sumber kristen

 www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Apakah Allah Ada

Nats Alkitab    :  Roma 1:19-20

Tujuan            :Menjawab pertanyaan banyak pemuda yang acap kali mempertanyakan apakah Allah ada atau tidak.

dengan ini mereka dapat   diyakinkan dan dapat percaya kepada Allah.

Penulis          : Moses David.L

 

Pendahuluan

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, saya ingin mengajukan pertanyaan kepada saudara. Pertanyaan saya adalah : Adakah diantara saudara yang pernah melihat Allah ? Saya yakin tidak ada. Bahkan Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada seorangpun pernah melihat Allah ( Yoh 1:18 ). Jika demikian, apakah Allah benar-benar ada atau hanya suatu “tokoh fiksi” hasil imajinasi manusia.

Yuri Gagarin, seorang kosmonot Sovyet pada tahun 1961 telah mengarungi luar angkasa, mengelilingi bumi. Setelah selesai dengan misinya, ada satu hal yang pernah dikatakannya : “Aku tidak melihat Allah di luar sana”. Perkataannya itu semata-mata untuk memberikan bukti bahwa Allah tidak ada. Ia mau membuktikan bahwa Sang Pencipta langit dan bumi tidak ada dan hanya dongeng isapan jempol belaka. Yuri Gagarin tidak pernah melihat Allah diluar angkasa sana, tetapi kini dia sendiri telah mati. Mungkin kini dia tahu dan harus mengakui bahwa Tuhan itu ada.

Orang-orang yang meragukan akan keberadaan Allah memang selalu berkata : “Jika tidak ada seorangpun pernah melihat Allah, bagaimana kita bisa tahu bahwa Allah itu ada ?” Allah itu tidak ada. Kalau Allah itu benar-benar ada, tolong hadirkan Dia ke hadapan saya, agar saya dapat melihat Dia dan saya akan percaya bahwa Dia ada, setelah saya melihatnya. Saudara, orang ini adalah orang jenis Thomas, yang baru percaya bahwa suatu hal itu benar, setelah dia melihat dengan mata kepalanya sendiri. Masalahnya, apakah keberadaan sesuatu itu nyata, kalau seseorang sudah melihatnya ?

 

Ilustrasi

Saudara, ada satu cerita tentang satu pengajaran atheisme di sebuah universitas. Saat itu seorang dosen yang sangat atheis dan menentang kekristenan berkata : “Allah itu tidak ada”. Yesus itu hanya mitos dan tidak pernah benar-benar ada. Semua yang ditulis di Alkitab tentang keberadaanNya hanyalah isapan jempol belaka. Alkitab mencatat Yesus naik ke Surga. tetapi kalian lihat, Surga itu tidak ada. Atau adakah diantara saudara yang pernah melihat Surga ? Ya, memang tidak ada. Dan Surga tidak akan pernah ada. Jadi keberadaan Yesus dan Allah itu omong kosong. Orang yang berpikir bahwa Allah ada itu adalah orang mabuk atau mimpi. Ia tidak hidup dalam realita. Ia sedang dikuasai oleh obat bius.

Setelah dosen itu selesai mencemoohkan kekristenan, salah seorang mahasiswa yang percaya akan Tuhan Yesus berdiri dan berbicara pula : Wahai teman-teman, lihatlah bapak dosen kita. Kalian melihatnya ? Ya. Berarti bapak dosen kita benar-benar ada. Kalian lihat dasi bapak dosen kita ? Ya, kalian melihatnya. Jadi dasi itu memang ada dan bapak dosen kita benar-benar sedang memakainya, bukan ? Pikiran bapak dosen kita memang hebat. Satu

lagi pertanyaan. Apakah kalian melihat pikiran bapak dosen kita ? ( Semua mahasiswa dan sang dosen terhenyak sejenak, kemudian diikuti meledaknya tawa dari semua mahasiswa, sementara sang dosen mukanya menjadi ungu )

Saudara-saudara sekalian, dari cerita ini kita dapatkan satu kebenaran yaitu bahwa keberadaan sesuatu tidaklah melulu harus ditentukan dengan terlihat atau tidaknya sesuatu itu. Demikianlah maka kita pun tidak bisa mengatakan Allah tidak ada, hanya karena tidak ada yang pernah melihatNya. Keberadaan Allah tidaklah tergantung Ia terlihat atau tidak. Sebab jika kita mengatakan Allah itu tidak ada hanya karena kita tidak pernah melihat Allah, maka ada banyak hal di dalam dunia ini yang “menjadi tidak ada” oleh karena kita tidak pernah melihatnya. Karena bukankah pada kenyataannya banyak hal yang memang tidak pernah atau tidak bisa kita lihat, seperti misalnya pikiran dari dosen atheis itu.

