The Day of Atonement
Thomy J. Matakupan
Pendahuluan
Kitab Imamat merupakan kitab yang berisi tentang hari-hari perayaan orang Israel dan salah satunya adalah hari raya pendamaian. Orang Israel mempunyai tujuh hari raya besar dan di dalam pelaksanaannya dibagi menjadi dua bagian, yakni: empat hari raya pertama dilakukan pada musim semi sedangkan tiga hari raya lain dilakukan pada musim gugur dan hari raya pendamaian ini dilakukan pada paruh waktu musim gugur. Sebagai tanda akan dimulainya hari raya pada musim gugur dibunyikanlah terompet yang disebut Rosh Hashanah. Hari Raya Pendamaian berada pada bagian kedua dan harus didahului dengan puasa selama 10 hari lamanya. Harun sebagai iman besar, mewakili seluruh bangsa Israel masuk ke dalam kemah pertemuan pada hari ke 10 dan melakukan semua tata cara dan semua hal yang perlu bagi pengampunan dosa bangsa Israel.
Imamat 16:1 tertulis: “Sesudah kedua anak Harun mati...“; Siapakah mereka? Nadab dan Abihu dan mereka adalah imam yang melayani di kemah pertemuan akan tetapi Tuhan tidak berkenan akan pelayanan mereka. Kemah pertemuan adalah tempat pertemuan antara orang Israel dengan Allah yang Maha Kudus. Tuhan murka pada Nadab dan Abihu karena mereka menggunakan api asing dalam upacara. Maka murkalah Tuhan dan seketika itu juga datanglah api menyambar dan mereka pun mati. Tidak lama setelah kematian mereka, datanglah Firman Tuhan kepada Harun melalui Musa dan memberikan semua tata cara bagaimana dan apa yang harus dilakukan saat bertemu dengan Allah yang Maha Kudus. Semua tata cara ini haruslah dilakukan tepat sesuai dengan ketetapan Tuhan bukan menurut ketetapan diri. Maka dapatlah dibayangkan bagaimana kondisi Harun saat itu. Harun berusaha untuk mengingat semua Firman Tuhan itu supaya tidak melakukan kesalahan seperti yang dilakukan kedua anaknya.
Allah adalah Allah yang menghanguskan, consuming fire, Dia menghukum dan menghajar anak-Nya dengan api Tuhan yang menyala-nyala. Allah adalah Allah yang suci, Dia tidak dapat berkompromi dengan dosa. Kesucian Allah menjadikan Allah harus menghukum semua kenajisan, keberdosaan, kenajisan dan segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak-Nya. Memang, Allah memilih orang Israel menjadi milik kepunyaan-Nya bahkan Allah sendiri mengkonfirmasi bahwa bangsa Israel bagaikan biji mata-Nya meski demikian Allah adalah Allah yang Maha Suci, Allah yang Maha Mulia maka Dia tidak akan pernah membiarkan diri-Nya dicemari oleh dosa. Begitu juga dengan diri kita, pada waktu kita percaya pada Kristus, kita mempunyai hubungan yang dekat dengan Tuhan, kita boleh menghampiri Dia kapan saja tetapi antara Dia dengan kita ada suatu gap yang besar, yaitu Dia Maha Suci sedangkan kita adalah umat tebusan yang masih berdosa. Allah yang Suci adalah Allah yang tidak berkompromi terhadap dosa. Allah yang Suci juga adalah Allah yang tidak segan menghukum anak-anak-Nya; hukuman yang Tuhan berikan justru menunjukkan Tuhan sayang pada anak-Nya.
