SUMBER KRISTEN:  RESPON TERHADAP RAJA SEGALA RAJA

www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

 

 

Respon terhadap Raja segala raja (Matius 2:1-12)

                         Kristus di hatiku dan aku di hatiNya.

 Yohannis Trisfant, MTh

Tiga Perempuan Majus

Tahukah Anda apa yang akan terjadi jika yang mengunjungi Yesus pertama kali adalah perempuan Majus ?

Mereka akan menanyakan arah, datang tepat waktu, membantu proses kelahiran Maria , membersihkan kandang itu, membuat makanan untuk bayi Yesus, dan membawa pampers sebagai hadiahnya.

Jika sdr hadir pada waktu itu, bagaimana respon sdr terhadap kelahiran kristus? Sulit diterka. Tetapi respon kita sekarang ini terhadap kristus, pasti sama dengan respon kita seandainya kita ada pada saat kelahiran Kristus.

 Pada saat itu, kalahiran Kristus diresponi secara berbeda oleh Herodes, Imam kepala dan orang Majus.

 Ada 3 respon yang dilakukan terhadap Kristus, raja yang lahir sekitar 2000 tahun yang lalu

 Pertama, dekat di mata tetapi jauh di hati

Kedua, dekat dimata, dekat di pikiran tetapi jauh di hati

 Ketiga, jauh di mata tetapi dekat di hati.

 Pertama, dekat di mata tetapi jauh di hati

Ini merupakan respon dari Herodes terhadap kelahiran Kristus Respon dari orang yang sangat dekat secara lokasi. Dia sangat dekat dengan tempat kelahiran Kristus tetapi sangat jauh dari Kristus, karena dia menolak Kristus bahkan hendak membinasakannya. Kita bisa mengatakan Herodes itu, dekat di mata tetapi jauh di hati. Dia berada di daerah Israel. Bahkan Betlehem tempat Yesus dilahirkan adalah daerah kekuasaan Herodes. Hal ini dicatat oleh Matius, di  Matius 2:1  bahwa Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea, dimana Herodes adalah raja wilayah di Yudea pada waktu itu.

 Secara lokasi, Herodes sangat dekat dengan tempat kelahiran Kristus. Apakah yang dilakukannya setelah mendengarkan bahwa Yesus lahir di wilayah kekuasaannya? Matius 2:2 menuliskan bahwa Herodes terkejut.  

 Herodes terkejut bukan berarti senang dengan kelahiran Kristus. Sebaliknya, Herodes  Dia takut tahktaNya akan digeser.  Herodes  adalah orang Edom, bukan orang Yahudi dan dia diangkat menjadi raja oleh orang Roma. Sekarang orang-orang Majus mengatakan bahwa Raja orang Yahudi telah dilahirkan, dan tentunya Yesuslah yang lebih berhak untuk duduk diatas tahta daripada Herodes.

Herodes bukannya hendak menyembah Yesus, sebaliknya, dia hendak membunuhNya. Dia tidak mau seorangpun menggeser tahkhtanya. Herodes takut bahwa Yesus akan ikut campur dalam urusan hidupnya, urusan kekuasaannya, pengaruhnya, kedudukannya. Dia dekat dengan Kristus tetapi di dalam hati sangat jauh bahkan tidak ada Kristus. 

 Seperti inilah manusia. Kita tidak memiliki tahkta seperti Herodes, namun kita masing-masing adalah raja atas hati kita. Kita ingin bertakhta atas diri kita.  Kita ingin tetap berkuasa atas hidup kita dan termasuk hati kita. Kita ingin melakukan apa yang kita mau. Kita menolak Tuhan campur dalam urusan kita sehari-hari.  Kita tidak mau Dia mengatur diri kita. Kita ingin mempertahankan kehidupan lama kita. Ego kita terlalu kuat.