 

Isi

Jadi, jika demikian, apakah Alah benar-benar ada ? Alkitab dengan jelas memberikan kesaksian bahwa Allah ada. Yang menjadi masalah sebenarnya adalah : bukan manusia tidak bisa mengetahui keberadaan Allah, sehingga mengatakan bahwa Allah tidak ada, tetapi yang menjadi masalah adalah karena manusia itu menolak Allah. Penolakan inilah yang membuat manusia tidak mau mempercayai keberadaan Allah.

Roma 1:19 mengatakan : “Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah, nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka”. Ayat 20 : Sebab apa yang tidak nampak daripadaNya, yaitu KekuatanNya yang kekal dan ke-Illahian-Nya dapat nampak kepada pikiran dari KaryaNya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.

Saudara, Rasul  Paulus mengatakan bahwa Allah telah menyatakan diriNya kepada semua manusia,melalui ciptaanNya dan juga melalui pikiran manusia. Dalam konteks perikop tersebut, penjelasan rasul Paulus tersebut untuk menjawab dalih dari orang kafir yang merasa tidak akan dihukum oleh murka Allah karena mereka membela diri dengan mengatakan bahwa Allah tidak menyatakan diri kepada mereka tetapi hanya kepada bangsa Yahudi. Mereka berdalih bahwa mereka tidak mengetahui keberadaan Allah. Tetapi Paulus menegaskan bahwa keberadaan Allah diketahui oleh semua orang karena Allah memberikan pikiran kepada semua manusia, dan di dalam pikiran itu Allah menyatakan keberadaanNya. Hal ini merupakan Wahyu umum yang berlaku bagi semua manusia.

Dengan demikian tidak ada seorangpun yang dapat berdalih untuk menyangkali keberadaan Allah. Seorang Filsuf atheis yang melalui filsafatnya mati-matian membuktikan ketidakberadaan Allah, sebenarnya dalam pikirannya sendiri sedang dipenuhi konsep tentang Allah. Sebab jika Allah tidak ada, mengapa Allah muncul di dalam pikirannya sehingga ia harus berjuang mati-matian menolak keberadaan Allah.

Keberadaan Allah tidak tergantung kepada penglihatan manusia. Keberadaan Allah tidak tergantung kepada percaya atau tidaknya seseorang. saudara tidak percaya akan keberadaan Allah tidak akan membuat Allah menjadi tidak ada. Dia Maha Ada. Dia telah ada, sedang ada dan akan tetap ada sebab Dia kekal.

Tidak seorangpun dapat menuntut bukti nyata untuk menghadirkan Allah, demi

membuktikan keberadaan Allah. Sebab jika kita mau jujur, membuktikan bahwa Allah tidak ada jauh lebih sulit (dan tentu saja tidak mungkin) dibandingkan dengan membuktikan keberadaan Allah.

Bisakah seseorang memberikan bukti bahwa Allah tidak ada ? Ilmu pengetahuan dan rasio manusia yang paling canggih dan jenius sekalipun tidak pernah dapat memberi bukti bahwa Allah tidak ada.

Berikutnya saudara, secara kosmologis, setiap orang harus mengakui bahwa segala sesuatu ada, pada ada yang menyebabkannya “ada”. Tidak mungkin sesuatu itu ada tanpa ada yang menyebabkannya “ada”. Benarkah pernyataan ini ?

Ada begitu banyak teori tentang kejadian alam semesta yang mencoba meniadakan faktor “Allah sebagai Pencipta”  Mungkinkah hal itu ? jawabnya adalah tidak mungkin. Alam semesta tidak mungkin ada dengan sendirinya. Ada orang yang mengatakan alam ini muncul dari satu partikel kecil yang kemudian meledak. jika itu benar, maka masih harus dicari darimana asalnya partikel kecil yang meledak itu? Apakah partikel kecil itu muncul begitu saja, atau ada dengan sendirinya ? Tidak mungkin. Pada akhirnya, teori tersebut harus mengakui bahwa ada “Sang Pencipta” yang adalah penyebab pertama dari segala sesuatu, yang keberadaannya atau asal mulanya adalah dari Dirinya sendiri. Siapakah Dia ? Dia adalah Allah sendiri.

Kejadian 1:1 mengatakan : “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Firman ini memberikan pengertian kepada kita bahwa Allah pencipta dari segala sesuatu”. Hal ini dipertegas dalam Injil Yohanes 1:1-3 (baca). Segala sesuatu dijadikan oleh Dia.Tanpa Dia segala sesuatu tidak mungkin ada.