Bangsa Israel merayakan hari raya pendamaian setiap tanggal sepuluh bulan ketujuh menurut kalender orang Yahudi; peristiwa ini dikenal oleh orang Yahudi modern sebagai peristiwa perayaan Yom Kippur atau dalam tradisi PL dikenal sebagai Jumat Agung. Pada hari raya pendamaian, Harun masuk ke dalam kemah pertemuan sambil membawa: pertama, seekor lembu jantan muda dan seekor domba jantan dimana lembu jantan muda ini sebagai korban penghapus dosa dan domba jantan sebagai korban bakaran, kedua binatang ini diperuntukkan untuk dirinya sendiri dan seluruh keluarganya, kedua, dua ekor kambing jantan untuk korban penghapus dosa, yaitu satu ekor disembelih dan yang lain dilepaskan ke padang dan satu ekor domba jantan untuk korban bakaran, binatang-binatang ini mewakili seluruh orang Israel. Darah binatang yang disembelih ditampung dalam sebuah belanga selain itu Harun juga harus mengambil sebuah bara perapian dan di atasnya harus diberikan wangi-wangian, dengan dua buah belanga inilah Harun melangkah melewati ruang suci masuk ke dalam ruang maha suci. Di ruang maha suci terdapat tabut perjanjian, di atasnya terdapat tutup pendamaian yang dilindungi oleh dua patung kerubim. Ruang Maha Suci hanya boleh dimasuki sekali setahun. Harun menaruh wangi-wangian ke dalam ruang Maha Suci sehingga bau wangi-wangian itu memenuhi seluruh ruangan Maha Suci dan mengoleskan darah dari korban sembelihan di atas tutup pendamaian bagian depan sebanyak tujuh kali. Setelah dari ruang Maha Suci maka Harun menuju pelataran tabernakel dan di sana terdapat mezbah korban bakaran yang cukup besar yang ujungnya terdapat tanduk-tanduk. Ia mengoleskan darah sebanyak tujuh kali pada tanduk-tanduk itu. Pada kambing yang lain, Harun menopangkan tangannya ke atas kepalanya dan mengucapkan semua dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh bangsa Israel lalu kambing itu dibawa ke suatu tempat yang sangat jauh untuk kemudian dilepaskan. Harun masuk kembali ke dalam Tabernakel, menanggalkan semua pakaian setelah dipakai pelayanan, membasuh diri dan keluar sambil membawa potongan lembu dan potong-an domba yang masih ada untuk dipotong dan ditaruh dalam meja bakaran lalu api mezbah akan membakarnya dan potongan yang lain dibakar di luar pelataran Tabernakel sampai tidak ada yang tersisa. Setelah itu, Harun harus membasuh dirinya dan selesailah sudah upacara ini. Detail dan kompleksnya perintah Tuhan ini menunjukkan suatu fakta dosa.
I. Apa yang dinyatakan?
Alkitab mengatakan: “Inilah korban pendamaian yang akan menguduskanmu dari segala dosamu.“ Seluruh upacara ini ada karena pelanggaran dosa yang dilakukan oleh bangsa Israel. Itulah sebabnya, ketika hendak memperingati hari raya pendamaian maka sepuluh hari sebe-lumnya seluruh bangsa Israel harus berpuasa. Pada harinya, mereka berdiri di sekeliling kemah pertemuan menantikan apa yang terjadi di dalam kemah pertemuan; suasana sunyi senyap, saat itu merupakan hari penentuan dimana nasib mereka bergantung pada Imam Besar Harun. Orang Israel sangat berharap Harun tidak melakukan kesalahan karena jikalau ada sedikit saja kesalahan akibatnya adalah kematian berarti pupuslah harapan mereka akan peng-ampunan dosa. Sayangnya, dunia modern telah mereduksi fakta dosa ini sedemikian rupa sehingga orang tidak lagi merasa takut dan gentar akan dosa. Menurut Alkitab, dosa adalah pelanggaran hukum Allah dan konsekuensinya adalah penghukuman Allah namun pemikiran modern mengganti definisi dosa, yakni dosa hanyalah suatu kealpaan belaka. Dosa dilihat sebagai penambahan pengetahuan tentang yang baik. Selain itu dosa dilihat sebagai suatu penyakit masyarakat dimana kita hidup didalamnya sehingga tanpa kita sadari, kita pun ikut terpengaruh, jadi, kalau diri menjadi berdosa maka itu merupakan kesalahan masyarakat bukan diri. Dosa bukan sebuah mimpi atau bayangan, tidak, dosa ada di dalam tangan kita, dosa itu ada di dalam pemikiran kita, dosa itu adalah apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita katakan; dosa itu dikerjakan oleh seluruh anggota tubuh kita. Untuk dosa inilah, Kristus datang dan mati untuk dosa kita. Kalau kita melihat seluruh tata cara yang Harun lakukan maka itu menjadi suatu tipologi yang dirangkum dalam diri Kristus. Penulis kitab Ibrani mengatakan keimaman Kristus lebih besar, lebih agung, lebih mulia dari pada semua konsep dalam Perjanjian Lama. Kini, kita memahami kengerian dosa itu dan demi mendamaikan umat dengan Allah harus ada darah yang tercurah.
