SUMBER KRISTEN:  APAKAH ALLAH JATUH CINTA KEPADA KITA

www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

 

 

Apakah Allah jatuh cinta kepada kita?

1 Yohanes 4: 7-12; Efesus 1:4-5

Yohanes 3:16

 Yohannis Trisfant, MTh

Pertama, apakah Allah jatuh cinta kepada kita?

 

Ronny dan Susan sedang berjalan menyusuri pantai sampai bergandengan tangan dengan angin sepoi-sepoi yang sedang bertiup.  Mereka melepas sandal dan pasir yang basah itu dengan lembut menyentuh jari-jari mereka. Ronny berpaling kepada Susan, menatapnya dalam-dalam mata  Susan yang indah dan berkata:” Susan, aku mencintaimu. Aku sungguh-sungguh mencintaimu.

 

Apakah artinya ucapan Ronny ini?  Kalau pada zaman yang edan ini, mungkin saja, Ronny sangat ingin berhubungan seks dengan Susan. Tetapi seandainya, Ronny adalah orang kristen yang baik, maka pasti itu bukan maksudnya. Ketika dia mengatakan Susan, Aku mencintaimu, itu artinya:

 

”susan kaulah segalanya bagiku”.

”aku tidak dapat hidup tanpamu”.

”Senyummu membuatku terpana, bahkan walaupun aku menatapmu dari monas”.

”Kedua matamu itu indah, rambutmu harum”.

”Segala sesuatu tentangmu membuatku terpesona”.

”Aku mencintaimu”.

Pasti seperti itu maksudnya. Betul enggak kaum Pria? Bagaimana menurut anda kaum wanita?

 

Atau, mungkinkah maksud Ronny seperti ini?

”Susan, Aku mencintaimu”.

”Saya jujur, sebenarnya napasmu baunya tidak sedap mengalahkan baunya sekawanan gajah pemakan bawang putih yang belum mandi.

” Hidungmu besar dan jelek seperti yang ada di kartun-kartun”.

 

Namun walaupun demikian aku mencintaimu.

”Rambutmu berminyak sehingga bisa melumasi sebuah truk”.

”Kedua lututmu bengkok sehingga membuat onta itu lebih anggun dari padamu”.

” Kepribadianmyu yang jelek, cerewet.

” Pokoknya kamu lebih jelek dari Dorce”.

Namun walaupun demikian saya mencintaimyu.

 

Apakah seperti ini maksud Ronny ketika mengatakan mencintai Susan?

 

 

Ketika Allah datang kepada kita dna mengatakan Aku mengasihimu, apakah maksudnya? Apakah seperti Ronny pada bagian pertama tadi? Allah seolah-olah berkata:

 

” kaulah segalanya bagiku. Aku tidak dapat hidup tanpamu”.

”Kerpibadianmu, kecantikanmu, kabaikanmu, kagagahanmu, senyummu membuatku  

   tertegun. ”

Sorga akan membosankan tanpa kamu. Aku mengasihimu.

 

Seperti inikah bentuk kasih Allah kepada kita?  Apakah kita dikasihi karena kita sangat indah?

 

 

Lalu bagaimana itu kasih Allah?

Sewaktu Allah berkata bahwa Dia mencintai kita, bukankah maksudnya adalah seperti ini?

 

”Berbicara secara moral, kau adalah bangsa yang bernafas tak sedap, berhidung besar dan jelek, berambut berminyak, berlutut bengkok, pesek, berkerpibadian tidak menyenangkan. ”

”Dosa-dosamu sangat menjijikkan, tetapi Aku mengasihimu”.

”Bukan karena kamu menarik, tetapi karena memang naturKu untuk mencintai”.

”Dan bahkan sebelum alam semesta ini dijadikan, Aku telah mengasihimu, bukan karena kamu lebih bijaksana, lebih baik atau lebih kuat dari yang lainnya, tetapi semata-mata karena anugerahKu.

=č Seperti inilah kasih Allah kepada kita.