 Kristus sama sekali tidak menguasai hati kita.  Tidak ada Kristus di hati. Uang, kedudukan, kesenangan yang menguasai hati kita.  Pikiran kita dikuasai oleh uang, seks, kesenangan, kesuksesan. Di gereja pun pikiran kita bukan kepada Allah, tetatpi kepada pekerjaan kita., kepada kesenangan-kesenangan kita. Kita dekat dengan gereja tetapi sangat jauh dari Kristus. Ada jurang yang tak terseberangi antara diri kita dengan Kristus. Akhir dari kehidupan yang tanpa Kristus seperti ini adalah kebinasaan yang kekal. Di dalam penderitaan selama-lamanya.

 Mungkin, kita yang sudah kristen mengatakan: di dalam hati saya sudah ada Kristus.  Betul. Tetapi kita mengijinkan Dia menguasai hati kita hanyalah sewaktu-waktu saja. Pas waktu kita membutuhkanNya. Hanya waktu-waktu tertentu saja, yakni pada saat kita membutuhkanNya, kita mengijinkan Dia menguasai hati kita. Terkadang, kita menolak kedaulatan Kristus atas diri kita. Kita tidak mau Dia memerintah atas hidup kita. Kita hanya ingin memperalat Allah.

Kita cukup senang menerima-Nya sebagai Juruselamat. Tetapi kita menolak Dia memerintah atas  hati kita. Ketika orang-orang Yahudi mengalami kesusahan akibat permusuhan Mesir karena Siria, mereka sangat gembira menyambut kedatangan pasukan Roma yang menyelamatkan mereka di saat genting. Mereka bersukacita menyambut kehadiran pasukan Roma jika Roma menyelamatkan mereka dan setelah itu bergegas pergi. Dan jika mereka membutuhkan lagi kehadiran pasukan Roma, maka mereka akan memanggil pasukan Roma kembali.Namun sesungguhnya mereka tidak ingij Roma berdaulat atas Negara mereka.

Seperti inilah jenis Kekristenan yang saya lihat belakangan ini di dunia. Jika sedang dalam masalah, maka kalimat yang muncul adalah, "Ya Allah, datanglah, selamatkanlah saya. Saya sedang dalam masalah.

Saya sedang sakit atau saya sedang kesulitan keuangan. Berbuatlah sesuatu terhadap penyakit saya. Sembuhkanlah saya. Tolonglah pekerjaan saya. Gerakkanlah Boss saya untuk menaikkan gaji saya. Berikanlah , kemurahan hati kepada orang itu, untuk memberikan proyek kepada saya.

“Ujian kali ini sangat susah, tolonglah saya. Berbuatlah sesuatu terhadap dosen itu, jika perlu kaburkanlah matanya, supaya saya bisa mendapat nilai yang bagus. Saya harus lulus ujian ini. Saya takut bertemu dengan orang tua saya jika saya gagal. Ya Allah, tolonglah saya."

Demikianlah,, menjelang ujian semester, atau Ulum, ada banyak orang yang mendadak menjadi sangat alim, semua berduyun-duyun ke gereja, berlomba memasukkan uang ke kotak persembahan.

Ketika sakit, ada banyak persoalan, kita biasanya menjadi sangat alim.  Mengapa? Sedang ada masalah, perlu Juruselamat. Namun ketika sudah lulus ujian, sudah beres masalahnya, kita berkata, "Nah, terima kasih, ya Allah. Kau boleh pulang sekarang. Semuanya sudah selesai. Nanti jika saya menghadapi masalah lagi, mungkin aku akan mencari-Mu lagi. Sekarang ini, aku harus mengerjakan urusanku sendiri."

Dan ketika dia menghadapi lagi masalah, , "Ya Allah, mengapa Kau lakukan hal ini kepadaku?  Saya rajin ke gereja dan memberikan uang persembahan.  Aku rajin membaca Alkitab, aku bahkan berdoa selama dua menit setiap pagi. Tapi apa yang kualami sekarang? Kau tak boleh memperlakukan aku seperti ini!"