Mungkin secara filsafati akan muncul pertanyaan : lalu Dia itu asalnya darimana ? Alkitab memberi jawaban yang jelas, yaitu : Allah ada dari diriNya sendiri. Ia hidup dari diriNya sendiri. Keberadaannya adalah disebabkan oleh diriNya sendiri ( Yoh 5:26 ) . Sebab jika Dia diciptakan, berarti ia bukan Allah. Allah tidak diciptakan.

Akan tetapi saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, yang terpenting bagi kita adalah bukan lagi soal tentang keberadaan Allah. Allah telah ada sejak dari mulanya, masih ada, dan akan tetap ada sampai selama-lamanya sebab Ia kekal adanya ( Mazmur 90:1-2 ). Keberadaan Allah tidaklah tergantung dari kepercayaan kita akan keberadaanNya. Ia tetap ada, baik kita percaya atau tidak akan keberadaanNya.

Yang menjadi lebih penting adalah keberadaan Allah yang benar. Semua agama percaya akan keberadaan Allah. Para filsuf besar dengan berbagai filsafatnya percaya dan berusaha membuktikan keberadaan Allah dengan hikmatnya masing-masing. tetapi yang menjadi masalah adalah apakah mereka percaya kepada Allah yang benar? Apakah saudara percaya akan Allah yang benar ?

Percaya akan keberadaan Allah yang benar adalah soal iman dan anugerah. Semua manusia telah jatuh ke dalam dosa. Karenanya manusia tidak dapat mengenal Allah yang benar.  Manusia hanya bisa tahu bahwa Allah itu ada. Karenanya di dunia ini ada begitu banyak agama dan kepercayaan yang merupakan wujud dari kesadaran manusia akan keberadaan Allah. tetapi manusia gagal mengenal Allah yang benar karena dosanya.

Agar manusia dapat mengenal Allah yang benar, Allah telah menyatakan diriNya.

Dalam masa PL Allah menyatakan diriNya melalui para nabi bangsa Israel. Allah telah menuntun para penulis Alkitab untuk menulis kitab-kitab yang memberikan bukti akan keberadaanNya sebagai Allah yang benar. Para penulis Alkitab itu sedah memberikan kesaksian bahwa Alah benar-benar ada dan bahkan berkomunikasi dengan manusia.

Dalam masa PB, Allah telah menyatakan diriNya melalui Tuhan Yesus Kristus, Allah yang berinkarnasi menjadi manusia. Sebagaimana Alkitab menyatakan dalam Yohanes 1:18. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah ; Tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya. Bagaimana Yesus dapat menyatakanNya ? Sebab Dia sendiri adalah Allah yang sejati yang telah menjadi manusia sehingga manusia dapat melihatNya. Ini adalah fakta sejarah.

Ada orang yang tidak mengakui bahwa Yesus adalah Allah dengan alasan bahwa tidak satupun ayat dalam Alkitab yang dengan jelas mengatakan bahwa Yesus adalah Allah. Orang ini perlu lebih teliti lagi membaca Alkitab sehingga ia boleh melihat bahwa ada ayat-ayat Alkitab yang secara jelas menyatakan bahwa Yesus adalah Allah. Roma 9:5b berbunyi :” Ia adalah Allah yang harus dipuji untuk selama-lamanya”. Amin.

Kemudian 1 Yohanes 5:20 berbunyi :……. bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar ; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam anakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal. Dua ayat ini secara jelas menyatakan bahwa Yesus adalah Allah yang benar.

Akan tetapi sekali lagi saudara-saudara. Untuk mengakui hal itu seseorang perlu iman. Tanpa iman seseorang tidak mungkin berkenan kepada Allah. Berkenan kepada Allah berarti berpaling kepada Allah. dan untuk berpaling kepada Allah, seseorang harus percaya bahwa Allah ada ( Ibrani 11:6 ).

 

Aplikasi

Sekarang ini apakah ada di antara saudara-saudara yang ragu akan keberadaaan Allah yang benar? Firman Tuhan jelas mengatakan bahwa manusia tidak dapat menyangkal keberadaan Allah. Tetapi manusia oleh karena telah dikuasai dosa telah menolak Allah. Jika saudara menolak Allah, saudara tidak akan dapat mengenal Dia. Dia hanya dapat dikenal melalui iman. Karena itu saudara-saudara, jika ada diantara saudara yang ragu-ragu, mintalah Tuhan mengaruniakan iman itu sehingga saudara dapat mengenalNya.

Mengetahui bahwa Allah ada, bukan berarti telah mengenal Allah yang benar. Tetapi iman kepada Tuhan Yesus akan membawa saudara kepada pengenalan yang benar  kepada Allah yang benar. Maukah saudara beriman kepada Tuhan Yesus untuk dapat mengenal Allah yang benar itu ? Amin.