SUMBER KRISTEN:  Kasih di dalam Keluarga ALlah

www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

 

 

KASIH DI DALAM KELUARGA ALLAH[1]

 Yohannis Trisfant, MTh

Roma 12:9-16

 Resep masakan sangat banyak dicari oleh orang yang suka masak. Apalagi pemilik rumah makan. Ada seorang pemilik rumah makan yang kalau makan di sebuah restoran, biasanya akan menanyakan kepada pegawai atau mencoba pergi ke dapurnya untuk mencari tahu apa resep masakannya, sampai demikian enak. Tentu resep yang dia dapat tidaklah lengkap, sebab siapa sih....yang mau membuka rahasia dapur. Pada hari ini, saya juga ingin memberitahukan sebuah resep. Resepnya bukan resep makanan, juga bukan resep panjang umur. Tetapi sebuah resep mengenai "bagaimana mengasihi saudara seiman". Mengasihi saudara seiman itu susahnya luar biasa. Mengasihi orang luar mungkin lebih gampang, karena kita jarang bertemu dengannya, namun mengasihi saudara seiman itu jauh lebih sulit. Apalagi kalau kita satu pelayanan, dan seringkali bergesekan dengan dia. Tetapi Paulus disini mengungkapkan bagaimana resep dalam menyatakan kasih kepada saudara-saudara seiman kita. 

 Mari kita lihat resep kasih dari Paulus

 1.   Kasih itu tidak pura-pura (9a).  “Hendaklah kasih itu jangan pura-pura!”

Kasih kita kepada saudara seiman tidaklah boleh berpura-pura. Janganlah bepura-pura mengasihi dia, padahal saudara tidak mengasihinya. Itu merupakan sebuah tindakan yang munafik.  Saudara tidak boleh berpura-pura baik, berpura-pura mengasihinya, padahal saudara sangat membenci dia. Itu adalah sikap seorang munafik yang pandai bersandiwara. Kasih yang sejati tidaklah bersandiwara. Kasih itu bukan sebuah film, atau bioskop yang di dalamnya banyak kepura-puraan terjadi.  Kasih adalah sesuatu yang riil, yang nyata kita berikan. Kasih dan kemunafikan tidak pernah hidup bersama-sama. Kasih dan kemunafikan itu berkontradiksi satu sama lain. Contohnya adalah Yudas. Yudas bersikap munafik, berpura-pura baik, berpura-pura mengasihi Tuhan Yesus. Dia mencium Tuhan Yesus, namun itu hanyalah sandiwara. Yudas sebenarnya tidaklah mengasihi Tuhan Yesus. Dia justru, hendak menyerahkan Tuhan Yesus. Jadi jika sdr munafik, maka sdr tidak akan bisa mengasihi. Jika sdr mengasihi maka sdr pasti tidak akan munafik. Kalau saudara tidak bisa mengasihi orang lain, saudara tidak perlu berpura-pura. Lebih baik, saudara berdoa meminta pertolongan Tuhan, agar bisa mengasihi tanpa kepura-puraan. Inilah resep pertama, bagaimana menyatakan kasih kepada saudara/i seiman kita. Di Gereja, janganlah ada kepura-puraan, apalagi berpura-pura mengasihi.

Di dunia ini banyak orang yang hidup dalam kepura-puraan. Ada orang kaya tetapi pura-pura miskin, sebaliknya yang miskin namun pura-pura kaya, ada pula yang pura-pura setia, , bahkan tidak sedikit pasangan suami-istri hidup dalam kepura-puraan, dan masih banyak lagi bentuk kepalsuan lainnya. Ada juga yang pura-pura mengasihi. Karena dia orang penting, kaya, maka walaupun saya tidak suka dia, saya pura-pura saja mengasihinya. Hal ini tidak boleh terjadi demikian.

Sebagai orang percaya kita tidak boleh hidup dalam kepura-puraan, namun hiduplah apa-adanya, artinya jika “Ya” katakanlah “Ya”, dan jika “Tidak” katakan juga “Tidak”, selain dari itu adalah kepalsuan dan itu semua merupakan dosa. Satu hal yang paling dibenci Yesus adalah masalah kemunafikan, bahkan berkali-kali Yesus menegaskan; “Celakalah hai kamu orang-orang yang munafik” (bnd. Mat. 23: 13-29). Jadi, sebagai orang percaya adalah hal yang dibenci Tuhan jika kita hidup dalam kepura-puraan.