Jadi, sebenarnya kita hanya ingin memperalat Allah. Kita  dekat denganNya, hanya untuk memanfaatkanNya Kita berkata, "Ya Allah, datang dan selamatkanlah saya, tapi jangan mengatur hidup saya, ok? Kenapa Engkau begitu ngotot ingin mengatur hidup saya?" Sama persis dengan orang-orang Yahudi yang berkata, "Ketika Mesir datang dan menyerang kita, orang Roma datang menolong kita. Hebat! Biarlah orang Roma itu datang! Tentara Roma adalah pasukan yang paling hebat!" Dan ketika pasukan Mesir dan Siria akhirnya dikalahkan, ketika tidak ada lagi bahaya yang mengancam, orang-orang Yahudi berkata, "Tidak ada lagi bahaya yang mengancam. Kalian, orang-orang Roma, harus pergi dari sini! Kami tidak mau kalian tinggal di sini! Menyingkirlah!" Seperti itulah jenis Kekristenan yang sedang kita bicarakan. Kita tidak mau Dia menjadi Raja atas hati kita. Kita tidak mau Dia memerintah hati kita. Kita tidak mau kehendakNya jadi atas diri kita.  .

Itulah sebabnya sangat gampang bagi seorang penginjil untuk memberitakan keselamatan. Siapa yang tidak mau diselamatkan? Apakah Anda ingin diselamatkan dari kesedihan Anda? Apakah Anda ingin diselamatkan dari kesengsaraan Anda? Apakah Anda ingin diselamatkan dari depresi dan kesepian Anda? Jadi para penginjil semacam itu akan menikmati saat-saat yang sangat indah. Siapa yang tidak ingin diselamatkan? Beritakan saja keselamatan dan mintalah orang-orang untuk mengangkat tangannya. Akan ada banyak sekali tangan yang terangkat. Ia sedang menawarkan sesuatu secara gratis. Ini jelas tawaran yang menarik! Tidak ada tawaran yang lebih baik dari ini. Ini adalah tawaran yang tidak boleh ditolak - sesuatu yang gratis. Tidak ada obralan yang dapat menyaingi tawaran ini.  Supermarket  paling tinggi hanya mau memberi diskon 20%. Jika mereka memberi Anda diskon 20%, itu sudah cukup bagus. Tetapi bayangkanlah kalau sebuah supermarket menetapkan satu hari harga gratis untuk semua produk yang dijualnya! Saya rasa, tembok gedungnya mungkin sudah ramai dijebol orang-orang sebelum pintu utamanya dibuka! "Semua gratis!"

Demikianlah, saya tidak heran jika ada penginjil yang berkata, "Ada 200 orang yang sudah mengambil keputusan, dan di tempat lain ada 1000 orang lagi." Apa susahnya? Saya juga bisa memberitakan hal yang sama. Jika dibuat penawaran keselamatan secara gratis, siapa yang tidak mau membuat keputusan? Anda tidak akan rugi sedikitpun. Tawaran gratis!

Namun ketika Alkitab berkata bahwa Allah harus bertakhta di dalam hidup Anda, menjadi Raja atas hidup Anda, Anda lalu berkata, "Tunggu dulu. Ini jebakan. Saya tidak suka ini. Saya puas menjalankan hidup saya seperti apa adanya.

Saya tidak mau orang lain mengatur cara saya berdagang. Saya mau berbohong, menipu, itu urusan saya.  Saya tidak mau ada orang yang datang dan berkata bahwa saya tidak boleh melakukan itu. 

Orang-orang modern zaman ini, sangat ingin memiliki Yesus sebagai Juruselamat saja. Bagus sekali. Siapa yang keberatan akan hal itu? Namun ketika dikatakan bahwa Yesus akan memerintah hidup Anda sebagai Tuan dan Penguasa, anda menolakNya. Bahkan orang yang paling dekat gereja pun, akan bersikap seperti itu.  Dekat dengan gereja, tetapi sangat jauh dari Kristus.Kita ingin menjadi bos atas diri sendiri. Itulah persoalan yang paling dasar.

Akibat bila Kristus tidak berkuasa atas hati

 Kalau Kristus, tidak berkuasa atas hati kita, maka sdr sedang menjalani sebuah hidup yang sia-sia.

 Apalah artinya kekayaan, jika hati kita tidak dikuasai oleh Kristus. Untuk apa memiliki kedudukan, jika bukan Kristus yang memerintah hati sdr? Apa gunanya kesenangan, jika itu bukan sukacita yang dari Tuhan? Tidak ada gunanya ketenaran, bila hati kita jauh dari Tuhan.

