SUMBER KRISTEN:   TUJUAN HIDUP

www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

   

Tujuan Hidup

Oleh Yohannis Trisfant, MTh.

 

 Ada seorang turis kaya raya, memakai kacamata hitam, menyandang kamera, sedang berjalan-jalan di pantai. Di pantai dia menjumpai seorang nelayan yang sedang tidur-tidur di sebelah perahunya

  • Turis itu bertanya: mengapa kamu tidak pergi menangkap ikan?
  • Nelayan: Saya sudah menangkap ikan secukupnya hari ini; jawab nelayan itu
  • Turis: Tetapi mengapa anda tdk pergi dan menangkakp ikan  lebih banyak lagi dan mendapatkan lebih banyak uang, lalu membeli sebuah jala sehingga anda bisa menangkap lebih banyak ikan
  • Nelayan: Untuk apa?
  • Turis: Supaya anda bisa membeli mesin untuk perahumu dan dengan dmk bisa  melaut lebih jauh ke tempat yang lebvih banyak ikannya
  • Nelayan: Tapi untuk apa menangkap lebih banyak ikan?
  • Turis: Supaya anda mendapat uang lebih banyak dan membeli sebuah kapal yang jauh lebih besar
  • Nelayan: Lalu untuk apa?
  • Turis: Yah…..Supaya anda bisa menjadi kaya dan bisa menghabiskan waktu untuk bersantai
  • Nelayan: Justru sekarang ini, saya sudah santai

 

Baik Turis maupun nelayan, sama-sama tidak memiliki tujun hidup yang benar. Tujuan hidup dari turis adalah bekerja terus supaya bisa santai-santai. Sedangkan nelayan, bekerja seadanya supaya bisa santai-santai. Tujuan mereka berdua sama, yakni santai, namun dicapai dengan cara yang berbeda. Tujuan hidup supaya santai-santai tentu bukanlah tujuan hidup yang benar dan Alkitabiah.  Saya tidak tahu, apakah kita sudah memiliki tujuan hidup atau belum memiliki tujuan hidup. Namun hal yang lebih penting lagi adalah, apakah tujuan hidup kita sudah benar? Jika tujuan hidup kita salah, maka akan membuat hidup kita sia-sia dan tidak dijalani dengan baik. Hal ini sama dengan memakai sebuah benda dengan fungsi yang salah. Apakah yang akan terjadi ketika sdr menggunakan sesuatu bukan untuk tujuan yang sebenarnya? Misalnya, bagaimana jika sdr menginginkan gigi yang lebih putih, lalu sdr mencoba mengilapkannya dengan semir sepatu yang berwarna putih? Apakah akan berhasil? Tentu tidak. Semir sepatu berguna untuk memutihkan sepatu, bukannya gigi. Bagaimana jika sdr memakai minyak tanah untuk menggoreng ikan? Pasti akan mengalami kekacauan. Segala hal akan memberikan hasil yang terbaik apabila kita menggunakannya untuk tujuan yang sebenarnya. Itulah sebabnya , mengerti tujuan hidup kita sangat penting, supaya hidup ini dipakai sesuai dengn tujuannya.

                          Ada beberapa hal yang perlu kita mengerti, sehubungan dengn tujuan hidup ini.           

Pertama, tujuan hidup kita ditentukan oleh Allah. Untuk mencari tujuan hidup kita harus memulainya dri Allah, bukan dari diri kita sendiri. Bukan diri kita yang menentukan tujuan hidup kita, melainkan Allah yang menentukannya. Mengapa? Krena bukan diri kita yang menciptakan diri kita, melainkan Allah yang menciptakan diri kita. Jika saudara saya berikan barang yang baru dan belum saudar kenal, mak bagaimana caranya supaya sdr mengetahui tujuan barang itu dibuat? Tentu melalui pembuatnya. Kita tidak akan bisa mengetahui tujuan dari barang itu dibuat melalui barang tersebut. Kita bisa mengetahui tujuan barang itu dibuat melalui pembuatnya. Sama halnya dengan tujuan hidup manusia. Manusia sendiri tidak bisa mengetahui apa tujuannya, Allah menciptakannya. Hanya Allah yang bisa memberitahukan apa tujuan hidup manusia. Cara yang paling penting untuk menemukan tujuan hidup sdr adalah bertanya kepada Allah. Apa yang Alkitab katakan mengenai tujuan dari diciptakannya manusia?

