SUMBER KRISTEN: PENGAMPUNAN |
|
PENGAMPUNANOLEH YOHANNIS TRISFANT, MTh. Lukas 23: 34 Menjelang kematian Karl Marx, tanggal 14 Maret 1883, pembantu rumah tangganya datang kepada Karl max dan berkata:” Beritahukanlah kepada saya, kata-kata terakhirmu, saya akan menuliskannya” · Karl Max: keluar!!! Kata-kata terakhir itu adalah ejeken bagi org yg tidak dapat berkata cukup” · Kata terakhir dari P.T. Barnum: berapa pemasukan uang hari ini? · Kata terakhir dari Napoleon adalah:” Komandan tentara · Kata terakhir dari Pengkotbah besar dari aliran Baptis, Charles Spuergeon: ” Yesus mati untukku” · Kata terakhir dari pendiri Metodis, John Wesley:” Yang paling indah adalah Allah berserta kita · John Sung: Tuhan Yesus ada di depan pintu Tuhan Yesus mengucapkan tujuh kata terakhir menjelang kematianNya. Dan ini akan kita renungkan dalam minggu-minggu pra paskah. Kata-kata terakhir Tuhan Yesus ini sangat penting artinya buat kita, bukan hanya karena Pribadi yg mengucapkannya, tetapi juga karena tempat dimana perkataan itu diucapkan, yaitu diatas kayu salib. Tujuh Kata-kata terakhir Tuhan Yesus di atas kayu salib akan menolong kita untuk melihat ke dalam kekekalan dan melihat hati Allah. Tujuh perkataan yang diucapkan Tuhan Yesus di atas kayu salib adalah: ampunilah mereka, engkau bersama Aku di Firduas, Lihatlah ibumu, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Aku haus, sudah genap dan kuserahkan nyawaku. Perkataan-perkataan yang diucapkan Kristus di atas kayu salib adalah kalimat-kalimat yang agung. Ini menyatakan kepada kita bahwa yang disalibkan bukanlah manusia biasa. Dia adalah Allah yang penuh dengan kasih Penjahat yang disalbikan di kayu salib tidak akan mengucapkan kata-kata yang baik dari mulutnya.. Apakah perkataan yang diucapkan oleh orang biasa, apabila di paku di atas kayu salib? Karena terlalu kejam dan ganasnya hukuman yang dijatuhkan atas merekea, maka mereka tidak bisa tahan untuk tidak mengutuk orang-orang yang memaku mereka. Mereka akan mengutuk orang-orang yang menyalibkan diri mereka. Mereka akan mengata-ngatai orang yang menyebabkan mereka tersalib. Sehingga orang-orang yang membawa para hukuman ke Golgota adalah orang yang seringkali dicaci-maki oleh oara terhukum. Sekarang ketika Yesus terpaku di kayu salib. Orang-orang yang menyalibkannya mungkin sudah siap-siap menerima caci maki dari Kristus. Namun ternyata mereka bukannya mendengarkan caci maki, sebaliknya mereka mendengarkan kalimat pertama Tuhan Yesus di atas kayu salib, yakni, sebuah doa: Ya Bapa, Ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Jikalau bukan Kristus, maka tidak akan ada orang yang bisa mengucapkan perkataan yang agung seperti ini. Dari mulutnya mengalir keluar pengampunan dan kasih karunia. Tuhan Yesus memohonkan ampun buat mereka. Yesus berdoa untuk siapa? Kita bisa menganggap bahwa Yesus berdoa bagi mereka yg terlibat dalam penyalibanNya. Bagi Pilatus, bagi Herodes, bagi tentara Romawi, bagi Imam kepala, ahli Taurat. Tetapi doanya juga mencakup untuk mereka yang terlibat dalam penyaliban Yesus, baik saat itu maupun yg kemudian. Siapakah yang sesungguhnya yg menyalibkan Kristus? Saya, sdr dan semua orang berdosa. Roma 5:8 Sebab Kristus mati untuk kita ketika kita masih berdosa. Tuhan Yesus