 

Kasih Allah berasal dari karakterNya sendiri, tidak bergantung kepada keindahan orang-orang yang dikasihi yang berada di luar diriNya sendiri. 

 

Inilah yang diungkapkan dalam Yohanes 3:16

 

“ Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga  Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

Allah mengasihi dunia ini, bukan disebabkan karena dunia ini sangat besar sehingga rugi kalau Allah tdk mengasihi dunia ini

 

Akan tetapi Allah mengasihi dunia ini, karena dunia ini begitu buruk, begitu rusak, begitu jahat, dan terancam untuk dibinasakan

 

Sama halnya dengan kita, kasih Allah yang diberikan kepada sdr, bukan karena sdr itu sangat hebat, sangat luar biasa, sangat penting, tetapi karena sdr sudah sangat rusak, buruk

 

Allah melihat bahwa sdr dan saya yg  rusak karena dosa akan binasa selama-lamanya, maka untuk itu Allah menyelamatkan sdr dan saya

 

Ini membingungkan bagi manusia.

 

·         Yang buruk, yang rusak koq dikasihi, diselamatkan, ditebus?

·         Kita sulit melakukan ini: Mengasihi yang rusak, yang hancur, yang busuk: sangat SUSAH

-      Coba perhatikan dalam masyarakat: telur busuk dibuang, enggak disayang, sampah juga  dibuang

-      Anak yang rusak juga banyak orang tua tdk mau lagi mengakui sebagai anak: PUTUS HUBUNGAN KELUARGA

-      Berbeda dengan Tuhan: buluh yang terkulai tdk dipatahkannya. Yang busuk, hancur, yang hilang, tdk dihancurkannya, melainkan dicarinya, diselamatkannya bahkan yg telah menjadi sampah dipungutnya menjadi anak Allah

 

Allah mengasihi orang-orang yang tdk dapat dikasihi seperti kita,

·         orang-orang yang tdk pernah berfikir ttg Allah,

·         org-org yang memberontak kepada Allah

=č Inilah kasih Allah. Kasih yang Hebat, kasih yang luar biasa.

 

Kasih Allah ini tdk dapat dilukiskan  dengan kata-kata manusia, dimana F.M Lehman mengatakan:

“ Kasih Allah amat besar, tdk dapat dilukiskan, lebih tinggi dari bintang, lebih dalam dari lautan

“Bahkan wlp langit sebagai kertas, setiap batang pohon sebagai pena, dan air laut sebagai tinta, dan tiap orang menjadi penulisnya, tetap tdk mungkin menuliskan kasih Allah yang besar ini

 

Paulus berdoa agar jemaat di Efesus dan kita dapat memahami betapa lebarnya dan panjangnya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu sekalipun ia melampui segala pengetahuan (Efesus 3:18-19)

 

Suatu hari Guru sekolah minggu memberikan tugas kepada murid-muridnya: Seperti apakah Allah Bapa itu?

·         Guru itu berkata : Untuk mudahnya, kalian harus melihat Dia sebagai seorang Bapa, seorang ayah

·         Minggu berikutnya, guru tsb menagih PR dari setiap murid yang ada

·         Allah Bapa itu seperti seorang dokter! Kata seorang anak yang papanya adalah dokter. “Ia sanggup menyembuhkan sakit penyakit apapun

·         Allah Bapa itu seperti guru! Kata anak yang lain. Dia selalu mengajarkan kita untuk melakukan yang baik dan benar

·         Allah Bapa itu seperti Hakim! Kata seorang anak yang papnya adalah hakim. Ia adil dan memutuskan segala perkara di bumi

·         Anak yang lain tdk mau kalah, dia berkata : Allah Bapa itu seperti arsitek. Dia membangun rumah yang indah di surga untuk kita

·         Allah Bapa itu Raja1 Paling tinggi diantara yang lain

·         Allah Bapa itu pokoknya kaya sekali deh! Apa saja yang kita minta Dia punya! Kata seorang anak konglomerat

·         Guru tsb tersenyum ketika satu demi satu anak memperkenalkan gambaran Allah Bapa dengan penuh semangat

·         Tetapi ada satu anak yang dari tadi diam saja dan nampak risih mendengarkan jawaban anak-anak yg lain

·         Lalu guru tsb bertanya dgn lembut kepada anak itu :” Edy, menurut kamu, siapa Allah Bapa itu?

