SUMBER KRISTEN:  AKU BERHUTANG

www.sumberkristen.com

Home Hubungi Kami Pengakuan Iman Kotbah Sermon Mimbar Gereja Artikel ilustrasi Humor ebooks Kursus Teologia Clip Arts Power Point Direktori

 

 

AKU BERHUTANG (Roma 1:14-15)

Yohannis Trisfant, MTh

Pendahuluan

Semalam-malaman Charles Thomas Studd tak dapat tidur barang sekejap pun.

 

·         Bagaimana ia dapat tertidur sedang saudaranya sakit keras dan hampir mati?

·         Charles duduk di pinggir ranjang sambil terus memandangi wajah George, saudaranya itu.

·          Ia begitu memikirkan keadaan saudaranya. Ia sangat gelisah.

·         Bagaimana seandainya saudaranya terkasih itu meninggal? Tentu ia akan sangat kehilangan.

·         Baru lima tahun ayahnya meninggal, masakan ia harus kembali ditinggalkan saudaranya?

·          Malam itu, di dalam kegelisahannya tentang hidup saudaranya, Charles pun bergumul dengan keadaan dirinya sendiri.

·         Bagaimana kalau kematian itu yang menimpanya? Apakah ia sudah siap? Apa yang sudah diperbuat selama hidupnya?

·         Di tepi ranjang itu Charles merenungkan dalam-dalam arti hidupnya.

·         Memang, Charles telah meraih kesuksesan yang didamba banyak orang. Sejak berumur 17 tahun ia telah menjadi seorang atlet cricket yang ternama di Inggris.

·         Dan ia juga telah memberikan kemenangan bagi negaranya di pertandingan-pertandingan dunia. Tapi Charles merasa semua keberhasilan itu sia-sia, karena hidupnya terasa hampa.

·         Meski ia adalah seorang kristen, namun telah enam tahun ia meninggalkan Tuhan.

·         Akhirnya, pada malam itu Charles mengalami jamahan Tuhan.

·         Charles berkata di dalam hatinya "Dulu aku begitu mencintai olah raga cricket seperti orang lain, tetapi ketika Yesus masuk ke dalam hatiku, aku sadar bahwa ada yang jauh lebih bermakna dari cricket.

·         Hatiku tidak lagi bertaut pada olah raga itu; aku rindu memenangkan jiwa bagi Tuhan.

·          Kini aku sadar bahwa olah raga ckricket adalah fana, semua kehormatan itu fana dan tidak ada yang kekal di dalam dunia ini, selain kehidupan di dunia yang akan datang."

·         Ternyata seiring dengan pemulihan kesehatan George, kerohanian Charles pun dipulihkan oleh Tuhan.

·         Satu tahun kemudian, yaitu tahun 1885, Charles Thomas Studd meninggalkan kariernya sebagai seorang atlet cricket dan menyerahkan dirinya sepenuhnya untuk menjadi seorang misionaris.

·         Ia mengabarkan Injil ke negeri Cina, India dan sampai menutup usia pada bulan Juli 1931 di Afrika pada waktu berusia 71 tahun.

·          Sungguh, ia hidup selaras dengan perkataannya, "Kalau Kristus adalah Tuhan dan Ia mati bagiku maka tidak ada pengorbanan yang terlalu besar bagi-Nya."

·         Studd sadar bahwa dirinya sudah diberikan anugerah yang sangat besar oleh Tuhan, maka oleh sebab itulah dia mempersembahkan seluruh hidupnya untuk memberitakan Injil

 

Kerohanian itu erat sekali kaitannya dengan pelayanan Misi.  Jika kerohanian Studd tidak dipulihkan oleh Kristus, maka Studd tidak akan pernah menjadi Missionaris.  Selama kerohaniannya belum bertumbuh, dan hanya menjadi orang kristen yang suam-suam kuku, Studd tidak pernah terpikir apalagi tergerak untuk memberitakan Injil. Barulah setelah dia memikirkan mengenai kefanaan hidupnya, Studd mengalami perubahan hidup. Dia akhirnya mempersembahkan dirinya menjadi seorang Missionaris. Hal yang terus menggerakkan Studd dalam pelayanan Misinya adalah pengorbanan Kristus yang sangat besar untuknya.

 

Seseorang tidak akan memiliki beban memberitakan Injil, jika dia tidak bertumbuh dalam kerohaniannya.