 Hati Herodes yang jauh dari Tuhan, membuat segala harta, kedudukan, ketenarannya tidak berguna, kesenangannya tidak ada gunanya.  Herodes memang  memiliki kekayaan namun kehilangan harta yang paling berharga, yakni  kebahagiaan dan kedamaian di dalam hati.  Herodes Kaya tapi miskin, tenar tapi merana, berkedudukan dibumi tapi terbuang ke neraka. Mempunyai pikiran namun tidak mengerti kebenaran. Punya hati namun tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Hidup di dalam dunia tetapi mati dari hadapan Tuhan. Dia punya banyak harta tapi juga kehilangan banyak harta. Punya kesenangan tetapi tidak ada sukacita. Punya banyak pengawal tetapi tidak ada damai sejahtera. Seperti inilah mereka yang di dalam hatinya tidak ada Kristus.

 Jika di hatimu tidak ada Kristus,  maka walaupun, sdr memiliki kekayaan, sdr telah kehilangan harta yang paling berharga.  Dan walaupun sdr hidup di dalam dunia, tetapi mati dihadapan Tuhan.

 Bukan hanya menjalani hidup sia-sia, tetapi hati yang tidak dikuasai oleh Kristus, akan menjadi hati yang merusak. Merusak siapa? Merusak dirinya, merusak sekitarnya dan merusak dimana-mana

 Herodes bukan hanya merusak dirinya, tetapi dia juga merusak sekitarnya: keluarganya. Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, ketika dia sedang menderita sakit, maka dengan penuh kemarahan dan iri hati, Herodes membunuh istrinya,  Mariamne dan dua putranya. selain itu, anak tertua juga dibunuhnya. Dia juga membunuh ibunya yg bernama alexandra. Sehingga kaisar Agustus pernah berkata seperti ini: lebih baik menjadi babi milik Herdoes daripada  menjadi anak Herodes sendiri.

 Herodes bahkan merusak dimana-mana. Dia membunuh semua anak laki-laki yang berumur dua tahun ke bawah di Betlehem dan sekitarnya. Sehingga terdengar suara ratapan, keluhan serta tangisan. Para ibu; tak mau dihibur sebab mereka sudah tiada."

 Jika Kristus tidak menguasai diri sdr, maka sdr akan menjadi merusak dirimu, lingkunganmu, danmerusak dimana-mana.

 Bagaimana dengan sdr ?  siapa yang berkuasa atas hatimu? Uangkah? Kedudukan? Kesenangankah?  Serahkanlah hati sdr.Sdr mungkin dekat sekali dengan berita Injil, sangat dekat dengan gereja, namun hati sdr masih jauh dari Kristus. Dan tanpa sdr sadari, sdr telah merusak dirimu, keluargamu dan merusak dimana-mana. Bertobatlah.   

 

Kedua, dekat di pikiran tetapi jauh di hati

ini merupakan respon dari Iman Kepala dan Ahli Taurat bangsa Yahudi.  Mereka juga sangat dekat secara geografis, sama seperti Herodes. Mereka bukan hanya dekat secara geografis, namun mereka juga tahu bahwa Mesias akan lahir. Mereka tahu, dimana Mesias akan lahir. Mereka tahu bhw akan bangkit seorang pemimpin yg akan menggembalakan umat Israel. Mereka tahu isi kitab suci.  Tetapi sikap mereka acuh tak acuh. Mereka tidak melihat adanya perbedaan dengan kelahiran Yesus Kristus. Mereka telah terbelenggu di dalam upacara-upacara keagamaan di bait Allah serta di dalam diskusi-diskusi mengenai hukum, shg mereka tdk memberikan perhatian kdp Yesus. Yesus tidak mempunyai makna apa-apa bagi mereka.

 Mereka dekat secara lokasi dan pengetahuan dengan Kristus, namun mereka sangat jauh di hati dengan Kristus.