·         Guru iini tahu, edy tdklah seberuntung anak-anak lain dalam hal ekonomi dan cenderung lebih tertutup

·         Eddy hampir-hampir tdk berani mengangkat mukanya dan dengan suara yang sangat perlahan dia menjawab:  Ayah saya seorang pemulung……..jadi saya pikir……Allah Bapa itu seorang pemulung Ulung

·         Ibu guru terkejut bukan main, dan anak-anak lain mulai protes mendengar bahwa Allah Bapa disamakan dengan pemulung.

·         Eddy mulai ketakutan

·         Eddy, kata ibu guru lagi: “ mengapa kamu samakan Allah Bapa dengan pemulung?

·         Untuk pertama kalinya, Eddy berani mengangkat wajahnya dan menatap ke sekeliling dan menjawab:” Karena Ia memungut sampah yang tidak berguna seperti Eddy dan menjadikan Eddy manusia baru. Ia menjadikan Eddy anakNya.

 

Memang betul, bukankah Allah Bapa adalah pemulung Ulung? Dia memungut sampah seperti saudara dan saya, menjadikan kita anak-anakNya, hidup baru bersama Dia dan bahkan kita menjadi pewaris kerajaanNya.

 

Kita ini ibarat sampah yg sudah mengalami kasih Allah yg besar itu.

 

Betapapun kotornya kita, betapapun tidak layaknya kita, betapaun terkutuknya kita, Namun Allah Bapa rela memberikan kasihNya kepada kita

·         Mengadopsi kita menjadi anak

·         Memberikan hidup kekal,

·         Memberikan hari Natal buat kita: hari dimana AnakNya yang tunggal dikaruniakanNya

 

Kedua, Kasih Allah adalah kasih yang total

 

Yohanes 3: 16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga  Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

Kasih Allah adalah kasih yang memberikan karunia.

 

Allah tidak hanya berbicara mengenai  kasih, tetapi Ia menunjukkan kasihNya dengan mengaruniakan AnakNya yang tunggal

 

Allah adalah Allah pemberi karunia, namun kasihNya yang terbesar ditunjukkan dengan karuniaNya yang terbesar, yakni AnakNya yang tunggal

 

Allah mengaruniakan AnakNya Yesus Kristus, bukan hanya sekedar turun ke dalam dunia, tetapi mati di atas kayu salib.

 

Allah mengaruniakan AnakNya yang tunggal untuk mati dikayu salib,

·         menekankan kehebatan kasih Allah,

·         menekankan kebesaran kasih karunia Allah

·         Bapa memberikan yang terbaik, AnakNya yang dikasihiNya

 

Hati siapa yang tdk akan hancur melihat Anak yang tunggal digantung di kayu salib??

 

Saya kira kita tdk perlu jauh-jauh mengambil perbandingan

·         Kalau saya melihat anak saya Timothy saja di gigit nyamuk, wah……..rasanya belum puas kalau nyamuknya belum saya setrum

·         Orang tua mana yang mau anaknya digigit nyamuk??

·         Dan orang tua mana yang hatinya tdk akan sedih melihat anaknya sakit?mendapat celaka?

·         Orang tua mana yang tdk akan hancur hatinya melihat anaknya digantung di kayu salib?

 

Setiap orang tua akan hancur hatinya jika melihat anaknya menderita, bahkan mati

 

Abraham pernah mengalami hancurnya hati seorang ayah ketika Allah memanggil Abraham dan berkata,”Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia disana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan kukatakan kepadamu (Kej 22:2).