berada di atas kayu salib oleh karena Allah hendak mengampuni dosa-dosa kita. Diatas kayu salib kedua tangan Allah tebruka. Tangan yang satu memberikan hukuman kepada Kristus untuk menyatakan keadilanNya dan tangan yang lain memberikan pengampunan dan anugerahNya buat manusia. Ketika Tuhan Yesus mengatakan Bapa Ampunilah mereka, seolah-olah Tuhan Yesus mengatakan satu kalimat yang tersembunyi: “Bapa hukumlah Aku saja.. Allah adalah Allah yang kasih dan juga adil. Sekarnag Allah yang kudus menyatakan keadilanNya kepada Kristus. Allah menyatakan hukumanNya kepada Kristus , menyatakan kemarahanNya atas dosa kepada Kristys, dan bukan kepada manusia. Manuisa perlu diselamatkan. Oleh sebab itulah allah menghukum Kristus di atas kayu salib dan memberikan kasih pengampunan kepada manusia. Doa Kristus ini merupakan tanda belas kasihan yang dutawarkan kepada smeua orang, baik itu yang menyalibkan Kristus maupun orang-orang berdosa dikemudian hari. Pengampunan yang didoakan Kristus adlah pengampunan gratis yang ditawarkan kepada semua orang. Tetapi ada satu hal yang mesti kita ingat, bahwa pengampunan ilahi tidka pernah dikaruniakan kepada orang-orang yang tidak mau bertobat, yang tetap tidak mau percaya kepada Kristus. Orang-orang yang terus berkanjang dalam kebenciannya kepada Kristus tidak secara ototmatis diampuni dosanya oleh doa Tuhan Yesus ini. Penjahat yang tetap tidak mau bertobat, tidak akan menerirma pengampunan oleh doa Tuhan Yesus ini. Tetapi penjahat yang mengatakan:’ Yesus, ingatlah aku ketika Engkau datang sebagai raja, dia menerima pengampunan oleh doa Tuhan Yesus ini. Bahkan dosa yang paling besar dan paling keji pun diampuni oleh Kristus, ketika ada pertobatan. Ilustrasi "BUTIR JAGUNG" Sepasang suami istri Joko dan Tatik, 5 tahun telah menikah,
sampai suatu hari sang suami Joko sedang bersih bersih gudang
menemukan box terkunci rapat dan menanyakan pada istrinya Suami orang ini, mungkin sulit mengampuni ketika mendengarkan bahwa istrinya sudah berselingkuh bukan 1,2 ,3 kali, tetapi sudah puluhan bahkan ratusan kali tanpa diketahuinya. Namun bagi Kritsus, dosa sekeji apapun, sebanyak apapun itu, senajis apapun, sejahat apapun, akan diampuni oleh Tuhan, asalkan ada pertobatan. Darah Kristus cukup memberikan penebusan terhadap dosa koita yang paling besar. Penyaliban adalah dosa yang sangat keji dan paling besar, karena menyalibkan Anak Allah. Tetapi dosa itupiun diampuni oleh Kristus, jika ada pertobatan. Maukah sdr datang kepada Kristus dan mengatakan, Tuhan Yesus ampunilah saya yang berdosa, ini. Dosa saya sangat keji, ampunilah saya. Saya sudah berulang-ulang jatuh ke dalam dosa ini, ampunilah saya . Sebaliknya, dosa yang sangat sepele pun, jika tidak ada pertobatan, maka doa Tuhan Yesus ini bukan untuk mereka yang tidak mau bertobat. Doa Tuhan Yesus di kayu salib mengajarkan kepada kita bahwa dosa yang sebesar apapun, itu akan diampuni oleh Tuhan, asalkan ada pertobatan. Doia Tuhan Yesus dia ats kayu salib mengajarkan kepada kita bahwa pengampunan Allah telah disediakan untuk kita dengan menghukum Kristus yang menanggung dosa kita di kaytu salib. Namun doa Tuhan Yesus di atas kayu salib juga menjadi sebuah teladan buat kita yang sudah meneriman pengampunan Allah agar juga