 

Salah tanda bahwa seseorang bertumbuh dalam kerohanian adalah dia menyadari betapa besarnya kasih Kristus akan dirinya. Semakin rohani seseorang, dia  akan semakin menyadari kasih Kristus atas dirinyaDia merasa dirinya berhutang Injil.

Apakah yang menggerakkan hati Paulus untuk memberitakan Injil? dalam ayat 15, Paulus mengatakan:" Rom 1:15  Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma.

 

Kalimat ayat 15 ini merupakan lanjutan dari ayat 14. Jadi yang membuat Paulus ingin memberitakan Injil adalah karena dia merasa berhutang, kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar. Rom 1:14 

 

Perasaan berhutang inilah yang membangkitkan keinginan Paulus untuk memberitakan Injil.    

 

Apakah maksudnya?

 

Mengapa Injil menjadi suatu hutang? Atau suatu kewajiban/suatu ikatan? Ada 2  hal yang membuat seseorang berhutang

·         Pertama, karena saya meminjam dari seseorang

·         Kedua, Karena saya diberikan uang oleh seseorang untuk saya berikan kepada seseorang

 

Jika saya meminjam uang 10 juta dari sdr, maka saya berhutang kepada sdr sampai saya mengembalikannya.  saya juga berhutang, jika pak Richard  menitipkan uang 10 juta kepada saya untuk diberikan kepada pak Peter.  Selama saya belum memberikan uang itu ke Pak Peter, maka  saya berhutang.

 

Dalam kasus pertama, saya berhutang karena meminjam, sedangkan dalam kasus yang kedua, Richard  yg membuat saya berhutang karena menitipkan kepadaku uang 10 juta untuk pak peter

 

Pada pengertian yg kedua inilah, yg Paulus maksudkan  dengan berhutang. Paulus tidaklah meminjam kepada orang-orang Roma, shg dia harus bayar kembali. Tetapi Yesus Kristus mempercayakan Injil kepada Paulus untuk disampaikan kepada orang-orang Roma. Inilah yg merupakan hutang bagi Paulus

 

Beberapa kali di dalam surat-suratnya, Paulus menuliskan : “Kepadaku dipercayakan rahasia Allah”

·         Kepada jemaat di Korintus Paulus mengatakan: “ demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah (1 Kor 4:1)

·          Kepada jemaat di Galatia, Paulus mengatakan  Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil ……( Gal 2:7)

·         Kepada jemaat di Tesalonika, Paulus juga mengatakan: “Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami….1 Tes 2:4;

·         Dan kepada Timotius, Paulus juga mengatakan : “..Injil dari Allah yang mulia dan maha bahagia, seperti yang telah dipercayakan kepadaku   )1 Tim 1:11)

·          Dan kepada Titus, Paulus mengatakan pemberitaan Injil yang telah dipercayakan kepadaku Tit 1:3

 

Jadi Yesus Kristus yang membuat Paulus berhutang dengan mempercayakan Injil kepadanya

·         Paulus berhutang kepada orang-orang Roma

·         Sebagai Rasul untuk bangsa-bangsa non Yahudi, Paulus berhutang kepada orang Yunani dan bukan Yunani, juga kepada  mereka yg berhikmat dan yg tidak berhikmat (14), yg berpendidikan maupun yg tdk berpendidikan

 

Oleh karena berhutang, makanya Paulus mengatakan “ itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yg diam di Roma”.  

 

Setiap org Kristen pun  berhutang seperti Paulus.  Sepanjang hidupnya, Paulus sadar bahwa dirnya adalah orang yang berhutang kepada Kristus. Kristus sudah menyelamatkan dirinya yang paling berdosa, dan sekarang berita keselamatan itu dititipkan kepada dirinya

 

Kalau kita menyadari akan kebenaran ini, maka hati kita pasti akan digerakkan juga untuk memberitakan Injil.  Hal ini berhubungan dengan kerohanian seseorang.

 

"perasaan berhutang adalah tanda kerohanian"  

orang yang berhutang belum tentu memilki perasaan berhutang. Orang yang sudah ditolong belum tentu merasa tertolong. orang yang ditebus dengan harga yang mahal belum tentu merasa itu mahal dan sangat berharga.   Semakin kita dewasa kerihanian kita, semakin kita merasakan betapa besarnya hutang Injil itu.  Semakin dewasa kerohanian kita, maka akan semakin mengerti betapa besarnya karya penebusan Kristus buat kita.  Tanpa pertumbuhan rohani maka tidak akan pernah ada perasaan itu. 