Seluruh perkakas dalam kemah pertemuan harus dikuduskan terlebih dahulu oleh karena orang yang melayani dalam kemah pertemuan bukan orang suci bahkan seorang imam besar seperti Harun pun harus mengadakan pendamaian untuk dirinya sendiri. Semua benda “kudus“ harus dikuduskan dari “dosa-dosa kudus.“ Mungkinkah di saat kita melayani disana ada dosa, di saat kita berdoa disana ada dosa, di saat kita memuji Tuhan disana ada dosa. Karena itu, Harun harus melakukan semua ketetapan ini supaya ketika menghadap hadirat tahta Allah yang Maha Kudus mewakili seluruh bangsa Israel untuk mendamaikan dirinya dan juga seluruh umat dengan Allah.
II. Bagaimana dilakukan?
Sebagai akibat dosa maka harus ada pengorbanan, yakni darah binatang yang dicurahkan dan kemudian dioleskan pada tutup pendamaian. Sebelum dibawa masuk ke dalam ruang Maha Suci maka darah itu tidak pernah akan menyucikan dosa. Apakah yang membedakan antara darah binatang yang dipersembahkan dengan darah yang sudah dioleskan dalam tutup pendamaian? Hanya satu, presentasi di hadapan tutup pendamaian. Darah yang dioleskan itulah yang memperkenankan hati Tuhan, meredakan murka Allah. Pada saat Kristus mengorbankan diri-Nya maka darah yang dicurahkan itu bukanlah darah binatang akan tetapi Dia mencurahkan darah-Nya sendiri dan dipresentasikan kepada Allah. Maka sejak itu, tidak ada lagi upacara pendamaian karena korban Kristus merupakan pengorbanan yang sempurna dan pengorbananan Kristus ini berkenan di hati Allah: di atas kayu salib, Kristus berkata, “Sudah selesai.“ Pada kambing yang lain, sebelum dilepaskan ke padang, Harun meletakkan tangan di atas kepala kambing dan mengaku dosa Israel. Kambing ini kemudian dilepaskan kepada Azazel. Azazel ditafsirkan kambing jantan tetapi ada juga yang menafsirkan bahwa Azazel ini adalah binatang ini dilepas ke suatu tempat liar yang tidak bertuan. Diharapkan kambing tidak kembali pulang ke tempat dimana orang Israel itu berada dan yang harus membawa kambing ini adalah orang asing bukan orang Israel. Kalau kambing ini kembali maka itu berarti dosa kembali datang pada seluruh bangsa Israel. Hal ini mau menyatakan Tuhan tidak akan mengingat-ingat lagi dosa manusia. Korban Kristus adalah korban yang sempurna, Dia melupakan seluruh dosa-dosa yang kita perbuat.
III. Siapa yang melakukan?
Hari itu di dalam kemah pertemuan merupakan hari khusus dimana tidak boleh ada seorang pun di dalamnya kalau pada hari-hari biasa ada banyak imam-imam dari suku Lewi yang melayani di pekarangan sampai pada batas ruang suci. Pada hari raya pendamaian, hanya Harun yang boleh masuk ke dalam pelataran ruang Suci dan ruang Maha Suci, suasana sunyi senyap, tidak ada tawa canda, seluruh bangsa Israel berdiri di hadapan Tuhan, di depan kemah pertemuan dengan hati yang penuh harap; berharap jangan sampai Harun melakukan kesalahan. Harun melakukan seorang diri mulai dari menyalakan api di kandil, mempersiapkan roti perjamuan yang mewakili dua belas suku Israel, membakar ukupan dan membawa masuk ke dalam ruang Maha Suci dan sebelumnya ia harus membasuh dirinya, mengganti jubah kebesaran imamnya yang terbuat dari emas dan sangat indah itu dengan jubah, ikat pinggang dan ikat kepala yang terbuat dari lenan, hal ini mau menggambarkan dia turun tingkat dari orang yang terpandang menjadi seorang pelayan. Di hadapan Tuhan, Harun bukanlah siapa-siapa walaupun ia ditahbiskan untuk tugas itu. Bukankah hal ini juga dilakukan oleh Tuhan Yesus pada hari dimana Ia membasuh kaki para murid, Ia mengikat pinggangnya dengan kain lenan. Pastilah Harun mengerjakan