mengampuni orang lain. Seringkali sulit bagi kita untuk mengampuni orang lain dan mudah bagi kita untuk menyimpan rasa benci kepada org lain. Orang-orang menyakiti kita dan kita sulit mengampuni mereka. Lebih nikmat rasanya kalau kita membalas dendam. Tuhan Yesus ketika berada di atas kayu salib bisa saja mengatakan:” Bapa, hukumlah mereka. Yesus bisa saja memanggil pasukan malaikat datang dan membinasakan org-org yg menyalibkanNya. Namun Yesus tdk melakukan itu. Justru sebaliknya, Dia berdoa meminta pengampunan bagi mereka ”Bapa, ampunilah mereka karena mereka tdk tahu apa yg mereka perbuat” Doa pengampunan Tuhan Yesus ini sangat indah. Kita yang sudah diampuni pun dapat berkata seperti Tuhan Yesus, ampunilah mereka.. Kita pun bisa mengalami sukacitanya mengampuni. Orang yang pertama, sebelum dibunuh berdoa seperti Tuhan Yesus adalah Stefanus. anggota-anggota Mahkamah Agama menyeret stefanus ke luar kota, lalu melemparinya. Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia. (Kis 7:58-60) Mengapa stefanus bisa berdoa seperti itu? Karena dirinya sudah mengalami pengampunan Kristus di atas kayu salib. Dirinya sudah dilahirkan baru, sehingga dia bisa memberikan pengampunan ilahi. Mereka yang sudah mengalami pengampunan Kristus pasti dapat memberikan pengampunan kepada orang yang bersalah kepadanya. Mereka yang sudah diubahkan oleh Kristuslah yang dapat memberikan pengampunan. Tidak mungkin kasih pengampunan dapat mengalir dari orang yang belum mengalami pengampunan. Jikalau sdr belum pernah merasakan dan mengalami pengampunan Allah, sdr tidak mungkin mengampuni orang yang bersalah kepada sdr. Hal ini sama dengan semak duri tidak mungkin menghasilkanh buah apel. Atau sama dengan lading rumput tidak mungkin menghasilkan padi. Kita bias saja memotong rumputnya agar pendek, namun tetap hanya menghasilkan rumput dan bukan padi. Jika saya ingin menghasilkan padi, maka harus dilakukan sebuah perubahan yang mendasar dalam diri saya. Saya harus dibajak dan disemai lagi dan diberikan bibit padi, supaya bias menghasilkan padi. Sama halnya dengan pengampunan. Kalau hati kita belum diubahkan oleh pengampunan Kristus, maka segala usaha kita untuk mengampuni orang akan sia-sia? Mengapa, karena kita menjadikan diri kita yang asli menjadi titik tolaknya. Kita berusaha mengampuni orang dengan usaha kita, tetapi ternyata, begitu beratnya. Sambil mengampuni, sambil menggerutu. Mengampuni tetapi tidak merasa puas. “saya sudah mengampuni dia, tetapi si dia itu tidak tahu diri. Setiap kali bertemu dengannya, saudara menjadi kesal. Kemudian sdr bertanya-tanya, mengapa orang lain tidak menyadari dan tidak berubah? Mengapa saya selalu yang menjadi korban dan selalu saya yang harus memberkan pengampunan? Akhirnya sdr akan menjadi orang yang jauh lebih mengganggu siapapun disbanding anda hidup secara egois dengan terang terangan. Sdr akan menjadi orang yang mengampuni dan tidak pernah merasa bahagia dengan pengampunan yang sdr berikan. Sebabnya, semua berpusatlkan kepada diri sdr dan bukan kepada Kristus. Pengampunan saudara akan penuh dengan sukacita dan ketulusan, jikalau saudara sudah menyerahkan diri saudara sepenuhnya kepada Kristus yang sudah menebus dan mengampuni saudara. C.S Lewis mengatakan: Tuhan Yesus