Jika kita berpura-pura mengasihi, maka lambat laun akan terbongakr juga. Kepura-puraan akan membuat kita tidak tenang.  Jika sulit mengasihinya, berdoalah minta pertolongan Tuhan agar bisa mengasihinya.

2.   Kasih  itu peka. Ayat 9 b mengatakan :"Kasih itu menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik".

Kelihatannya aneh, bahwa perintah untuk mengasihi diikuti dengan sebuah perintah untuk membenci yang jahat. Namun ini tidaklah aneh, karena kasih itu tidaklah buta. Kalau kasih yang buta, tahi kambing juga rasanya rasa coklat. Kasih kristen itu tidaklah buta. Sebaliknya, kasih kita itu tajam, peka. Kita peka terhadap dosa saudara seiman kita. Kita mengasihi saudara seiman kita namun kita juga membenci setiap perbuatan jahat yang dilakukannya. Kita tidak bisa bertoleransi dengan perbuatannya yang jahat, walaupun kita mengasihinya. Kasih itu selalu membenci yang jahat. Bila ada saudara seiman kita yang mabuk-mabukan. Maka nasehatilah dia, agar jangan mabuk lagi. Mengasihi saudara seiman, bukan berarti membiarkan saudara seiman kita beradadi dalam dosa-dosanya.

Kita harus belajar untuk membenci dosa. Orang Methodist kuno yang melakukan perjalanan keliling digambarkan sebagai orang-orang yang tidak membenci apa pun selain dosa. Mereka adalah orang yang secara serius melakukan seruan pemazmur, “Hai orang-orang yang mengasihi Tuhan, bencilah kejahatan!” (Mazmur 97:10), dan Nabi Amos yang mendesak pembacanya untuk “membenci yang jahat dan mencintai yang baik” (Amos 5:15)

JIKA ANDA TIDAK BISA MEMBENCI YANG JAHAT ANDA TIDAK BISA MENCINTAI YANG BAIK

Kalau saudara tidak bisa membenci dosa saudara seimanmu, maka saudara tidak akan bisa mengasihi dengan kasih yang sejati.

 3.   Kasih itu ada perasaan kasihan (10a).

Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara

 Kasih itu memiliki kehangatan. Kasih kita tidaklah dingin. Misalnya, kita mengasihi anak kita, maka pasti kasih kita itu memiliki perasaan. Ada perasaan kasih. Ada kehangatan di dalam kasih kita kepada anak. Nah.....kasih kepada saudara-saudara seiman juga harus seperti itu, memiliki kehangatan. Kasih kita kepada saudara seiman tidak boleh hambar. Jika saudara masuk ke sebuah toko hendak membeli barang, dan pelayan-pelayannya melayani dengan hambar, maka kita pasti enggak enjoy berada di dalam toko itu. Sebaliknya, jika kita disambut dengan kehangatan, apakah membeli atau tidak membeli, maka kita pasti akan senang sekali. Kita harus lebih dari pemilik toko yang menyambut langganannya dengan kehangatan. Jadikanlah persekutuan K. Pria sebagai tempat dimana kehangatan kasih dialami. Kehangatan kasih kita tidak boleh kalah dengan dunia ini. 

 Hidup ini keras.  Dan semakin sulit. Keadaan ekonomi semakin sulit, demikian juga tekanan dalam hidup ini bertambah keras. Belum lagi persoalan rumah tangga yang kita alami. Keluarga yang seharusnya menjadi rumah kasih, tidak dialami.  Ditambah lagi dengan penyakit yang kita derita.  Ini membuat banyak orang kristen sangat membutuhkan kehangatan kasih di dalam persekutuan saudara-saudara seiman.  Gereja kita harus menjadi sebuah tempat yang penuh dengan kehangatan kasih. Jangan menjadi tempat yang penuh dengan askit hati dan kepahitan. 