 

contohnya adalah:   ada seorang hamba yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.    Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. 

 

Apakah hamba ini setelah hutangnya dilunaskan lantas menjadi orang yang lebih baik, yang juga mau menolong orang lain? ternyata tidak. Karena ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!  Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.  ."Mat 18:23-30.  

 

Orang berhutang yang telah ditolong, belum tentu menjadi orang yang lebih baik dan bersedia menolong orang lain lagi.  sebabnya adalah dia tidak punya perasaan berhutang tadi itu.  Tidak ada rasa terima kasih. Jadi perasaan berhutang itu penting.   

 

saya ingin bertanya; apakah sdr akan ditolong oleh orang yang pernah menolongmu atau oleh orang yang pernah sdr tolong?

 

Misalnya , sdr pernah menolong seseorang, sebuat saja si Ronny, : sdr bantu dia memulai usahanya, Bantu mencarikan pekerjaan buat anaknya

·         dan sdr juga pernah ditolong oleh temanmu, yang baik hati sebuat saja namanya: Andy.

 

Suatu hari, sdr sangat membutuhkan bantuan untuk usahamu. Siapakah yang paling besar kemungkinannya akan menolongmu? Apakah ronny yang pernah sr tolong? Ataukah andy yang pernah menolongmu?

=è Yang paling besar kemungkinannya menolongmu adalah orang yang pernah menolongmu yakni si Andy

 

inilah sebenarnya sifat nanusia.

ð  tidak tahu membalas budi.

 

merekayang sudah ditolong belum tentu mau membalas menolong. Sebabnya tidak ada perasaan berhutang di dalam dirinya. ini tanda kerdilnya kerohanian.

 

mereka yang sudah dilunasi hutang dosanya, belum tentu mau mengampuni sesamanya. sebabnya karena dia tidak merasa dirinya banyak menerima pengampunan.

 

mereka yang sudah mendengarkan Injil belum tentu mau menyampaikan berita sukacita itu kembali kepada orang lain

 

Jadi Jika sdr tidak punya perasaan berhutang, sdr tidak akan pernah bayar hutang.Walaupun pada kenyataannya sdr itu berhutang.  Perasaan berhutang merupakan tanda kerohanian yang bertumbuh. Paulus memiliki perasaan berhutang ini.

 

Banyak orang kristen yang telah berhutang kepada Kristus, tetapi tidak punya perasaan berhutang. Kerohaniannya mandek, sampai tidak merasa dirinya berhutang. Kerohanian tumpul, sampai tidak menyadari betapa besarnya anugerah yang Tuhan sudah berikan untuknya.

 

Jika hati kita sudah dijamah oleh kasih Allah maka kita akan terbuka dan mengerti betapa besarnya hutang dosa yang telah dilunasi oleh Kristus. Sehingga hati kita tergerak oleh kasih Kristus untuk memberitakan Injil atau mengajak orang lain ke gereja

 

Kedua,  Tanda kerohanian yang kedua adalah mengerti bahwa Injil adalah kekuatan Allah.  Ketika memahami bahwa Injil adalah kekuatan Allah, maka akan membuat pelayanan penginjilan menjadi maju. 

 

Hal yang seringkali membuat orang kristen tidak memberitakan Injil adalah dirinya merasa malu. Dirinya malu ketika menyampaikan mengenai Kristus yang tersalib, tentang pengampunan dosa, kehidupan yang kekal.  Pada awal pertumbuhan rohani, orang kristen belum merasakan kekuatan akan Injil yang dapat menyelamatkan orang lain, seperti dirinya diselamatkan, sehingga dirinya merasa malu memberitakan Injil. Tetapi seiring semakin bertmbuhnya kerohanian seseorang, maka dia akan semakin memilki keyakinan yang kokoh akan Injil bahwa Injil itu adalah kekuatan Allah.

 

Mengapa kita mesti malu dengan kekuatan?

·         kekuatan adalah satu hal yang paling dibanggakan oleh Roma

·         Yunani memiliki Filsafat, tetapi Roma punya kekuatan

 

Bangsa-bangsa takut kepada Roma, karena Roma adalah bangsa penakluk. Namun wlp Roma hebat dalam kekuatan militer, mereka adalah bangsa yang lemah dalam moral

·         Ahli Filsafat Seneca, mengatakan Roma adalah kancah kejahatan

·         Penulis Juvenal menyebutnya, sebagai selokan busuk dimana sampah kekaisaran  tertimbun

 

Maka tidaklah mengherankan, jika Paulus tidak merasa malu ke Roma yang penuh dengan dosa.

