SUMBER KRISTEN:  AKU DAN GEREJAKU

www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

 

 

Aku dan Gerejaku (Roma 12:4-8).

 Yohannis Trisfant, MTh

 Seseorang mengatakan seperti ini:”

Beberapa anggota gereja, ke gereja untuk dilihat dan melihat. Yang lainnya datang ke gereja untuk tidur dan mengantuk. Namun sangat sedikit orang yang pergi ke gereja untuk menyembah Allah, apalagi untuk melayani Allah.

 Betapa pentingnya peran dari angota gereja di sebuah jemaat lokal. Jika semua anggota gereja datang ke gereja hanya untuk tidur, maka gerejanya akan bubar dalam tempo yang tidak terlalu lama.

 Bagaimanakah pandangan sdr mengenai gerejamu? Dan bagaimanakah pandangan sdr mengenai peranmu dalam gereja? Dalam Roma 12:4-8 ini kita akan melihat beberapa hal mengenai aku dan gereja

 Pertama, Dalam sebuah gereja, terdiri atas anggota. (4).

 Gereja memiliki anggota. Kata ekklesia di dalam Alkitab, paling sering menunjuk kepada sekumpulan orang percaya di dalam satu tempat yang sama, yakni gereja lokal. Kis 5:11;  11:26;  I Kor 11:18;  14:19,28,35. Gereja juga memiliki banyak istilah. Salah satu isitilah yang dipakai oleh Alkitab mengenai gereja adalah tubuh Kristus. Istilah ini bukan hanya menunjuk kepada gereja universal (Ef 1:23; 

Kol 1:18), tetapi juga untuk menunjukkan satu jemaat local. (1 Kor 12:27). Jadi gereja itu terdiri atas anggota.

 Ketika seorang anak dilahirkan di Indonesia, anak itu  secara otomatis menjadi bagian dari keluarga umat manusia secara Universal, dia juga menjadi warga Negara Indonesia dan menjadi warga dari keluarga dimana dia dilahirkan.  Anak itu akan mendapatkan surat akte kelahiran yang menunjukkan bahwa dia adalah warga Negara Indoensia da anak dari keluarga Yohannis Trisfant.

 Jadi anak itu menjadi anggota Negara Indonesia dan anggota keluarga Yohannis Trisfant.

 Hal yang sama berlaku juga di dalam keluarga rohani kita.  Pada saat saudara percaya kepada Kristus, maka saudara otomatis menjadi anggota kerajaan surge. Nama saudara tercatat di sorga. Tetapi pada saat yang sama , saudara juga menjadi anggota di sebuah gereja local, misalnya di GKIm Bajem Bina bakti

 Apakah kelahiran seorang anak, di sebuah keluarga adalah terjadi kebetulan? Tidak. Semua berjalan di dalam rencana dan kehendak Tuhan. Demikian jugalah ketika kita lahir baru di sebuah gereja lokal, maka itu pun bukan kebetulan. Itu adalah bagian dari rencana Allah, yang membuat kita dibaptiskan dan percaya dan beribadah di gereja tersebut. di gereja tersebut.

 Tuhan memimpin kita agar bergabung di sebuah gereja lokal dengan tujuan agar kita bertumbuh, berinteraksi dan melayani di gereja tersebut.

 Di gereja dimana kita beribadah ini, kita dijaga dari kemunduran rohani.  Tidak seorangpun yang kebal terhadap pencobaan. Saya dan sdr dapat berbuat dosa apa saja. 1Co 10:12  Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!

 Allah mengetahui akan hal ini, sehingga dia mengingatkan agar kita saling menjaga agar tetap hidup kudus.  Ibr  3:13  Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, ….supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.

 Hidup kita tidak pernah boleh terpisah dari teman-teman gereja kita. Rick Warren mengatakan: kalimat uruslah urusanmu sendiri, bukanlah kalimat seorang kristen. Kita dipanggil dan diperintahkan untuk terlibat dalam kehidupan orang percaya lainnya. Dan kita pun harus membuka diri agar orang kristen lain pun terlibat dalam kehidupan kita, supaya kita tetap terpelihara dari kejatuhan. Jadi  gereja akan menjaga kita dari kemunduran rohani. Selain itu, ada hamba-hamba Tuhan di sebuah gereja yang akan memelihara, melindungi, dan memperhatikan kerohanian kita.