4.   Kasih itu menghormati. (10b). Ayat 10 b menuliskan:" saling mendahului dalam memberi hormat.

Kasih di dalam kekristenan memiliki kehangatan, tetapi kehangatan ini juga dinyatakan di dalam saling mendahului dalam memberi hormat. Jadi kita memandang bahwa setiap orang dari saudara-saudara seiman kita itu layak mendapatkan penghormatan dari kita.

Saling mendahului berarti, kita menganggap orang lain itu lebih penting daripada kita. Coba saja, kalau saudara bertemu dengan Boss di kantor atau bertemu dengan artis di Mall, kita pasti akan mendahului dalam memberi hormat. Sebab? Kita menganggap dia lebih penting dari diri kita. Perlakukanlah saudara seiman kita seperti itu. Setiap pribadi dalam ruangan ini adalah lebih penting dari kita. Saling mendahului lah dalam memberi hormat. Jangan tunggu, orang lain tersenyum, baru kita juga tersenyum. Walaupun orang lain belum tersenyum kita lebih dahulu menyapa, memberi hormat.

Saling mendahului dalam memberi hormat, bukan hanya berarti saling mendahului di dalam mengucapkan selamat malam kepada seseorang. saling mendahuloui di dalam memberi hormat berarti mengalah kepada saudara seiman kita. Misalnya Abraham dan Lot ketika ternak mereka sudah sangat banyak. Tanah, tempat mereka tinggal sudah tidak cukup lagi. Maka mereka kemudian berpisah. Abraham yang lebih tua dari Lot memberikan sebuah teladan yang sangat luar biasa mengenai mendahului dalam memberi hormat. Abraham mengatakan kepada Lot dalam Kej  13:9  Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri."

Abraham mengambil sikap mengalah. Jika Lot kekanan, dia akan ke kiri. Lot yang diberikan tawaran itu tidak tahu diri. dia seharusnya bersikap merendah sebagai seorang keponakan. namun Lot tidak melakukan hal tersebut.

Saling mendahului dalam memberi hormat, kepada saudara seiman kita adalah jadikan diri sdr sebagai pelayan bagi saudara seiman. Layanilah saudara seiman kita. Apa yang bisa kita lakukan untuk melayani kebutuhan saudara seiman kita, lakukanlah itu. Tuhan Yesus mengatakan : Mat 20:26  Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu

Contoh yang lain di dalam saling mendahului dalam memberi hormat adalah, duduklah di tempat yang paling rendah jika pergi ke sebuah undangan. Jika ada perjamuan kasih, makan-makan, berikanlah kesempatan kepada orang lain terlbih dahulu. Luk 14:10

Pokoknya, saling mendahului dalam memberi hormat, artinya, saya tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya dengan rendah hati menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;  Php 2:3

Kasih di dalam kekristenan itu sangat indah karena memiliki kehangatan yang seperti ini.

5.   Ada semangat yang besar. (11). Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Kasih kita jangan sampai kendor. Kasihilah saudara seimanmu, dengan semangat yang besar dan tidak pernah kendor.

 

 6.   Kasih itu Sabar. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! (12).

 Kasih kita seringkali mendapatkan tantangan. Nasihat Paulus adalah tetaplah bersukacita dalam pengharapan. Tetaplah bersabar dan terus mengasihi. Bahkan berdoalah, supaya saudara tetap dapat bertahan untuk mengasihi saduara seiman mu.  Mengasihi memang sulit, tidak mudah. Mengasihi untuk waktu yang singkat sangatlah mudah. Teta[i mengasihi untuk waktu yang lama itu jauh lebih sulit. Ini membutuhkan kesabaran.

 Ada seorang yang sudah terbaring sakit selama bertahun-tahun, takberdaya di tempat tidur, sementara anak dan pasangannya telah kehilangan kesabaran. 

Akhirnya, pria itu tidak pernah lagi dimandikan selama 4 tahun, bahkan air seninya disiramkan kepadanya, dan maaf kotoran nya juga  dijejalkan ke mulutnya oleh pasangannya. 

Pria ini mengalami kekecewaan yang sangat mendalam atas perlakuan istri dan anaknya itu.  