ð  Sebab dia membawa berita yang memiliki kuasa untuk mengubah hidup manusia

 

Paulus telah menyaksikan pekerjaan Injil di kota-kota jahat lainnya seperti di Korintus, Efesus

·         Dan Paulus percaya bahwa Injil akan bekerja di Roma  juga

 

Injil telah merubah hidupnya dan Paulus juga percaya bahwa Injil akan mengubah hidup org lain juga

ð  Sebab Injil adalah kekuatan Allah

 

Kekuatan tidaklah diketahui cara bekerjanya, tetapi memberi hasil.

·         Kekuatan lebih dari sekedar teori

·         Kekuatan adalah sesuatu yang nyata

·         CONTOHNYA listrik: banyak org tdk dapat menjelaskan cara kerjanya, tetapi hasilnya kelihatan

 

Dr. John Geddie pergi ke Aneityum  pada tahun 184, dan bekerja untuk Allah disana selama 24 tahun

·         Pada sebuah tugu yg didirikan u/ mengenang dia tertulis kata-kata ini

“ ketika ia datang pd thn 1848, belum ada org kristen

 “ketika ia pergi pd thn 1872, tdk ada lagi org kafir”

 

Injil adalah kekuatan, hasilnya nyata

·         Paulus adalah seorang penganiaya jemaat, laki-laki dan perempuan ditangkapnya, namun dia diubah oleh kekuatan Allah

 

Orang lain mungkin lebih pintar, lebih hebat, lebih kaya, lebih tinggi kedudukannya, namun kita tdk perlu berkecil hati, sebab Injil yang sdr beritakan adalah kekuatan

 

Kita tidaklah menyampaikan Injil dengan hikmat perkataan tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh Kudus.

·         Bahkan anak kecil pun dapat dipakai oleh Allah untuk menobatkan kakek kakek atau nenek-nenek

 

Orang Kristen tdk perlu malu, sebab kita membawa berita yang penuh kuasa untuk mengubah hidup manusia

 

Sdr telah mengalami kekuatan Allah ini.

·         Sdr telah didamaikan dengan Kristus

·         Dosa-dosamu diampuni Allah

·         Menjadi anak-anak Allah

·         Memberikan Roh Kudus

ð  semua ini tidak bisa diperoleh dengan kekuatan manusia, tetapi hanya oleh kekuatan Allah

ð   kekuatan Allah yg membuat sdr didamaikan dengan Allah, kekuatan Allah yg membuat sdr diampuni, kekuatan Allah yg membuat sdr menjadi anak-anak Allah, kekuatan Allah yg membuat sdr diberikan Roh Kudus

 

sdr menjadi baik seperti sekarang ini oleh karena kekuatan Allah

ð   bukan karena kekuatan diri sendiri

·            Kalau sdr berubah menjadi buruk, jahat  setelah menjadi orang Kristen maka  wajar kalau sdr merasa malu thd Inji;

 

Tetapi karena saya berubah menjadi baik,  maka seharusnya saya tidak merasa malu dengan Injil Kristus

Dan oleh karena Injil telah menyelamatkan sdr, maka Injil pun punya kekuatan untuk menyelamatkan orang lain.

 

Injil adalah hutang untuk segera dibayarkan, tetapi Injil juga adalah sebuah kuasa untuk dialami.

·         Kuasa ini dapat dialami baik oleh orang Yahudi maupun non Yahudi

 

Jadi Paulus memiliki 2 pengertian sehubungan dengan pemberitaan Injil

·         Pertama, Dia mengerti bahwa memberitakan Injil adalah sebuah kewajiban

·         Kedua, Paulus memiliki keyakinan, bahwa jika Injil telah menyelamatkan dia, maka injil pun dapat menyelamatkan orang lain

 

Setiap orang kristen yang bertumbuh dalam kerohaniannya pasti akan sampai kepada pengertian ini, nahwa dirinya berhutang Injil dan Injil memiliki kekuatan untuk menyelamatkan orang berdosa.

 

Pengertian ini, atau keyakinan ini akan semakin bertambah besar dari hari demi hari seiring pertumbuhan rohani kita. Semakin dewasa, semakin kita mengakui kita sangat banyak hutang Injil. semakin dewasa, kita akan semakin yakin kuasa daripada injil.