datang bukan untuk menyiksa diri kita yang asli, tetapi untuk mematikannya. Tuhan tidak ingin memangkas cabang-cabang yang ada pada diri kita, tetapi Tuhan ingin menumbangkan seluruh pohonnya. Tuhan ingin mencabutnya. Tuhan Yesus bukan ingin mengebor gigi saudara atau menambalnya, melainkan Tuhan ingin mencabutnya. Tuhan bukan hendak memperbaiki hatimu yang sudah rusak, melainkan Tuhan hendak menggantinya dengan yang baru, hati yang baru. Sebuah hati yang penuh belas kasihan, hati yang sudah mengalami korban penebusan di kayu salib, itulah yang Tuhan akan berikan. Sehingga kehendak Tuhan akan menjadi kehendak saudara. Hanya dengan cara inilah, maka saudara akan bisa mengampuni dengan enak, dengan ringan dan penuh sukacita dan dapat mengampuni secara terus menerus tanpa lelah. Pengampunan yang Tuhan Yesus berikan di atas kayu salib adalah pengampunan ilahi. Pengampunan ilahi hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sudah dijamah secara ilahi oleh Tuhan. Jika saudara telah dipersatukan dengan Kristus, maka kondisi yang bagaimanapun beratnya, saudara akan tetap bisa memberikan pengampunan. Sdr tidak perlu menunggu peristiwa heroic seperti Stefanus untuk belajar mengampuni. Sama halnya, ketika saudara belajar matematika. Kita belajar matematika bukan dengan bagian yang sulit seperti integral, menghitung ruang. Namuin kita belajar dengan 1+1; 1X1. Sekeliling sdr butuh pengampunan dari sdr. Istrimu, suamimu, anak-anakmu, mama, papa, mertuamu, teman kerjamu, teman sekolah dan teman gerejamu menantikan pengampunan sdr. Pada hari rabu kemarin, ketika saya memimpin sebuah kelompok kecil, ada sebuah pertanyaan yang diberikan kepada saya mengenai pengampunan. Orang ini mengatakan: pak, saya ini ada gesekan dengan seseorang. Saya sudah mengampuni dirinya. Namun setiap kali bertemu dengannya, hati saya merasa tidak enak. Sulit rasanya untuk menyukainya seperti dahulu. Namun saya sudah mengampuni dirinya. Saya sungguh-sungguh mengampuninya. Mungkin ini juga menjadi pengalaman kita. Bagaimana mengatasinya? Apa yang harus dilakukan? Firman Tuhan bukankah mengatakan: kasihilah sesamamu? Kasihilah musuhmu (Mat 5:44). Dan Paulus mengatakan: Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. (Eph 4:32). Kita mesti membedakan antara mengasihi dan menyukai seseorang. Kita menyukai atau menyayangi beberapa orang dan tidak memiliki perasaan yang sama terhadap orang lain. Penting untuk kita ketahui bahwa rasa suka yang alamiah ini bukanlah dosa ataupun suatu kebajikan. Sama halnya, misalnya, saudara menyukai jengkol, tetapi saya tidak suka. Apakah saya berdosa karena tidak suka jengkol? Tentunya tidak. Atau misalnya, saya menyukai steak, dan saudara tidak suka steak. Apakah saudara berdosa karena tidak menyukai steak? Tentunya juga tidak. Rasa suka atau tidak suka bukan dosa, itu merupakan sebuah fakta. Memang apa yang selanjutnya kita lakukan dengan perasaan itu bisa menjadi dosa atau kebajikan. Misalnya sdr tidak suka dengan orang itu, kemudian sdr berharap dia celaka, dia stroke, dia mati. Nah ini yang menjadi dosa. Yang jelas, kita tidak mungkin memaksakan diri kita menyukai jengkol yang kita tidak suka. Sama halnya bagaimana mungkin saya bisa memaksakan diri menyukai orang itu, padahal