 

Dan celakanya, perintah Tuhan kpd Abraham demikian jelas terperinci, anak yg harus dikorbankan disebutkan namanya yaitu, Ishak

 

Kalau tidak terperinci maka Abraham bisa saja berdalih dengan mengambil Ismael untuk dikorbankan,

 

Tetapi tidak ada jalan keluar, Ishak yang Allah minta untuk dikorbankan

=č Kita tahu betapa mengerikannya ujian itu.

 

Setelah Abraham pergi ke gunung , ia mengikat Ishak diatas mezbah dan menghunus pisau untuk membunuh Ishak.

·         Namun sebelum Abraham membunuh anaknya Ishak, berserulah Malaikat TUHAN dari langit: Abraham, Abraham, ……jangan bunuh nak itu dn jangan kau apa-apakan dia, sebab Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah dan engkau tdk segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu.

·         Abraham tidak jadi membunuh anaknya, karena dicegah oleh malaikat Tuhan.

·         Hati Abraham terhindar dari kehancuran yang berkeping-keping, karena Allah mencegah dia agar jangan membunuh anaknya yang tunggal.

 

Beberapa abad kemudian, Allah mengutus AnakNya, AnakNya yang tunggal, yang dikasihiNya, Yesus.

·         Namun ketika Yesus berada di atas kayu salib, siap untuk dikorbankan sebagai korban penebusan dosa, tidak ada malaikat yang datang dan tidak ada seruan untuk menghentikan kayu salib itu.

·         Hati Bapa hancur melihat AnakNya, AnakNya yang tunggal, Yang dikasihNya, Yesus,  mati diatas kayu salib menanggung dosa-dosa manusia, termasuk dosa sdr dan saya.

·         Dan tdk ada suara yang menghentikan kayu salib itu.

=č Disinilah tampak betapa totalnya kasih Allah itu. Sekali Allah menetapkan bahwa Yesus akan mati di kayu salib, Allah tdk menarik kembali ketetapannya itu. Dia secara total dan tdk ragu-ragu memberikan AnakNya yang Tunggal mati di kayu salib, wlp itu menyakitkan

 

Kematian Yesus, Anak Tunggal Allah di atas kayu salib merupakan puncak dari kasih Allah

 

Di kayu saliblah nampak bahwa Kasih Allah itu adalah kasih yang memberikan segala-galanya buat kita.

Dengan kematian Yesus, berarti Allah telah memberikan habis-habisan untuk kita.

 

·         Contoh: Bagaimanakah suami ibu-ibu membuktikan cintanya?

·         Suamiu: saya akan membuktikan cintaku lewat pemberian.

·         Sdr kemudian kasih semua uangmu: 100.000

·         Masih kurang, masakan bukti cintamu hanya bernilai 100.000

·         Kasih lagi rumah, mobil, motor, sepeda, otoped, jam,  kacamata , baju, celana,

·          ……masih kurang bukti cintamu.

·         Apalagi sih??? Semua hartaku sudah saya berikan!!!

·         Tetapi  si dia berkata, masih kurang!!!!

·         Kalau begitu nyawaku, kuberikan kepadamu. Ini bukti terakhir cintaku.

·         -Kalau dia berkata, masih kurang ko,

·         sdr akan mengatakan: tambah apa lagi? Sudah habis-habisan , semua sudah saya berikan bahkan sampai nyawa kuberikan kepadamu

 

Jadi kalau nyawa yang diberikan, itu berarti sudah pemberian yg maksimal

 

Sama halnya dengan kasih Allah buat sdr, ketika Allah memberikan NyawaNya, maka itu sudah puncak, habis-habisan, segala-galanya. Tdk ada lagi yang tersisa.

 

RESPON

 

Saya kira sangat wajar, jika orang percaya yg telah menerima kasih yg habis-habisan ini, juga diminta oleh Allah untuk memberikan kasih yang habis-habisan.total kepada Allah

 

dituntut untuk memberikan kasih yg habis-habisan juga untuk Tuhan

 

Firman Tuhan:” “kasihilah Tuhan Allahmu dgn segenap hatimu, jiwamu, segenap kekuatanmu, dan segenap akal budimu.