 Banyak  berkat yang kita terima dengan menetap di sebuah gereja local. Namun ada banyak orang kristen yang tidak menyadari ini dan sering berpindah-pindah gereja, sampai tidak jelas dia itu anggota gereja mana.

 ·         Kalau dia lagi normal ke gerejaku

·         kalau lagi mau klasik ke gereja Reformed,

·         kalau lagi mau keroncong ke GKJ atau Pasundan, 

·         Kalau lagi mau jingkrak ke Pentakosta,

·         kalau lagi mau berbalas pantun ke gereja Katolik,

·         kalau lagi mau beramah tamah ke gereja GPIB,

·         kalau lagi mau liat orang kebaktian dengan wajah tegang ke HKBP,

·         kalau lagi mau disuruh suruh baru gua ke gereja Kharismatik,

·         kalau lagi mau ngobrol panjang ama Tuhan, dia  nggak ke gereja. Di gereja banyak orang, susah suaranya, di rumah gua yang sepi aja suaraNya nggak kedengaran.

 Akibatnya, gereja juga bingung untuk menggembalakan dirinya. Dia selalu dianggap hanya sebagai tamu dan bukan anggota. Karena bulan ini di gereja Bina Bakti, bulan depan di gereja Bethani. Bulan depannya lagi di Katolik, bulan depan di HKBP. Akhirnya, gereja Bina Bakti, Bethani dan Katolik, HKBP tidak menggembalakannya, karena tidak dikenal. Ini adalah domba yang kesasar.

 Di gereja dimana kita beribadah dan menjadi anggota, kita bukan hanya menerima penggembalaan tetapi kita juga dipanggil untuk memberikan komitmen. Kehidupan kristen bukan hanya sebuah komitmen teerhadap Kristus, tetapi juga komitment kepada orang-orang kristen lainnya.

 Saudara tidak mengerti konsep bergereja kalau mengatakan bahwa saya hanya berkomitmen  terhadap Tuhan saja dan tidak berkomitment terhadap gereja local dimana saya beribadah.

 Orang-orang kristen Makedonia memahami akan hal ini, dimana Paulus mengatakan:” 2Co 8:5 Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.

 Saudara menjadi seorang kristen dengan menyerahkan diri saudara kepada Kristus, tetapi saudara menjadi anggota gereja dengan menyerahkan diri saudara kepada sebuah kelompok orang percaya di sebuah tempat.

 Keputusan saudara menyerahkan diri kepada Krisus, membawa keselamatan buat saudara, sedangkan keputusan kedua, menyerahkan diri kepada sebuah gereja, membawa persekutuan dengan saudara-saudara seiman lainnya. 

 Di dalam gereja dimana sdr beribadah hari ini, sdr dipanggil untuk mengasihi orang-orang yang tidak sempurna, sama seperti Allah mengasihi mereka. Tidak ada gereja yaag ideal di dunia ini. Di dalam gereja yang tidak sempurna inilah saudara memberikan komitmen mu melayani dan memberi, dilayani dan diberi.

 Orang kristen yang tidak berkomitment di sebuah gereja, adalah orang kristen penonton. Orang kristen yang tidak berkomitment di sebuah gereja adalah orang-orang kristen yang hanya menginginkan manfaat dari gereja tanpa mau mengambil tanggungjawab. Orang kristen yang tidak mau berkomitment di sebuah gereja adalah seperti pasangan yang ingin hidup bersama tetapi tidak mau terikat dalam suatu pernikahan.  

Kedua, Setiap anggota memiliki tugas pelayanannya masing-masing

Ilustrasi: Kematian sebuah gereja.