 

Hal kedua yang penting agar kita dapat menemukan tujuan hidup kita adalah dengan menyadari sebuah kebenaran bahwa kita ada di dunia bukan karena kebetulan. Dalam dunia ini, ada kelahiran bayi yang tidak direncanakan oleh orang tuanya.  Seorang jemaat, dia sudah memiliki 2 anak, satu pria dan satu wanita. Istrinya juga sudah pakai spiral. Ternyata, istrinya hamil lagi, dan melahirkan anak perempuan. Orang tua tidak merencanakan, namun bukan berarti Allah tidak merencanakannya.  Jauh sebelum kita ada dalam rencan orang tua kita untuk memiliki anak, Allah sudah memiliki rencana agar kita lahir di dunia. Kita bernafas saat ini bukan karena kebetulan, bukan karena nasib. Kita bisa bernafas hari ini, karena Allah menciptakan kita. Allah merancang setiap bagian tubuh kita. Dia yang memutuskan kapan kita lahir, dimana akan dilahirkan, dan bagaimana kita lahir. Allh tidak pernah melakukan apapun secara kebetulan. Dia selalu merencanakan. Dia memiliki alasan untuk segala sesuatu yang diciptakanNya. Setiap tumbuhan dan binatang, direncanakan oleh Allah. Setiap orang dirancang dengan suatu tujuan di dalam pikiran Allah. Bila kita menydari kebenaran ini, maka kita akan serius mencari apa tujuan Allah menciptakan saya.

 

Hal yang ketiga agar kita dapat menemukan tujuan hidup kita adalah perhatikanlah, hidup sdr itu digerakkan oleh apa? Kehidupan setiap orang digerakkan oleh sesuatu. Ketika kita menggerakkan sebuah mobil, atau motor, kita pasti menggerakkannya menuju sebuah tujuan. Kehidupan manusia juga seperti itu. Untuk mengetahui tujuan hidup seseorang, maka lihatlah apa yang menggerakkan orang tersebut. Seseorang yang digerakkan oleh materi, akan mencurahkan seluruh tenaga dan waktunya, motivasinya untuk materi. tujuan hidupnya pasti  adalah materi. Bila seseorang memakai seluruh waktu, tenaga dan motivasinya untuk mendapatkan pengakuan, maka berarti dirinya digerakkan oleh kebutuhan akan pengakuan. Tujuan hidupnya, pasti adalah untuk mendapatkan pengakuan. Jika hidup sdr digerakkan oleh keinginan yang meluap untuk memuliakan Allah, dimana seluruh motivasi, tenaga, waktu untuk memuliakan Allah, tujuan hidup saudara adalah memuliakan Allah. Untuk mengevaluasi apa yang menjadi tujuan hidup sdr saat ini, perhatikanlah, apa yang menggerakkan diri sdr. Ketika, kita menjadi guru, diri kita digerakkan oleh apa? Ketika kita masuk kelas, diri kita digerakkan oleh apa? Saya kira, diri kita yang harus menjawabnya.

 

Hal keempat supaya kita serius untuk mencari tujuan hidup kita adalah, dengan menyadari bahwa hidup ini singkat dan kekal.

Hidup ini singkat. Alkitab sangat banyak menggambarkan tentang singkatnya kehidupan kita di bumi ini. Hidup ini digambarkan seperti kabut, pelari cepat, nafas, segumpal asap. Daud berdoa seperti ini: "Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku! Mzm 39:4. Ada dua hal yang tidak boleh kita lupakan, pertama, dibandingkan dengan kekekalan, kehidupan amalah singkat. Kedua, bumi ini hanyalah tempt kediaman kita yang sementara. Bumi bukan rumah yang tetap dan bukan merupakan tujuan akhir sdr. Kita hanya lewat dan berkunjung di bumi. Identitas sdr ada di dalam kekekalan, dan tanah air sdr adalah surga. Bia sdr memahami kebenaran ini, sdr akan tidak lagi memikirkan bagaimana memiliki semua harta benda di bumi. Bila sdr memahami bahwa kehidupan sdr di bumi ini hanyalah sementara, maka hal ini seharusnya mengubah nilai-nilai hidup sdr secara radikal. Nilai-nilai kekal dan bukan nilai-nilai sementara yang menjadi factor-faktor penentu bagi sdr dalam mengambil keputusan. C.S. Lewis mengatakan:” segala hal yang tidak kekal tidak berguna secara kekal. Alkitab mengatakan:”Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. (2Co 4:18). Masa hidup sdr di bumi bukanlah kisah lengkap kehidupan sdr. Saudara harus menanti sampai di surga, baru bisa melihat sisa bab-bab itu.  Pertimbangkanlah hal ini, untuk  ketika saudara mencari tujuan hidup sdr.