 Sangat banyak orang yang seperti ini. Mereka hanya memperhatikan persoalan-persoalan diri mereka serta menganggap Yesus tidak berarti apa-apa bagi mereka.

 Pertanyaan yang pernah diajukan oleh para nabi zaman dulu pun bisa diajukan sekarang ini: “acuh tak acuhkah kamu sekalian yang berlalu?” Rat 1:12

 Apakah tidak ada apa-apanya kedatangan Kristus bagimu? apakah tidak ada apa-apanya natal ini bagimu? Bagi sdr yang sudah percaya kepada Kristus, apakah peringatan kelahiran Kristus ini tidak ada  apa-apanya bagi sdr? Apakah sudah demikian jauhnya hati sdr dengan Kristus, sehingga hari penting tahun ini tidak memberi makna untuk sdr?

Bahkan banyak orang kristen, yang pergi berlibur pada saat natal. Peringatan kelahiran Kristus tidak penting buat mereka. Ketika saudara membaca Perjanjian Lama, saudara akan kaget, karena bagi Tuhan, perayaan-perayaan keagamaan itu sangat penting, sehingga diperintahkan oleh Tuhan  untuk merayakannya. Jemaat Israel harus mengingat hari sabat, sebagai hari perhentian penuh (Im 23:2-3). Mereka harus mengadakan pertemuan kudus untuk merayakan paskah, mengingat bahwa Tuhan telah melepaskan mereka dari perbudakan di Mesir (Im 23: 4-8),  dan banyak lagi hari-hari penting yang berhubungan dengan keselamatan mereka, yang berhubungan dengan kasih karunia Tuhan untuk mereka diperingati dalam perayaan-perayaan yang meriah dan kudus. Demikian juga kasih karunia Allah yang demikian besar yang telah mengasihi dunia ini sehingga mengaruniakan AnakNya yang tunggal, seharusnya TIDAK DIACUHKAN oleh kita dengan cara pergi berlibur.

 Sama seperti sikap dari Imam kepala dan ahli Taurat. Mereka tahu, nubuatan mengenai datangNya Sang Raja Agung Kristus Yesus. Mereka tahu dimana Raja segala raja dilahirkan, namun mereka ACUH TAK ACUH. Apakah mengingat akan kasih Allah yang demikian besar, sudah tidak ada apa-apanya lagi bagi kita? Apakah natal ini sudah tidak ada maknanya buat kita? Setiap tahun kita merayakan natal apakah sudah tidak berarti lagi?

 Terkadang natal sudah kehilangan makna rohaninya. 

 Natal terkadang terasa hambar buat kita. Natal tidak lebih dari pohon natal, nyanyian natal, kue, liburan natal. Kristus sendiri tidak lagi menjadi pusat perhatian kita. Natal adalah waktunya kita bergembira lupakan sejenak masalah kita.

 Maka tidak berlebihan jika pada awal tahun baru nanti (Januari) merupakan waktu stress bagi banyak keluarga. Karena mereka baru menyadari bahwa mereka telah terlalu banyak mengeluarkan uang untuk Natal dan liburan natal.  Bukan pengeluaran uang untuk menolong orang lain tetapi untuk menyenangkan diri sendiri. Natal bukan lagi datang menyembah kepada kristus, melainkan perbudakan kenikmatan manusia.

 Kita mengerti mengenai Kristus, tetapi kita sangat jauh dari Kristus. Kita tidak mengalami makna natal yang sesungguhnya.

 Kita sangat dekat dengan gereja, tetapi sangat jauh dari makna natal yang sebenarnya.  Berita Natal seakan telah hilang dalam rutinitas kita. Berita Natal seakan telah hilang dalam kelimpahan berkat materi. Atau dalam kekurangan materi yang kita alami. Seharusnya berita natal, tidak hilang,  baik itu dalam kelimpahan, maupun dalam kekurangan, baik itu dalam keadaaan sehat maupun dalam keadaan sakit.

 Berita Natal hanya seperti dongeng menjelang tidur. Bahkan kita acuh terhadap makna natal buat kerohanian kita.