Seorang pendeta merasa sedih dengan keadaan gerejanya di suatu kota kecil. Pengunjung gerejanya sangat sedikit. Iapun memasang pengumuman di koran bahwa gerejanya telah mati dan ia bermaksud mengadakan upacara penguburan yang akan diadakan Minggu siang. Warga kota itu ingin tahu bagaimana upacara itu akan dilakukan. Maka merekapun datang ke gereja pada saat upacara itu dilakukan.

Di depan mimbar ada sebuah peti mati. Pendetapun membacakan khotbahnya, kemudian ia mempersilahkan jemaat untuk maju ke depan untuk menyampaikan rasa hormat pada yang meninggal.

Suatu  antrian panjang terbentuk. Setiap orang menjenguk ke dalam peti mati lalu kembali dengan wajah bersalah dan malu. Di dalam peti dipasang sebuah cermin besar.

Setiap orang melihat dirinya sendiri.

Ketika sebuah Gereja mati berarti anggota-anggotanya mati. Itu berarti bahwa anggota-anggota gereja itu tidak melakukan tugas yang diberikan Allah kepadanya. Tangan tidak melakukan tugasnya sebagai tangan, kaki tidak mau bergerak untuk berjalan, mata tidak mau terbuka untuk melihat. Tubuh menjadi mati, oleh karena anggota-anggotanya tidak mau bergerak.  (1 Kor 12:14-16).

Ketika sebuah gereja hidup, berarti anggota-anggotanya juga hidup. Mereka melakukan bagiannya masing-masing.

 Banyak orang yang hanya bisa mengeluh, tetapi tidak mengambil bagian dalam pelayanan. Tidak melakukan apa-apa. Mengeluh sana sini, kemudian berusaha mencari gereja yang sempurna yang sesuai dengan keinginan hatinya.

 Jika ada satu keluhan yang selalu terdengar dari orang Kristen dari seluruh dunia, keluhan tersebut adalah sebagai berikut, "Saya tidak bisa menemukan gereja yang bagus di mana-mana! Saya perlu gereja di mana keluarga saya bisa dihiburkan - di mana kami bisa mendengar Firman Allah yang murni, dan di mana anak-anak saya bisa tumbuh dewasa mengenal kebenaran Tuhan yang sejati. Tetapi, gereja semacam itu tidak bisa saya temukan!"

 "Ke mana pun saya pergi, saya jumpai gereja-gereja yang penuh dengan perselisihan, kemunafikan.  Semua khotbah yang saya dengar dangkal isinya dan tidak ada kehidupan di dalam penyembahan. Saya merasa kosong setiap kali meninggalkan tempat kebaktian.

Apalagi yang pimpin pujian si X. wah.gawat. . Dia lebih suka berkotbah daripada memimpin pujian. Jam pujian seringkali dipakainya untuk menyampaikan khotbah. Saat berdoa pun dia tetap berkhotbah.

Khotbahnya yang disampaikan puter-puter.  Ulasannya buanyak banget.   Contoh-contohnya mulai dari atlet bola dunia sampe agnes monica, mulai dari pekerjaan umum sampe semua program gereja. 

Demikianlah sangat banyak kritikan dari jemaat. Padahal jemaat itu sendiri ketika ibadah, yang dia lakukan adalah: sms an, ngupil, ngantuk,  mengkhayal digereja, Melirik cewek cakep  di gereja,  nguap digereja , dll.

 Kemanapun, sdr pergi,  tidak pernah ada gereja yang sempurna.  Ada gereja yang kuat dalam penyembahan, tetapi firman Tuhan lemah. Atau gereja itu bermasalah dalam keuangan. Pecah hanya karena uang.

 Ada gereja yang kuat dalam berita firman, bersih dalam hal  keuangan, tetapi buruk dalam pujian. Dan jemaatnya  kurang berdoa.

 Sdr tidak akan mendapatkan kesempurnaan dalam gereja-gereja. Hal yang paling penting dilakukan bukannya mencari gereja lain, tetapi ikutlah serta memberikan talentamu untuk menutupi kekurangan gereja dimana sdr berbakti.

 Hidup dan matinya sebuah gereja, bergantung kepada anggotanya. Baik dan buruknya sebuah gereja, juga sangat bergantung kepada anggotanya.