=č Kasihmu kpd Tuhan tdk boleh terbagi. Kasihmu kpd Tuhan harus habisa-habisan, segenapnya

·         Kasih yg total itui bukan hanya di hati, bukan hanya di mulut, tetapi di dalam tindakan.

·         Kasihi bukan hanya dengan segenap hati, bukan hanya dengan segenap akal budi, tetapi dengan segenap kekuatan.Dengan intelekmu, dengan pikiranmu dengan tenagamu.

·         Kasih yang di dalam hati yang dinyatakan melalui tindakan nyata

·         Jika saya mengatakan: saya mengasihi Tuhan, maka itu menunut kasih yg habisa-habisan, bukan hanya kasih di mulut.

 

Untuk menguji kasih sdr kepada Tuhan, maka pertimbangkanlah beberapa hal berikut

 

·         Seringkali kalau kita memberikan persembahan Rp.100.000, kita merasa  sangat bsar, tetapi kita merasa betapa kecilyaa kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!

·         Seringkali sdr merasa, Betapa lamanya melayani Allah selama satu jam; namun betapa singkatnya kalau kita melihat fil

·         Demikian juga Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang  waktunya,  namun kita mengeluh ketika khotbah di gereja lebih lama sedikit daripada biasa.*
=
č Kita menganggap kotbah panjang itu, sebagai film India.

·          kalau sdr membaca satu perikop dari Kitab Suci;betapa sulitnya.  Enggak masuk-masuk ke otak, Namun betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

·         Jika sdr pergi nonton konser, sdr berlomba-lomba  bahkan bersedia bayar mahal untuk duduk di depan, Namun kalau ke gereja, sdr  lebih senang duduk di bangku paling belakang di

 

·         Sdr juga mungkin pernah mengalami, betapa sulitnya untuk menyesuaikan jadwal waktu kita,  2 atau 3 minggu sebelumnya untuk suatu acara gerejani;
namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan di dunia.

·         Atau kalau sdr membaca Koran, Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran; namun betapa kita meragukan/tidak yakin apa yang dikatakan oleh Kitab Suci.

 

Bagaimana jawaban sdr terhadap semua fakta-fakta tadi ?  Hal itu mencerminkan bagaimana kasih sdr terhadap Kristus.

 

Terakhir, Jika sdr/I  SUDAH mengalami kasih Allah ini, maka seharusnya sdr/I pun mengasihi sesama seperti cara Allah mengasihi

 

Yohanes mengatakan:” Allah adalah kasih”, maka itu artinya kita yang benar-benar mengenal Allah harus mengasihi seperti cara Allah mengasihi. 1 Yoh 4:11. 

 

mengasihi orang-orang yang tidak pantas untuk dikasihi-bahkan mengasihi musuh-musuh kita. Karena kita sudah diubahkan oleh Kristus, maka seharusnya kasih kita berasal dari diri kita dan bukan dari keindahan orang-orang yang dikasihi.  Karena itulah cara Allah.

 

Seseorang yang mencari pacar, mengasihi karena keindahan orang yang dicintainya. Ini wajar. Tetapi jika sudah menikah, maka kasih itu bukan lagi karena keindahan orang yang dikasihi. Walaupun istri/suami semakin bertambah tua, sakit sakitan, semakin jelek, tidak punya uang lagi, suami/istri harus tetap mengasihi. Karena kasih suami / istri bukan lagi bergantung kepada obyek yang dikasihinya. Kasihnya keluar dari dalam dirinya.

 

Seorang istri menulis surat kepada suaminya

Jika engkau harus mengasihi, biarlah itu bukan karena apapun, kecuali demi kasih itu sendiri. Jangan katakan:’ Aku mencintaimu karena senyummu-parasmu-cara bicaramu, cara berpikirmu yang begitu selaras denganku, sehingga membuatku nyaman setiap hari. Karena hal-hal itu bisa berubah, dan kasih yang diikat oleh cara itu, sangat mudah lepas.

Kasihilah aku demi kasih itu sendiri. Semoga kasihmu berlanjut untuk selama-lamanya, menembus keabadian kasih.