 Tahun ini, natal menjadi sesuatu yang istimewa untuk saya. Melalui natal tahun ini, saya semakin mengenal kasih Kristus buat diri saya dan pengalaman rohani saya bertambah.

 

·         Sakit 2 minggu. Panas leher dan badan. Tangan dan kaki lemas.  Sangat menderita. Mau mati rasanya. Kotbah menumpuk. Jiwa sangat tertekan. Saya mengalami ini selama 2 minggu.

·         Dalam keadaan yang sangat tertekan itu.  Nonton TV semakin membuat saya tertekan. Saya sadar sedang mengalami stress berat, sampai kepala mau pecah. 

·         Saya bisa merasakan putus asanya orang stroke.

·         Saya bisa merasakan betapa putus asanya orang yang depressi, tanpa pertolongan, tanpa pengharapan. 

·         Saya merasakan bagaimana perasaan orang yang merasa mau mati. 

·         Saya memutar lagu natal di laptop. Saya membaca Alkitab, berdoa. Saya meminta:’ Allah Roh Kudus, hiburkanlah saya”

·         Pada saat itu pun, saya sungguh merasakan penyertaan dan kasih Tuhan yang sangat besar.

·         Seorang dokter mengatakan:” agama tidak bsia menolong mengatasi depressi”. Dia ditusuk jarum kalau stress. Pernyataan ini salah.

·         Justru Kristus lah akan menolong sdr dalam keadaan tertekan bagaimanapun. Firman dan doa itulah kekuatan kita.

·         Saya bersyukur: untuk pengharapan di dalam Kristus. Orang lain hidup tanpa pengharapan. Menanti kematian dalam kesakitan dan tanpa pengharapan.

·         Saya bersyukur untuk Bapa yang sudah menganugerahkan AnakNya yang tunggal

·         Inilah pengalaman rohani bersama Tuhan di natal ini.

·         Kita memiliki pengalaman berbeda-beda, tetapi saya yakin satu pesan yang kita terima, bahwa natal ini bermakna.

 

Apakah makna natal untuk sdr? Acuh tak acuhkah sdr? Sdr dekat, tetapi benarkah sdr dekat dengan Kristus? Seberapa besar sdr mengalami kasih di Betlehem itu? Apakah sdr merasakan kasih Kristus di Golgota ketika Dia mati demi hidupmu?

 

Imam Kepala dan Ahli Taurat tidak merasakannya, walaupun mereka tahu Alkitab. Karena orang yang punya pengetahuan belum tentu mengalaminya.

 Mereka tidak mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Kristus. 

 Biarlah momen natal menjadi saat kita melakukan introspeksi terhadap kehidupan kita, bertanya “apa yang sudah saya lakukan sebagai pengikut Kristus?” dan memperkuat komitmen kita untuk menjadi pengikut-Nya. Lebih dekat kepadaNya, bukan hanya secara fisik, dan pengetahuan, namun juga di hati.

 

Ketiga, jauh di mata tetapi dekat di hati.

ini merupakan respon dari orang Majus. Mereka sangat jauh secara lokasi, tetapi mereka dekat di hati. Mereka berasal dari Timur. Alkitab tidak menyebutkan secara terinci mereka berasal dari negara mana. Beberapa penafsir mengatakan: Ada 4 kemungkinan, yakni dari Persia, Babel,  atau Mesir.  Yang jelas, mereka telah menempuh jarak yang sangat jauh dari Timur menuju ke Yerusalem. Mereka melakukan perjalanan ribuan Mil untuk bertemu dengan Kristus. Perjalanan ribuan Mil pada zaman ini tentunya berbeda dengan perjalanan ribuan mil pada zaman dulu. Sekarang ini, ribuan Mil hanya ditempuh beberapa jam saja, tetapi pada zaman dahulu, bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan, dan penuh resiko, misalnya dirampok, sakit di jalan. Namun semua itu, tidaklah menghalangi orang-orang Majus ini untuk menempuh jarak yg jauh itu, demi menyembah Raja orang Yahudi yg baru lahir. Walaupun mereka jauh secara jarak, tetapi mereka punya hati untuk datang menyembah Kristus.