Kita me;lihat bahwa kasih itu membutuhkan kesabaran. Jika kita disuruh mengasihi untuk waktu yang singkat, maka akan lebih mudah. Tetapi mengasihi dalam waktu yang lama membutuhkan kesabaran. Istri dan anak dari pria itu tidak memiliki kesabaran di dalam kasih mereka.

 Contoh yang paling baik dari kesabaran dalam mengasihi adalah kasih seorang ibu. Misalnya, seorang anak bernama Fernando sebut saja begitu, boleh dibilang sudah jadi orang. Di usianya yang kmendekati kepala lima ia duduk sebagai vice president sebuah perusahaan multinasional ternama yang bermarkas di kota besar. Di rumahnya yang gagah di kawasan elite, Fernando hidup bahagia bersama istri dan ketiga ankanya.

Suatu kali Fernando merasa sangat rindu kepada ibundanya yang tinggal sendirian di kampung halaman, hanya ditemani oleh seorang pembantu rumah tangga. Ketika rasa kangen sudah tak tertahankan, ia pun pulah ke kampung untuk menemui sang ibu tercinta.

Melihat anak kesayangannya muncul dihadapannya, sang ibu tak bisa menahan haru. Sudah cukup lama mereka tidak bertemu. Keduanya lalu saling menumpahkan rasa rinduMereka duduk di teras rumah sambil menikmati penganan dan minum teh. Ketika mereka sedang asyik mengobrol ke sana ke mari, terdengarlah suara berkoak-koak seekor burung gagak yang bertengger di dahan pohon depan rumah. Sang ibu pun bertanya, ” Apa itu, Nak?”

”Burung gagak!” kata Fernando.

Burung itu masih terus berkoak.

”Apa itu, Nak?” ibunya bertanya lagi.

”Burung gagak, Bu!” jawab Fernando dengan volume suara yang lebih keras.

”Apa itu, Nak?” kembali ibunya bertanya.

”Buuuu, itu burung gagak!!!” kata Fernando dengan nada setengah membentak.

Burung itu berpindah dahan tempat berpijak dan masih saja berkoak.

”Apa itu, Nak?” tanya ibunya tetap dengan nada tenang seperti sebelumnya.

”Apa ibu sudah tuli?! Sudah berapa kali aku bilang, itu burung gagak!!!!” bentak Fernando dengan nada marah.

Lalu ibunya masuk ke dalam rumah. Sebentar kemudian sang ibu keluar menemui Fernando sambil membawa subuah buku harian yang sudah agak kumal. Dibukanya buku harian itu, lalu disodorkannya kepada Fernando untuk dibaca. Bunyi catatan itu begini, ”Ketika Fernando berusia empat tahun, aku mengajaknya berjalan-jalan. Lalu terdengar suara burung gagak. Ia bertanya kepadaku,”Apa itu, Bu?” dan kujawab,”Burung gagak, Nak!”. Ia mengajukan pertanyaan yang sama sebanyak 40 kali, dan kujawab dengan sabar sebanyak 40 kali juga.” (INTISARI)

Kasih seorang ibu kepada anaknya, penuh dengan kesabaran. Tetapi kasih seorang anak kepada ibunya, kurang sabar.

Bagaimanakah sdr mengasihi sesamamu? Mengasihi dalam waktu yang pendek, cukup mudah. Namun apakah sdr panjang sabar dalam mengasihi? Mungkin mengasihi pasangan kita, anak kita atau teman-teman persekutuan kita yang sudah lama menjengkelkan. 

7.   Kasih itu murah hati (13a). Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus.

Murah hati berarti memahami kesusahan orang lain,dan  membagikan apa yang kita miliki. Jemaat di Yersualem, menyatakan kasih ini dengan luar biasa, yakni mereka membagikan milik mereka untuk yang membutuhkan, bahkan mereka lebih mementingkan orang lain, lebih dari diri mereka sendiri.

Katanya, model rambut itu memperlihatkan sifat seseorang.