kenyataannya dia tidak menyenangkan. Bagaimana mungkin, saya menganggap orang itu tidak terlalu jahat, padahal dia memang sangat jahat. Mengasihi tidak berarti saya harus menyukainya. Bagaimana mungkin, saya mengatakan, dia orang yang sangat menyenangkan, padahal kenyataannya tidak menyenangkan dan saya tidak suka dengan caranya, gayanya, omongannya, perbuatannya. Namun walaupun saya tidak suka dengannya, saya tetap bisa mengasihinya. Kita mengasihi orangnya dan tidak menyukai perbuatannya. Kita bisa mengasihinya dengan cara mengharapkan yang baik untuknya., berharap bahwa dia tidaklah terus menerus jahat, berharap agar dia bisa berubah, berharap agar dia diberkati oleh Tuhan. Itulah yang dimaksud oleh Alkitab dengan mengasihi sesamamu, mengasihi musuhmu, yakni mengharapkan yang baik untuknya. Mengasihi musuh atau sesama bukan dengan cara mengatakan bahwa orang itu menyenangkan padahal kenyataannya tidak menyenangkan. Tetapi mengasihi berarti mendoakan dirinya. Inilah yang dilakukan oleh Tuhan Yesus ketika berada di atas kayu salib, mendoakan orang-orang yang tidak menyenangkan, yang penuh dengan kebencian, yang penuh dengan dosa.Mengasihi berarti mengharapkan hal-hal yang baik dialami oleh sesama kita bahkan musuh kita. Hal ini juga diajarkan dalam Perjanjian Lama, Apabila engkau melihat lembu musuhmu atau keledainya yang sesat, maka segeralah kaukembalikan binatang itu. Apabila engkau melihat rebah keledai musuhmu karena berat bebannya, maka janganlah engkau enggan menolongnya. Haruslah engkau rela menolong dia dengan membongkar muatan keledainya. Kel 23:4,5. Tuhan Yesus juga mengajarkan mengenai hal ini dalam kotbah di bukit Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Mat 5:43,44 . Dan di dalam Injil Luk 6:27 Tuhan Yesus berkata:” "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; demikian juga dalam Luk 6:35 Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan. Seperti inilah mengasihi musuh. Walaupun saudara tidak suka dengannya,. Saudara harus melakukan kebaikan untuknya. Saudara tidak perlu menunggu sampai rasa suka itu timbul untuk melakukan kebaikan. Mengasihi itu bukan soal perasaan suka atau tidak suka. Mengasihi adalah masalah kehendak. Lakukan perbuatan baik untuk musuhmu, doakan dirinya. Itulah kasih. Rasa suka akan timbul dikemudian hari, setelah kita berulang-ulang melakukan kebaikan kepada orang yang kita tidak sukai. Hasil dari pengampunan ilahi seperti ini bukannya sungut-sungut setelah mengampuni, tetapi sebuah sukacita. Hasil daripada pengampunan ilahi bukannya menambah kebencian, melainkan mengurangi kebencian bahkan akan terjadi pertobatan. Saya yakin bahwa banyak rumah tangga akan terhindar dari perceraian, kalau suami istri mau belajar untuk mengasihi dan mengampuni. Banyak jiwa yang akan diselamatkan, jika saja orang-orang kristen, memberikan pengampunan yang melimpah kepada mush-musuhnya. Setelah Tuhan Yesus berdoa:” Bapa Ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat , maka tidak lama kemudian, penjahat yang disebelahnya bertobat, Setelah Tuhan Yesus berdoa untuk mereka yang mengaiaya diriNya, hasilnya adalah pertobatan penjahata yang disalib disampingnya, yang mengatakan Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." (Luk 23:42). Siapa