 Pengetahuan mereka mengenai kelahiran Juruselamat juga tidaklah selengkap pengetahuan dari imam kepala dan ahli-ahli Taurat. William Barcaly mengatakan: Pada waktu Yesus lahir di dunia ini, diseluruh dunia sedang ada perasaan yg aneh, dimana semua orang menanti-nantikan kedatangan seorang raja.

 Seorang ahli sejarah Romawi, Suetonius, menuliskan: Pada waktu itu tersebar pendapat umum diseluruh wilayah Timur, bahwa dunia sedang menantikan waktu datangnya seorang raja dari Yehuda untuk memerintah dunia

 Orang-orang Yahudi sendiri punya kepercayaan, bahwa pada waktu itu seseorang akan muncul dari negeri Yehuda dan akan menjadi penguasa atas seluruh dunia

 Jadi ketika Yesus Kristus datang ke dunia, dunia sedang dilanda oleh pengharapan yang sangat besar. Sehingga berita akan lahirnya seorang Raja sebenarnya bukan hanya diketahui oleh orang-orang Yahudi.. Secara umum banyak orang tahu sedang muncul suatu kuasa yg kuat dari negeri Yehuda.

 Namun orang Majus selain mengetahui secara umum, mereka juga mengetahui agak lebih khusus. Ada yg berpendapat, bahwa orang majus ini mengetahui ttg akan lahirnya Raja org Yahudi, melalui naskah-naskah kuno orang Yahudi. Sebab orang-orang Yahudi telah tersebar di Timur akibat pembuangan yg pernah mereka alami. Ada juga yg berpendapat bahwa orang Majus ini mendapatkan pesan khusus dari Allah yg memimpin mereka kpd Mesias.

 Pengetahuan orang Majus ini mengenai tempat kelahiran Kristus, tidaklah selengkap ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala. Imam-imam kepala dan ahli Tauratlah yang membacakan nubuat bahwa Kristus lahir di Betelehem. dan dengan pentunjuk itu mereka ke Betlehem dan bintang itu berhenti tepat diatas rumah dimana Anak Allah berada.

 Walaupun jarak sangat jauh, pengetahuan juga sangat minim mengenai kelahiran Juruselamat dunia, tetapi mereka meresponinya. Hati mereka tersedia untuk Kristus.  Hati mereka sesungguhnya dekat dengan Kristus.

 Jika tidak ada hati, maka jangan harap mau menempuh perjalanan jauh untuk bertemu dengan Kristus.  Jarak dekat pun tidak akan di tempuh, jika tidak ada hati. Mereka berasal dari negeri jauh, namun mereka lebih dekat dengan Kristus, dibandingkan Herodes, Imam Kepala dan Ahli Taurat. Bila hati kita dikuasai oleh Kristus, pasti ada pengorbanan yang diberikan untuk Kristus. Berapa pun besarnya pengorbanan itu.

 Jika tidak ada hati, maka tidak akan ada pengorbanan, tidak aka nada pelayanan dan tidak akan ada persembahan. Sebaliknya, kalau ada hati, maka aka nada pengorbanan, aka nada penyembahan dan aka nada persembahan yang terbaik diberikan kepada Kristus.

 Pelayanan kita yang tanpa pengorbanan bukan disebabkan oleh factor di luar diri kita, melainkan factor di dalam hati kita

 Penyembahan kita kepada Tuhan terasa hamba, bukan oleh karena music kurang ramai., atau nyanyian kurang semangat, melainkan karena hati kita hambar terhadap Tuhan. 

 Bila sdr punya hati untuk Kristus dan datang mendekat kepadaNya , maka sdr akan mengalami sebuah perjumpaan rohani dengan Kristus.

 Orang Majus yang punya hati untuk Kristus ini, ketika sudah tiba di Betlehem, mereka mengalami sebuah perjumpaan secara rohani dengan Kristus. 

Kemungkinan peristiwa ini sudah terjadi beberapa bulan sejak kelahiran Yesus, karena Lukas mengatakan bahwa bayi Yesus lahir di Palungan, sedangkan sekarang Yesus sudah berada di rumah. Alasan kedua adalah pembunuhan anak-anak dibawah umur 2 tahun oleh Herodes menunjukkan jarak waktu yg cukup lama sesudah kelahiran Yesus. 