 

BELAH TENGAH
    Gaya rambut seperti ini menandakan dia pribadi yang sederhana, kurang percaya diri, dan memegang teguh aturan norma yang ada. Hidupnya lurus-lurus saja dan tidak banyak tuntutan. Cenderung pemalu, namun perkataannya jujur dan dapat dipercaya. Seleranya tinggi. Ia rela mengeluarkan uang banyak demi memenuhi seleranya yang tinggi itu.

 

GONTA-GANTI MODElS

Setiap bulan ia selalu mengganti model rambutnya. Ini menunjukkan kepribadian yang dinamis atau menyukai hal-hal baru. Ia orang yang mudah beradaptasi di lingkungan baru sekalipun. Kelebihannya, otaknya sangat kreatif.

 

RAMBUT ACAK-ACAKAN
Wah, itu sih karena pikirannya sedang kusut...

BELAH TENGAH

 

Gaya rambut seperti ini menandakan dia pribadi yang sederhana, kurang percaya diri, dan memegang teguh aturan norma yang ada. Hidupnya lurus-lurus saja dan tidak banyak tuntutan. Cenderung pemalu, namun perkataannya jujur dan dapat dipercaya. Seleranya tinggi. Ia rela mengeluarkan uang banyak demi memenuhi seleranya yang tinggi itu.

 

PONI KE DEPAN
    Pria dengan gaya rambut seperti ini menunjukkan pribadi yang rasional, tapi terkadang gampang terbawa dengan pemikiran yang keliru. Ia mudah diprovokasi dan hanyut. Kalau orang yang tidak mengenalnya, dia akan terlihat menjaga jarak. Padahal begitu mengenalnya, dia sosok yang setia kawan dan murah hati. Dalam hubungan percintaan, ia sangat bergantung pada orang yang dia cintai.

Saya yakin, walaupun rambut kita tidak poni ke depan, namun jika kita menerapkan resep Paulus mengenai kasih ini, kita akan bermurah hati kepada orang lain. Kasih yang murah hati itu, tidak memerlukan uang banyak. Jika uang kita sedikit kita masih bisa bermurah hati. Pernah saya mencoba ini.. ketika naik motor ke dokter, saya memberikan uang parkir Rp. 2000 kepada tukang parkir. Dia senang sekali. Saya juga mengalami sukacita. Kasih yang penuh kemurahan itu tidak membutuhkan uang banyak. Yang penting kita rindu mengasihi dan memberikan kemurahan.

8.   Kasih itu bersedia menerima tamu. Ramah tamah (13 b). dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!

Kalau ayat 13 a, menyatakan bahwa kasih itu membantu orang-orang kudus, maka di ayat 13 b ini, kasih dinyatakan dengan membuka rumahnya untuk saudara-suadara seiman yang dari luar kota. Pada waktu itu, belum banyak penginapan, seperti sekarang ini sehingga keraham-tamahan orang kristen dan memberikan rumahnya untuk penginapan sangatlah penting sekali. Paulus bukan menasihati agar kita bersedia menampung mereka yang dari luar kota, melainkan Paulus mengatakan:' usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan. Kita harus mengusahakan. Hal ini masih sangat kurang disadari oleh orang-orang kristen, zaman sekarang.  Padahal berkatnya sangat besar.

 9. Kasih itu memiliki sebuah kehendak yang baik. (Rom 12:14)  Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!. Jika saudara mengalami penganiayaan, penghinaan, maka janganlah membalas dengan kutukan. Tetapi sebaliknya, berkatilah mereka. Hubungan kita dengan saudara seiman memang terkadang bukan hanya perang dingin, namun kadang masuk ke dalam perang mulut. Dan biasanya dalam adu mulut, ada caci maki. Dalam kondisi yang seperti itu, jangankah membalas dengan caci maki atau kutukan, melainkan berkatilah mereka. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita bukan hanya memberkati, melainkan juga mendiakan dan berbuat baik kepada mereka yang berlaku jahat kepada kita. Inilah cara terbaik dalam menyatakan kasih kita. (Luk 6:28)  mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. (Luk 6:27)  "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;