Hidup ini singkat namun juga kekal. Kehidupn bukn hanya ada sekarang ini. Kehidupan di bumi ini hanyalah gladi bersih sebelum pelasksanan yang seungguhnya. Sdr akn menghabiskan jauh lebih banyak waktu setelah kematian, yaitu di dalm kekekalan, daripada di bumi ini. Bumi adlh daerah persiapan, uji coba bagi kehidupan sdr di kekekalan. INilah masa latihan sebelum permainan yang sesungguhnya. Ini merupakan pemanasan sebelum pertandingan di mulai. Saudara bisa hidup paling tinggi seratus tahun di bumi, tetapi saudara akan hidup selamanya di kekekalan. Suatu hari jantung kita akan berhenti berdetak. INi kan merupakan akhir tubuh kita di bumi, tetapi tidak akan merupakan akhir dari diri saudara. Tubuh duniawi kita hanyalah kediaman sementara bagi roh kita.

Kehidupan yang sementara di bumi menawarkan banyak pilihan, namun kekekalan hanya menawarkan dua pilihan: surga atau neraka.

Apabila saduara sepenuhny memahmi bahwa kehidupan ini bukan sekedar yang ada sekarang dan saudara memehamai bahwa kehidupan hanyalh persiapan untuk menghadapi kekekalan, sudara akan hidup dengan berbeda. Saudar kn mulai hidup dalam terang kekekakaln dan itu akan mewarnai car sudara menangani semua tugas. Saudra kan melihat bahwa ternyata begitu banyak hal yang sadura kerajakan selam ini tidaklah penting, kecil dan tidak layk mendapatkan perhtian saudara. Ketika saduara hidup dengan memeprtimbangkan kekekaln, maka nilai-nilai hidup saduara akn berubah. Sudar kn menggunakan waktu dan uang saduara secar kebih bijaksana. Saduara akan menghargai lebih tinggi karakter saudara daripada kepopuleran atau kekayaan, bahkan kesenangan. Prioritas-prioritas sadauara akan ditt ulng. Soal-soal mengikuti trend, model pakian dan nili-nilai popular tidaklah penting lagi. Paulus berkata:” Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (Php 3:7)

 

 

Keenam, Pandanglah kehidupanmu dari sudut pandang Allah  

Cara saudara memenadang  kehidupan kan membentuk kehidupan saduara. Kalau saudara memandang kehidupan adalah sebuah pesta, maka nilai utama saudara dalam hidup adalah bersenang-senang. Jika saudara melihat kehidupan sebagai sebuah balapan, maka saudara akan menghargai keceptn dan mungkin akan seingkali terges-gesa. Jika saudr memandang kehidupan sebagai suatu pertndingan marathon, maka saudara akan menghargai ketekunn. Jika saudar memmandang kehidupan sebagai sebiuah pertempuran atu permainan, menang akan menjadi sangat penting bagi saudara. Bgimanakah saudara memandang kehidupan? Cara saudara memandang kehidupan akan menentukan tujuan hidup saudara.

 

Ketujuh, apakah yang Alkitab katakan mengenai tujuan Allah menciptakan manusia? Tujuan utama manusia adalah memuliakan Allah dan menikmati Dia untuk selama-lamanya.

 

Yesaya 43:7 semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!" (Isa 43:7).

 

1 Kor 10:31 Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.

 

Mzm 16:11 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.

 

Inilah tujuan hidup kita manusia, mempermuliakan Allah. Mempermulikan Allah bukan berarti menjadikan Allah mulia. Allah memang sudah mulia, Ia sudah mulia sejak dari kekekalan dan tidak ada satu pun mahluk ciptaanNya yang dapat menjadikanNya lebih mulia. Yang dimaksud dengan mempeermuliakan Allah adalh memancarkan kemuliaan Allh, seperti Mzm 19:1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; (Psa 19:1). Bumi memancrkan kemuliaan Allah. MAnuisa diciptakan juga untuk memancarkan kemuliaan Allah. INilah tujuan hidup yang Allah inginkan kita jalani. Alkitab tidak menjelaskan secara terperinci buat setiap orang, bagaimana mempermuliakan Allah. Sebagai seorang guru, tujuan kita adalah mempermuliakan Allah, memancarkan kemuliaan Allah ketika kita berada di kelas, ketika kita berada di luar kelas. Pekerjaan kita, hidup kita, dan seluruh hidup kita benar-benar memancarkan kemuliaan Allah.