 Orang-orang Majus ini sujud menyembah kepada Yesus Sikap tubuh mereka  dalam penyembahan adalah penyembahan kpd dewa-dewa. Kalau kita memikirkan lebih jauh. Orang-orang Majus ini adalah orang hebat. Mereka menjadi guru dan pembimbing para raja Persia. Para Majus adalah orang-orang yang mengetahui tentang filsafat, ilmu kedokteran, ilmu alam. Mereka juga mampu menafsirkan mimpi dan meramalkan hal-hal yang akan terjadi.

 Jadi orang Majus ini bukanlah orang-orang biasa, tetapi orang-orang yg berpengaruh di Timur. Memang tujuan awal orang-orang besar ini adalah datang menyembah raja orang Yahudi yg baru dilahirkan. Kalau Yesus memakai pakaian kebesaran, pakaian anak raja, maka penyembahan kepada Yesus tidaklah terlalu mengherankan.

 Tetapi Yesus itu, anak seorang tukang kayu yang miskin tdk memakai pakaian kebesaran kerajaan. PakaianNya sederhana. Dan sungguh aneh mereka bisa menyembah Yesus. Apa yg terjadi di dalam rumah Maria?

 Ini berarti pada waktu itu, mereka  mengalami kehadiran Allah yang MahaKudus. Mereka dikuasai oleh ketakjuban ketika bertemu dengan Kristus, Anak Allah, sehingga membuat mereka bertelut dihadapan  Anak Allah yg waktu itu masih dibawah usia dua tahun, dengan pakaian sederhana

 Hati yang sudah tersedia untuk Kristus, ketika mendekat kepada Tuhan, membuat mereka mengalami perjumpaan dengan Allah di dalam rumah itu.  Mereka sujud menyembah, mereka memberikan persembahan yang terbaik untukNya.

 Bagaimanakah dengan sdr? Apakah hati sdr betul-betul dekat dengan Kristus? Bukan hanya sdr dekat secara fisik, dimana setiap minggu ke gereja. Namun sdr betul-betul dekat dan mengasihi Tuhan Yesus.

 Bila sdr dekat denganNya, maka betapapun beratnya beban hidup sdr, sdr akan mengakhiri beban beratmu itu dengan sebuah penyembahan kepada Tuhan

 Jika sdr dekat denganNya, sdr akan melayaniNya dengan penuh pengorbanan bahkan akan memberikan persembahan terbaik untukNya.

 

Periksalah kerohanian sdr pada malam ini.

·         Seringkali kalau kita memberikan persembahan Rp.100.000, kita merasa  sangat besar, tetapi kita merasa betapa kecilyaa kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!

·         Seringkali sdr merasa, Betapa lamanya melayani Allah selama satu jam; namun betapa singkatnya kalau kita melihat fil

·         Demikian juga Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang  waktunya,  namun kita mengeluh ketika khotbah di gereja lebih lama sedikit daripada biasa.*
=
è Kita menganggap kotbah panjang itu, sebagai film India.

·          kalau sdr membaca satu perikop dari Kitab Suci;betapa sulitnya.  Enggak masuk-masuk ke otak, Namun betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

·         Jika sdr pergi nonton konser, sdr berlomba-lomba  bahkan bersedia bayar mahal untuk duduk di depan, Namun kalau ke gereja, sdr  lebih senang duduk di bangku paling belakang d

 ·         Sdr juga mungkin pernah mengalami, betapa sulitnya untuk menyesuaikan jadwal waktu kita,  2 atau 3 minggu sebelumnya untuk suatu acara gerejani;
namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam
sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan di dunia.

 ·         Atau kalau sdr membaca Koran, Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran; namun betapa kita meragukan/tidak yakin apa yang dikatakan oleh Kitab Suci.

 

Bagaimana jawaban sdr terhadap semua fakta-fakta tadi ?  Hal itu mencerminkan bagaimana hati sdr terhadap Kristus.

·