Tuhan Yesus di hari Natal ini? Apakah hanya sekedar berpesta dan bersenang-senang saja? Jangan sekali-kali seperti itu! Marilah kita bersama-sama merenungkan makna Kasih Natal yang sesungguhnya. Mengapa Allah dengan rela memberikan Putra tunggal-Nya sebagai hadiah bagi umat manusia. Bagaimana kita meresponi kasih Allah itu? Kita juga perlu belajar dari malaikat-malaikat yang telah mempersembahkan pujian bagi Dia, marilah kita meletakkan Dia pada tempat yang sudah selayaknya. Serta memberikan penghormatan dan pujian yang selayaknya Dia terima. Natal merupakan kesempatan untuk pergi memberitakan kabar keselamatan bagi orang yang belum pernah mendengarnya. Teladanilah orang Majus yang telah memberikan yang terbaik dan paling berharga dalam hidupnya. Serta teladanilah Maria dalam ketaatan-Nya. Marilah kita belajar untuk mempersembahkan hati yang taat pada-Nya. Menjelang hari Natal ini, marilah kita merenungkan kasih Allah, dan apakah yang layak kita berikan kepada-Nya sebagai ganti syukur pada-Nya? AMIN.
==============================
| |