sumber kristen

 www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Iman di Tengah Ketidakpastian Masa Depan

Nats Alkitab              : Ibrani 11:1 ; Roma 1:17 ; Kejadian 15:6

Tujuan                     : Menjelaskan kepada jemaat akan pentingnya iman dalam menghadapi

                                  masa depan yang serba tidak pasti, sehingga mereka dapat lagi melangkah

                                  dengan kepastian bahwa Allah mengasihi mereka.

Penulis                     : Lindawaty Tanadi

 

Pendahuluan

Definisi iman ( Ibrani 11:1)

-Dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan

-Bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat

 

Berangkat dari definisi Alkitab ini, marilah kita melihat kaitannya dengan masa depan. Masa depan adalah masa yang belum kita alami atau lalui. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan kita. Kita tidak tahu apa yang terjadi dalam waktu di depan kita, bahkan dalam hitungan per detik sekalipun. Pernahkan kita menyadari hal ini. Saudara-saudara ? Memang, kalau kita hidup dengan irama yang lambat, kita tidak dapat merasakan dan menyadari hal tersebut. Tetapi coba kita melihat kehidupan mereka yang berirama cepat.

 

Ilustrasi

Apakah saudara mengenal Aryton Senna, pembalap Formula I dari Brazil yang tewas dalam kecelakaan di arena balap Formula I. Saat itu dia hidup dengan irama yang sangat cepat.Saudara dalam waktu sepersekian detik di depannya dia berhadapan dengan maut. Ketika dia melaju dengan kecepatan di atas 200 km/jam melewati satu tikungan yang tajam, mungkin dia tahu resiko yang akan dihadapi. Tetapi saya yakin.Senna tidak tahu bahwa dirinya akan tewas.

Masa depan yang sepersekian detik dihadapan kitapun kita tidak tahu.Kita tidak tahu apa yang akan terjadi,apa yang akan kita alami,apa yang akan dialami oleh orang lain,apa yang akan kita rasakan. Mungkin kita akan bersukacita tetapi mungkin juga kita dapat berdukacita.Mungkin kita akan berbahagia, tetapi mungkin juga kita akan menangis. Masih ada berjuta kemungkinan lain yang akan terjadi dan kita tidak tahu..Jadi masa depan sebenarnya identik dengan ketidakpastian. Manusia dengan rasionya dapat membuat prediksi-prediksi tentang masa depan..Manusia dengan kemampuan analisinya dapat membuat perkiraan-perkiraan akan masa depan. Manusia dengan segala kecerdasannya dapat memperhitungkan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Tetapi manusia dengan segala kemampuannya itu tidak dapat mengubah kemungkinan-kemungkinan itu menjadi kepastian.Segala sesuatu di masa depan tetaplah tanda tanya besar.

John Naisbitt dengan bukunya yang sempat mengguncang dunia Megatrend 2000 meramalkan tentang kebangkitan Asia. Berdasarkan kehebatan analisisnya dia telah memprediksikan bahwa pada tahun 2000-an Asia akan menjadi basis kekuatan ekonomi dunia. Ramalannya yang didukung dengan perhitungan dan analisis yang meyakinkan, telah menggemparkan dunia.Tetapi Naisbitt tidak pernah membuat kemungkinan menjadi

kepastian.Bahkan yang terjadi dalam tahun belakangan ini, justru negara-negara Asia terpuruk ke dalam resesi ekonomi yang berkepanjangan. Masa depan tetaplah misteri bagi setiap manusia.

Jika demikian apakah kaitan masa depan dengan iman ?

 

Isi

Mari kita melihat definisi kedua dari iman yang tadi telah kita baca dalam Ibrani 11:1. Saya sengaja mengajak saudara untuk melihat terlebih dahulu definisi yang kedua: ”Iman adalah bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”

Saudara, sebagaimana telah saya katakan tadi bahwa kita tidak tahu tentang hari esok kita. Kita tidak tahu tentang masa depan kita. Tetapi jika kita memiliki iman berdasarkan definsi yang kedua berarti kita memiliki bukti tentang masa depan. Masa depan memang tidak dapat kita lihat, tetapi iman memberikan bukti kepada kita akan apa yang terjadi di masa depan kita.

Tetapi saudara, iman itu bukan sekedar percaya.Iman Kristen adalah iman yang berdasarkan pada relasi dengan Allah yang benar. Iman Kristen adalah iman yang berdarsarkan atas pengenalan akan Allah yang benar. Dan iman yang benar hanyalah iman kepada Allah yang benar.