 Sama halnya, baik dan buruknya tubuh kita, sangat bergantung kepada anggota-anggota tubuh kita. Jika tangan kita cacat, tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka tubuh juga akan terpengaruh.

 Gereja yang semua anggotanya terlibat dalam pelayanan, pasti menjadi sebuah gereja yang sehat, sebab semua anggota berfungsi.

Banyak gereja yang tidak sehat, tidak bertumbuh karena yang melayani hanyalah 10 persen dari keseluruhan anggota. 

 Sangat sulit mencari 90 persen lainnya untuk melayani di gereja. Pelayanan di gereja memang merupakan lowongan yang tidak menarik. 

 Kalau di Koran, ada lowongan pekerjaan untuk sebuah posisi dan hanya satu orang yang dibutuhkan, maka ada ratusan orang yang akan melamar pekerjaan itu. 

 Setiap hari berdatangan surat lamaran yang menyatakan berminat mengisi posisi yang ditawarkan. Hari demi hari surat lamaran terus masuk ke personalia bahkan sampai batas pendaftaran ditutup. Padahal hanya satu atau dua orang yang akan diterima.

 Lampiran lamarannya pun sangat tebal, berisi semua ijasah, piagam seminar-seminar yang pernah diikutinya. Tujuannya, supaya bagian personalia “ jatuh hati” dan tergerak untuk memanggilnya. 

 Dan semua pelamar pekerjaan ini berharap-harap cemas menantikan datangnya surat panggilan pekerjaan ini. Ratusan  orang menanti dengan harapan. Ratusan orang berdoa memohon lamarannya diterima.

 Coba bandingkan dengan Lowongan pelayanan di Gereja.  Apakah sama semangatnya dengan melamar pekerjaan? Jauh sekali bedanya. Misalnya Gereja membutuhkan Guru SM atau pengurus. Walaupun promosi yang dilakukan oleh gereja sangat menarik dan diwartakan di jemaat, namun hasilnya ternyata tak secemerlang lowongan pekerjaan di luar. Jangankan mengirim lamaran, sudah didekati dan dibagi visi pun, orang-orang belum tentu mau terima.

Mungkin ada yang beralasan dan berpikir, "Ah, aku kan orang sibuk, tidak punya waktu." "Bukankah guru-guru yang ada sudah cukup?" "Bukankah sudah cukup pelayan di gereja?

 Atau ada yang berpikir negatif seperti, "Ah, masa bodohlah dengan pelayanan. Toh itu bukan urusanku" " ATAU  sudah capek-capek  pelayanan, aku nggak dapat apa-apa." "Ah, aku pasti akan repot sekali bila menjadi guru Sekolah Minggu!, pengurus, majelis, aktivis.

 " Atau ada yang berdalih pesimis dengan berkata, "Ah, apa aku bisa mengajar?, bisakah saya menjadi pelayan Tuhan?

Dalam pelayanan memang tidak ada  piagam pengharapan, tidak ada gaji. Sdr akan repot dan lelah. Tetapi pelayanan adalah sebuah investasi di surga. Di dalam pelayanan sdr akan menemukan makna hidup.  Beran Wolfe pernah berkata bahwa :” tidak ada seorang pun yang dapat mengerti makna hidup, sampai dia menyerahkan dirinya melayani sesamanya.    Pelayanan adalah ungkapan syukur kita atas kasih Tuhan yang besar yang telah diberikan kepada kita.  Dan dengan melayani kita semua ikut serta dalam membangun tubuh Kristus di gereja ini. Tuhan menghendaki agar kita berfungsi di gereja ini, sesuai dengan karunia yang sudah diberikan buat kita.

Di beberapa gereja di Cina, mereka menyambut orang-oraang yang baru percaya dengan mengatakan:” sekarang Yesus memiliki sepasang mata baru untuk melihat, telinga baru untuk mendengarkan, tangan baru untuk menolong, dan hati baru untuk mengasihi orang lain.

Itu artinya, orang kristen merupakan tangannya Tuhan, telinganya Tuhan, hatinya Tuhan untuk membangun gereja Tuhan dimana dia berjemaat.