Selain memancarkan kemulian Allah, tujuan hidup kita juga adalah menikmati Allah.

 apapun yang terjadi di sekitar kita, kita tetap dapat menikmati Allah. Jika tujuan hidup saya adalah untuk memiliki banyak teman dan menyenangkan mereka, maka ketika mereka tidak ada lagi, saya tidak lagi memiliki tujuan hidup. Jika tujuan hidup saya adalah untuk tampak cantik dan sehat, maka ketika suatu hari nanti saya menjadi tua dan sakit-sakitan, tidak ada lagi alasan bagi saya untuk hidup. Jika saya hidup untuk mengumpulkan uang dan membeli banyak barang, dan ketiak suatu waktu saya kehilangan uang dan barang saya, maka saya kehilangan tujuan hidup.

Habakuk adalah salah seorang nabi Allah pada zaman Perjanjian Lama. Habakuk tinggal di Yerusalem, dimana ia dan para tentangganya memiliki tempat tinggal yang nyaman dan damai. Habakuk hidup untuk menikmati dan memuliakan Alah. Tetapi orang-orang disekitarnya hidup untuk menyenangkan diri mereka sendiri. Karena Habakuk adalah nabi, maka Allah menunjukkan kepadanya apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Tentara musuh akan menghancurkan Yerusalem dalam sebuah perang. Mereka akan membakar rumah-rumah yang nyaman itu dan habakuk beserta seluruh warga Yerusalem tidak akan memiliki apa-apa lagi. Tentu saja, Habakuk tidak akan kehilangan segalanya. Karena tujuan hidupnya adalah untuk menikmati Allah dan bukan menikmati harta benda. Perhatikanlah apa yang Habakuk katakana dalam Habakuk 3: 16-18.

Kondisi dalam ayat 17 ini adalah sebuah hukuman yang Allah akan berikan karena ketidaktaatan bangsa Israel. (Lev 26:3-5, 10; Deut 28:2-14). Walaupun Habakuk tidak ikut serta melakukan dosa-dosa bangsa Israel, dia pun tetap mengalami hukuman tersebut, karena hukuman atas bangsa  juga akan imbas kepada pribadi-pribadi. Contoh: kekeringan dan kelaparan. Semua akan kena.

Walaupun Habakuk juga mengalami hal yang sama, namun sikapnya dalam menghadapi kekurangan tersebut berbeda dengan bangsa Israel pada umumnya. Habakuk tetap dapat bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan dia. (19).

Bagaimana bisa beria-ria, bersorak-sorak ? mengapa tetap beria-ria dan bersorak sorak? Apakah karena waktu pemulihan kondisi Israel sudah dekat? TIDAK. Bukan karena waktu pemulihan yang sudah dekat. Hal yang membuat Habakuk Beria-ria adalah beria-ria di dalam TUHAN. Tujuan hidupnya bukanlah untuk harta benda tetapi menikmati Allah. Sehingga walaupun dia juga mengalami hukuman yang sama dengan bangsa Israel pada umumnya, namun Habakuk tetap tidak kehilangan tujuan hidupnya yakni menikmati allah.

Jadi tujuan hidup menikmati Allah adalah tujuan hidup yang selama-lamanya, tidak terpengaruh oleh keadaan ekonomi, sosial, kesehatan dll. Sukacita ini adalah sukacita ilahi yang tidak terpengaruh oleh keadaan.

Karena Allah menciptakan kita untuk menikmati Dia, maka kita perlu mengetahui bagaimana kita dapat melakukannya. Kamu tidak akan benar-benar menikmati setangkai bunga jika kamu tidak berhenti dan memperhatikan betapa indahnya bunga itu dan menarik napas untuk mencium betapa wangi baunya. Kamu tidak dapat menikmati sebuah apel sampai kamu menggigitnya dan mengetahui betapa renyah dan manis rasanya. Jika kamu hendak menikmati Allah, kamu harus meluangkan waktu untuk menemukan betapa menakjubkannya Dia. Kita dapat menikmti Allah dalam persekutuan dengannya, baik itu doa maupun membaca firmnNya atau beribada kepadaNya