seluruh ketetapan Tuhan dengan sangat hati-hati, Dia menghadap Tuhan dengan hati yang takut dan gentar. Puji Tuhan, Kristus rela menanggung semua beban orang berdosa, Kristus rela memberikan tubuh-Nya untuk dipecah-pecahkan, Dia rela mencurahkan darah-Nya supaya pengampunan diberikan oleh Bapa pada semua orang berdosa. Kristus mengerjakan semua itu sendiri, Kristus memikul kayu salib sendiri dan disalib. Di atas salib, Dia ditolak, Dia dihina, Dia dicaci, dan di atas kayu salib itu pula Allah Bapa memalingkan wajah-Nya sehingga Yesus Kristus berseru: “Eli, eli Lama Sabahtani.“
Bagi orang Israel, hari raya pendamaian merupakan: 1) hari pengakuan dosa, orang Israel harus mengaku dosa dengan penyesalan di dalam ketakutan dan kegentaran. Dan hari itu mereka menerima pengampunan; pengampunan yang Allah berikan seharusnya membuat kita berduka karena kita sudah pernah melawan Allah sehingga ketika melihat Harun keluar dari kemah perte-muan tidak kekurangan sedikitpun mereka tidak bersukacita tapi mereka harus tetap menyadari bahwa diri adalah manusia berdosa, 2) hari pengorbanan, ada darah binatang yang tercurah menyadarkan kita, seharusnya kitalah yang harus mati. Bangsa Israel tidak melihat secara langsung, mereka hanya mendengar dari kejauhan apa yang dilakukan oleh Harun. Suara binatang yang disembelih, suara yang mengiris hati itu seharusnya menyadarkan kita itu juga seharusnya menjadi teriakan dan keluhanku. Kita yang seharusnya mati namun Kristus telah mengambil alih, semua dosa ditanggungkan ke atasNya, 3) hari penyucian sempurna, peristiwa yang merobek-robek hati ini harus dilakukan. Allah adalah Allah yang juga merobek-robek hati orang yang menyadari akan anugerah Tuhan yang menyelamatkan itu. Di dalam kondisi hati yang pahit, di sana ada damai sejahtera yang Tuhan berikan karena kita mengetahui ada pengampunan yang Tuhan berikan. Di sini kita mendapatkan perhentian dari jiwa kita. Kita selayaknya mengucap syukur. Harun keluar sendiri tanpa membawa sedikit pun daging dari binatang, ini menggambar-kan ada pengampunan yang diberikan. Kristus melakukan itu sendiri sehingga terkutuklah orang yang tidak mencintai Tuhan. Setelah kita menerima semua anugerah ini maka Tuhan menuntut kita untuk hidup kudus dan suci dan tidak melanggar ketetapan Tuhan. Tidak ada pengampunan tanpa tuntutan hidup suci. Memang, kita tidak melakukan sesuatu untuk mendapatkan pengampunan itu namun kita bisa memulai sesuatu dari titik terakhir Kristus menyelesaikannya. Tuhan melakukan hal yang besar hari itu bagi orang Israel dan hari ini bagi kita, Kristus telah melakukan semua itu, tubuhnya dipecahkan dan darah-Nya dicurahkan. Amin. ?
LINK
Revival Sermons at SermonIndex.net - audio mp3 sermon archive
Sermon & Sermon-Lectionary Resources
Sermon - Wikipedia, the free encyclopedia
Baptist Online
Ministry of Jesus Christ
THE LAST TRUMPET
SOVEREIGN GRACE BABPTIS CHURCH REFORMED
THEOLOGY
THE CHURCH
MINISTRY
HIS BY GRACER
ALASKA
Anchorage
Municipal Libraries
·
Kenai Community
Library
·
Homer Public
Library
Juneau Public
Libraries
Warren-Newport Public
Library
·
Roselle Public Library
District
· Mount
Prospect Public Library
·
Waukegan Public Library
· Oak
Park Public Library
· Glen
Ellyn Public Library
· La
Grange Park Public Library
· Barrington
Area Library
·
Chicago Library System
· Shawnee
Library System
Public library in the city's south suburbs providing public Internet access.
Literatur untuk Persiapan kotbah
Alasan mengapa Teori Evolusi salah Exodus paper (GKRI) Detik.com. Kompas.com. 3. Astaga.com Sekaligus.com
|