Ketiga, Layanilah Tuhan di gereja ini  dengan sebuah pelayanan  yang iklas, , rajin, dengan sukacita.

 Rom 12:8  Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

 Paulus memberikan contoh di ayat ini mengenai pelayanan membagi-bagi sesuatu. Bagaimana cara dia melakukan pelayanannya? Dengan hati yang ikhlas. Bukan dengan pelit, tetapi dengan rela membagi-bagi kepada orang lain.

 Contoh kedua yang dipakai oleh Paulus adalah, mengenai para pemimpin. Siapa yang memimpin, hendaklah dia melakukan dengan rajin. Tidak boleh malas menjalankan tugasnya sebagai majelis atau pengurus, atau penatua. Majelis atau pengurus atau aktivis yang malas, tidak pantas menjadi pemimpin.

 Contoh ketiga yang dipakai oleh Paulus adalah, mengenai kemurahan. Siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. Di gereja ada orang-orang seperti ini. Orangnya sangat murah hati. Kalau gereja butuh mobil, dia selalu memberikan mobilnya untuk dipinjam. Jika gereja butuh uang, maka dia akan langsung mendukung kekurangan dana itu. Nah, orang yang seperti ini, dinasehatkan oleh paulus agar member dengan sukacita. Karena mungkin karena begitu seringnya, gereja meminta tolong ke dia, sehingga membuat dia merasa terbebani. Paulus mengatakan: lakukanlah dengan sukacita.

 Dari ketiga contoh diatas, kita melihat bahwa semua yang telah terlibat dalam pelayanan, dinasehatkan untuk melayani dengan sungguh-sungguh, dengan penuh sukacita. 

Pada bagian lain, Paulus menasehatkan  "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu."  . 

Kalimat ini merupakan kalimat figuratif/lukisan. Keadaan manusia secara rohani dalam Adam adalah manusia mati/tidur/gelap. Kita mati secara rohani sebelum mengalami pertobatan, sebelum dilahirbarukan oleh pekerjaan Roh Kudus. Kristuslah yang melepaskan/membebaskan kita dari keadaaan itu sehingga kita bangkit/bangun dari ‘tidur’.

Dan sebagai orang orang yang sudah percaya, kita diperingatkan agar  bangunlah dari kemalasan rohanimu yang tidak ada kegairahan hidup. Kita memang tidak mati/tertidur secara rohani saat ini tetapi dalam kehidupan melayani Tuhan, sebagai murid Tuhan tidak ada suatu kegairahan di dalamnya.

Sukacita melayani Tuhan haruslah jauh lebih besar daripada sukacita pada waktu pertobatan/menerima Tuhan Yesus. Maka kita harus berjaga-jaga agar jangan sampai kita tertidur, dalam arti hanya merasa cukup diselamatkan dan datang aktif ke gereja/persekutuan setiap minggunya, tidak cukup demikian. Pdt. Stephen Tong juga mengatakan bahwa semangat melayani harus lebih besar daripada orang yang dilayani.

Dalam Roma 12:11 dituliskan:” Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah TUHAN" (Roma 12:11).

Kehidupan kita itu berliku-liku, kadang kita berada pada jalan yang mulus, namun kadang kala juga berada pada jalan yang penuh kerikil. Selain itu hidup kita juga seperti suatu perputaran roda, kadang kita berada di atas dan kadang berada di bawah.

Pada saat kita berada di jalan yang mulus dan posisi di atas , mungkin tidak terlalu sukar kita setia pada Tuhan, namun ketika kita mengalami berbagai kesukaran dan permasalahan, terlalu banyak orang yang meninggalkan Tuhan, tadinya semangat melayani Tuhan tetapi sekarang batang hidungnya pun tidak kelihatan lagi.

Apalagi kalau sudah mapan dalam pekerjaannya dan sangat sibuk atau merasa diri sudah senior, sering kali orang tersebut menyerahkan segala tanggung-jawab ini kepada orang lain. Lalu dari belakang orang tersebut bercerita tentang segudang pengalaman dan keberhasilannya, tanpa membantu sedikitpun pada mereka yang saat itu berkecimpung di dalam bidang tersebut.  Tanpa diasadari orang kristen tersebut sudah kendor kerajinanya melayani Tuhan.