 10. Ada simpati. (Rom 12:15)  Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!Kasih tidaklah pernah menjauh dari sukacita atau kesausahan orang lain. Jika kita mengasihi orang lain, maka kita akan bersukacita dengan mereka yang bersukacita. Jika diunadang dalam pernikahan, maka hadirlah dalam pernikahan itu. Jika saudara seiman kita mengadakan syukuran dan diuandang, maka hadrilah dalam sukacitanya itu. Jika teman kita mendapatkan cucu, atau anak, atau menantu, maka tengoklah dia. Inilah yang dinamakan bersukacita dengan orang yang bersukacita. Namun kasih bukan hanya berhenti sampai disitu. Melainkan jika ada suadara seiman kita yang berdukacita, kita pun turut berdukacita. Jika dia ada kesusahan, tengoklah dia, menangislah bersama-sama dengannya. Jika dia mengalami perkabunganm, hadrilah dalam dukacitanya. Kasih itu mengindentifikansikan dirinya dengan mereka, menyanyi bersama mereka dan menderita bersama mereka. Kasih masuk ke dalam pengalaman dan emosi saudara-suadara seiman kita. Kasih tidaklah cuek.

11. Harmonis.  Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama. Secara literal, ini berarti:" memikirkan hal yang sama satu dengan yang lain". Sama dalam pemikiran". Hidup di dalam persetujuan satu dengan yang lain. Ada sebuah tpemikiran yang sama. Ada keyakinan dan perhatian yang sama. Tanpa kesamaan pikiran ini, maka orang kristen tidak mungkin hidup dan bekerja secara harmonis satu sama lain.

 

12. kerendahan hati. Janganlah menganggap dirimu pandai! 16 b.

Jenis kesombongan yang paling buruk adalah orang yang suka membanggakan diri. Mereka yang membanggakan diri terobsesi dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai statusnya, dengan pandangan masyarakat mengenai status yang "lebih tinggi" dan "lebih rendah" atau pembagian kasta atau status sosial. Mereka lupa bahwa Tuhan Yesus telah bergaul dengan semua orang dan ditolak secara sosial serta memanggil pengikut-pengikutNya untuk melakukan hal yang sama

 Paulus berikan telah memberikan sebuah gambaran yang luas mengenai kasih soerang kristen. Kasih itu tidak pura-pura

Kasih  itu peka

Kasih itu ada perasaan kasihan

Kasih itu menghormati

Ada semangat yang besar

Kasih itu Sabar

Kasih itu murah hati

Kasih itu bersedia menerima tamu

Kasih itu memiliki sebuah kehendak yang baik

Ada simpati, Harmonis, kerendahan hati

 


 

[1] Kasih dalam Roma 12:9-16 adalah kasih kepada saudara-saudara seiman. Sebelumnya yakni dalam Roma 5-8, Paulus membahas mengenai kasih Allah. Dalam Roma 5-8 kasih Allah mendominasi ayat-ayat tersebut. Roma 5:8 menyatakan bahwa Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.  Kasih Allah itu telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:5) dan kasih itu tidak akan melepaskan kita (Roma 8:35,39). Berdasarkan kasih Allah itulah, sekarang, Paulus dalam Roma 12 mengfokuskan kepada kasih seorang kristen yang sudah mengalami kasih Allah. Kasih merupakan inti dari pemuridan orang-orang Kristen.

Jika kita perhatikan secara luas, Roma 12-15, maka Roma 12-15 ini merupakan dorongan untuk mengasihi pemerintah dan memperbaiki kualitas kasih kita. Jika kita persempit lagi, yakni khusus dalam Roma 12:17-21 , maka di dalam Romja 12:17-21, Paulus menuliskan mengenai mengasihi musuh-musuh kita. Namun sebleum Paulus membahas mengenai kasih kepada musuh, Paulus terlebih dahulu menggambarkan bagaimana itu mengasihi saudara seiman dalam Roma 12:9-16 yang akan kita bahas bersama. Jadi kasih yang dalam Roma 12:9-16 ini adalah kasih kepada saudara-saudara seiman. Misalnya di dalam ayat 10 Paulus mengatakan agar "saling mengasihi sebagai saudara". Di ayat 16: " Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama". Demikian juga di dalam ayat 13 Paulus menasehatkan untuk membantu orang-orang kudus yang berada didalam kekurangan.