Tuhan Yesus dalam Injil Markus 11:22 mengatakan,”Percayalah kepada Allah.” Saudara dalam konteks ayat ini perintah tersebut tidak dapat bermakna lain selain percaya atau beriman kepada Allah yang benar.Saudara,saksi-saksi iman yang dicatat dalam Ibrani 11 semuanya adalah beriman kepada Allah yang benar, yang telah menyatakan diri-Nya kepada mereka. Mereka memiliki dasar iman yang kokoh. Iman mereka bukanlah iman yang buta, yang meraba-raba dalam kegelapan. Mereka tahu kepada siapa mereka beriman. Mereka beriman kepada Allah yang Mahatahu. Allah yang tahu akan segala sesuatu termasuk masa depan. Mereka beriman kepada Allah yang bukan saja mahatahu, tetapi lebih daripada itu mereka beriman kepada Allah yang Mahakuasa. Mereka beriman kepada Allah yang menguasai sejarah, menguasai masa lampau, menguasai hari ini, dan menguasai masa depan. Dan lebih daripada itu mereka beriman kepada Allah yang Maha Kasih dan Setia ( I Yoh 4:16b, Maz 103:17 ). Karena mereka beriman kepada Allah yang demikian, maka hari depan menjadi pasti bagi mereka.Mereka tetap tidak tahu tentang apa yang akan terjadi, tetapi mereka tahu bahwa mereka akan memperoleh masa depan yang baik.

Dengan dasar yang demikian inilah saudara, maka iman itu menjadi bukti akan apa yang tidak mereka lihat yaitu masa depan yang dijadikan Tuhan.Abraham sebagai contoh. Tuhan memberi janji kekal kepadanya, bahwa ia akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Dia beriman kepada Allah dan janjiNya, dan dia menerima apa yang dijanjikan karena dia beriman. Dia tetap tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi dia tahu kepada siapa dia beriman. Dia beriman kepada Allah yang tahu dengan pasti tentang hari esok , yang menguasai hari esok, dan kasih setiaNya kekal.

                Berikutnya saudara, definisi yang pertama menyatakan bahwa iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan. Untuk itu marilah kita mencoba melihat kaitannya dengan masa depan

Saudara, apakah yang saudara harapkan tentang masa depan ? Saya yakin setiap kita pasti memiliki harapan tentang masa depan kita. Saudara ingin kaya ? Saudara ingin sehat wal’afiat ? Saudara ingin bahagia ? Saudara ingin memiliki teman hidup yang cantik dan ganteng ? Itu semua baik. Siapa sih di dunia ini yang tidak ingin kaya ? Siapakah orang yang tidak ingin hidup bahagia ? Siapa orang yang tidak ingin hidup aman, tentram, dan damai ?

                Tetapi saudara, di dalam dunia yang sarat dengan dosa, berlimpah dengan kejahatan, dan kaya dengan penderitaan ini, siapakah yang dapat menjamin kita bisa hidup terhindar dari semuanya itu ? Semua itu sudah menjadi bagian dalam kehidupan manusia sejak manusia jatuh ke dalam dosa. Tuhan tidak menjanjikan kehidupan orang beriman akan berlimpah dengan harta dunia . Tuhan tidak pernah menjanjikan orang percaya akan kebal terhadap sakit penyakit dan kelemahan.Bahkan seringkali kehidupan orang beriman justru penuh dengan batu ujian.

                Jadi kalau begitu, apa yang dijanjikan oleh Tuhan untuk orang beriman ? Firman Tuhan dalam surat Roma 1: 17  mengatakan :”Orang benar akan hidup oleh iman.”Siapakah orang benar itu ? Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, tidak ada seorangpun yang baik, tidak ada seorangpun yang benar. Tetapi Firman juga mengatakan bahwa orang menjadi benar dihadapan Allah oleh karena dibenarkan oleh Allah. Apakah yang membuatnya dibenarkan oleh Allah. Tidak lain adalah karena iman.

                Imanlah  yang membuat Abraham dibenarkan. Dalam Kejadian 15:6. Firman Tuhan mengatakan :”Lalu percayalah Abraham, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.”

Abraham percaya akan janji Allah, dan karena itu ia dibenarkan. Jadi karena imanlah Abraham dibenarkan..

                Dalam kaitan dengan Firman Tuhan dalam Roma 1;17 tadi, jelas janji Tuhan kepada setiap orang beriman adalah bahwa mereka akan memperoleh hidup. Hidup dalam hal ini bukanlah berarti hidup di dunia. Sebab  jika hidup di dunia, bukanlah orang yang tidak berimanpun juga sedang hidup di dunia ini.