lagi yang bertobat? Lukas 23:47, Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!" dan Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri. (Luk 23:48). Kasih pengampunan akan menjadi sebuah jalan sehingga orang-orang akan melihat kasih Kristus dipancarkan melalui kehidupan kita. Ilustrasi: Kekuatan Pengampunan Seorang wanita berkulit hitam yang telah renta dengan pelahan bangkit berdiri di suatu ruang pengadilan di Afrika Selatan. Umurnya kira-kira 70, di wajahnya tergores penderitaan yang dialaminya bertahun-tahun. Di depan, di kursi terdakwa, duduk Mr. Van der Broek, ia telah dinyatakan bersalah telah membunuh anak laki-laki dan suami wanita itu. Beberapa tahun yang lalu laki-laki itu datang ke rumah wanita itu. Ia mengambil anaknya, menembaknya dan membakar tubuhnya. Beberapa tahun kemudian, ia kembali lagi. Ia mengambil suaminya. Dua tahun wanita itu tidak tahu apa yang terjadi dengan suaminya. Kemudian, van der Broek kembali lagi dan mengajak wanita itu ke suatu tempat di tepi sungai. Ia melihat suaminya diikat dan disiksa. Mereka memaksa suaminya berdiri di tumpukan kayu kering dan menyiramnya dengan bensin. Kata-kata terakhir yang didengarnya ketika ia disiram bensin adalah, “Bapa, ampunilah mereka.” Belum lama berselang, Mr. Van den Broek ditangkap dan diadili. Ia dinyatakan bersalah, dan sekarang adalah saatnya untuk menentukan hukumannya. Ketika wanita itu berdiri, hakim bertanya, “Jadi, apa yang Anda inginkan? Apa yang harus dilakukan pengadilan terhadap orang ini yang secara brutal telah menghabisi keluarga Anda?” Wanita itu menjawab, “Saya menginginkan tiga hal. Pertama, saya ingin dibawa ke tempat suami saya dibunuh dan saya akan mengumpulkan debunya untuk menguburkannya secara terhormat.” Setelah berhenti sejenak, ia melanjutkan, “Suami dan anak saya adalah satu-satunya keluarga saya. Oleh karena itu permintaan saya kedua adalah, saya ingin Mr. Van den Broek menjadi anak saya. Saya ingin dia datang dua kali sebulan ke ghetto (perumahan orang kulit hitam) dan melewatkan waktu sehari bersama saya hingga saya dapat mencurahkan padanya kasih yang masih ada dalam diri saya.” “Dan, akhirnya,” ia berkata, “permintaan saya yang ketiga. Saya ingin Mr. Van den Broek tahu bahwa saya memberikan maaf bagi dia karena Yesus Kristus mati untuk mengampuni. Begitu juga dengan permintaan terakhir suami saya. Oleh karena itu, bolehkah saya meminta seseorang membantu saya ke depan hingga saya dapat membawa Mr. Van den Broek ke dalam pelukan saya dan menunjukkan padanya bahwa dia benar-benar telah saya maafkan.” Ketika petugas pengadilan membawa wanita tua itu ke depan, Mr. Van den Broek sangat terharu dengan apa yang didengarnya hingga pingsan. Kemudian, mereka yang berada di gedung pengadilan – teman, keluarga, dan tetangga – korban penindasan dan ketidakadilan serupa – berdiri dan bernyanyi "Amazing grace, how sweet the sound that saved a wretch like me. I once was lost, but now I'm found. 'Twas blind, but now I see. Hasil daripada kasih pengampunan, memang merupakan jalan untuk membawa orang yang berdosa datang kepada Kristus. Bukankah kita pun boleh datang kepadaNya pada hari ini, karena kasih pengampunan itu, karena Tuhan Yesus yang sudah berdoa: Bapa Ampunilah mereka.? |
|