Dia tidak lagi berjuang untuk kemajuan pekerjaan Tuhan di gerejanya.

Salah satu tokoh yang sangat terkenal di dalam sejarah gereja adalah orang yang bernama John Wesley,

John Wesley tokoh pendiri Gereja Methodist ini mempunyai perawakan yang kecil, suaranya lembut, namun semangat pekabaran Injilnya membaja, karena beliau tahu dan sangat menghargai talenta yang diberikan oleh Tuhan. John biasanya pergi mengabarkan Injil dengan menunggang kuda; setiap hari ia menempuh jarak kurang lebih tiga puluh sampai seratus kilometer. Dalam perjalanan, ia selalu meletakkan tali kekang kudanya sambil membaca buku-buku John setiap pagi bangun pukul 04.00 subuh dan baru beristirahat pukul 22.00 malam.  Pada saat usia lanjutnya, ia mendapat penghormatan dari teman-temannya dengan menghadiahkan kepadanya sebuah kereta kuda khusus yang diperlengkapi dengan lemari buku dan meja tulis. Dengan demikian ia boleh lebih leluasa untuk menulis dan membaca buku di atas kereta kuda itu. Selama enam puluh tahun ia berhasil mengumpulkan laporan tulisan dalam bentuk tulisan cepat sebagai tambahan catatan hariannya.

      Pada waktu ia berumur 83 tahun ia menyatakan kekecewaannya karena tidak dapat lagi menulis lima belas jam sehari tanpa melelahkan matanya. Pada umur 86 tahun ia malu mengakui bahwa ia tidak sanggup lagi berkhotbah dua kali sehari. Sungguh suatu semangat pelayanan John Wesley ini sangat luar biasa.

      Inilah John Wesley, tokoh legendaris yang tidak pernah terlupakan. Semangatnya tidak terkalahkan oleh yang lain. Bagaimana dengan kita? Barangkali umur kita masih belum setua John Wesley, tetapi semangatnya apakah sama dalam melayani Tuhan?

 Bagaimanakah sikap sdr terhadap Gereja saat ini ?

Cobalah Evalusai kembali sikap sdr.

·         Seringkali kalau kita memberikan persembahan Rp.100.000, di gereja, kita merasa  sangat besar, tetapi kita merasa betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!

=θ apakah ini tanda mencintai Tuhan dan gerejanya atau ……….sdr yang menjawabnya

·         Seringkali sdr merasa, Betapa lamanya melayani Allah selama satu jam; namun betapa singkatnya kalau kita melihat film. Apalagi kalau Film action (bruce Wilis) atau Horor (suster Ngesot)

=θ apakah ini tanda mencintai Tuhan dan gerejanya

 ·         Demikian juga Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang  waktunya,  namun kita mengeluh ketika khotbah di gereja lebih lama sedikit daripada biasa.*
=
θ Kita menganggap kotbah panjang itu, sebagai film India.

 ·         kalau sdr membaca satu perikop dari Kitab Suci;betapa sulitnya.  Enggak masuk-masuk ke otak, Namun betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

 ·         Jika sdr pergi nonton konser, sdr berlomba-lomba  bahkan bersedia bayar mahal untuk duduk di depan, Namun kalau ke gereja, sdr  lebih senang duduk di bangku paling belakang d

 ·         Sdr juga mungkin pernah mengalami, betapa sulitnya untuk menyesuaikan jadwal waktu kita,  2 atau 3 minggu sebelumnya untuk suatu acara gerejani; namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan di dunia.

 ·         Atau kalau sdr membaca Koran, Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran; namun betapa kita meragukan/tidak yakin apa yang dikatakan oleh Kitab Suci.

 Bagaimana jawaban sdr terhadap semua fakta-fakta tadi ?  Hal itu mencerminkan bagaimana kasih sdr kepada Kristus dan kepada tubuh Kristus ata kepada gereja Tuhan, ditempat ini.