Tetapi saudara , hidup yang dimaksud dalam hal ini adalah keselamatan atau hidup yang kekal. Adakah pengharapan yang lebih besar daripada keselamatan dan hidup yang kekal ?

                Jika saudara mengharapkan masa depan yang  berlimpah dengan harta kekayaan dunia, lalu Tuhan memberikan itu kepada saudara,cukupkah itu ? Jika saudara mengharapkan masa depan yang cerah, menyenangkan, dan Tuhan memberikan semuanya, cukupkah itu jika saudara mengharapkan untuk mendapatkan jodoh yang saudara idam-idamkan dan Tuhan memberikannya, cukupkah itu ? Saudara saya dengan tegas mengatakan “Itu tidak cukup!”

Saudara jika kita mengharapkan kekayaaan, orang yang tidak berimanpun banyak yang kaya raya. Untuk menjadi kaya tidak perlu iman, jika kita mengharapkan masa depan yang cerah, penuh dengan kesenangan. Bukankah orang-orang yang tidak beriman kepada Tuhan banyak yang memiliki kehidupan yang menyenangkan ; keluarga yang bahagia, harta berlimpah, menjadi orang yang terhormat, dsb.Jadi untuk memiliki hidup yang demikian tidak perlu iman.

                Tetapi saudara , kehidupan orang yang tidak beriman bukanlah hidup yang berpengharapan. Kehidupan orang yang tidak beriman adalah kehidupan yang sedang menuju kebinasaan. Mungkin sekarang di dunia mereka bisa menikmati segala kesenangan dunia. Tetapi setelah hidup mereka di dunia ini berakhir , mereka akan binasa

Lain halnya dengan kehidupan orang beriman. Orang beriman berarti orang yang memiliki dasar pengharapan akan hidup kekal. Masa depan di dunia boleh suram, tetapi karena iman kita akan beroleh hidup yang “cerah”selama-lamanya. Masa depan kita di dunia boleh tidak menentu, tetapi dengan iman, kita sedang menuju masa depan yang pasti. Menuju masa depan yang indah dalam kekalan bersama Tuhan.

                Saudara, kita sedang melangkah ke masa depan. Ada orang yang berpikir bahwa melangkah dengan iman adalah seperti orang buta berjalan di tengah-tengah kegelapan. Orang ini berpikir bahwa orang yang mengandalkan iman itu bodoh. Dia lebih mengandalkan rasionya, kehandalan berpikirnya, dan kemampuan analisisnya. Tetapi saudara, sekali lagi saya katakan, bahwa orang ini dengan segala kehandalannya memprediksi masa depan tidak akan pernah dapat memastikan apa yang akan terjadi di masa depan.

                Sebaliknya, saya mau menggambarkan orang yang melangkah dengan iman yang benar kepada Allah, adalah seperti orang yang sedang berjalan di dalam kegelapan tetapi tangannya dibimbing oleh Tuhan sendiri. Kita tetap seperti orang yang buta, tetapi kita tahu siapa yang menuntun kita. Yang menuntun kita adalah penguasa sejarah baik masa lalu, masa kini , maupun masa depan.

Dan kita tahu ke mana dia membawa kita. Dia sedang membawa kita, orang-orang beriman kepada hidup yang kekal.

 

Aplikasi

Saudara kita tidak pernah tahu akan masa depan . Kita tidak tahu apakah kita akan hidup aman tentram, sejahtera, ataukah akan hidup dengan penuh ancaman. Tantangan, penderitaan, dan aniaya. Hari ini kita masih dapat beribadah dengan leluasa . Tetapi mungkin rumah ibadah kita ini akan rata dengan tanah. Hari ini  mungkin kita masih bisa tertawa, tetapi mungkin esok hari-hari kita akan penuh air mata. Tetapi satu hal yang pasti ,saudara Tuhan menyediakan masa depan yang kekal  di Surga sana.

 

Penutup

Saudara, ada satu lagu yang syairnya sungguh indah yang menggambarkan hidup kita sebagai orang beriman

Tak ‘ku tahu kan hari esok. Namun langkahku tetap

Bukan surya ku harapkan, karna Surya ‘kan lenyap

Oh tidak ‘kah ‘ku gelisah akan masa menjelang

Ku berjalan serta Yesus maka hatiku tenang

Banyak hal tak kupahami dalam masa menjelang

Tapi t’rang bagiku kini tangan Tuhan yang pegang

Saudara, jika kita tahu pasti siapa yang menuntun langkah hidup kita ke masa depan, apakah yang kita takuti marilah kiranya kita tetap teguh di dalam iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus, maka Dia yang mengasihi kita, akan membawa kita ke Surga mulia.Amin.